Anda di halaman 1dari 26

mahasiswapgsdstkipdgritulungagung

pendidikansenirupadankerajinankelas
3e
Senin, 09 November 2015

makalah teknik pembuatan topeng kertas dan wayang


suket

MAKALAH
BERKARYA SENI RUPA TRI MATRA
Untuk memenuhi tugas mata kuliahPENDIDIKAN SENI RUPA

KELOMPOK
Disusun oleh :

1. ELVA LISTIANA (14186206157)

2. ITA RETNO SUSANTI (14186206181)

3. DEWI ISRO’IN (14186206170 )


4. AMELIA LINDA (14186206 )

SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan


(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor SujadiTimur No.7 Tulungagung - JawaTimur
Telp/Fax : 0355-321426 email :info@stkippgritulungagung.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat,karunia dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa.Adapun topik
yang dibahas di dalam makalah ini adalah . Dimana setelah membahas topik
ini,diharapkantentangcara pembuatan topeng dari kertas dan wayang dari suket. Dimana setelah
membahas topik ini, diharapkan pembaca dapat memahami segala sesuatu mengenaiisi makalah ini.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna serta masih banyak terdapat
kekurangan,baik mengenai isi di dalamnya maupun dari segi pengerjaannya. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang inovatif demi perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
tentunya

Tulungagung, Oktober 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..1

C.Tujuan…………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A. Topeng dari kertas………………………………………………………..….2

B. Wayang dari suket……………………………………………………………7

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………….…..20

B.Saran…………………………………………………………………………..20

Daftar Pustaka……………………………………………………………………iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Pramesti (2012:12) Seni berkaitan dengan indah dan dilakukan oleh manusia.
Seperti dijelaskan oleh Sumardjo (2000:45) bahwa “ apa yang disebut seni memang
merupakan suatu wujud yang terindera. Karya seni merupakan sebuah benda atau artefak yang
dapat dilihat, didengar, atau dilihat sekaligus didengar(visual, audio, dan audio-visual), seperti
lukisan, musik, dan teater. Tetapi yang disebut seni ini berada diluar benda seni sebab seni
itu berupa nilai. Apa yang disebut indah, baik, adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai. Apa yang
oleh seseorang disebut indah dapat tidak indah bagi orang lain.”

Seperti yang dikutip oleh Pramesti (2012:15). Wayang bukan hanya merupakan pergelaran
yang bersifat menghibur, melainkan juga sarat akan nilai-nilai falsafah kehidupan. Sebab, setiap
tokoh dalam cerita wayang merupakan cerminan dari sikap, watak, dan karakter manusia secara
umum. Ada yang baik dan jahat, ada kebatilan dan keburukan, ada kasih sayang, cinta, hasut,
serakah, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat topeng dari kertas ?

2. Bagaimana cara membuat wayang dari suket ?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara membuat topeng dari kertas

2. Mengetahui cara membuat wayang dari suket

BAB II
PEMBAHASAN

A. Membuat Topeng Kertas

a. Topeng dari kertas karton


Media membuat topeng bermacam-macam bisa dari kayu, tanah liat, bubur kertas atau
kertas karton. Disini kita akan mencoba membuat topeng dengan media kertas karton dengan teknik
melipat, memilin dan menggunting. Pembuatan topeng akan melatih kita untuk membuat karakter
wajah manusia ada yang lucu, galak, bengong, judes dlsb. Pengerjaannya sangat mudah hanya
memerlukan ketekunan dan kesabaran, berikut akan diuraikan cara pembuatannya:

Bahan dan Alat :


1. Kertas Karton
2. Koran Bekas
3. Pewarna bisa dipilih salah satu seperti: Cat Air/ Cat Poster/ Cat untuk styroform
4. Asesories seperti : benang, kain, ijuk, renda dlsb

Alat-alat:
1. Gunting
2. Cuter
3. Hecter

Cara Pembuatan:

1. Buatlah sketsa dasar wajah berbentuk Oval pada sehelai kertas karton kemudian pada sekeliling
sisinya beri tanda garis titik 8 bagian.
2. Gunting, Lipat dan tekuk sketsa dasar wajah berbentuk oval kemudian di hecter satu persatu
sehingga membentuk seperti gambar di atas

3. Gunting kertas koran dengan ukuran kecil-kecil kemudian tempelkan pada bentuk dasar wajag
topeng, maksudnya agar bentuk dasar topeng dari kertas karton menjadi keras
4. Bentukdasar topeng yang sudah selesai di tempeli guntingan kertas koran

5. Buatlah bagian-bagiab wajah topeng seperti alis, hidung, pelipis, dan mulut dengan teknik melipat,
menggunting dan menempel. Caranya sama dengan cara membuat bentuk dasar topeng seperti
gambar no.1 dan 2 hanya saja ukurannya lebih kecil. Sebelumnya ukur dulu posisi mata, hidung dan
mulut sesuai wajah kita kemudian dilubangi.

6. Setelah bagian-bagian wajah selesai ditempel pada bentuk dasar topeng tempelkan kembali
guntingan kertas koran ke seluruh bagian wajah topeng, sehingga topeng menjadi lebih keras
7. Selanjutnya wajah topeng tinggal diberi warna sesuka hati kita, dapat menggunakan cat air untuk
styroform, cat poster, cat kayu dlsb

b. Membuat Topeng dari Bubur Kertas


Membuat topeng bubur kertas perlu ketelitian. Langsung saja berikut ini akan dipaparkan
pembuatan topeng dari bubur kertas.

Bahan:

1. Bubur kertas
2. Cetakan
3. Tepung
4. Lem
5. Cat
Langkah-langkah:

1. Kumpulkan koran atau kertas bekas. Lalu kertas masukan ke ember di rendam
dengan air. Usahkan rendam kertas dalam waktu lama, hal ini supaya kertas dapat lembek.
Ini dapat dirasa dari baunya yang luar biasa
2. Buatlah cetakan topeng, semisal dari tanah tanah liat yang mudah dibentuk. Bisa
dicetak di dalam maupun di luar cetakan.
3. Siapkan tepung kanji dan air panas, sesuaikan dengan kebutuhan. Tiriskan kertas,
lalu dicampur semua bahan (kertas, air panas dan tepung) secara merata dan diaduk supaya
tektur terlihat lembut. Selanjutnya silahkan tempelkan pada cetakan yang telah disiapkan.
Sebelum dijemur, sebaiknya antara cetakan dan bubur kertas diberi tisu atau lainnya yang
gunanya agat tidak lengket saat mengangkat hasil cetakan.
4. Setelah selesai lalu di jemur. Nah...kalau sudah kering, tinggal proses pengecatan.
(Saat pengecataan: Kertas itu bersifat menyerap air. Biar menghemat cat, usahakan sebelum
di cat permukaan topeng bisa dipoles dengan lem. Dan nantinya hasilnya akan lebih
mengkilap).

B. Wayang dari Suket

Wayang sudah dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum
Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaa animisme berupa pemujaan roh
nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca
atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau
Jawa dan Bali. Pertunjukan Wayang itu senidiri telah diakui oleh UNESCO pada
tanggan 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga.

Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat
dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket adalah seni pertunjukan multimedia yang
merupakan eksplorasi inovatif dari seni pertunjukan yang dipadu dengan teater, tari dan musik.
Selain itu, lakon dalam wayang suket juga tidak selalu diceritakan oleh dalang melalui karakter
wayang, tapi dimainkan juga oleh personal lainnya dalam bentuk teater dan tari. Dialog bukan Cuma
milik dalang, tapi juga terjadi di antara pemain dan dalang.

Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat
wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung.

Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya.
Slamet Gundono adalah lulusan STSI Pedalangan, Wayang Suket Slamet Gundono awalnya
bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur
teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono
menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat
musik tradisional lainnya. Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi
pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang
ditentukan.

Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket tetapi juga wayang kulit dan
kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang.

Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan
Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; "
Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang
dengan baik". Bahkan menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa
menuntun penonton ke dalam imajinasi yang lebih dalam, sehingga roh atau esensi wayang sebagai
pertunjukan bayangan "wewayanganing urip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir.
Rumput, bahan dari karakter wayang suket, mengandung filosofi mengenai kehidupan,
karena walaupun hidup di bawah dan kerap diinjak, bahkan dipangkas, tetap dapat bertahan hidup.
Tumbuhnya rumput juga selalu diikuti keberadaan unsur alam lain, seperti tanah, air, udara dan
matahari. Hal ini juga memberi illustrasi terhadap nasib pertunjukan wayang, ketika sempat menjadi
tontonan mewah, untuk kalangan ‘istana’, wayang tetap dinikmati dan dipentaskan masyarakat
dipedesaan kebanyakan. Salah satunya adalah dengan membuat wayang dari rumput, seperti
wayang suket ini. Banyak pengamat menyebut wayang suket sebagai symbol semangat tradisi yang
terus hidup, bahkan di tengah modernitas dengan tetap mencipta kreasi baru tanpa kehilangan
orisinalitas.

Tidak heran jika kemudian lakon dalam pertunjukan wayang suket selalu dekat dengan
masyarakat, sarat dengan humor- humor cerdas dan padat dengan kandungan renungan filosofis
tentang kehidupan.

 Teknik Pembuatan Wayang Suket

Sesuai dengan namanya, maka bahan utama yang digunakan dalam pembuatan wayang
rumput (wayang suket)adalah tanaman rumput
terutama rumputyang berukuran panjang dan telahdikeringkan atau
dijemur dahulu sebelumdigunakan. Jenis rumput dengan ciriseperti itu dipilih karena lebih
mudahdibentuk dan dianyam, sehingga tidak mudah terputus dan tidak perlu adanyasambungan
ditengah-tengah anyaman.Jenis rumput yang bisa digunakan dalammembuat wayang
rumput (wayang suket)diantaranya rumput gajah, rumputmendong, serta jerami.

Untuk membuatnya, beberapa helaidaun rerumputan kering dijalin lalu


dirangkai (dengan melipat) atau dianyam hingga membentuk figur
serupa denganwayang kulit. Simpul yang biasa digunakandalam pembuatan wayang
suketdiantaranya simpul hidup, simpul mati, simpul kepang, serta simpul lainnya yang
dapat ditambahkan sesuai bentuk yang diinginkan. Untuk bentuknya sendiri jugaberbeda-beda,
dari bentuk yang palingsederhana hingga bentuk yang agak rumit.
Karena bahanya dari rumput, maka wayang suket ini biasanya memiliki sifattidak dapat
bertahan lama.

Wayang Rumput (wayang suket) yang digunakan untuk pertunjukan atau pergelaran,
biasanya ditambahkan potongan bambu yang disisipkan dibagiantengah wayang, yang
fungsinya agarwayang tersebut dapat ditancapkan dibatang pisang (gedogan) dan juga agar
lebih mudah dipegang untuk digerak-gerakan pada saat sedang
dimainkan olehdalang. Namun batang pisang tersebuthanya kadang- kadang saja digunakan.

Berikut ini ada beberapa langkah-langkah dalam pembuatan bentuk wayang


suket dengan bentuk yang cukupsederhana dengan bentuk yang mudah diikuti atau dipraktekan
kembali.
Langkah-langkah dalam membuatcontoh bentuk wayang suket tersebut, diantaranya :

A. Contoh wayang suket yang pertama

Gambar 1

1) Bagian Atas atau Kepala :

a) Ambil dua buah batang rumput,kemudian keduanya dilipat


menjadi duabagian tepat ditengah dan yang satu kitapegang
dengan posisi horizontal,sedangkan yang satunya lagi kita jepit pada
rumput pertama dengan posisi vertikal,tetapi beri sedikit jarak atau beri lebihujungnya
untuk dibuat hidung wayang.
BentukWayangSuketPertama

b) Ambilah sehelai rumput, kemudian lipat dua. Lalu ambil sehelai rumput lagi, lipatdua
dan jepit pada rumput pertama dengan diberi sedikit jarak. Tarik bagian B danlipat kedepan lalu
bagian A dan lipat ke belakang.

BentukWayangSuketPertama
c) Lakukan langkah diatas sebanyakdelapan kali, hingga membentuk sepertigambar dibawah ini.

BentukWayangSuketPertama
d) Lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya, disebelah simpultadi gunakan
rumput yang belum dianyam.

BentukWayangSuketPertama

e) Lakukan langkah diatas sebanyak tujuh kali, sisakan empat helai.


BentukWayangSuketPertama

f) kepang empat sisa helai rumputtersebut.

BentukWayangSuketPertama

g) Lalu letakan kepangan di depan bagiantengah kepala.


BentukWayangSuketPertama

2) Bagian Badan dan Lengan.

a) Buat kepangan empat untuk bagiantangan wayang, lalu ikat kedua ujungnyadengan
menggunakan simpul mati.

b) Sisipkan hasil kepangan tadi padatengah-tengah rumput sisa dari bagiankepala (bagian
depan dan belakang tertutup badan wayang)
c) Ambil sehelai rumput dan simpan di bagian depan dengan posisi horizontal.

d) Lalu lilitkan ujung rumput A dan B kebagian belakang badan.


A B

e) Kemudian sisipkan kedua rumput tersebut ke bagian depan tangan. Lalulilitkan pada bagian
tangan.
f) Ulangi langkah diatas sebanyak empatkali, hingga membentuk seperti padagambar dibawah ini

3) Bagian Bawah atau Kaki:

a).Buat simpul kepang empat untuk kakiseperti untuk bagian tangan, lalu ambilsehelai rumput, lipat
dua dan jepit pada kepangan. Tarik bagian B dan lipat ke depan lalu bagian A dan lipat ke belakang.
b) Lakukan langkah diatas sebanyakdelapan kali.

c) Jepit sisa rumput tadi pada sisa rumputdari bagian kepala.

d) Pegang rumput yang paling atas. Tarik bagian B dan lipat kedepan lalubagian A dan lipat
kebelakang.
e) Terakhir ikat semua dari bagian kaki hingga bawah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya seni merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar, atau dilihat
sekaligus didengar (visual, audio, dan audio-visual), seperti lukisan, musik, dan teater. Tetapi yang
disebut seni ini berada diluar benda seni sebab seni ituberupa nilai. Apa yang disebut indah, baik,
adil, sederhana, dan bahagia itu adalah nilai. Apa yang oleh seseorang disebut indah dapat tidak
indah bagi orang lain.”

Seperti yang dikutip oleh Pramesti (2012:15). Wayang bukan hanya merupakan pergelaran
yang bersifat menghibur, melainkan juga sarat akan nilai-nilai falsafah kehidupan.

B. Saran

Dalam hal ini, kami selaku penulis hanya bisa memberikan sedikit gambaran secara global
tentang uraian makalah ini. Namun kami juga menyadari adanya kekurangan makalah ini, jadi kami
mengharapkan agar Bapak Dosen Pengajar serta teman-teman tidak hanya membaca makalah ini,
tetapi juga membaca makalah atau buku-buku sejenisnya yang lain, yang lebih baik lagi. Dan kami
penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah kami untuk penyempurnaan pembuatan
makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka

Cybersufi, Panji, 2011. Wayang Sebagai Komoditas Industri dan Nusantara. Diunduh dari Panji-
crbybersufi.blogspot.com pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.

Iuz, 2012. Wayang Suket. Diunduh dari pesantrenonline.org pada hari Kamis, 02 Januari 2014.

Piliang, Yasraf Amira. Pos Realitas ; Realitas Kebudayaan Dalam Era Pos Metafisik.Jalasutra : Yogya,
2004.

Verys, Ivan, 2013. Pengertian Wayang Suket. Diunduh dari Lobabanyak.blogspot.com pada hari Kamis,
02 Januari 2014.

Zuraya,Nadya, 2012 . Pertunjukan Wayang didorong Masuk Sektor Ekonomi Kreatif . Di unduh
dari www.republika.co.id pada hari Sabtu, 04 Januari 2014.

Unknown di 01.39
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar



Beranda

Lihat versi web


Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai