Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CETAK PENAMPANG DAN CETAK SABLON


Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan Kreativitas Dan Pembelajaran
Menggambar Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Ibu Rista Sundari, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Riska Ayu Lestari (2103106109)
Maulida Nur Tazkia (2103106110)
Muselvia Nurcahyani (2103106111)
Nur Muthmainnah (2103106112)
Amalia Cahya Putri Agustina (2103106113)
Kelas : 1D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Wawasan Seni mengenai karya Kerajinan dalam Seni Rupa tentang cetak
penampang , daun dan umbi-umbian , dan cetak sablon” untuk memenuhi tugas
Pengembangan Kreativitas Dan Pembelajaran Menggambar Anak Usia Dini .
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk dan isi dari makalah ini menjadi lebih baik. bahkan lebih baik di masa
depan. Kami berharap makalah ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembacanya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Pangkalan Bun, Oktober 2021


DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................. 2
Daftar isi......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3 Tujuan...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tehnik Menggambar Tiupan.................................................................... 6
2.2 Tehnik Menggambar Tiupan.................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan.............................................................................................. 11
3.2.Saran........................................................................................................ 11
Daftar Pustaka............................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam seni rupa dan kerajinan, kita dapat menciptakan sebuah karya seni, misalnya
dengan mencetak penampang, daun dan umbi-umbian. Seni rupa adalah salah satu cabang
kesenian, seni adalah ekspresi dari ide dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui
pengembangan tengah dan pengaturan elemen dan prinsip desain.
Seni rupa adalah perwujudan imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasnya dalam
penciptaan seni. Sehingga dalam membuat karya seni, ide dan imajinasi tidak habis.
Dalam seni rupa murni, karya yang diciptakan adalah dalam bentuk dua dimensi dan tiga
dimensi, sehingga objek yang dibuat adalah hasil dari satu atau lebih media yang ada
(perhatikan bahwa bahkan media atau bahan artistik di dunia tidak terbatas) Pendidikan
seni adalah segala upaya yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan ekspresi kreatif
anak dalam melaksanakan kegiatan seninya berdasarkan kaidah estetika tertentu
pendidikan seni SD bertujuan untuk menciptakan rasa memiliki terhadap keindahan dan
kemampuan mengolah seni. , selera dan akal anak-anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud menggambar dengan tiupan?
2. Apa yang dimaksud dengan cetak penampang, daun, umbi-umbian?
3. Bahan apa yang dibutuhkan untuk menggambar dengan blow moulding?
4. Bahan apa yang dibutuhkan untuk mencetak penampang, daun, umbi?
5. peralatan apa yang Anda butuhkan untuk menggambar dengan tiupan?
6. apa sajakah peralatan yang dibutuhkan untuk mencetak penampang, daun, umbi-
umbian?
7. Bagaimana langkah-langkah pengerjaan dengan blow moulding( tiupan)?
Bagaimana langkah-langkah untuk mencetak penampang, daun,dan umbi-umbian?
1.3 Tujuan
1. Agar Mengetahui pengertian menggambar dengan tiupan
2. Dapat Mengetahui pengertian pencetakan penampang, daun, umbi-umbian
3. Mengetahui bahan dan alat yang dibutuhkan untuk menggambar dengan blow molding
( tiupan)
4. Mengetahui bahan dan alat yang dibutuhkan saat mencetak penampang, daun – daun,
umbi-umbian
5. Agar dapat mengetahui prosedur pengerjaan menggambar dengan tiupan.
6. Agar dapat mengetahui prosedur pengerjaan cetak penampang, daun – daunan, umbi –
umbian.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir terkait tentang penerapan “ Wawasan
Seni mengenai karya Kerajinan dalam Seni Rupa tentang cetak penampang , daun
dan umbi-umbian , dan cetak sablon” .
2. Menambah kreativitas mahasiswa dalam mempratekkan teknik cetak penampang
daun dan umbi-umbian dan cetak sablon dalam seni rupa.
3. Menambah wawasan mahasiswa tentang wawasan seni mengenai karya kerajinan
dalam seni rupa teknik cetak penampang daun dan umbi-umbian, dan cetak
sablon.

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Tehnik Menggambar Tiupan


Untuk membuat gambar dengan tehnik tiupan kita harus menyiapkan :
Alat dan Bahan :
1. Kertas gambar
2. Cat warna
3. Kuas
4. Sedotan minuman
Langkah- Langkah Membuat :
1. Siapkan kertas gambar
2. Siapkan cat warna
3. Teteskan beberapa warna yang diinginkan pada kertas
4. Kemudian tiup kesegala arah yang diingikan menggunakan sedotan minuman
5. Lakukan langkah tersebut sampai warna yang diinginkan
6. Biarkan kering
7. Lukisan ekspresi telah selesai

2.2 Cetak Penampang, Daun - Daunan, Umbi – Umbian


Dalam pembuatan Cetak penampang, kita harus menyiapkan :
Bahan dan alat yang diperlukan:
1. Kertas
2. Pewarna
3. Pelepah daun
4. Buah
5. Daun-daunan
6. Umbi-umbian
7. Pisau
8. Cutter
9. Silet
10. Alas pewarna
11. Spon/busa
12. Kapas
13. Koran bekas
Proses pembuatannya:
1. Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-
buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang,
pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan
cetak.
2. Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah
potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan
sangat menentukan hasil cetakannya.
3. Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan
cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk
pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan
tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang
sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang
bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan
cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas
hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada
busa/spon, atau pada kapas.
4. Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk
ini :
a. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas
warna tadi.
b. Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah
diletakkan di atas koran.
c. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk
membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya
beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
d. Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus
dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi
pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian
pula pengulangan pencetakkannya.
e. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan,
tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
1. Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
2. Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar
keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
3. Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
4. Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang
sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman
dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan
pada kertas.
Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian
yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel,
ketela pohon.
Proses kerjanya sebagai berikut:
1. Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
2. Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
3. Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan
memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.
4. Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali
proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun
berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan
sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan
serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna
harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak
penampang.
Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian),
digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.

MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI


Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd.
A. Seni Rupa Bagi Anak Usia DiniPertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa
diawali dengan kegiatan meniru orang dewasa. Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak
selalu anak dilatar belakangi dengan semangat berkesenian, melainkan lebih didorong oleh
bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya anak yang normal pada usia-usia
tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda maknanya dengan kepuasan
bagi orang dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke dalam
bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani perkembangan normal
hingga batas usia tertentu. . Pada anak-anak kreativitas sedang menonjol perkembangannya,
dengan dorongan bermain dan keinginan hendak tahu yang membludak, hingga mudah
tercapai penghayatan. Tuhan memberikan anugerah pada anak, hingga bermain adalah pula
belajarbereksperimen, berekspresi dan berkreasi: Belajar sambli bermain, bermain sambil
belajar (Tabrani, 2001).
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang memberikan
kesenangan batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya .
Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena
permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar
perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional, kreativitas, estetika,
sosial dan fisik. Hurlock (1978) menyatakan bahwa kreativitas memberi anak-anak
kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar, penghargaan yang mempunyai pengaruh
nyata terhadap perkembangan kepribadiannya. Sebagai contoh, tidak ada yang memberi anak
rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk
rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang terbalik dan ditutup selimut, atau gambar seekor
anjing. Oleh karena itu Utami Munandar (1987:46-47) menyatakan pula bahwa
pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan penting dikembangkan.Mengekspresikan
diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh
rasa kepuasan, memahami keindahan, dan melatih imajinasi. Pemahaman tentang
pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru,
terutama guru Taman Kanak-kanak, karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan
kegiatan bermain dan berkreasi. Permainan yang pertama dilakukan anak adalah
menghasilkan kembali sesuatu yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Media yang
digunakan biasanya tanah, balok-balok kayu kecil, lumpur, tanah liat, cat, kertas, lem, dan
sebagainya.Ketika seorang ayah sedang menulis, si anak akan menirunya dengan mengambil
kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu bagi anak tidak
bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan. Jadi bukan makna dari goresan itu yang
berarti bagi anak, tetapi kepuasan yang lebih diutamakan. Buktinya anak akan semakin
senang dan semakin rajin menggores. Hal itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah
awal bagi anak dalam melakukan gerak motoriknya, gerak kordinasi antara
tangan dan mata. Ini akan merupakan langkah yang penting dalam kehidupan selanjutnya
walaupun dilakukan secara santai sambil bermain-main. Ketika anak diajari mencetak,
mereka akan melakukannya sambil bermain. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik
sebaiknya menguasa tentang konsep dan teknik mencetak, mampu mengembangkan gagasan
anak, dan memilih media dan material yang sesuai untuk anak, terutama anak usia dini.
Menurut Sobandi (2008), bahwa guru sebagai ujung tombak untuk perlu membuat suatu
terobosan dalam proses pembelajaran pendidikan seni rupa agar siswa lebih aktif, kreatif dan
inovatif sehingga tingkat apresiasinya terhadap pendidikan seni meningkat. Guru dalam
gilirannya perlu melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran pendidikan seni yang
sampai saat ini hanya mementingkan aspek penguasaan disiplin ilmu dengan mengabaikan
aspek siswa dan perkembangan budaya.
B. Mencetak
Seni grafis identik dengan kegiatan cetak-mencetak, oleh karena itu istilah seni grafis dikenal
juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah ini lebih sesuai dengan istilah yang
digunakan dalam pelajaran mencetak yang dilakukan di Taman Kanak-kanak. Mencetak
merupakan kegiatan seni rupa yang termasuk seni dua dimensi. Sebenarnya kegiatan
encetak ini tidak asing bagi anak-anak. Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau
dinding dengan menjejakkan alas sepatu atau tangannya ke atas trotoar an dinding tersebut.
Kadang-kadang mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir pantai hingga terdapat
bekas jejak-jejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga dilakukan dengan membuat goresan
dari tongkat ke atas pasir laut, atau tanah. Tanpa disadari kegiatan tersebuat merupakan
kegiatan mendesain yang dilakukan berulang-ulang yang merupakan kegiatan mencetak.
(Mattil, 1965)Mencetak membutuhkan acuan sebagai alat cetak yang digunakan sebagai alat
untukmereproduksi karya sesuai jumlah yang diinginkan. Prinsip mencetak dapat dijumpai
ketika membubuhkan cap jari pada surat identitas atau menstempel surat. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan berulang kali dengan asil yang sama, hasil dari cetakan tidak dapat dikatakan
mana yang asli dan mana yang duplikat dari hasil cetak pertama, kedua dan seterusnya.Seni
grafis atau seni mencetak dibagi atas dua kelompok (Soegiarty, 1989):
1. Seni grafis/mencetak murni. Yang lebih dipentingkan dalam hal ini adalah ekspresi
pembuatnya yang terungkap dalam karya-karyanya.
2. Seni grafis/mencetak terapan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan adalah fungsi
terapannya, seperti poster, majalah, surat kabar, perangko, buku, dan sbagainya.
1. Alat dan Bahan untuk Mencetak dengan teknik paper cut
2. Membuat desainSebelum melakukan mencetak, peserta terlebih dulu membuat desain yang
akan mereka buat/cetak. Desain dibuat di atas kertas gambar.Desain gambar yang akan dibuat
acuan cetaknya
3. Membuat Acuan Cetak dari Plastik JilidSetelah membuat desain, peserta membuat acuan
cetak yang terbuat dari plastik jilid. Proses Membuat Acuan Cetak
4. Memberi Warna
Peserta membubuhkan warna di atas kain. Warna yang dibubuhkan harus melalui acuan
cetak. Pemberian Warna pada Acuan Cetak
5. Hasil Mencetak dengan teknik paper cut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tehnik menggambar Tiupan, berarti kita membuat gambar/lukisan dari sedotan yang
nantinya di beri pewarna dan akan ditiup-tiupkan ke kertas dan akan menghasilkan sebuah
gambar/lukisan yang anda inginkan. Cetak Penampang, kita menggunakan dari penampang
daun-daun dan umbi-umbian yang akan dibentuk/diiris dan diberi warna yang akan
ditempelkan di kertas.

3.2 Saran
Dengan demikian, kita harus dapat menggunakan atau mengolah benda-benda yang ada
disekitar kita agar lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan kreativitas kita dan dapat
membuat karya seni yang lebih beragam.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development.
London: MacGraw Hill. Inc.
Mattil, Edward L. 1965. Meaning in Craft. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs
Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.
Soegiarty, Tity. 1989. Pengetahuan Dasar Mencetak
Sederhana. Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Tabrani, Permadi. 2001. Memahami Cara Berpikir
dan Bahasa Rupa Anak, dalam Wacana Seni
Rupa Vol. 2, 1, Maret 2001. Bandung: STISI

Anda mungkin juga menyukai