Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBELAJARAN SENI MI/SD

Pengenalan Alat dan Bahan Seni Rupa dalam Keterampilan

Oleh Kelompok 6

1. Rio putra 1906002014001


2. Windi widya putri 19060020140..

Dosen Pengampu:

Dini Susanti, M. Pd
NIDN: 1015018604

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Seni MI/SD ini yang berjudul “Pengenalan Alat
dan Bahan Seni Rupa dalam Keterampilan”.

Makalah ini diharapkan dapat membantu dan menambah wawasan pembaca dan menjadi
penunjang bagi pembaca agar dapat memahami materi yang telah disampaikan dalam
makalah ini tentunya.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis
menyadari bahwa adanya keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati
adanya kesalahan-kesalahan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi, maka penulis
memohon maaf. Kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan
bersama.

Padang, 24 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii

BAB I PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang1

B. Rumusan Masalah1

C. Tujuan Penulisan1

BAB II PEMBAHASAN2

A. Pengenalan Alat dan Bahan Seni Rupa dalam Keterampilan2

B. Berkarya Seni Rupa dengan mengunkan kertas origami ,teknik melipat,menggunting,

BAB III PENUTUP11

A. Kesimpulan11

B. Saran11

DAFTAR PUSTAKA12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai lembaga pendidikan, sangat penting dalam proses pembelajaran.


Program di sekolah dilaksanakan secara teratur dan sistematis, dengan sarana dan prasarana
yang memadai serta peran guru sebagai pembimbing akan menghasilkan pemahaman yang
cepat bagi siswa. Meskipun, dalam kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang masih
kurang memadai terutama di Sekolah Dasar. Keberhasilan tentunya juga sangat ditentukan
oleh berbagai faktor salah satunya harus ada keterkaitan antar komponen pembelajaran yaitu:
tujuan, metode, media, materi, dan evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran teori seni rupa berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan)
kesenirupaan yang bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai aspek
dari seni rupa meliputi pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa; teknis penciptaan berbagai
jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat dan prosedur kerja;
aspek kesejarahan yang membahas mengenai perkembangan seni rupa dari masa ke masa
termasuk corak karya, faktor yang mempengaruhi, dan riwayat hidup seniman. Tentunya,
tingkatan pemahaman pengetahuan ini bersifat berjenjang dari Sekolah Dasar sampai
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengenalan alat dan bahan seni rupa dalam keterampilan?

2. Bagaimana berkarya seni rupa dengan teknik menjiplak, menyobek, dan menempel?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara pengenalan alat dan bahan seni rupa dalam keterampilan.
2. Untuk mengetahui cara berkarya seni rupa dengan teknik menjiplak, menyobek, dan
menempel.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Alat dan Bahan Seni Rupa dalam Keterampilan

Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan estetis dan bermakna yang diwujudkan
melalui media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata
dengan prinsip-prinsip tertentu.

Seni rupa yang sering kalian lihat di kehidupan sehari-hari itu, dibagi dua menurut
kegunaannya. Yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan. Disebut seni rupa murni karena
karya seni ini mengutamakan fungsi keindahan atau hanya untuk dinikmati nilai atau mutu
seninya dengan indera penglihatan. Sedangkan seni rupa terapan merupakan karya seni rupa
yang mengutamakan fungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan
dapat dibedakan menjadi dua, yakni seni kriya/kerajinan tangan seperti ukiran, anyaman,
keramik, topeng, serta batik, dan desain seperti ragam hias, produk, interior, eksterior.

Berdasarkan wujud atau dimensinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yakni
karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Disebut karya seni rupa dua
dimensi (dwimatra) karena wujud karyanya berupa bidang atau memiliki ukuran panjang dan
lebar saja. Sehingga, karya seni rupa dua dimensi hanya dapat dilihat dari satu sisi. Contoh
karya seni rupa dua dimensi adalah gambar atau lukisan. Sedangkan karya seni rupa tiga
dimensi (trimatra) wujud karyanya memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi, atau memiliki
ruang (volume). Karya seni rupa tiga dimensi dapat dinikmati dari berbagai sisi.

Macam-Macam Seni Rupa

1. Seni Lukis

Karya seni dua demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si
pencipta. Pelukis yang sedang sedih akan tercipta karya yang bersifat susah, sedangkan
pelukis yang sedang gembira akan tercipta karya yang riang. Karya tersebut terlihat pada
goresan, garis-garis dan pewarnaan.

Alat dan Bahan Seni Lukis

a) Alat
Alat yang digunakan dalam melukis antara lain:

 Kuas

 Palet

 Alat pembersih kuas

 Pisau palet

 Easel (penjepit kanvas)

b) Bahan

 Cat/Tinta, cat/tinta yang biasanya digunakan dqalam melukis antara lain:


Cat air, cat minyak, cat poster, cat akrilik, cat tekstil, dan tinta bak. Selain
menggunakan cat antau tinta, kalian dapat menggunakan pensil warna
ataupun pastel /crayon.

 Media lukis, media yang digunakan untuk melukis diantaranya kertas,


kanvas, dinding atau yang lainnya.

2. Seni Illustrasi

Kata Illustrasi berasal dari Bahasa Inggris (Illustrare) artinya menghias, menerangkan
atau menjelaskan dengan gambar. Contoh : gambar illustarsi pada buku Biologi, fisika,
inggris, dll.

3. Seni Reklame

Reklame berasal dari Bahasa Latin (Re dan Clamo) artinya berteriak berulang-ulang.
Tujuannya untuk mempengaruhi, mengajak, menghimbau orang lain. Contoh : iklan,
spanduk, poster, dll.

4. Seni Grafik (mencetak)

Suatu karya yang dihasilkan melalui cetak-mencetak dari klise. Contoh : sablon, klise
photo.

5. Seni Patung
Karya seni tiga demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau perasaan si
pencipta.

6. Seni Bangun (arsitektur)

Karya seni tiga demensi yang mempunyai nila estetik. Contoh : rumah, monument,
jembatan, dll.

7. Seni Dekorasi

Karya seni yang bertujuan menghias suatu ruangan agar lebih indah. Contoh : Interior
(dalam ruang : kamar, ruang pertemuan, panggung, dll) Eksterior (luar ruang : taman,
kebun).

8. Seni Ukir (pahat)

Karya seni terapan dua demensi yang cara pembuatannya dengan cara di ukir.
Contoh: kursi ukir. Ukir gaya Jepara, gaya Bali, Gaya Yogyakrta, gaya Cirebon, gaya
Surakarta, dll.

9. Seni Kerajinan

Karya seni terapan yang biasanya untuk hiasan dan cenderamata. Contoh : kipas,
gelang, cincin.

10. Seni Mode

Karya ini merupakan seni tata busana/pakaian.

11. Seni Fotografi (Potret)

Fotografi merupakan media yang digunakan untuk mengabadikan suatu moment


penting. Dengan media fotografi segala peristiwa dan pengalaman bisa kita pelajari untuk
masa depan yang lebih baik lagi.

B. Berkarya Seni Rupa dengan mengunkan kertas origami


,teknik melipat,menggunting dan menempel.
A. Pengertian Menggunting, Melipat dan Menempel

1. Menggunting

BS Anwir (1982:32) menggunting adalah suatu contoh khas tentang menggeser


sebagian bahan. Senada dengan itu, menurut Sumanto (2005:108) menggunting
adalah merupakan teknik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan, bentuk
hiasan, dan gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat pemotong.
Berdasarkan cara pembuatannya dapat dibedakan yaitu menggunting secara langsung
dan menggunting secara tidak langsung. Cara langsung yaitu menggunting
lembaran kertas dengan alat gunting sesuai bentuk yang dibuat. Cara tidak langsung yaitu
menggunting dengan melalui tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas baru
dilakukan pengguntingan. Amelia (dalam Nia Nurida, 2012:10) menyatakan
bahwa kegiatan menggunting tidak hanya menyenangkan, kegiatan menggunting
melatih motorik halus anak dimulai dari garis lurus, garis zigzag, garis lengkung, bentuk
geometri hingga pola-pola lainnya. Kegiatan menggunting ini bertujuan untuk
melatih koordinasi tangan dan mata yang merupakan persiapan menulis.
Sedangkan, menurut Tri Handayani (2013:5) kegiatan menggunting dengan pola
geometri dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
Senada dengan itu, menurut Suratno (2005:127) menyatakan kegiatan menggunting
membutuhkan keterampilan menggerakan otot-otot tangan dan jari-jari untuk
berkoordinasi dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain, atau yang
lain sesuai yang diinginkan. Untuk melatih otot tangan dan jari anak agar dapat
menggunting dengan baik dengan menyediakan kertas, kain perca, koran bekas,
majalah bekas dan sebagainya. Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa menggunting merupakan teknik dasar untuk membuat aneka
kerajinan, bentuk hiasan dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat
pemotong, melalui menggunting dapat melattih kemampuan motorik halus anak

2. Melipat
Menurut Maya Hirai (2007: iv) dalam bukunya Origami, mengemukakan
bahwa:Melipat/origami adalah sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar
kertaslah kreativitas seni ini dilakukan dan dikembangkan. Bila kemudian ada
yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, kain dan bahan-bahan lain selain
kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak dilakukan
oleh para seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah yang menjadi media dasar
origami. Melipat atauorigami secara bahasa, melipat/origami berasal dari sebuah istilah
jepang yakni “oru” berarti melipat dan “kami” atau“gami” berarti kertas.

Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-
hadiah pada masyarakat elit di Jepang karena harga kertasnya yang sangat mahal,
melipat/origami berubah menjadi alat bermain dan pendidikan. Menurut Hajar
Parmadhi dan Evan Sukardi S (2008:7.22). Dapat disimpulkan bahwa melipat/origami
adalah seni melipat kertas untuk membentuk karya tiga dimensi, dan meremas
kertas lalu membentuknya kembali, merupakan karya rupa tiga dimensi yang
ekspresif.

3. Menempel

Dalam KBBI (2002:124), menempel diartikan sebagai melekatkan sesuatu dengan


lem atau perekat. Senada dengan itu Martha Christianti (2009:93) menyatakan
bahwa kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak
karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka.
Menempel merupakan proses setelah menggunting. Sedangkan, Andang Ismail
(2005:232 ) menempel adalah aktivitas menyusun benda-benda dan potongan-potongan
kertas dan ssebagainya, yang ditempelkan pada bidang datar dan merupakan
kesatuan karya seni. Lebih lanjut, Hajar Pamadhi (2008:7.5) mengemukakan bahwa
penempelan gambar dikatakan baik jika tepat pada tempat yang telah disediakan
berupa kolom kosong yang terdapat garis pinggirnya untuk membatasi objek gambar yang
telah digunting. Meletakkan kertas yang sudah diolesi lem akan sangat sulit bagi anak,
sebab kertas yang sudah terolesi lem begitu menempel kertas lain akan mudah lengket
dengan kertas lain tersebut, padahal apabila posisi kertas tersebut belum pas maka
sangat sulit untuk dilepas.
Proses dalam menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata, karena
dalam menempel potongan gambar diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan
dalam proses penempelan gambar. Untuk kegiatan menempelkan gambar telah
disediakan tempat yang biasanya sudah ada batas-batasnya, yaitu ruangan
kosong/kertas kosong. Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa menempel merupakan kegiatan melekatkan sesuatu dengan
lem dan

menempelkannya pada bidang datar didalam menempel dibutuhkan ketelitiian


kesabaran agar menghasilkan karya yang indah.

B. Tahapan Kegiatan menggunting, melipat dan menempel

Sumanto (2005:109) menyatakan bahwa secara umum tahapan menggunting, melipat


dan menempel sebagai berikut :

1. Tahap persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk, ukuran, warna kertas yang

digunakan. Juga dipersiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk menggunting,
melipat, dan menempel.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu melakukan pengguntingan kertas tahap demi tahap

sesuai gambar pola dengan rapi sampai selesai dengan baik.

3. Tahap penyelesaian, yaitu menempelkan hasil guntingan dan lipatan diatas bidang
gambar atau kertas kosong.

C. Media dari Kegiatan


Media dalam menggunting, melipat dan menempel menurut Ana Yuliani (2011:24)
adalah :

1. Gunting

Gunting digunakan oleh anak sebaiknya dipilih bentuk gunting yang bagian

tujungnya tidak runcing (tumpul dan bundar) tetapi tajam namun bagian

pegangannya dilapisi plastik sehingga tetap aman digunakan.

2. Kertas

Kertas yang digunakan dapat bermacam-macam meliputi kertas berwarna, kertas

gambar dengan ukuran bervariasi, kertas koran, kertas origami, kertas karton dll.

3. Lem

Lem digunakan untuk menempelkan hasil guntingan pada kertas, sehingga lem

yang digunakan adalah lem kertas.

D. Manfaat dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

Sandra Talogo (2008) menyatakan bahwa manfaat dari menempel dan

menggunting adalah sebagai berikut :

a. Melatih Motorik Halus

Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur guntingan kertas merupakan kegiatan


yang efektif untuk mengasah kemampuan motorik halus anak. Begitu juga dengan
kegiatan menempel. Membuka perekat lalu menempelkan ditempat yang sudah
ditentukan membuat jari jemari anak jadi lebih terlatih.

b. Melatih koordinasi tangan-mata, dan konsentrasi.


c. Semua ini bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih
maksimal mengingat di usia ini merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat
pesat.

d. Meningkatkan kepercayaan diri.

Ketika anak berhasil menggunting dan menempel, anak akan melihat hasilnya. Hal ini
merupakan suatu pujian positif yang akan meningkatkan kepercayaan dirinya untuk
melakukan kegiatan tersebut.

e. Ungkapkan ekspresi.

Menggunting dan menempel dapat menjadi sarana untuk mengungkapkan ekspresi


dan kreativitas anak.

f. Mengasah kognitif

Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menggunting dan menempel akan
menstimulus kerja otak sehingga kemampuan kognitif anak pun akan makin
terasah.

E. Kelebihan dan Kekurangan dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

1. Kelebihan

a. Alat dan bahan yang digunakan mudah dikreasikan menjadi bentuk yang menarik.

b. Melatih kesabaran anak dalam melakukan porses kegiatan.

c. Alat dan bahan mudah ditemukan disekitar anak.

d. Dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak membuat ananda belajar


mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta keakuratannya.

e. Meningkatkan citra diri dan bakat anak

f. Saat bermain origami anak akan terbiasa Belajar mengikuti instruksi

g. yang runut.
2. Kekurangan

a. Keamanan anak saat menggunakan media seperti gunting akan mengkhawatirkan


penyalah gunaan benda tesrsebut sehingga mengakibatkan anak terluka jika tidak diawasi
oleh guru.

b. Saat menggunting, melipat dan menempel anak cenderung terlalu lama sehingga
akan mengahabiskan banyak waktu

c. Anak akan cepat bosan jika melakukan aktivitas yang terlalu lama dan tidak ada
kreativitas dari guru

F. Metode Menggunting, melipat dan menenpel

1. Pemberian Tugas

Dengan penerapan metode pemberian tugas melalui kegiatan meronce maka


pembelajaran akan tercipta suasana yang aktif dan menyenangkan, sehingga tujuan
pembelajaran akan tersampaikan dengan baik dan yang terpenting adalah anak-anak
dapat memahami materi yang disampaikan dengan cara metode pemberian tugas dan
mempraktikkan langsung sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan yang mereka
dapat. Dengan demikian secara perlahan perkembangan motorik halus anak akan
meningkat dengan adanya rangsangan praktik kegiatan yang mereka lakukan dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan meronce.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau


mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan”. Selain
penggunaan metode pembelajaran yang tepat, penggunaan media pembelajaran juga
sangat penting, karena untuk meningkatkan kognitif anak memerlukan media yang
konkret.

3. Tanya Jawab

Adanya pecakapn yang dilakukan antara guru dan pserta didik membuat
pelaksnaan kegiatan pembelajaran berjalan dengan optimal. Begitu pula pada anak usiad
ini, dimana anak-anak sangat membutuhkan penjelasan yang lebih tepat dan jelas
(konkret) dari setiap kegoiatan pembelajaran yang dilakukannya termasuk meronce.

G. Aspek Penilaian dari Kegiatan Menggunting, Melipat dan Menempel

Menurut Sumanto (2005:153) pengamatan yang dapat diperhatikan oleh


guru pada saat menerapkan metode menempel terdiri dari beberapa aspek berikut ini :

a. Antusias

Antusias anak dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dari semangat

dan keceriaannya dalam melakukan kegiatan menggunting dan menempel.Biasanya


anak yang memiliki semangat yang tinggi selalu ingin menjadi yang pertama
memulai dan menyelesaikan pekerjaannya.

b. Ketelitian

Dalam mewarnai, menggunting dan menempel sangat diperlukan ketelitian karena


motorik halus anak yang baru mulai terbentuk maka akan sangat mudah melihat
dan menilai ketelitian anak dalam menggunting dan menempel. Masih banyak anak
yang masih ada anak yang menggunting gambar tidak mengikuti garis gambar dan
masih ada anak yang menempel di tempat yang tidak tepat.

c. Ketepatan
Ketepatan anak dalam menggunting gambar sesuai perintah guru dan ketepatan
anak menempel pada gambar yang telah disediakan juga merupakan indikasi
bahwa motorik halus anak sudah berkembang

d. Ketekunan

Bagi anak yang tidak memiliki semangat dalam menggunting dan menempel maka
kegiatan ini akan sangat membosankan. Hal ini biasanya ditandai dengan cara anak
menggunting yang asal-asalan sehingga terkesan dipaksakan

BAB III

PENUTUP

A. Kisimpulan
Kegiatan menggambar/melukis dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan shet, pengembangan shet, menjadikan karya karya lukis atau gambar
,menggambar dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan
menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang
maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

B. Saran

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang membangun
dan mengembangkan makalah ini. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan akan terus
menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

https://sunnysundaries.blogspot.com/2016/12/makalah-seni-rupa.html

http://nurramdayani.blogspot.com/2016/05/makalah-seni-rupa.html
https://www.pelajaran.co.id/2017/01/pengertian-seni-lukis-teknik-unsur-alat-dan-bahan-aliran-
serta-contoh-seni-lukis.html

Anda mungkin juga menyukai