Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : WARDA RESTUTI ANDARI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 857790054

Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4403/Seni Keterampilan Anak

Kode/Nama UPBJJ : SURAKARTA

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Kemampuan AUD dalam mengembangkan kemampuanya dibidang seni tidak luput dari
bentuk apresiasi
dan kreasi. Begitu juga dalam kegiatan seni rupa 3M (mewarnai, menggunting, dan menempel)
dan
melipat. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkreativitas.
a) Silakan Anda jelaskan kegiatan seni rupa 3M (mewarnai, menggunting, dan menempel) dan
melipat
yang dapat meningkatkan kemampuan AUD !
b) Berikan contohnya !
Jawab :
a. 3M :
Menggunting
BS Anwir (1982:32) menggunting adalah suatu contoh khas tentang menggeser
sebagian bahan. Senada dengan itu, menurut Sumanto (2005:108) menggunting adalah
merupakan teknik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan, bentuk hiasan, dan
gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat pemotong. Berdasarkan cara
pembuatannya dapat dibedakan yaitu menggunting secara langsung dan menggunting
secara tidak langsung. Cara langsung yaitu menggunting lembaran kertas dengan alat
gunting sesuai bentuk yang dibuat. Cara tidak langsung yaitu menggunting dengan melalui
tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas baru dilakukan pengguntingan. Amelia
(dalam Nia Nurida, 2012:10) menyatakan bahwa kegiatan menggunting tidak
hanya menyenangkan, kegiatan menggunting melatih motorik halus anak dimulai dari garis
lurus, garis zigzag, garis lengkung, bentuk geometri hingga pola-pola lainnya. Kegiatan
menggunting ini bertujuan untuk melatih koordinasi tangan dan mata yang merupakan
persiapan menulis. Sedangkan, menurut Tri Handayani (2013:5) kegiatan menggunting
dengan pola geometri dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
anak. Senada dengan itu, menurut Suratno (2005:127) menyatakan kegiatan menggunting
membutuhkan keterampilan menggerakan otot-otot tangan dan jari-jari untuk berkoordinasi
dalam menggunting sehingga bisa memotong kertas, kain, atau yang lain sesuai yang
diinginkan. Untuk melatih otot tangan dan jari anak agar dapat menggunting dengan baik
dengan menyediakan kertas, kain perca, koran bekas, majalah bekas dan sebagainya. Menurut
pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menggunting merupakan
teknik dasar untuk membuat aneka kerajinan, bentuk hiasan dari bahan kertas dengan
memakai bantuan alat pemotong, melalui menggunting dapat melattih kemampuan motorik
halus anak
2. Melipat
Menurut Maya Hirai (2007: iv) dalam bukunya Origami, mengemukakan
bahwa:Melipat/origami adalah sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar
kertaslah kreativitas seni ini dilakukan dan dikembangkan. Bila kemudian ada
yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, kain dan bahan-bahan lain selain
kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak dilakukan oleh para
seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah yang menjadi media dasar origami. Melipat
atauorigami secara bahasa, melipat/origami berasal dari sebuah istilah jepang yakni “oru”
berarti melipat dan “kami” atau“gami” berarti kertas.
Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada
masyarakat elit di Jepang karena harga kertasnya yang sangat mahal, melipat/origami
berubah menjadi alat bermain dan pendidikan. Menurut Hajar Parmadhi dan Evan Sukardi
S (2008:7.22). Dapat disimpulkan bahwa melipat/origami adalah seni melipat kertas untuk
membentuk karya tiga dimensi, dan meremas kertas lalu membentuknya kembali,
merupakan karya rupa tiga dimensi yang ekspresif.
3. Menempel
Dalam KBBI (2002:124), menempel diartikan sebagai melekatkan sesuatu dengan lem
atau perekat. Senada dengan itu Martha Christianti (2009:93) menyatakan bahwa
kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena
berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Menempel merupakan
proses setelah menggunting. Sedangkan, Andang Ismail (2005:232 ) menempel adalah aktivitas
menyusun benda-benda dan potongan-potongan kertas dan ssebagainya, yang ditempelkan
pada bidang datar dan merupakan kesatuan karya seni. Lebih lanjut, Hajar Pamadhi
(2008:7.5) mengemukakan bahwa penempelan gambar dikatakan baik jika tepat pada tempat
yang telah disediakan berupa kolom kosong yang terdapat garis pinggirnya untuk membatasi
objek gambar yang telah digunting. Meletakkan kertas yang sudah diolesi lem akan sangat sulit
bagi anak, sebab kertas yang sudah terolesi lem begitu menempel kertas lain akan mudah
lengket dengan kertas lain tersebut, padahal apabila posisi kertas tersebut belum pas maka
sangat sulit untuk dilepas.
Proses dalam menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata, karena dalam
menempel potongan gambar diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan dalam proses
penempelan gambar. Untuk kegiatan menempelkan gambar telah disediakan tempat yang
biasanya sudah ada batas-batasnya, yaitu ruangan kosong/kertas kosong. Menurut pendapat
beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menempel merupakan kegiatan
melekatkan sesuatu dengan lem dan
menempelkannya pada bidang datar didalam menempel dibutuhkan ketelitiian kesabaran
agar menghasilkan karya yang indah.
b. Contoh Kegiatan :
2. Dalam pembuatan karya seni rupa, media peralatan menjadi unsur utama dalam menciptakan
sebuah
karya. Tetapi tahapan ataupun proses menjadi dasar untuk kita melakukan kegiatan karya seni
rupa
tersebut. Baik dalam kegiatan pembelajaran kolase, mozaik dan montase.
a) Silakan Anda uraikan, tahapan-tahapan dalam pembuatan karya seni rupa !
b) Berikan contoh dari salah satu kegiatan berkarya seni dengan tahapan pembuatan karya seni
rupa !
Jawab :
a. Tahap pembuatan seni rupa :
1. Mencari ide atau gagasan berkarya.
2. Menemukan ide atau gagasan berkarya.
3. Menuangkan ide atau gagasan berkarya dalam sketsa.
4. Memindahkan sketsa.
5. Mempresentasikan karya seni.
b. Contoh kegiatan :
Melakukan pengamatan
Kegiatan pertama dalam berkarya seni rupa adalah melakukan pengamatan. Kegiatan mengamati
realitas internal dari kehidupan spiritual.

Kegiatan ini biasanya akan berkaitan dengan keinginan, cita-cita, intuisi, emosi, pengalaman,
kepribadian, nalar, dan lain-lain yang sangat penting untuk menghasilkan inspirasi hingga ide
seni rupa.

3. Kegiatan berkarya seni dengan karya kolase merupakan kegiatan yang menarik bagi AUD.
AUD
mengeksplore dirinya melalui daya pikir dan imajinasinya. Selain itu, bermanfaat bagi motorik
halusnya.
Dari penjelasan diatas, kegiatan berkarya seni rupa membuat kolase haruslah dalam kontrol guru.
Anak
harus diajarkan bagaimana teknik dan media yang tepat dalam kegiatan membuat kolase.
Silakan Anda jelaskan, proses teknik dan media dalam membuat kolase !
Jawab :
Kolase adalah karya seni yang menggambarkan sebuah teknik, lalu menghasilkan suatu karya
seni dengan menyusun potongan kertas, foto, kain dan barang bekas, lalu ditempelkan pada
permukaan penyangga.
4. Kegiatan membentuk bagi AUD adalah bagian dari upaya mengekplore, mempelajari
keterampilan anak,
mengembangkan kecakapan visual dan peningkatan kualitas rasa seni. Diperlukan sebuah
pembelajaran
yang dipandu oleh guru dalam kegiatan berkarya seni rupa membentuk. Media dengan bahan cair
merupakan media yang sangat menarik untuk AUD.
Silakan, Anda rancang sebuah kegiatan berkarya seni membentuk dengan bahan cair disesuaikan
dengan
kebutuhan anak usia dini !
Jawab :
a. Pijakan lingkungan main
Media pembelajaran sentra BAC merupakan media yang tidak
membahayakan ketika anak melakukan kegiatan main. Media tersebut
seperti alat peraga, papan tulis, spidol, penghapus, pasir, daun kering,
cat air, plastisin, kertas, pewarna, ranting, air, pelapah pisang, dan lain
sebaginya yang dapat mendukung pembelajaran di sentra BAC
(Dokumentasi RPPH, 3 April 2018).
Sebelum anak-anak masuk kelas, guru sentra BAC terlebih dahulu
menyiapkan media atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
sentra BAC untuk kelompok A di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura
yang disesuaikan dengan jumlah anak. Guru menyiapkan berbagai
jenis bahan seperti buku cerita, air, tanah, nampan, soda, cuka,
Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 (2), Desember 2018, 161-176| 170
pewarna, kertas lipat, dan lain sebagainya untuk digunakan dalam
kegiatan main anak (Observasi, 3 April 2018)
Dari hasil observasi di atas, penulis melakukan wawancara dengan
Bunda Mukti selaku guru sentra BAC yaitu:
Sebelum anak masuk kelas, guru meyiapkan media. Hal tersebut
bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan anak salah satunya
pengembangan kreativitas (Wawancara, 11 Mei 2018)
Guru sentra menyiapkan tempat belajar anak yang mampu
mendukung proses belajar anak. Desain lingkungan main yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan anak untuk membuat anak tetap belajar
dalam dunianya yang memang tetap dalam lingkup permainan.
Dukungan lingkungan yang sudah disiapkan oleh guru akan menjadi
daya dorong bagi anak untuk mengembangkan imajinasinya sehingga
diharapkan mampu membuat anak merasa nyaman dan produktif
selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
Bahan alam yang tersedia tersebut aman serta tidak berbahaya
bagi anak, seperti penyediaan pewarna sudah memperhatikan
kandunganya, jangan sampai menimbulkan efek negatif seperti alergi
pada kulit anak. penyediaan bahan alam yang berupa daun, ranting
kayu juga harus diperhatikan kebersihanya. Sehingga diharapkan
dalam pembelajaran bisa benar-benar mendukung aktivitas belajar
anak dan bukan malah menghadirkan masalah bagi pembelajaran
anak
b. Pijakan sebelum main
Dalam Pijakan sebelum main di sentra BAC, guru membuka
kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memberi stimulus
kepada anak agar anak siap dan bersemangat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Setelah anak sudah siap, selanjutnya guru
bercerita mengenai materi yang akan dipelajari, seperti benda-benda
alam dan manfaatnya. Guru memberikan kosa kata baru contohnya
“matahari, gunung, bulan”. Kemudian guru mengenalkan kepada anak
alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan di sentra BAC,
mendiskusikan aturan main, dan guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk bertanya.
Guru menjelaskan materi, aturan main, dan guru memberikan
kesempatan kepada anak untuk bertanya. Kegiatan tersebut bertujuan
agar anak menghasilkan banyak gagasan dan dengan bercerita serta
mengenalkan bahan kepada anak kreativitas anak akan berkembang
(Wawancara, 11 Mei 2018).
Setelah guru sudah menjelaskan semua dan dirasa anak sudah
paham, kemudian guru melanjutkan mengenalkan kepada anak
kegiatan main di sentra BAC, guru menjelaskan dan memberi contoh
kegiatan main di sentra BAC.
Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 (2), Desember 2018, 161-176| 171
Interaksi antara guru dengan anak ini sangat penting untuk
diperhatikan dalam pembelajaran karena aturan main dalam sentra
memang perlu dipahami bersama antara guru dan anak sedari awal
karena ini akan berkait dengan keseluruhan proses pembelajaran
dalam sentra BAC. Dialektika yang terjadi selama proses pembelajaran
akan memberikan pengaruh yang penting bagi anak karena linier
dengan rasa aman, rasa nyaman yang memang dibutuhkan anak
selama pembelajaran. Rasa aman dan rasa nyaman anak dalam
pembelajaran penting agar anak bisa berkonsentrasi penuh untuk
belajar tanpa merasa perlu mencari perhatian khusus kepada guru
yang akan menggangu aktivitas belajar anak yang lainya.
c. Pijakan saat main
Guru memberikan kesempatan anak mengamati kegiatan yang
akan dimainkan, guru hanya sebagai fasilitator ketika ada anak yang
kesulitan dalam melakukan kegiatan main. Kegiatan main diantaranya
melipat segitiga, kolase gunung, dan hasta karya dengan berbagai
bahan dari alam. Anak-anak melakukan kegiatan main sesuai dengan
gagasan dan keluwesan masing-masing anak.
Salah satu kegiatan untuk pengembangan kreativitas anak yaitu
anak membuat karya dengan menggunakan berbagai media dari alam
seperti pewarna, plastisin, ceme, dan lain sebagainya. Anak bebas
untuk membentuk karya sesuai dengan gagasan masing-masing anak.
Ketika anak-anak sedang membuat karya guru hanya berkeliling
mengamati kegiatan anak dan sesekali memberi bantuan kepada anak
yang kesulitan. Setelah anak selesai membuat karya, kemudian anak
memberikan hasil karyanya kepada guru.
Tujuan kegiatan main dapat menstimulasi aspek perkembangan
anak salah satunya kreativitas anak. kegiatan di sentra BAC
contohnya membuat karya, masing-masing anak nantinya akan
mempunyai gagasan sendiri dan kelancaran dalam
menyelesaikan kegiatan (Wawancara, 11 Mei 2018).
Interaksi guru dan anak pada inti pembelajaran ini sesuai
dengan substansi pembelajaran sentra. Anak memiliki keleluasaan
dalam mengekspresikan apa yang diinginkan dan didukung dengan
ketersediaan media dan sarana yang memadai. Guru sentra
memerankan diri sebagai seorang fasilitator yang baik sekaligus
sebagai motivator bagi anak. Pemberian motivasi pada anak usia dini
pada dasarnya memang mutlak harus diberikan guru karena anak usia
tersebut.Pada tahapan tersebut kehadiran motivasi dari guru atau
orang dewasa lain akan memberikan keyakinan yang lebih bagi anak
dalam melanjutkan imajinasinya, selain itu pemberian motivasi
kepada anak juga merupakan bentuk perhatian guru pada anak.
Upaya guru untuk mengembangkan kreativitas anak dengan
memberikan kesempatan anak untuk membuat karya sesuai
Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 (2), Desember 2018, 161-176| 172
keinginanya ini mampu menghidupkan imajinasi anak. Dengan
imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya
tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari. Anak bebas berpikir
sesuai pengalaman dan khayalannya. Selain itu ide kreatif juga akan
hidup karena kesempatan untuk bereksplorasi sesuai keinginan
sekaligus kebutuhan anak. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan
bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan menarik
perhatian mereka. anakjuga sedang belajar bereksperiman pada fase
bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya
sesuatu. Upaya guru sebagaimana gambaran tersebut akan
berimplikasi pada munculnya basic trust anak pada kemampuan
dirinya, yang biasanya akan diikuti dengan sikap percaya diri yang
akan tumbuh menjadi lebih baik dan tidak takut untuk mencoba hal
yang baru.
Kemampuan guru untuk menstimulus anak menciptakan
produk kreatif yang bermakna bagi dirinya, penciptaan kondisi
pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk
melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat
dan ciri-ciri kreatif yang dimiliki anak juga dorongan dari guru untuk
berbuat kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan
sendirinya akan muncul. Starting pointnya adalah guru hendaknya
menghargai produk kreatif anak sehingga dapat menggugah minat
anak untuk mengembangkan daya kreativitasnya.
d. Pijakan setelah bermain
Dalam kegiatan ini, anak-anak -membereskan mainan dan guru
memberikan recalling (pengulangan materi) dilanjutkan dengan guru
bertanya kepada anak tentang kegiatan main yang sudah dilakukan
awal sampai dengan akhir kegiatan.
Kegiatan recalling bertujuan untuk mempertajam ingatan anak
tentang materi pada saat itu. (Wawancara, 11 Mei 2018).
Kegiatan penutup dengan guru memberikan recalling pada
kegiatan yang telah dilakukan, memberikan pertanyaan atau meminta
kepada anak untuk menceritakan kembali pembelajaran yang telah
dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
anak yang didapat dan sebagai tolak ukur tercapainya tujuan
pembelajaran.

5. Dimasa pandemik ini, kegiatan dan aktivitas pembelajaran disekolah sebagian besar harus
dialihkan di
rumah. Belajar dari rumah adalah solusi agar pembelajaran tetap berjalan. Begitu juga dengan
pembelajaran di TK, guru harus menyiapkan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan
anak di masa pandemik ini, salah satu di kegiatan berkarya seni rupa. Anak harus tetap produktif
dengan
kreativitasnya dalam pengenalan seni, khususnya seni rupa.
Dari penjelasan di atas, Silakan Anda uraikan bentuk kegiatan berkarya seni rupa dengan materi
kegiatan
kolase pada program belajar dari rumah
Jawab :
Membuat kolase dapat menjadi suatu hal yang sangat menyenangkan dan menantang. Berikut
adalah teknik contoh kolase dari kertas antara lain:

Potongan kertas yang dicat


Anda dapat mencetak kertas terlebih dahulu misalnya melukis atau membuat tekstur pada kertas.
Keringkan dan gunting membentuk ukuran yang Anda inginkan.

Mengkombinasi kertas bekas


Kertas bekas dapat diperoleh misalnya dari amplop dan lembaran buku yang sudah tidak
terpakai.

Mengkombinasi foto dan kertas yang bertekstur


Foto juga dapat dijadikan bahan kolase yang lucu, ekspresif, atau sentimental. Anda bisa juga
mendapatkan berbagai foto dari majalah-majalah bekas lama. Kemudian selanjutnya mengatur
latar dan letak foto dengan kertas bertekstur. Anda juga bisa menambahkan sedikit warna dari
percikan cat di kuas.

Menggunakan benang sulam dan perca


Benang sulam dan kain perca juga dapat dijadikan bahan kolase yang sangat menarik. Kombinasi
dua bahan tersebut ditambah lagi dengan kertas akan menghasilkan bentuk yang unik.

Stempel dan bahan yang bercampur


Anda juga bisa menambahkan stempel pada kolase. Cara membuat stempel pun juga bisa
dilakukan dengan sangat mudah misalnya dari kentang. Caranya dengan memotong sebagian
kentang dan gambar sebuah desain atau tekstur pada setengah bagian ketang. Selanjutnya
celupkan bagian setengah kentang yang telah digambar ke dalam cat dan stempelkan pada
permukaan yang telah disiapkan.

Merangkai kertas
Contoh kolase kertas selanjutnya adalah dengan merangkai kertas menjadi bentuk lajur dan lain
sebagainya. Agar lebih terlihat indah sebaiknya menggunakan dua warna kertas yang berbeda.

Perbedaan kolase, montase, dan mozaik


Kolase, montase, dan mozaik merupakan seni rupa dalam menyusun bentuk. Ketiganya sama-
sama menjadi bagian dari seni rupa dua dimensi. Namun seringkali banyak orang yang
menyamakan pengertiannya atau saling tertukar bahkan disalahartikan.
Dalam benak masyarakat, kolase akan dihubungkan dengan kolase foto atau bingkai foto.
Padahal kolase merupakan kegiatan menyusun atau menggabungkan berbagai material tertentu
untuk membentuk kesatuan yang harmonis.

Montase

Montase merupakan potongan-potongan beberapa gambar yang ditempel secara bersamaan dan
membentuk gambar kembali. Montase juga dapat dibuat dengan cara merangkainya langsung
atau menggunakan software digital. Dalam teknik montase biasanya menggunakan satu gambar
atau foto sebagai gambar dasar. Kemudian potongan gambar yang lain ditempelkan menjadi
tampilan gambar baru.

Mosaik

Mosaik terdiri dari berbagai kepingan-kepingan material yang sejenis misalnya gelas, keramik,
logam, dan lainnya dengan ukuran yang sama. Dengan demikian susunan mosaic akan
menghasilkan perubahan warna yang dapat menampilkan perubahan bentuk.

Seni mosaic sendiri telah ada sejak zaman Mesopotamia dan terus berkembang pesat di
peradaban Yunani dan Roma. Bahkan hingga sampai saat masih banyak seniman atau desainer
yang mengeksplorasi seni mosaik. Bahkan mengaplikasikan mosaic saat ini telah merambah
dunia desain interior. Sebab mosaic mempunyai pesona yang masih dipercaya dapat
memancarkan kesan yang elegan dan berkelas sebagai dekorasi ruangan.

Tidak heran memang jika banyak orang yang menganggap contoh kolase montase dan mozaik
adalah suatu karya yang sama. Karena ketiganya merupakan sama-sama seni menyusun dan
menempel. Contoh karya montase misalnya gambar rumah di dalam sebuah majalah yang
dipotong dan ditempelkan kembali pada media baru misalnya papan triplek. Kemudian ambil
juga gambar pohon dalam majalah dan ditempelkan di sebelah rumah yang telah ditempelkan
pada triplek sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai