NIM : C109025
Kelas : 2A
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menunjang apa yang dimaksudkan dalam perspektif
pendidikan tersebut maka jenis permainan yang dapat diterapkan adalah
dengan menggunakan metode bermain konstruktif. Bermain konstruktif
sendiri memiliki definisi sebagai suatu kegiatan bermain di mana anak
membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu dengan alat
permainan yang tersedia. Misalnya seperti: membuat rumah – rumahan
dengan balok kayu atau lego, membuat perahu dari kertas, membuat
lukisan dari pasir dan sebagainya. Pada dasarnya Origami adalah salah
satu bentuk permainan konstruktif, di mana seorang individu secara
sengaja mampu membentuk atau membuat sesuatu dari bahan lembaran
kertas menjadi suatu bentuk – bentuk kreatif. Origami merupakan sebuah
teknik melipat kertas yang mudah dibuat dan menyenangkan. Di antara
perannya adalah sebagai aktivitas untuk mengisi waktu luang, dapat
dijadikan sebagai media pengajaran dan komunikasi dengan anak karena
biasa dilakukan secara bersama-sama. Selain itu seni melipat kertas ini
juga sangat fungsional untuk anak dan aktivitas ini memiliki fungsi
melatih motorik halus dalam masa perkembangannya.
Hira Karmachela berpendapat, bahwa kata Origami berasal dari
bahasa Jepang yakni dari kata “Oru” yang berarti melipat dan “Kami”
berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan ada sedikit perubahan
namun tidak mengubah artinya, yakni dari kata “Kami” menjadi “Gami”
sehingga bukan “Orikami” tetapi “Origami” maksudnya adalah melipat
kertas.
Sedangkan menurut Dr. Sumanto, melipat atau Origami adalah
suatu teknik berkarya seni/ kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari
bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk main,
hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya.
Origami atau yang lebih dikenal lagi dengan istilah kertas lipat
merupakan media (alat bantu) yang digunakan dalam pembelajaran
kreativitas anak dengan segala bentuk dan saluran yang digunakan para
guru untuk menyalurkan pesan atau informasi. Dengan media kertas lipat
yang bertujuan untuk menstimulus anak untuk mengembangkan
kreativitasnya. Melipat kertas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan
bagi anak karena dapat dibuat apa saja, mulai dari kegiatan melipat yang
sederhana seperti bentuk segi tiga, segi empat, kemudian bentuk yang
agak
sulit. Gerak yang dilatih dari kegiatan melipat ini adalah bagaimana anak
melipat dan menekan lipatan – lipatan itu karena kegiatan ini akan
memperkuat otot – otot telapak dan jari tangan anak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan
anak.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia
pre-school.
Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam
mewarnai gambar.
Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain
C. SASARAN
Sesuai dengan kemampuan kognitif fan lebih koorperatif usia
prasekolah diusia 3-6 tahun yang dirawat di Ruang melati anak RS
BHAMADA jumlah anak yang mengikuti permainan ada 3 dengan :
a. An. Bagus usia 5 tahun.
b. An. Fahmi usia 6 tahun.
c. An. Oktrianto usia 4 tahun.
BAB II
DISKRIPSI KASUS
A. KARATERISTIK SASARAN
Karakteristik Sasaran
ANALISIS KASUS
Kondisi diruang Mawar anak berbeda-beda, ada yang bersemangat
untuk melakukan terapi bermain dan ada yang belum. Jumlah anak
diruang melati berjumlah 3 anak, anak-anak tersebut butuh terapi bermain
origami, terapi bermain pada anak sangat efektif karena dapat
mengurangi kecemasan, stress, dan mampu mengembangkan motorik
halus pada anak. Salah satu terapi bermain yang digunakan pada anak
usia prasekolah adalah bermain melipat kertas origami. Origami
merupakan salah satu bentuk permainan konstruktif, di mana seorang
individu secara mampu membentuk atau membuat sesuatu dari bahan
lembaran kertas menjadi suatu bentuk-bentuk kreatif.
Tidak ada batasan usia dalam permainan. “Siapapun bisa. Selama anak itu
bisa melipat kertas,” kata Jentina Yulyanti, Founder sekaligus koordinator
Klub Origami Indonesia Chapter Bali saat ditemui Tribun Bali, di Kamar
Dagang dan industri (KADIN) Bali, Jalan Bunga Mawar Nomor 3,
Denpasar, Sabtu (20/9/2014).
Saat anak-anak melakukan kegiatan bermain sambil belajar
origami, koordinasi antara kontrol motorik dan koordinasi otaknya akan
bekerja. Saat mereka bermain akan terjadi proses interaksi terus menerus.
Anak-anak akan menduplikasikan sesuatu bahkan akan menggunakan
kreativitasnya dengan membentuk model yang baru. Jika origami
dilakukan secara rutin berkala, hal ini akan mendorong sifat kreatif anak-
anak.
BAB III
METODELOGI BERMAIN
A. PERMAINAN
MELIPAT KERTAS ORIGAMI
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Melipat kertas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak
karena dapat dibuat apa saja, mulai dari kegiatan melipat yang sederhana
seperti bentuk segi tiga, segi empat, kemudian bentuk yang agak sulit.
Gerak yang dilatih dari kegiatan melipat ini adalah bagaimana anak melipat
dan menekan lipatan-lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-
otot telapak dan jari tangan anak (Aisyah, 2008).
Melipat kertas adalah aktivitas seni yang mudah dibuat dan
menyenangkan. Diantara perannya adalah sebagai aktivitas untuk mengisi
waktu luang dan media pengajaran dan komunikasi dengan anak karena
biasa dilakukan secara bersama-sama. Selain itu melipat kertas juga sangat
fungsional untuk anak dan aktivitas ini memiliki fungsi melatih motorik
halus dalam masa perkembangannya (Maya Hirai, 2010).
Berdasarkan wawancara dengan seniman origami di Indonesia
khususnya di kota Bandung yang bernama Maya Hirai, menjelaskan bahwa
origami adalah seni melipat kertas yang menghasilkan semua bentuk yang
ada di alam berdasarkan imajinasi. Dari beberapa pengertian origami di atas,
seni melipat kertas atau Origami dapat juga didefinisikan sebagai seni
melipat kertas yang membentuk model-model berdasarkan imajinasi objek-
objek yang ada di alam.
C. TUJUAN BERMAIN
Karena origami adalah seni melipat kertas menjadi bentuk tertentu,
kamu akan terpacu untuk berpikir bentuk apa yang akan kamu buat dari
kertas tersebut. Melipat kertas origami juga dapat meningkatkan
ketekunan kamu agar tidak mudah menyerah dalam membuat bentuk
yang diinginkan.
1. Melatih kemampuan berpikir dan menemukan solusi
2. Meningkatkan ketekunan dan ketelitian
3. Melatih kemampuan mengikuti arahan
4. Mengasah daya ingat dan imajinasi
5. Sarana untuk menyalurkan kreativitas dan seni
E. JENIS PERMAINAN
Melipat kertas origami
PEMBAGIAN KELOMPOK
Leader : Intan ayu.
Fisilitator : Putri Nur Afni
Observer : Maya Kholidah
RENCANA PELAKSANAAN
K.KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang kondusif sehingga anak dan
berkonsentrasi dan nyaman saat terapi bermain.
b. mainan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih.
c. Leader, fasilitator, observer berperan sesuai dengan
tugasnya.
2. Evaluasi proses
a. Leader mampu memimpin terapi bermain
b. Fasilitator mampu memotivasi anak selama mengikuti terapi
bermain origami
c. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
selama terapi bermain.
d. Anak mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
a. Anak mampu menyampaikan perasaan setelah terapi
bermain origami.
b. Anak mampu mengikuti terapi bermain sampai selesai.
c. Anak mampu membuat mainan apa yang inginkan dengan
permainan origami.
d. Anak semakin kreatif dan bersemangat.
e. Anak dapat menyelesaikan satu bentuk lipatan dan kemudian
digantung
f. Anak dapat aktif dan mengikuti kegiatan
g. Anak merasa senang dan gembira
h. Mengurangi rasa takut anak pada perawat
DAFTAR PUSTAKA
http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids/article/download/33/28