PROYEK STUDI
Disusun oleh:
Nama : Siska Wahyu Susanti
NIM : 2414000035
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
proyek studi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Sabtu
Ketua Sekretaris
Penguji I
Siska Wahyu Susanti. 2005. Ekspresi Wajah dalam Karya Seni Ukir Kayu.
Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang. i-xiii. 101 hal.
Subjek pilihan dalam karya seni rupa begitu banyak macamnya, khususnya
dalam bidang seni ukir kayu. Subjek-subjek pilihan dapat berupa motif manusia,
flora dan fauna. Oleh karena itu penulis tertarik dengan salah satu motif manusia,
yaitu khususnya bentuk-bentuk ekspresi wajah manusia. Karya seni ukir yang
dibuat pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu seni ukir terapan dan non
terapan. Seni ukir terapan adalah seni ukir yang dibuat untuk kepentingan teknis
praktis langsung, yang artinya digunakan secara teknis oleh manusia, misalnya
meja, kursi, almari. Sedangkan seni ukir non terapan adalah seni ukir yang tidak
memiliki nilai guna teknis, tetapi sekedar sebagai hiasan saja, yang kesemuanya
memiliki nilai estetis dan artistik. Nilai estetis karya seni adalah nilai seni yang
sudah ada pada benda tersebut, atau dengan kata lain nilai estetis tersebut melekat
pada benda tersebut, sedangkan nilai artistik karya seni adalah nilai seni yang
terkandung di karya seni karena sudah ada campur tangan manusia dalam
pembuatannya. Nilai estetis seni ukir meliputi bahan yang berupa kayu, serat
kayu, dan warna kayu. Sedangkan nilai artistik seni ukir dalam ukiran, meliputi
kerumitan ukir-ukiran, tinggi rendah ukiran dan motif-motifnya.
Wajah mewakili jiwa yaitu mengungkapkan ekspresi tertawa, sedih,
mengejek, melotot, geregetan, marah, sinis, terdiam, genit. Hal tersebut sangat
menarik untuk dijadikan judul karya seni ukir yang bersifat kreatif dengan
pertimbangan nilai artistik. Judul yang akan penulis angkat adalah “Ekspresi
Wajah dalam Karya Seni Ukir Kayu”. Adapun alasan pemilihan jenis karya ukir
kayu sebagai proyek studi adalah memvisualkan serat, tekstur, dan warna kayu
jati, bahan kayu jati relatif mudah dikerjakan atau di ukir, dan penulis ingin
memvisualkan ekspresi wajah manusia secara artistik melalui bahan kayu jati
karena bentuk wajah manusia unik dan menarik. Selain bahan mudah didapat,
teknik pembuatannya mudah, karya ukir kayu dapat digunakan sebagai benda hias
untuk kepentingan estetis. Pada saat melakukan proses berkarya, penulis
menggayakan dan menata dari unsur-unsur visual yang terdapat pada wajah
manusia, mulai dari mulut, bibir, gigi, lidah, hidung, pipi, mata, alis, dahi, dagu,
telinga, jambang, dan rambut. Tujuan pembuatan karya seni ukir kayu dengan
judul “Ekspresi Wajah dalam Karya Seni Ukir Kayu” adalah untuk memvisualkan
ekspresi wajah manusia dalam karya seni ukir kayu sebagai salah satu alternatif
penciptaan benda hias untuk kepentingan estetis.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat karya ukir tersebut adalah
kayu jati. Kayu tersebut termasuk jenis kayu jati sungu, seratnya padat, dan
berwarna kecoklat-coklatan, dengan ukuran panjang antara 40-55 cm, lebar antara
28-53 cm, ketebalan 3 cm. Bahan pendukung yang digunakan adalah melamine
dan teak oil. Dalam membuat karya ukir tersebut, penulis menggunakan alat
utama dan alat bantu. Alat utamanya adalah pahat dan palu kayu. Pahat terdiri dari
pahat penyilat, penguku, kol, dan pengot. Sedangkan alat bantunya adalah chisel,
gergaji bobok, pensil, kompresor, spray gun/alat semprot, kuas, ampelas, batu
asahan, dan bor. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengukir kayu adalah
mendesain, mboboki/ngrawangi, memahat, pengampelasan, finishing
(penyelesaian akhir), langkah selanjutnya adalah pengemasan, yaitu dengan cara
memberi pigura pada ukiran kayu.
Secara visual, unsur-unsur rupa yang digunakan adalah garis-garis
lengkung, raut-raut geometris dan organis, warna diperoleh dari kombinasi bahan
finishing melamine dan teak oil, dan tekstur yang digunakan adalah tekstur taktil,
yaitu tekstur yang tidak hanya dapat dilihat dengan mata, tetapi juga dapat
dirasakan dengan rabaan tangan. Sedangkan prinsip-prinsip desain yang
digunakan, antara lain: irama flowing, keseimbangannya asimetris dan simetris,
dominasi terdapat pada bagian wajah yang meliputi mulut, mata, alis, rambut, dan
unity atau kesatuan diperoleh dari perpaduan unsur-unsur rupa dan prinsip-prinsip
desain yang terdapat pada karya.
Karya seni tersebut, termasuk karya seni ukir non terapan. Digunakan
sebagai salah satu alternatif penciptaan benda hias untuk kepentingan estetis.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Kemajuan bukan hanya memperbaiki masa lalu, tapi juga bergerak menuju masa
depan “.
(Kahlil Gibran)
PERSEMBAHAN:
di Magelang
dan histi
limpahan rahmat, taufik, dan hidayahNya proyek studi ini dapat terwujud.
berjudul “Ekspresi Wajah dalam Karya Seni Ukir Kayu” ini dapat terlaksana
karena berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. A.T. Soegito, SH, M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
2. Bapak Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
3. Ibu Dr. Sri Iswidayati, M.Hum., Ketua Jurusan Seni Rupa yang telah
4. Bapak Muh. Ibnan Syarif, S.Pd, M.Sn, Dosen Wali yang telah membimbing
5. Bapak Drs. Syafi’i, M.Pd, Dosen Pembimbing pertama yang telah memberikan
laporan ini,
6. Bapak Drs Onang Murtiyoso, M.Sn, Dosen Pembimbing kedua yang telah
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Seni Rupa yang telah mendidik, memberikan
studi ini,
hidup,
9. Semua pihak yang telah membantuku yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Tidak ada kata lain yang dapat penulis ucapkan kecuali ungkapan doa,
semoga Allah SWT menerima amal baik pihak-pihak yang tersebut di atas dan
para pembaca dan berharap semoga proyek studi ini bermanfaat bagi penulis
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Ekspresi Wajah............................................................................ 5
C. Seni ............................................................................................. 7
Karya I .............................................................................................. 33
Karya II ............................................................................................. 37
Karya IV ........................................................................................... 45
Karya V ............................................................................................ 49
Karya VI ........................................................................................... 53
Karya IX ........................................................................................... 65
Karya X ............................................................................................ 69
Karya XI ........................................................................................... 73
Karya XV .......................................................................................... 89
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 97
B. Saran .......................................................................................... 98
Kemampuan lebih tersebut tampak pada pikiran, perasaan, emosi dan daya
menjadi tiga macam, yaitu: (1) kebutuhan primer, adalah kebutuhan yang
untuk tetap dapat berfungsi atau hidup terus; (2) kebutuhan sekunder, adalah
sebuah gejala yang bersifat universal dan tidak mengenal status, waktu, serta
secara visual ke dalam karya seni. Dengan demikian karya seni sangat erat
Dapat juga dikatakan bahwa karya seni merupakan refleksi batin seorang
seniman. Dengan berkarya seni, seseorang dapat memperoleh suatu
masyarakat. Oleh karena itu seorang kriyawan dalam berekspresi juga akan
berupa motif manusia, flora dan fauna, seperti yang diungkapkan oleh
(Tukiyo dan Sukarman, 1981: 3). Subjek dalam karya seni rupa khususnya
seni ukir kayu antara lain figur manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, non
figuratif atau figur-figur khayali seniman itu sendiri. Oleh karena itu penulis
Karya seni ukir yang dibuat pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu seni
ukir terapan dan non terapan. Seni ukir terapan adalah seni ukir yang dibuat
teknis oleh manusia, misalnya meja, kursi, almari. Sedangkan seni ukir non
terapan adalah seni ukir yang tidak memiliki nilai guna teknis, tetapi sekadar
sebagai hiasan saja, yang kesemuanya memiliki nilai estetis dan artistik.
Nilai estetis karya seni adalah nilai seni yang secara alami sudah ada pada
benda tersebut, atau dengan kata lain nilai estetis tersebut melekat pada
benda tersebut, sedangkan nilai artistik karya seni yaitu nilai seni yang
terkandung di karya seni karena sudah ada campur tangan manusia dalam
pembuatannya. Nilai etetis seni ukir meliputi bahan yang berupa kayu, serat
kayu, dan warna kayu. Sedangkan nilai artistik seni ukir dalam ukiran,
Hal tersebut sangat menarik untuk dijadikan judul karya seni ukir
yang bersifat kreatif dengan pertimbangan nilai artistik. Judul yang akan
penulis angkat adalah “Ekspresi Wajah dalam Karya Seni Ukir Kayu”.
Seni ukir merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Karya seni
adalah suatu hasil pernyataan batin atau ungkapan jiwa seseorang yang
ungkapan jiwa yang tentunya selalu kreatif atau bersifat baru, bukan hasil
jiplakan atau tiruan dari karya lain. Kreatif dalam hal ini adalah yang
tadinya tidak ada atau belum ada menjadi suatu yang benar-benar ada
adalah:
Selain alasan yang tersebut di atas, karya seni ukir kayu dapat
unsur visual yang terdapat pada wajah manusia, mulai dari mulut, bibir,
gigi, lidah, hidung, pipi, mata, alis, dahi, dagu, telinga, jenggot, dan rambut.
Sehingga membentuk ukiran yang baru sesuai dengan gaya dan ketrampilan
mengukir penulis.
Tujuan pembuatan karya seni ukir kayu dengan judul “Ekspresi Wajah
3. Memvisualkan ekspresi wajah manusia dalam karya seni ukir kayu sebagai
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekspresi Wajah
yang ada pada individu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang
merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah
melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan
emosi disifatkan sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami
1992: 155).
Wajah merupakan tanda yang selalu membuat kita tahu apakah itu
tersenyum, tertawa, marah, suka, atau dengki dan tanda itu bukan sesuatu yang
tersembunyi. Tanda itu secara tersurat berada di depan dan selalu saja
mengurat karena pengaruh usia dan kenyataan (Susanto, 2003: 5). Ada hidung,
mulut, pori-pori, mata, alis, rambut, yang kerap menjadikan jembatan untuk
Wajah juga memiliki keinginan namun juga dapat berlaku melawan atas
keinginan kita. Jadi wajah yang jelas adalah alat ekspresi kita yang berlaku
tersenyum diakibatkan otot risorius pada pipi menarik sudut mulut ke atas dan
jadilah bentuk bibir bagaikan bulan sabit telentang ke atas. Demikian juga pada
saat seseorang menangis, sedih dan sendu karena levator nasi et labii
(pengungkit hidung dan bagian atas) mengungkit hidung ke atas serta bibir
lainnya. Yang bergerak sebenarnya rahang bawah sedangkan rahang atas diam
karena gerakan rahang tetapi karena gerak otot di sekitar bibir itu. Demikian
kelopak mata bagian atas. Padahal kelopak mata bagian bawah tidak bergerak.
seseorang. Mata akan mengerut jika tertawa dan membesar bila ketakutan.
Atau kelopak mata membesar seakan bola mata kelihatan mengecil bila marah.
berkerut. Juga rasa terkejut, melongo, terpesona akan tergambar pada sikap
mata berikut alis dan gerakan mata berikut alis itu akan disertai pula oleh gerak
gerak atau mimik wajah seseorang yang berubah-ubah dalam emosi tertentu
baik itu senang, sedih, gembira, sakit, susah, tertawa, murung, terkejut dengan
mengejek, sinis, dan merengek, yang terpengaruh oleh benda atau makhluk
B. Seni
Istilah seni, pada dasarnya lebih cenderung diartikan sebagai sesuatu hal
perasaan indah dan objek memiliki keindahan. Kata “seni” berasal dari bahasa
Belanda “genie” yang berarti genius atau pandai. Dalam tinjauan seni,
adalah produk keindahan, yaitu usaha manusia untuk menciptakan yang indah-
Sumartono (2002: 4) seni adalah sebuah kata yang memiliki makna ganda
sebab, kata tersebut mengandung banyak arti. Pertama, ‘seni’ berarti halus,
kecil, atau njlimet, kedua, ‘seni’ berarti kencing, dan ketiga ‘seni’ berarti indah.
kerumitan dan kerapian. Namun seni lainnya misalnya seni primitif atau seni
modern tidak selalu menunjukkan adanya sifat-sifat itu. Karya seni primitif
umumnya kasar, sederhana, dan ekspresif. Demikian pula karya seni modern,
perwujudannya tetap saja ada yang kasar, spontan, dan spontan. Karya seni
nampaknya memang tidak harus halus, rumit, atau njlimet, tetapi saja kasar,
Kata ‘seni’ dalam konteks ini tentu saja bukan seni dalam arti ‘kencing’,
‘kecil’ atau ‘halus’, tetapi seni dalam pengertian suatu ‘keahlian’ dalam hal
membuat sesuatu yang bernilai estetis dan berdaya guna. ‘Seni’ dalam hal ini
merupakan istilah atau konsep yang artinya sama dengan kata ‘art’ dalam
bahasa inggris.
C. Seni Ukir
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari seni, baik disadari maupun
tidak misalnya: cara berpakaian atau mempercantik diri, kegiatan ini dilakukan
untuk mempermudah supaya dapat dinikmati oleh orang lain yang
kalangan atas atau kalangan bawah, dari zaman primitif hingga zaman modern,
Kata “ukir” dalam bahasa Inggris “carving” yang berarti ukiran. Kata
pekerjaan carve, bagian bahan yang tidak diperlukan akan dibuang, seperti
halnya kalau kita bekerja dengan batu atau marmer, untuk memperoleh bentuk
tersebut.
Ukiran kayu adalah hasil suatu gambaran yang dilaksanakan dengan alat-
alat pahat kayu, sehingga permukaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata
Ciri utama ukiran adalah bentuk permukaan yang tadinya rata menjadi
tidak rata, setelah mengalami proses pengurangan terdapat tonjolan motif yang
yang menikmati.
seni kerajinan atau kriya. Menurut kata harafiahnya, kerajinan dilahirkan oleh
sifat rajin manusia. Tetapi titik berat perbuatan manusia bukan dikarenakan
sifat rajin, tetap lahir dari sifat terampil atau keprigelan tangan. Kata lain dari
seni kerajinan adalah seni kria atau kriya hasta yang dalam bahasa asing
Menurut Soedarso (1990: 15) kerajinan sebagai cabang seni rupa, dalam
ini semakna dengan craft, yaitu suatu cabang seni yang dipandang lebih
tangan, artinya tanpa menggunakan alat seperti mesin, sehingga hasil seni kriya
tidak ada yang sama betul antara satu dengan lainnya, melainkan hanya sejenis
mirip saja. Kata seni pada seni kriya mengungkapkan tentang aktivitas
mencipta (creative activity) dalam arti bahwa seni kriya kayu bukan semata-
mata tiruan, baik tiruan dari alam ataupun tiruan dari benda-benda lain, tetapi
mempunyai nilai cipta baru dan original (asli). Menurut Herbert Ready (dalam
ungkapan perasaan.
adalah salah satu jenis karya seni rupa yang pembentukannya diperoleh melalui
antara lain: batu, logam, dan kayu. Sedang yang dimaksud ukiran kayu adalah
ukiran yang dibuat dengan media kayu dengan cara memahat berupa ragam
sekarang, sehingga dapat kita kenal seni ukir primitif, klasik dan modern
Seni ukir (primitif) adalah seni ukir yang dibuat pada masa primitif
dengan alat dan pola hias sederhana, bahan yang digunakan dari batu dan
logam serta mengenal sistem cor (casting). Pola hias ukir primitif
dan sebagainya).
Seni ukir klasik adalah seni ukir yang dibuat pada masa kerajaan-
kerajaan dengan pola hias dan alat yang lebih memadai serta berkembang
mencapai kesempurnaan. Pola hias seni ukir klasik hanya dapat dikenal nama
Seni ukir modern adalah seni ukir yang telah didukung dengan alat,
bahan dan pola hias yang tidak terikat oleh aturan seperti seni ukir sebelumnya.
D. Jenis-jenis Ukiran
ukiran satu dengan yang lain, maka ukir kayu dapat digolongkan menjadi
Ialah suatu bentuk ukiran cembung. Jenis ukiran ini banyak digunakan
yang besar dibawah ukiran daun yang sedang dan kecil sehingga terjadi
Bentuk ukiran yang dipahat pada garis-garis gambarnya saja. Jenis ini
Suatu bentuk ukiran yang tidak memakai bingkai, jadi ukira ini
Suatu bentuk ukiran yang tidak memakai dasar. Jadi ukiran ini
Jenis seni ukir berdasarkan tinggi rendah ukiran yang dihasilkan oleh
1. Ukir rendah (bas relief), disebut ukir rendah karena gambar yang timbul
kurang dari separo belah bentuk utuhnya. Contoh: ukir gaya Bali.
Seniman Bali pada umumnya mahir membuat ukir rendah ini pada
dinding-dinding pura.
2. Ukir sedang (mezzo relief), disebut ukir sedang karena gambar yang yang
3. Ukir tinggi (haut relief), disebut ukir tinggi karena gambar yang timbul
4. Ukir cekung atau ukir tenggelam (encreux relief), disebut ukir cekung
5. Ukir tembus atau ukir krawangan (ayour relief), disebut demikian karena
atas bidang dasar. Ukir tumpang serupa dengan relief patung karena
kayu, terutama kayu jati, maka dari itu Jawa Tengah banyak banyak
2. Kayu jati kembang atau kayu jati doreng, warna coklat tua doreng-doreng
doreng paling keras jika dibandingkan dengan jenis kayu jati yang lain.
3. Kayu jati duri, disebut demikian karena kayu jati ini banyak matanya, maka
4. Kayu jati minyak, disebut demikian karena kayu jati ini seolah-olah
mengandung minyak.
6. Kayu jati gembol, yaitu kayu jati bagian pangkal batang, maka banyak
mata kayu yang terjadi karena akar kayu. Kayu ini sukar dipahat karena
seratnya melingkar-lingkar.
Dalam berkarya seni ukir ini, untuk mendapatkan hasil yang baik
1. Garis (line)
(2) batas suatu bidang atau permukaan, bentuk, atau warna; (3) sifat atau
kualitas yang melekat pada objek lanjar atau memanjang. Di tinjau dari segi
jenisnya, terdapat garis lurus, garis lengkung, dan garis tekuk atau garis
zigzag. Garis lurus berkesan tegas dan lancar, memiliki arah yang jelas
luwes. Garis tekuk atau zigzag seakan bergerak meliuk berganti arah atau
tak menentu arahnya. Dari segi arah, dikenal garis tegak, garis datar, dan
vitaliditas yang kuat. Garis datar berkesan tenang dan mantap, meluas,
sedangkan garis serong atau miring berkesan limbung, goyah, bergerak dan
2. Warna
memiliki jenis warna yang berbeda-beda. Warna adalah suatu kualitas rupa
yang membedakan kedua objek atau bentuk yang identik raut, ukuran, dan
nilai gelap terangnya. Warna yang kita cerap, sangat ditentukan oleh adanya
warna pigmen disebut warna substraktif, (Sunaryo, 2002: 12). Dalam seni
Warna dalam ukiran ini diperoleh dari bahan finishing melamine clear gloss
3. Tekstur
dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan
rabaan. Atas dasar itu, tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur visual dan
tekstur taktil. Tekstur visual merupakan jenis tekstur yang dicerap oleh
Tekstur taktil merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan
dengan melihatnya, tetapi juga dengan rabaan tangan (Sunaryo, 2002: 18).
arti sesungguhnya atau semu. Tekstur bisa dijadikan pola atau diberi kesan
bentuk dan kedalaman. Dalam karya seni ukir tekstur terdapat dalam
keseluruhan ukir baik nilai permukaan kasar atau halus disetiap motifnya.
4. Raut
Istilah raut dipakai untuk menerjemahkan kata shape dalam bahasa
bangun, bidang, atau bentuk. Dalam kamus, bangun berarti bentuk, rupa,
wajah, perawakan. Unsur rupa raut adalah pengenal bentuk yang utama.
Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya, apakah sebagai suatu bangun
menyatakan sesuatu yang pipih dan datar, seperti pada bidang, maupun yang
padat bervolume, seperti pada gumpal atau gempal (mass). Dari segi
perwujudannya, raut dapat dibedakan menjadi (1) raut geometris, (2) raut
organis, (3) raut bersudut banyak, dan (4) raut tak beraturan (Wong, 1972)
dalam Sunaryo, (2002: 10). Raut geometris adalah raut yang berkontur atau
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang mekanis, seperti bangun-
bangun yang terdapat dalam geometri ilmu ukur. Raut geometris yang
Raut dalam karya seni ukir dapat dijumpai pada bentuk-bentuk ornamen
Dalam berkarya seni ukir kayu yang bertemakan ekspresi wajah, harus
kesebandingan, dominasi, dan paling penting adalah unity atau kesatuan, yaitu:
1. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) ini ada dua macam, yaitu keseimbangan
unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya.
Kesan yang diperoleh dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah
gerak yang dinamis. Dalam karya seni ukir ini, penulis menggunakan
2. Irama
bagiannya. Irama dapat diperoleh dengan beberapa cara, yakni (1) irama
repetitif, (2) alternatif dan (3) progresif. Feldman (1967), dalam Sunaryo,
merupakan irama yang terjadi akibat pengaturan unsur yang sama dan tetap
secara berulang. Irama alternatif merupakan irama yang tercipta dengan cara
irama progresif merupakan bentuk atau jenis irama yang tercipta dengan
kesesuaian.
4. Dominasi
perhatian. Dalam karya seni ukir ini, yang menjadi pusat perhatian adalah
ornamennya.
5. Kesatuan
rupa yang paling mendasar. Nilai kesatuan dalam suatu bentuk bukan
Dengan kata lain, dalam kesatuan terdapat pertalian yang erat antar unsur-
unsurnya sehingga tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lain, serta tidak
perlu ada penambahan lagi maupun yang dapat dikurangkan dari padanya.
BAB III
METODE BERKARYA
Bahan yang digunakan dalam penciptaan karya seni ukir ini meliputi
antara 40-55 cm; lebar, antara 28 - 53 cm; dengan ketebalan 3 cm. Kayu
jati tersebut di peroleh dari bekas soko rumah yang di potong-potong dan
disambung sesuai ukuran desain yang diinginkan. Kayu jati ini termasuk
jenis kayu jati sungu, mempunyai serat padat. Warna kayu tersebut
kecoklat-coklatan.
2. Bahan pendukung, yaitu:
1. Melamine
Foto III.1.
Melamine merk impra yang terdiri dari dempul (wood filler),
sanding sealer, clear gloss, hardener, dan thinner ini digunakan finishing
akhir setelah ukiran jadi dan sudah diampelas sampai halus. Tujuan
setelah ukiran jadi dan sudah diampelas. Tujuan menggunaan teak oil
warna kayu jati. Kuas digunakan untuk mengoleskan teak oil ke ukiran
Foto III.3.
Pahat ukir kayu dibuat dari campuran besi dan baja. Juga dapat
pola pahat ukir kayu. Dengan sebuah patar per yang sudah tipis itu
penggunaan, dan cara mengasah pahat ukir kayu yaitu sebagai berikut:
Kepala pahat
Batang pahat
Mata pahat
Gambar III.1.
cawen. Cara mengasahnya yaitu pahat kuku di asah pada sisi sudut
batu asah, dimulai dari pahat yang terkecil sampai pada pahat yang
terbesar.
yang datar, dimulai dari pahat yang terbesar sampai pada pahat
yang terkecil.
3. Pahat lengkung setengah bulatan (kol), mata pahat kol berbentuk
di asah pada permukaan batu asah yang datar, dimulai dari pahat
asah yang datar. Mata pahat yang miring menuju ke sudut, diputar-
b. Palu kayu
Foto III.4.
Palu kayu dibuat dari kayu keras serta liat dan dipilh yang cukup
berat, seperti kayu sawo, kayu cemara, kayu petai cina, kayu jati dan
mengukir.
a. Chisel
Foto III.5.
Foto III.6.
Foto III.7.
Foto III.8.
tajam
e. Ampelas
Foto III.9.
Foto III.10.
Foto III.11.
ukiran.
h. Bor
Foto III.12.
B. Teknik Berkarya
berikut:
1. Mendesain
mendesain ukiran proyek studi ini, penulis menggunakan pensil 2B. Desain
Gambar desain yang sudah memenuhi syarat kemudian dibuat dalam ukuran
Kayu yang sudah sesuai dengan ukuran lalu ditempeli gambar desain,
diinginkan.
3. Memahat
rata, dengan cara mengurangi sebagian permukaan kayu yang tidak dipakai.
a. Nggethaki
Nggethaki adalah membuat pola pada kayu dengan cara dipahat atau
b. Mbukaki
gambar ukiran atau ornamen menurut besar kecilnya desain, dan tebal
tipisnya kayu.
c. Nggrabahi
e. Mecahi
Mecahi adalah memberi hiasan, garis pada motif atau ornamen yang
f. Matut
4. Pengampelasan
bekas pahatan.
melamine yang terdiri dari: thinner, dempul (wood filler), sanding sealer,
hardener, clear gloss; dan teak oil. Setelah ukiran sudah halus dan sesuai
dengan desain, langkah selanjutnya yaitu memberi lapisan pada ukiran. (1)
ukiran halus, bagian wajah yang akan dilapisi melamine, dilapisi dengan
perbandingan 1:1, dan ditambah hardener ±20 tetes sampai rata, kemudian
dengan perbandingan 1:1, dan ditambah hardener ±20 tetes sampai rata.
kering, diampelas lagi sampai rata. Tahap yang terakhir, dilapisi campuran
clear gloss, thinner dengan perbandingan 1:1 dan ditambah hardener ±20
satu jam, supaya diperoleh lapisan yang mengkilap. Bahan finishing kedua
yaitu teak oil. Penerapan teak oil pada karya dengan cara memasukkan kuas
ke dalam cairan teak oil yang sudah siap pakai, selanjutnya dikuaskan pada
Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi dan analisis karya, baik dari
aspek gagasan maupun bentuk visual karya-karya ukir yang telah tersaji dalam
Foto IV.1.
Spesifikasi Karya I
Judul : Tertawa
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
• Deskripsi dan Analisis Karya
dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 63,5 cm x 53,5 cm.
hidung, dua telinga, dua mata, dua alis, rambut yang bergelombang, ornamen
dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis lengkung, garis
tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut rambut berbentuk
cembung cekung dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Raut mata berbentuk raut
Raut hidung berbentuk lonjong agak pipih, raut mulut adalah raut negatif yang
bervolume, bagian bawah wajah berbentuk segitiga. Raut pada karya tersebut,
termasuk jenis raut organis atau biomorfosis, yang berkarakter lunak, lentur,
dan bergerak bebas, seakan memberi kesan pertumbuhan. Warna wajah yang
meliputi mulut, gigi, hidung, pipi, alis, ornamen di atas alis, telinga, dan dagu
berwarna coklat muda yang merupakan hasil dari bahan finishing melamine
clear gloss, sedangkan warna pada bagian rambut dan ornamen di bawah dagu
berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil.
pahat. Tekstur tersebut, termasuk tekstur taktil yaitu merupakan sejenis tekstur
yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi juga dengan rabaan
tangan.
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran rambut, telinga, mata, alis, dan
pipi yang terdapat pada wajah. Irama yang tampak adalah pengulangan
raut rambut, alis, mulut, telinga, garis bibir, dan ornamen yang terdapat di
bawah dagu.
diperoleh dari penataan ini tenang, statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat
melalui bentuk antara mata sebelah kanan dan kiri sama-sama menyipit, bentuk
guratan pada pipi kanan dan kiri sama, bentuk telinga kanan dan kiri sama,
bentuk alis kanan dan kiri sama, bentuk rambut sebelah kanan dan kiri sama.
Dominasi dimunculkan melalui bentuk mata, bibir, dan pipi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
tertawa.
rupa dan prinsip-prinsip desain, yaitu warna yang diperoleh dari bahan
finishing melamine clear gloss yaitu coklat muda dan teak oil yaitu coklat tua.
Serta tampilan tekstur pada bagian ukiran yang difinishing dengan melamine
yang terkesan halus dan mengkilap, sedangkan bagian yang difinishing dengan
teak oil terkesan lembab dan halus, keseimbangan simetris, irama flowing,
Dari analisis di atas, dapat ditangkap kesan tertawa. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk mulut yang terbuka lebar dengan kedua mata menyipit,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ekspresi yang timbul dari karya tersebut
menunjukkan ekspresi tertawa yang lepas tanpa beban, bagi orang lain yang
memandang.
Foto IV.2.
Spesifikasi Karya II
Judul : Gregeten
Ukuran : 52 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
cm. Finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss
Karya tersebut menampilkan satu mulut, duapuluh gigi, satu hidung, dua
telinga, dua mata, dua alis, rambut yang bergelombang, dan ornamen di sekitar
wajah.
dan tekstur. Garis lengkung dalam karya tersebut memberi kesan lembut,
kewanitaan dan luwes. Pada karya tersebut, raut wajah berbentuk cembung,
yang padat bervolume, bagian tengah wajah agak sempit, pipi kiri dan kanan
tengahnya terdapat bulatan kecil sebagai raut negatif. Raut alis berbentuk
lengkungan cembung padat agak pipih. Raut rambut terdiri dari tiga raut
cembung cekung yang padat. Raut telinga berbentuk lengkungan cekung padat
bergelombang, daun telinga bagian atas terdapat raut negatif. Raut hidung
bagian bawah melebar ke bagian kiri, raut mulut berbentuk lengkung padat
bervolume, melebar sebelah kanan di dalamnya terdapat raut negatif. Raut gigi
berbentuk susunan raut-raut lonjong padat dari kanan ke kiri semakin besar.
Raut ornamen bagian bawah dagu berbentuk padat dari bawah dagu kecil
menuju ke bawah semakin besar. Warna wajah yang meliputi dahi, alis, mata,
bibir, gigi, hidung, pipi, dan dagu berwarna coklat muda yang merupakan hasil
dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna pada bagian
rambut, telinga dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua yang
merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada karya ukir ke II
tersebut dicapai menggunakan goresan pahat, yang termasuk tekstur taktil yaitu
sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi dapat
tersebut dapat dilihat melalui bentuk rambut yang berbeda antara bagian
sebelah kanan dan kiri, bentuk mulut yang bibir dan giginya terbuka lebar
sebelah kanan, ornamen di sekitar wajah berbeda antara wajah bagian kanan
dan kiri. Kesan yang diperoleh dari keseimbangan asimetris atau informal ini
yang informal yang diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak
Dominasi dapat dilihat dari bentuk mulut yang terbuka lebar dengan gigi
menggigit dan terbuka sebelah kanan, mata yang terbuka lebar, sehingga dapat
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran rambut, telinga, alis dan ornamen
yang terdapat di sekitar wajah. Irama yang tampak adalah irama flowing.
rupa dan prinsip-prinsip desain, yaitu warna yang diperoleh dari bahan
finishing melamine clear gloss yaitu coklat muda dan teak oil yaitu coklat tua.
Serta tampilan tekstur pada bagian ukiran yang difinishing dengan melamine
yang terkesan halus dan mengkilap, sedangkan bagian yang difinishing dengan
teak oil terkesan lembab dan halus, keseimbangan asimetris, irama flowing,
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan gregeten yang tidak tertahan,
seperti ingin menggigit. Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulut yang membuka
lebar dengan gigi atas dan bawah terlihat semua dengan kedua mata
pada karya tersebut adalah ekspresi gregeten bagi orang lain yang memandang.
Foto IV.3.
Ukuran : 53 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
Dalam karya ukir kayu yang berjudul mbah jenggot marah, termasuk
Karya ukir III tersebut menampilkan satu mulut, dua puluh gigi, satu
hidung, dua telinga, dua mata, dua alis, tiga tanduk, tiga kerutan di dahi,
Finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan
teak oil.
dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya tersebut adalah garis lengkung,
garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Bentuk Raut
semakin ke atas semakin besar. Raut alis berbentuk lengkung pipih panjang
kiri atas terdapat dua buah raut negatif. Raut hidung berbentuk cembung
lonjong semakin ke bawah semakin besar. Raut mata berbentuk sipit, sudut-
sudut mata sebelah hidung berbentuk raut negatif. Raut mulut berbentuk lebar
dengan raut gigi terlihat semua. Raut tanduk terdiri tiga buah yang berbentuk
lancip, cembung padat bervolume. Raut jenggot terbuat dari susunan raut
yang meliputi dahi, alis, bibir, gigi, hidung, pipi, dagu, dan tanduk berwarna
coklat muda, yang merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss,
sedangkan warna pada bagian telinga dan ornamen di sekitar wajah berwarna
coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur tersebut
termasuk tekstur taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat
dirasakan dengan melihatnya, tetapi dapat juga dilihat dengan rabaan tangan.
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, telinga, jenggot, dan ornamen
semakin kecil. Bentuk bibir terbuka, gigi atas dan bawah terlihat semua, dan
bentuk mata yang menyipit sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah
yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya. Kesan yang diperoleh
dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk jenggot yang bergelombang ke kanan dan
kiri, bentuk tanduk yang berbeda ukuran antara sebelah kanan dan kiri, bentuk
gigi yang berbeda antara sebelah kanan dan kiri, ornamen di sekitar wajah
rupa dan prinsip-prinsip desain, yaitu warna yang diperoleh dari bahan
finishing melamine clear gloss yaitu coklat muda dan teak oil yaitu coklat tua.
Serta tampilan tekstur pada bagian ukiran yang difinishing dengan melamine
yang terkesan halus dan mengkilap, sedangkan bagian yang difinishing dengan
teak oil terkesan lembab dan halus, keseimbangan asimetris, irama flowing,
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan marah yang begitu hebat. Hal
ini dapat dilihat dari bentuk mulut yang membuka dengan gigi atas dan bawah
terlihat semua disertai dengan taring, kedua mata menyipit, dengan kedua alis
menyempit ke sekitar mata. Ekspresi yang muncul pada karya tersebut adalah
ekspresi marah yang sangat hebat bagi orang lain yang memandang.
Foto IV.4.
Spesifikasi Karya IV
Judul : Melirik
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
Karya yang berjudul melirik, ditampilkan objek karya ukir kayu dengan
Finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan
teak oil.
Unsur-unsur rupa yang digunakan, yaitu garis, raut, warna, dan tekstur.
Garis lengkung pada karya tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan
luwes. Raut wajah cembung padat berbentuk segitiga. Raut mulut berbentuk
raut negatif, sebagian raut mata berbentuk raut positif, dan sebagian lagi
berbentuk raut negatif. Raut alis berbentuk lengkungan kecil cembung, raut
yang menjulur ke bawah dagu. Raut ornamen pada dahi adalah raut negatif
yang berbentuk bulat. Raut negatif tampak pada bagian yang tembus pandang,
sedangkan raut positif dapat dijumpai pada motif. Raut organis pada karya
tersebut, berarti raut yang bertepi lengkung bebas, seakan memberi kesan
pertumbuhan. Warna wajah yang meliputi alis, bibir, hidung, pipi, dagu,
sebagian rambut, dan ornamen di dahi berwarna coklat muda yang merupakan
hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna pada bagian
telinga, sebagian rambut dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua
yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Raut pada karya tersebut
dilihat dari segi perwujudannya adalah raut organis, yaitu raut yang bertepi
lengkung bebas, hal tersebut dapat dilihat dari bentuk ornamen, baik pada
wajah maupun di sekitar wajah. Tekstur pada karya IV tersebut dicapai dengan
menggunakan goresan pahat, dengan finishing melamine dan teak oil, sehingga
terkesan halus, mengkilap, dan lembab. Dan termasuk tekstur taktil yaitu
sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi juga
dengan rabaan tangan. Bisa juga disebut dengan tekstur nyata atau tekstur
aktual, karena menunjukkan adanya kesamaan antara kesan yang diperoleh dari
Irama flowing dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, telinga, rambut,
ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah. Irama yang tampak
oleh penataan yang berukuran imbang secara formal, unsur-unsur yang ditata
berdasarkan sumbu simetri, kesan yang diperoleh dari penataan ini tenang,
statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat melalui bentuk antara mata sebelah
kanan dan kiri sama-sama melirik, bentuk alis kanan dan kiri sama, ornamen
pada wajah antara pipi kanan dan kiri sama. (2) Keseimbangan asimetris yaitu
keseimbangan yang informal yang diperoleh dari penataan unsur-unsur organik
yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya. Kesan yang diperoleh
dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk rambut yang berbeda ukuran antara sebelah
kanan dan kiri, ornamen di sekitar wajah berbeda antara sebelah kanan dan kiri.
Dominasi dimunculkan melalui bentuk mata, bibir, dan pipi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
melirik.
lengkung, raut positif, negatif, dan organis, tekstur taktil, lapisan melamine dan
teak oil, irama flowing, keseimbangan simetris dan asimetris, tampilan tekstur
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan ekpresi melirik. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk mulut yang membuka dengan kedua mata melirik ke kiri,
Spesifikasi Karya V
Judul : Sendu
Ukuran : 53 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 59 cm x 35,5 cm, yang
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga,
Raut, garis, warna, dan tekstur adalah unsur-unsur rupa yang digunakan
dalam karya ukiran tersebut. Raut wajah berbentuk cembung lonjong, wajah
bagian atas lebih lebar, raut hidung cembung bagian atas menyatu dengan raut
mata, bagian bawah hidung berbentuk segitiga. Raut mata berupa lengkungan
cembung kecil yang disertai raut negatif yang berupa bulatan kecil pada mata.
Raut alis berupa raut cembung yang melengkung ke bawah. Raut rambut
bawah, raut ornamen sebelah pipi kanan membentuk huruf “A”. Raut mulut
ukiran yang tembus pandang, sedangkan raut positif berupa motif. Raut yang
terdapat dalam karya tersebut dilihat dari segi perwujudannya adalah raut
organis, yang berarti raut yang bertepi lengkung bebas, yang memberi kesan
pertumbuhan. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis lengkung,
garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Warna wajah
yang meliputi dahi, alis, mata, bibir, hidung, sebagian pipi bagian atas, dan
sebagian rambut berwarna coklat muda yang merupakan hasil dari bahan
finishing melamine clear gloss, sedangkan warna pada bagian telinga, sebagian
pipi bagian bawah, dagu, dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua
yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada karya V
tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi dapat
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis, warna coklat muda
dan coklat tua, raut organis, tekstur taktil/nyata, irama flowing, keseimbangan
asimetris dan simetris, dan dominasi. Sehingga bentuk ukiran tersebut dapat
sumbu simetri, kesan yang diperoleh dari penataan ini tenang, statis, agung.
Keseimbangan simetris dapat dilihat melalui bentuk wajah yang meliputi mata,
alis, pipi, dahi, hidung, mulut, dan ornamen pada wajah antara bagian kanan
dan kiri sama. (2) Keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan yang informal
yang diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh
asimetris atau informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk ornamen di sekitar wajah berbeda antara sebelah kanan dan
kiri.
Irama pada karya ukir tersebut, termasuk irama flowing, yaitu irama yang
ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah. Irama yang tampak
lainnya dalam suatu keseluruhan. Dapat dilihat melalui bentuk mata, alis, dan
mulut yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi
Dari analisis di atas, dapat ditangkap kesan sendu. Hal ini dapat dilihat
dari bentuk mulut yang, kedua mata menyipit, dengan kedua alis agak turun,
Spesifikasi Karya VI
Judul : Ngakak
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
kerajinan ukir kayu dengan menggunakan bahan utama kayu jati berukuran 40
tersebut menampilkan satu mulut, dua gigi, satu hidung, dua telinga, dua mata,
dua alis, ornamen di pipi dan di sekitar wajah. Finishing yang digunakan dalam
karya VI adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan teak oil.
warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya tersebut adalah garis
lengkung, garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut
mulut berupa raut negatif, dan di dalam mulut terdapat dua buah raut gigi. Raut
hidung berbentuk bulat cembung, raut mata yang sebagian berbentuk raut
bervolume. Raut alis berupa lengkungan cembung kecil di atas mata, raut
bawah dagu berupa permainan raut lengkung cembung cekung padat. Raut
positif pada karya dapat dijumpai pada motif, sebaliknya raut negatif tampak
pada ukiran yang tembus pandang. Raut yang terdapat dalam karya tersebut
dilihat dari segi perwujudannya adalah raut organis, yang berarti raut yang
bertepi lengkung bebas. Warna wajah yang meliputi alis, mata, hidung, bibir,
gigi, pipi, telinga, dan dagu, berwarna coklat muda yang merupakan hasil dari
bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna pada bagian rambut,
dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari
bahan finishing teak oil. Tekstur pada karya gambar VI dicapai dengan
taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan
Irama dapat dilihat pada bentuk rambut telinga, dan ornamen yang
sekitar wajah.
diperoleh dari penataan ini tenang, statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat
melalui bentuk antara mata sebelah kanan dan kiri sama-sama, bentuk telinga
kanan dan kiri sama, bentuk alis kanan dan kiri sama, bentuk rambut sebelah
kanan dan kiri sama, ornamen pada wajah antara kanan dan kiri sama.
terbuka lebar dengan dua gigi atas terlihat sehingga dapat ditangkap sebagai
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
menunjukkan kegembiraan atau tertawa yang sangat lepas, bagi orang yang
memandang, sehingga dapat simpulkan bahwa ekspresi yang timbul dari karya
Ukuran : 49 cm x 39 cm x 3 cm
Tahun : 2005
adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan teak oil. Karya ukiran
tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga, dua mata, dua alis,
dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 67,5 cm x 57,5 cm.
garis, raut, warna, dan tekstur. Garis yang digunakan memberi kesan lembut,
kewanitaan dan luwes. Garis tersebut adalah garis lengkung. Raut mulut
berbentuk cembung yang melengkung bebas ke samping kanan dan kiri, yang
membentuk raut telinga. Raut telinga berupa lengkungan raut cekung cembung.
Raut hidung bagian bawah berbentuk lebar, sedangkan hidung bagian atas
melengkung bebas membentuk raut alis. Raut mata berbentuk cembung yang
telinga berupa lengkungan raut cekung cembung yang padat bervolume, raut
bebas menuju ke samping kiri dan kanan telinga. Raut pada karya tersebut
adalah raut organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas. Hal ini dapat
dilihat melalui bentuk mata, telinga, mulut, rambut, dan ornamen di sekitar
wajah. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk motif, sedangkan raut negatif
pada bentuk ukiran yang tembus pandang. Warna wajah yang meliputi alis,
mata, hidung, bibir, pipi, telinga, dagu, dan rambut. Berwarna coklat muda,
merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, Sedangkan warna
pada ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua, merupakan hasil dari bahan
finishing teak oil. Tekstur pada karya gambar VII dicapai dengan
merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya,
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah
diperoleh dari penataan ini tenang, statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat
melalui bentuk antara mata sebelah kanan dan kiri sama-sama, bentuk alis
kanan dan kiri sama, bentuk mulut antara bagian kanan dan kiri sama, bentuk
mata kanan dan kiri sama, bentuk pipi antara kanan dan kiri sama. (2)
dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu
ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk rambut,
telinga dengan ukuran yang berbeda antara sebelah kanan dan kiri, ornamen di
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Irama flowing dapat dilihat pada bentuk rambut telinga, dan ornamen
yang terdapat di sekitar wajah. Irama yang tampak adalah susunan garis-garis
lengkung.
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan senyum terpaksa. Hal tersebut
dapat dilihat dari bentuk mulut yang melebar ke samping kiri dan kanan,
tersebut adalah ekspresi senyum yang terpaksa dilakukan karena tidak enak
Ukuran : 50 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
Menangis sedih adalah judul karya tersebut, termasuk jenis ukiran ayour
finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan
teak oil.
Karya ukiran ditempelkan di permukaan papan (partikel board) setebal
0,5 cm dengan ukuran 56 cm x 37,5 cm, berwarna coklat muda yang dikemas
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga,
warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis
lengkung, garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut
semakin kecil. Raut hidung berbentuk besar dan melebar bagian bawah. Raut
membentuk raut telinga yang padat dan bervolume. Raut mulut berbentuk
berbentuk bulatan kecil, sedangkan raut ornamen di atas rambut berupa bulatan
yang di dalamnya terdapat raut negatif. Raut pada karya tersebut adalah raut
organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas. Hal tersebut dapat dilihat
melalui bentuk alis, telinga, dan rambut Warna wajah yang meliputi mata,
bibir, sebagian pipi, dan ornamen di dahi, berwarna coklat muda yang
merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna
pada hidung, rambut, sebagian pipi, dan ornamen di sekitar wajah berwarna
coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada
dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi juga dapat dirasakan dengan rabaan
tangan.
Irama dapat dilihat pada bentuk rambut, alis, telinga, rambut, dan
ornamen yang terdapat di sekitar wajah. Irama yang tampak adalah susunan
garis-garis lengkung atau disebut juga dengan irama flowing. Adapun ornamen
yang mengesankan irama adalah bentuk wajah, rambut, dan ornamen di sekitar
wajah.
penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu
yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk ukiran antara bagian kanan
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
menangis sedih.
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Ekspresi tersebut menunjukkan kesedihan yang mendalam bagi orang lain yang
memandang.
Foto IV.9.
Spesifikasi Karya IX
Ukuran : 50 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan teak oil. Karya ukiran
tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua mata, dua alis, ornamen di
sekitar wajah.
tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis lengkung, yaitu
garis yang memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut wajah
berbentuk segitiga cembung padat bervolume, wajah bagian atas lebih lebar.
Raut mata bulat cembung dan di dalamnya terdapat raut negatif yang berbentuk
bulatan kecil sebagai kornea mata, raut mulut cembung melengkung ke bawah.
bawah. Raut rambut berupa dua buah lengkungan raut yang melengkung ke
bawah dan ke atas. Raut ornamen di sekitar wajah merupakan lengkungan raut
cembung dan cekung yang melengkung bebas, bagian bawah dagu sebelah kiri
terdapat raut yang membentuk huruf ‘A’. Raut-raut karya tersebut adalah raut
organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas. Dapat dilihat dari bentuk alis,
rambut, dan ornamen di sekitar wajah. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk
motif, sedangkan raut negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang. Warna
wajah merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, yang
meliputi dahi, mata, hidung, bibir, pipi, dagu, dan rambut berwarna coklat
muda. Sedangkan warna pada alis, dan ornamen di sekitar wajah berwarna
coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada
karya IX dicapai dengan menggunakan goresan pahat, yang termasuk tekstur
taktil yaitu sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya,
Irama dapat dilihat pada bentuk rambut, alis, dan ornamen yang terdapat
pada wajah dan sekitar wajah. Irama yang tampak adalah susunan garis-garis
Dominasi dapat dilihat melalui bentuk mulut, alis, dan mata, yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
menangis.
penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu
ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk wajah,
alis, air mata, rambut, dengan ukuran yang berbeda antara sebelah kanan dan
kiri, ornamen pada pipi dan di sekitar wajah berbeda bentuk dan ukuran antara
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
wajah sedang menangis yang dimunculkan dengan bentuk bibir, alis, dan kedua
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan menangis. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk mata yang mengeluarkan air mata dengan mulut
dari karya tersebut menunjukkan ekspresi wajah yang sedang menangis bagi
Spesifikasi Karya X
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga, dua mata, dua alis, rambut,
dan ornamen di pipi dan di sekitar wajah. Finishing yang digunakan dalam
karya tersebut adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan teak oil.
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 51 cm x 40,5 cm, yang di
kemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 63,5 cm x 54 cm.
garis, raut, warna, dan tekstur. Garis dalam karya tersebut adalah garis
lengkung, yaitu garis yang memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut
hidung berbentuk cembung seperti air yang mau menetes. Raut mata sebagian
berupa raut negatif, dan di dalamnya terdapat raut positif berupa raut setengah
lingkaran sebagai kornea mata. Raut alis berupa lengkungan cembung kecil
yang melengkung ke datar ke samping kanan dan kiri. Raut mulut berupa raut
cembung, raut wajah berbentuk segitiga. Raut ornamen pada pipi berupa
melengkung bebas ke bawah. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk motif,
sedangkan raut negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang. Raut dalam
karya tersebut adalah raut organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas.
Warna wajah yang meliputi alis, mata, bibir, hidung, pipi, dan dagu berwarna
coklat muda yang merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss,
sedangkan warna pada bagian telinga, rambut, dan ornamen di sekitar wajah
berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur
yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya. Kesan yang diperoleh
dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk hidung, rambut, dan ornamen di seiktar wajah
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, telinga, rambut, mata,
ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah. Irama yang tampak
pada pipi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
dilihat dari bentuk mulut yang menutup, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ekspresi yang dimunculkan pada karya tersebut adalah ekspresi diam karena
kebisuan dan kesedihan yang mendalam bagi orang lain yang memandang.
Foto IV.11.
Spesifikasi Karya XI
Judul : Genit
Ukuran : 49 cm x 36 cm x 3 cm
Tahun : 2005
Ukiran yang berjudul genit, ditampilkan objek karya kerajinan ukir kayu
dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 54,5 cm x 51,5 cm.
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga,
dua mata, dua alis, rambut, dan ornamen di pipi dan di sekitar wajah.
Garis, raut, warna, dan tekstur adalah unsur-unsur rupa yang digunakan
dalam karya ukiran tersebut. Garis dalam karya ini adalah garis lengkung, yaitu
garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut wajah
berbentuk elip cembung. Raut mata sebelah kiri bulat cembung, di dalamnya
terdapat raut negatif yang berbentuk bulatan kecil sebagai kornea mata,
sedangkan raut mata sebelah kanan menutup yang berbentuk lengkungan raut
samping kiri. Raut mata menutup berbentuk cembung cekung, raut telinga
dan bawah wajah. Raut dalam karya tersebut adalah raut organis, yaitu raut
yang bertepi lengkung bebas. Hal ini dapat dilihat melalui bentuk rambut, alis,
telinga, dan ornamen di sekitar wajah. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk
motif, sedangkan raut negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang..
Warna wajah yang meliputi rambut, dahi, alis, mata, bibir, hidung, pipi,
ornamen pada rambut, dan sebagian dagu berwarna coklat muda yang
merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna
pada bagian telinga, sebagian dagu dan ornamen di sekitar wajah berwarna
coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada
termasuk tekstur taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, telinga, rambut, mata,
hidung, dan ornamen di sekitar wajah. Irama yang tampak adalah irama
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan
informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
hidung, rambut, telinga, mata, dan ornamen di sekitar wajah berbeda bentuk
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah
genit.
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan genit. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk alis yang sedikit ke atas dan mata yang menutup sebelah,
Judul : Melotot
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
dan teak oil. Karya ukiran tersebut ditempelkan di permukaan papan (partikel
yang dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 64 cm x 54,5
cm.
warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis
lengkung, garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut
wajah berbentuk bulat cembung, raut hidung berbentuk lonjong cembung. Raut
mata berbentuk bulat, didalamnya terdapat raut negatif yang berbentuk bulatan
kecil sebagai kornea mata. Raut alis berupa lengkungan cembung, raut mulut
disertai raut yang berbentuk bulat dan setengah lingkaran yang disusun ke atas.
Raut ornamen di sekitar wajah berupa lengkungan raut cembung cekung yang
melengkung bebas, raut dalam karya tersebut adalah raut geometris dan
organis. (1) Raut geometris adalah raut yang berkontur yang dibatasi oleh garis
lurus atau lengkung yang mekanis, dapat dilihat melalui bentuk mata dan
ornamen di dahi. (2) Raut organis yaitu raut yang bertepi lengkung bebas,
dapat dilihatpada bentuk ornamen pada wajah dan di sekitar wajah. Raut positif
dapat dijumpai pada bentuk motif, sedangkan raut negatif pada bentuk ukiran
yang tembus pandang. Warna wajah yang meliputi alis, mata, bibir, hidung,
pipi, ornamen di atas dahi, sebagian rambut, berwarna coklat muda yang
merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss. Sedangkan warna
pada ornamen di atas alis dan di sekitar wajah berwarna coklat tua yang
merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada karya gambar XII
taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, mata, hidung, dan ornamen
sekitar wajah.
yang ditata berdasarkan sumbu simetri, kesan yang diperoleh dari penataan ini
tenang, statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat melalui bentuk antara mata
sebelah kanan dan kiri sama-sama, bentuk alis kanan dan kiri sama, bentuk
mulut antara bagian kanan dan kiri sama, bentuk ornamen pada pipi kanan dan
kiri sama. (2) Keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan yang informal yang
diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan
sumbu simetrisnya. Kesan yang diperoleh dari keseimbangan asimetris atau
informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
ornamen di sekitar wajah berbeda bentuk dan ukuran antara sebelah kanan dan
kiri.
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah
genit.
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan melotot. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk kedua mata yang terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ekspresi yang dimunculkan pada karya tersebut adalah ekspresi melotot.
Ukuran : 48 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
satu mulut, satu hidung, dua mata, rambut, dan ornamen di sekitar wajah.
Finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 50,5 cm x 35,5 cm, yang
raut, warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis
lengkung, garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes. Raut
cembung. Raut mata berbentuk raut yang melengkung ke atas. Raut rambut
bebas ke bawah. Raut dalam karya tersebut adalah raut organis dan geometris.
(1) Raut organis yaitu raut yang bertepi lengkung bebas, hal ini dapat dilihat
dari bentuk mulut, mata, dan ornamen di sekitar wajah. (2) Raut geometris,
yaitu raut yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang mekanis, hal ini
dapar dilihat melalui bentuk hidung. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk
motif, sedangkan raut negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang. Warna
wajah yang meliputi pipi, dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat muda
yang merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan
warna pada bagian bibir, mata, rambut, dan hidung, berwarna coklat kekuning-
kuningan, merupakan hasil dari bahan finishing teak oil. Tekstur pada karya
Irama flowing dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, mata, hidung, dan
lengkung.
yang ditata berdasarkan sumbu simetri, kesan yang diperoleh dari penataan ini
tenang, statis, agung. Hal tersebut dapat dilihat melalui bentuk antara mata
sebelah kanan dan kiri sama-sama, bentuk alis kanan dan kiri sama, bentuk
mulut antara bagian kanan dan kiri sama, bentuk ornamen pada pipi kanan dan
kiri sama. (2) Keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan yang informal yang
diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan
informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
ornamen di sekitar wajah berbeda bentuk dan ukuran antara sebelah kanan dan
kiri.
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Dari analisis di atas dapat ditagkap kesan senyum. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk mulut yang terbuka lebar tanpa gigi, dengan kedua mata,
nenek tidak punya gigi sedang tertawa lepas, bagi orang lain yang memandang.
Foto IV.14.
Judul : Mengejek
Ukuran : 50 cm x 34 cm x 3 cm
Tahun : 2005
cm, pahat dan palu kayu. Termasuk jenis ukiran ayour relief/krawangan.
Finishing yang digunakan adalah kombinasi antara melamine clear gloss dan
teak oil.
Karya ukiran tersebut ditempelkan di permukaan papan (partikel board)
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 61 cm x 45,5 cm, yang
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, tujuh belas gigi, satu
lidah, satu hidung, dua telinga, dua mata, dua alis, rambut, dan di sekitar wajah.
warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah garis lurus
dan lengkung. Raut wajah cembung, bagian bawah melebar ke samping kanan
dan kiri. Raut mata bulat cembung disertai dengan susunan raut lengkung ke
samping kanan dan kiri mata, di dalamnya terdapat raut negatif berupa bulatan
kecil sebagai kornea mata. Raut mulut terbuka lebar dengan raut lidah dan raut
gigi atas terlihat semua, di sela sela gigi dan lidah terdapat raut negatif. Raut
hidung bagian bawah melebar ke kanan dan kiri, bagian bawah hidung sebelah
kiri terdapat raut negatif yang berupa bulatan kecil. Raut alis berupa
kanan, kiri, dan atas wajah. Raut telinga melengkung bebas ke bawah dagu.
Raut dalam karya tersebut adalah raut geometris dan organis. (1) Raut
geometris adalah raut yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung yang
mekanis, dapat dilihat melalui bentuk mata, ornamen pada hidung, dan pipi. (2)
Raut organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas, hal ini dapat dilihat
melalui bentuk wajah, yang meliputi alis, rambut, telinga, dan ornamen di
sekitar wajah. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk motif, sedangkan raut
negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang. (1) Garis lurus tersebut
memberi kesan tegas, hal tersebut dapat dilihat dari bentuk gigi. (2) Garis
lengkung tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes, hal tersebut
dapat dilihat dari bentuk wajah dan segala ornamennya. Warna wajah yang
meliputi dahi, mata, bibir, gigi, lidah, hidung, pipi, dagu, dan ornamen di atas
rambut berwarna coklat muda yang merupakan hasil dari bahan finishing
melamine clear gloss. Sedangkan warna pada bagian telinga, rambut, dan
ornamen di sekitar wajah berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari bahan
finishing teak oil. Tekstur pada karya gambar XIV dicapai dengan
merupakan sejenis tekstur yang tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya,
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, mata, hidung, telinga,
rambut, ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah. Irama yang
yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya. Kesan yang diperoleh
dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal
tersebut dapat dilihat dari bentuk alis, hidung, rambut, dan ornamen di sekitar
wajah berbeda bentuk dan ukuran antara sebelah kanan dan kiri.
Dominasi dimunculkan melalui bentuk mulut, mata, alis, gigi, dan lidah
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah
yang mengejek.
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan mengejek. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk mulut terbuka dengan lidah menjulur keluar, dan mata
pada karya tersebut adalah ekspresi mengejek seseorang yang ada di depannya
.
Foto IV.15.
Spesifikasi Karya XV
Judul : Sinis
Ukuran : 40 cm x 30 cm x 3 cm
Tahun : 2005
Ukiran yang berjudul sinis, ditampilkan objek karya kerajinan ukir kayu
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 50 cm x 40,5 cm, yang
dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 67,5 cm x 57,5 cm.
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga,
garis, raut, warna, dan tekstur. Garis yang digunakan dalam karya ini adalah
garis lengkung, garis tersebut memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes,
hal tersebut dapat dilihat dari bentuk wajah dan segala ornamennya. Raut
cembung berbentuk melebar bagian bawah, raut mata berupa cekungan yang
Raut mulut cembung bagian kiri melengkung ke atas, raut negatif terdapat pada
pipi. Raut telinga cekung cembung yang melengkung bebas ke bawah, raut alis
kemudian ke atas. Raut ornamen di bawah dagu cembung cekung yang padat
melengkung bebas. Raut pada karya tersebut adalah raut organis dan geometris.
Raut organis tampak pada betuk mata, ornamen pada wajah dan di sekitar
wajah, sedangkan raut geometris tampak pada bentuk ornamen di atas dahi.
Raut positif dapat dijumpai pada bentuk motif, sedangkan raut negatif pada
bentuk ukiran yang tembus pandang. Warna wajah yang meliputi mata, bibir,
hidung, pipi, dagu, sebagian rambut, dan ornamen di atas dahi, berwarna coklat
muda yang merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss,
sedangkan warna pada bagian telinga, sebagian rambut, dan ornamen di sekitar
wajah berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari bahan finishing teak oil.
Tekstur tersebut termasuk tekstur taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang
tidak saja dapat dirasakan dengan melihatnya, tetapi juga dengan rabaan
tangan.
Irama dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, telinga, rambut, mata,
ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah yang menunjukkan irama
ornamen yang mengesankan irama adalah ornamen pada wajah dan di sekitar
wajah.
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
Hal tersebut dapat dilihat melalui bentuk antara mata sebelah kanan dan kiri
sama-sama, bentuk alis kanan dan kiri sama, bentuk mata kanan dan kiri sama,
bentuk pipi antara kanan dan kiri sama, ornamen pada pipi kanan dan kiri
diperoleh dari penataan unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan
informal ini adalah gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
mulut berbeda bentuk dan ukuran antara bagian wajah sebelah kanan dan kiri.
Dominasi dimunculkan melalui bentuk mata, alis, dan mulut yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
sinis.
Dari analisis di atas dapat ditangkap kesan sinis. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk mata menyipit ke atas, mulut sebelah kiri agak ke atas,
Judul : Merengek
Ukuran : 47 cm x 28 cm x 3 cm
Tahun : 2005
berwarna coklat muda setebal 0,5 cm dengan ukuran 50,5 cm x 36 cm, yang
dikemas dengan pigura berwarna coklat tua dengan ukuran 62,5 cm x 48,5 cm.
Karya ukiran tersebut menampilkan satu mulut, satu hidung, dua telinga,
dua mata, dua alis, rambut, tiga kerutan pada dahi, dua kerutan pada dagu. dan
warna, dan tekstur. Garis dalam karya ini adalah garis lengkung, yaitu garis
yang memberi kesan lembut, kewanitaan dan luwes, hal tersebut dapat dilihat
dari bentuk wajah dan segala ornamennya. Raut mulut berupa raut negatif, raut
hidung bagian atas berbentuk elip semakin ke bawah semakin kecil menuju ke
bagian kiri. Raut mata berbentuk cembung melengkung ke bagian kiri dan di
dalamnya terdapat raut negatif sebagai kornea mata. Raut alis cembung dan
melengkung bebas. Raut positif dapat dijumpai pada bentuk motif, sedangkan
raut negatif pada bentuk ukiran yang tembus pandang. Raut dalam karya ukir
ini adalah raut organis, yaitu raut yang bertepi lengkung bebas. Warna wajah
yang meliputi mata, alis, bibir, hidung, pipi, dagu berwarna coklat muda,
merupakan hasil dari bahan finishing melamine clear gloss, sedangkan warna
pada bagian telinga, rambut, dan ornamen di sekitar wajah berwarna coklat
tersebut termasuk tekstur taktil yaitu merupakan sejenis tekstur yang tidak saja
Dominasi dimunculkan melalui bentuk mulut, mata, dan alis yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sebagai ekspresi wajah yang sedang
merengek.
Irama flowing dapat dilihat pada bentuk ukiran alis, mata, mulut, telinga,
rambut, ornamen yang terdapat pada wajah dan sekitar wajah. Irama terbuat
unsur-unsur organik yang tidak terikat oleh bidang dan sumbu simetrisnya.
Kesan yang diperoleh dari keseimbangan asimetris atau informal ini adalah
gerak yang dinamis. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk mulut, mata, alis,
hidung, telinga, dan ornamen disekitar wajah berbeda bentuk dan ukuran antara
Kesatuan pada karya ini dicapai melalui kombinasi unsur rupa dan
prinsip desain. Hal tersebut diperoleh dari perpaduan garis lengkung, tekstur
taktil, warna yang diperoleh dari kombinasi baha finishing melamine dan teak
oil, raut organis, positif, dan negatif, tekstur taktil/nyata, irama flowing,
dilihat dari bentuk mulut yang terbuka lebar dengan kedua mata menyipit,
menunjukkan seorang yang sedang mau menangis bagi orang lain yang
memandang.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pertama, proyek studi dalam bentuk ukir kayu ini adalah memperlihatkan
suatu ekspresi wajah manusia dewasa dalam berbagai karakter. Ekspresi yang
tampak pada karya tersebut adalah ekspresi marah, menangis, tertawa, genit,
terpengaruh oleh benda atau makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Hal ini
diperoleh dari bahan finishing melamine dan teak oil, tekstur taktil, irama
Penulis tertarik mengambil tema ekspresi wajah dalam karya seni ukir
sedih, mengejek, melotot, geregetan, marah, sinis, terdiam, genit. Hal tersebut
sangat menarik untuk dijadikan judul karya seni ukir yang bersifat kreatif
dengan pertimbangan nilai artistik. Judul yang penulis angkat adalah “Ekspresi
Kedua, karya seni ukir kayu yang memvisualkan ekspresi ini secara
keseluruhan menggunakan bahan utama yang digunakan yaitu kayu jati. Kayu
tersebut termasuk jenis kayu jati sungu, seratnya padat, dan berwarna kecoklat-
coklatan, dengan ukuran panjang antara 40-55 cm, lebar antara 28-53 cm,
ketebalan 3 cm. Bahan pendukung yang digunakan yaitu melamine dan teak
oil. Dalam membuat karya ukir tersebut, penulis menggunakan alat utama dan
alat bantu. Alat utamanya yaitu pahat dan palu kayu. Pahat terdiri dari pahat
penyilat, penguku, kol, dan pengot. Sedangkan alat bantunya yaitu chisel,
semua karya ukiran jadi, karya tersebut kelihatan menarik karena serat kayu,
warna yang diperoleh dari kombinasi dari bahan finishing melamine clear gloss
dan teak oil. Kemudian karya tersebut dikemas dengan figura berwarna coklat
tua. Hal itu semakin memperkuat ekspresi wajah dalam karya seni ukir
tersebut.
B. Saran
sebagai berikut:
semprot, maka agar hasil yang diperoleh tidak menimbulkan efek atau kesan
tidak rata diusahakan tempat pemrosesan yang tidak ada anginnya. Bila
dengan arah angin. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah
menggunakan masker sewaktu melakukan proses penyemprotan, karena
Kedua, hasil proyek studi ini diharapkan dapat menjadi bahan, sarana,
dan motivasi bagi pembaca, khususnya mahasiswa seni rupa dalam upaya
Kadir, Abdul. 1979. Risalah Tentang Perkembangan Seni Ukir di Jepara. Jepara:
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara
Sahman, H. 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press
Sunaryo. 2002. Hand Out Mata Kuliah Nirmana I. Semarang: Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang
Susanto, M. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Buku baik dan Jendela
Syafi’I dan Rohidi, T. R. 1987. Ornamen Ukir. Semarang: IKIP Semarang Press.
Triyanto. 1994. Seni Sebagai Sistem Budaya: Bahasan Teoritis Dalam Konteks
Seni Tradisional. Semarang: Media FPBS IKIP Semarang
Jepara 59454
Agama : Islam
NIM : 2414000035
Kayu”