Anda di halaman 1dari 6

1. Apa yang ditimbulkan dengan limbah plastik terhadap lingkungan kita?

2. Apa kalian pernah melihat karya kriya yang memanfaatkan limbah plastik?

3. Bagaimana cara membuat karya kriya dari bahan limbah plastik?

4. Apa masalah dari sampah plastik yang di timbulkan?

5. Sebutkan contoh bahan limbah plastik yang kalian ketahui?

6. Apa manfaat daur ulang sampah plastik?

7. Apa yang yang dimaksud dengan seni kriya?

8. Sebutkan Contoh-contoh seni kriya?


TUGAS MATA PELAJARAN SENI RUPA

TEKSTUR

Rabu, 28 September 2022 Waktu 08.10 – 10.10 Wib

BAB III

Bereksperimen Dengan Tekstur

A. Tekstur dan jenis-jenisnya

Tekstur merupakan permukaan setiap benda yang dapat diketahui coraknya dengan cara
diraba. Pensil dan buku yang kita pegang, kursi yang kita duduki, wajah kita sendiri, permukaan
tanah yang sering kita lewati, masing-masing memiliki teksturnya sendiri. Ada tesktur kasar, halus,
bergelombang dan lain sebagainya.

Tekstur bisa dihasilkan dengan bermacam cara dan bahan. Misalnya dengan semen, kayu,
pasir, bubuk bata merah, pasir, gergaji, tanah dan banyak lagi lainnya. Agar bisa lekat, biasanya
unsur-unsur alam yang bertekstur tersebut dicampur dengan lem kayu, lantas ditaruh pada kanvas,
kertas atau bidang tertentu sesuai keinginan dan kebutuhan kita.

Selain membuat tekstur nyata (dapat diraba) kita juga bisa membuat tesktur maya/semu
(terkesan bertekstur namun aslinya tidak), misalnya menggambar batu atau pohon hingga terkesan
bergelombang dan berserat. Biasanya, tekstur maya/semu digunakan untuk membuat
model/rancangan sebelum kita membuat tekstur nyata.

Dalam sejarah seni rupa Indonesia terdapat beberapa seniman yang sering menggunakan
tekstur. Misalnya, pelukis Affandi membuat tekstur dengan menggunakan cat yang tebal, pelukis
Ahmad Sadali dan AD Pirous menggunakan bubuk marmer dan pelukis Fadjar Sidik menggunakan
tekstur semu berupa bidang-bidang geomertis. Di beberapa daerah juga terdapat pelukis yang
membuat tekstur dari daun dan bulu.

B. Teknik dan bahan pembuatan tekstur

Dalam membuat tekstur terdapat beberapa teknik yang telah dikenal dan dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran:

1. Tekstur dengan teknik frottage (meletakkan kertas di atas permukaan benda bertekstur, lalu
kertas ditekan dan diarsir dengan pensil atau pastel).

2. Tekstur teknik grattage (menguaskan cat minyak warna gelap pada papan hingga kering lalu
ditimpa warna terang selanjutnya digores-gores menggunakan benda runcing, seperti paku,
sendok garpu, sisir)

3. Tekstur teknik tempel (kertas ditempelkan dengan lem secara merata di atas permukaan
benda bertekstur kasar.

4. Membuat tekstur nyata dari lempengan tanah liat dengan cara dipukulpukul/ditekan
menggunakan batu bertekstur, digores dengan sisir, parut dan lain sebagainya.

5. Membuat tekstur dari bubuk batu bata atau bubuk kayu lalu ditaburkan di atas
papan/triplek yang telah diberi lem.
6. Membuat tekstur semu dengan teknik ebru/swirling (cat minyak sejumlah 2 atau 3 warna di
tuang dalam ember/nampan lalu dicampur dengan minyak dan air kemudian diaduk pelan
agar warna-warna tesebut membentuk tekstur semu. Selanjutnya kertas putih dicelupkan
pada larutan cat dalam ember tersebut lalu diangkat. Cat yang menempel pada kertas akan
membentuk tekstur semu.

C. Manfaat membuat tekstur

1. Tekstur dapat mempertegas dan memperkuat gambar/lukisan yang dibuat

2. Tekstur menyatukan untur lukisan dan kriya/kerajinan dalam sebuah karya

3. Tekstur membuat kita bereksperimen dengan berbagai bahan alami di sekitar kita dan
mengubahnya menjadi karya seni

4. Membuat tekstur melatih indera peraba dan penglihatan kita secara lebih seksama
TUGAS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

NORMA DAN KONSTITUSI

Rabu, 28 September 2022 Waktu 10.25 – 11.35

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan norma?

2. Sebutkan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat!

3. Desa Sukasari merupakan desa yang mengalami berbagai kemajuan. Masyarakat desa
tersebut hidup rukun satu sama lainnya. Mereka pun hidup tertib penuh kedamaian. Jarang
sekali terdengar perselisihan atau pertentangan di antara warga masyarakat desa tersebut.
Setiap warga merasa senang hidup di desa Sukasari. Berkaitan dengan cerita singkat
tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut:

a. Menurut kalian apa yang menyebabkan Desa Sukasari mengalami berbagai kemajuan?

b. Menurut pendapat kalian, apa saja manfaat norma bagi masyarakat Desa Sukasari?

4. Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik!

5. Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang anggota keluarga!

6. Sebagai seorang peserta didik, kalian mempunyai hak dan kewajiban. Hak merupakan hal-hal
yang kalian terima sebagai peserta didik setelah melaksanakan kewajiban. Berkaitan dengan
hal itu, mengapa kita harus mendahulukan kewajiban dibandingkan dengan hak?

7. Apa saja yang harus kita perhatikan ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan
musyawarah?

8. Apa akibat yang akan terjadi apabila setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan
ketika menyampaikan pendapat?

9. Siswa kelas IV sedang melaksanakan musyawarah yang dipimpin oleh Nanda sebagai ketua
kelas. Mereka bermusyawarah mengenai jenis kesenian yang akan ditampilkan ketika pentas
seni sekolah. Tono mengusulkan untuk menampilkan pertunjukkan teater/drama yang
menceritakan tentang perjuangan para pahlawan. Akan tetapi, usulan Tono tersebut tidak
disetujui oleh sebagian besar siswa kelas IV karena pertunjukkan teater/drama memerlukan
waktu latihan yang cukup lama. Sedangkan, kegiatan Pentas Seni tinggal 4 hari lagi.
Akhirnya, disepakati bahwa siswa kelas IV akan bernyanyi bersama dalam kegiatan tersebut
dan Tono pun ikut menyetujuinya. Berdasarkan cerita tersebut, bagaimana penilaian kalian
terhadap sikap yang ditampilkan oleh Tono yang menyetujui kesepakatan musyawarah
kelas?
TUGAS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KATA BERIMBUHAN

Rabu, 28 September 2022, Waktu 12,25 – 13.35

Kalian sudah mengenal awalan ‘me-’ sebagai pembentuk kata kerja. Tergantung kata dasarnya,
awalan ‘me-’ bisa berubah bentuk menjadi ‘men-’, ‘mem-’,‘menge-’, ‘meny-’, atau tetap ‘me-’.

Apakah kalian melihat ada yang berbeda pada kata-kata yang diberi

tanda bintang (*)?

Ya, betul. Huruf awal kata dasar tidak ditemukan setelah kata itu diberi imbuhan.
Huruf /s/ pada “siram” tidak ditemukan pada kata “menyiram”. Begitu pula huruf /p/, huruf /k/,
dan /t/. Huruf-huruf ini luluh jika ditambah awalan ‘me-’.

Awalan ‘ber-’

Salah satu imbuhan di dalam bahasa Indonesia adalah awalan ‘ber-’. Fungsinya sebagai pembentuk
kata kerja atau kata sifat. Kata kerja yang dibentuk oleh awalan ber- tidak membutuhkan objek,
karena itu kalimat yang dihasilkannya tidak bisa dijadikan kalimat pasif.

Penulisan kata yang memiliki imbuhan ‘ber’- termasuk mudah, yaitu ‘ber-’ + kata dasar.

Namun, kalian harus berhati-hati, ada pengecualian untuk kata dasar yang diawali huruf /r/ atau
yang suku kata pertamanya berakhiran /er/.

Anda mungkin juga menyukai