Panduan Guru
Melakukan Pendidikan Lingkungan Hidup
Terima Kasih kepada :
Penerbit:
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali
Jl. danau Tamblingan 148 Sanur 80228 BALI
Tel/Fax. 0361-287314
Email: info@pplhbali.or.id
Website: www.pplhbali.or.id
SEKOLAHKU HIJAU
Panduan Guru
Melakukan Pendidikan Lingkungan Hidup
Penyusun:
Tim PPLH Bali
Penerbit:
PPLH Bali
Lay out :
Yanadie
Ilustrasi:
Kadek Wartika
Pendukung
Asia-Pasific Desk
Global Ministries Uniting Protestant Churches
Belanda
Mengelola Lingkungan Sekolah
Modul ini tidak baku dan kaku, karena justru diharapkan akan dikembangkan
oleh guru yang melakukan pendidikan lingkungan hidup. Dengan demikian,
materi dan kegiatan dalam buku ini perlu disesuaikan dengan keadaan di
sekolah masing-masing.
Proses pendidikan lingkungan hidup akan tetap menjadi bagian perkembangan
modul ini. Dengan kata lain, kritik dan saran terhadap modul ini sangat
diharapkan dari berbagai pihak.
ii
Membuat Sekolahku Hijau
Modul ini berisi 9 topik berurutan mulai tahap awal hingga tahap lanjut. Topik
diawali dengan topik sederhana di lingkungan terdekat (di sekolah) hingga materi
lebih lanjut di lingkungan yang lebih luas.
B. Alur kegiatan
Alur kegiatan menunjukkan urutan kegiatan siswa. Perbedaan alur kegiatan
siswa sekolah dasar dan sekolah menengah terutama terletak pada bentuk
kegiatan dan materi yang diberikan. Di tiap tingkatan terdapat tiga urutan
utama, yaitu:
•• Pendahuluan diberikan untuk mempersiapkan siswa untuk membahas topik
yang akan dipelajari. Pendahuluan dapat berupa permainan, tanya jawab,
menggambar atau kegiatan lain.
•• Isi atau materi utama diberikan setelah pendahuluan. Selain berupa teori,
materi utama juga dipelajari dengan melakukan praktek secara sederhana.
•• Penutup di akhir kegiatan ditujukan untuk mengajak siswa membahas
kembali topik yang telah dipelajari. Pembahasan ini juga digunakan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.
C. Kegiatan siswa
Beberapa contoh kegiatan siswa dijelaskan secara lebih rinci di bagian ini.
Kegiatan yang ada bermacam-macam, mulai dari permainan, membuat peta,
mendaur ulang kertas hingga bermain peran. Guru perlu memahami kegiatan
dan bahkan mencoba terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan bersama
kelompok siswanya.
Bekal informasi
Buku ini juga menyediakan Bekal Informasi untuk menambah informasi yang
diperlukan guru dalam pemberian materi. Guru diharapkan melengkapinya dengan
mencari informasi lain.
Selamat mencoba!
iii
Daftar Isi
7. Menanam Di Sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
8. Pantaiku Bersih. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
9. Misteri Mangrove. . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
Daftar Bacaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
iv
1. Sekolah Tanpa Sampah
1. Tujuan
•• Siswa memahami pengertian lingkungan hidup
•• Siswa mengenal lingkungan sekolahnya
•• Siswa mengetahui permasalahan sampah di sekolahnya
•• Siswa terlibat dalam penanganan masalah sampah di sekolah
2. Lokasi
•• Di dalam kelas
•• Di luar kelas (di lingkungan sekolah)
3. Durasi
1,5 jam - 2 jam
1
Bekal info 1
2
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Berikan beberapa pertanyaan pada siswa tentang lingkungan hidup.
Apa itu lingkungan hidup? Apakah sekolah termasuk di dalamnya? Apa
saja yang ada di sekolah? Tampung dan rangkaikan jawaban siswa yang
bermacam-macam tersebut agar siswa memahami arti Lingkungan
Hidup.
•• Permainan
Ajak siswa melakukan kegiatan bermain ‘Tong Sampah’ di luar kelas.
Jelaskan aturan permainan terlebih dahulu sebelum bermain. Lakukan
permainan 2 atau 3 kali.
•• Menggambar
Siswa memilih tempat yang disukai di lingkungan sekolah untuk digambar,
misalnya kebun, halaman sekolah, kantin, kelas atau ruang guru. Siswa
melengkapi gambar dengan warna.
•• Diskusi penutup
Tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya sekaligus
menunjukkan gambarnya. Ajak siswa mendiskusikan sampah di sekolah,
kegunaan tempat sampah serta keinginan siswa membuang sampah di
tempatnya.
3
Akhiri kegiatan dengan mengingatkan bahwa lingkungan sekolah adalah
lingkungan hidup yang terdekat dan siswa memiliki peran penting di
dalamnya.
•• Pendahuluan
Berikan beberapa pertanyaan pada siswa tentang lingkungan hidup.
Apa itu lingkungan hidup? Apakah sekolah termasuk di dalamnya? Apa
saja yang ada di sekolah? Tampung dan rangkaikan jawaban siswa yang
bermacam-macam tersebut agar siswa memahami arti Lingkungan
Hidup.
Bagi siswa dalam lima kelompok dan suruh mereka memilih nama
kelompok berdasar nama sampah yang mereka sebutkan. Sebagai
contoh misalnya kelompok daun, kelompok plastik, kelompok kertas,
kelompok koran dan kelompok kaleng.
•• Diskusi penutup
Selesai melakukan pengamatan, siswa kembali ke kelas dan meneruskan
membuat peta. Tiap kelompok menceritakan hasil pengamatan dan
menunjukkan petanya. Ajak siswa untuk aktif berdiskusi antar kelompok.
Tanyakan di mana ruangan atau area yang merupakan sumber sampah dan
daerah yang bebas sampah. Tanyakan dan diskusikan penyebabnya.
4
C. Kegiatan Siswa
Lima siswa yang dipilih menjadi ‘tong sampah’ berdiri berpencar. Sisa
siswa berkumpul di tengah dan akan membuang sampah di tong sampah
tersebut.
Ketika aba-aba ‘Buang Sampah’ diberikan, maka siswa mencari satu ‘tong
sampah’ untuk membuang sampah. Sampah yang akan dibuang sangat
berbau, sehingga saat berjalan (atau berlari) untuk membuang sampah
ke ‘tong sampah’, anak-anak menutup hidung dengan tangannya. Setelah
sampai di ‘tong sampah’, barulah tangan yang menutup hidung dilepas dan
anak bernapas kembali dengan lega.
2. Membuat Peta
Peta sering diartikan sebagai gambaran muka bumi. Siswa sekolah menengah
diharapkan telah mengenal peta dan akan berlatih membuatnya. Kegiatan
ini mengajak siswa membuat peta dengan tema ‘sampah di sekolah’.
Dengan memilih tema, peta yang dihasilkan akan menjadi lebih menarik
dan ‘bercerita’.
3. Melakukan pemetaan
Kegiatan ini adalah pengumpulan informasi yang akan dipetakan. Siswa
berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengamati, mencatat serta
menggambar peta sketsa. Peta sketsa merupakan gambar yang dibuat
secara cepat untuk mengumpulkan data.
4. Membuat peta
Setelah selesai kegiatan lapangan, peta yang sesungguhnya dapat dibuat
berdasar peta sketsa dan informasi yang dikumpulkan.
Beberapa unsur peta yang penting:
•• Arah utara selalu menunjuk ke arah atas peta. Sesuaikan gambar
dengan pedoman arah ini.
6
Contoh peta Pengelolaan sampah di sekolah
7
2. Warna-warni Tumpukan Sampah
1. Tujuan
•• Siswa memahami pengertian sampah
•• Siswa mengenal jenis sampah basah dan sampah kering
•• Siswa mampu membedakan dan memisahkan sampah basah dan
sampah kering
2. Lokasi
•• Di dalam
•• Di luar kelas (di halaman sekolah atau di dekat tempat pembuangan
sampah)
3. Durasi
1,5 - 2 jam
8
Bekal Info 2
Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah dibedakan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik. Untuk mempermudah penjelasan pada siswa SD,
maka sampah organik disebut sampah basah dan sampah anorganik
disebut sampah kering.
1. Sampah basah
Sampah basah berasal dari bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari proses pertanian, perikanan,
atau yang lain. Yang termasuk jenis sampah basah antara lain sampah
dapur yang berupa sisa sayuran, kulit buah, sampah kebun yang
berupa ranting, bunga, daun, rumput. Ciri sampah ini adalah mudah
diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah kering
Sampah kering berasal dari sumberdaya tak terbaharui (mineral,
minyak bumi) dan proses industri. Yang termasuk jenis sampah kering
antara lain adalah plastik, aluminium, kaca, kaleng, logam, dll. Ciri
sampah kering adalah lambat terurai secara alami, atau bahkan tidak
terurai sama sekali.
Catatan:
Meskipun kertas, karton, dan kardus berasal dari makhluk hidup
(pohon), namun dikelompokkan ke dalam sampah kering karena
melewati proses industri dan dapat didaurulang seperti gelas, kaleng
dan plastik.
9
Bekal Info 2
Limbah Cair
Limbah cair adalah cairan yang telah terbuang dan terkontaminasi.
Yang termasuk limbah cair antara lain adalah bekas air cucian
(pakaian maupun piring), bekas air mandi, dan hasil buangan dari
toilet atau kakus.
Catatan:
Setiap tahun, anak Indonesia mengalami penurunan IQ atau
kecerdasan sebanyak 2,5% akibat menghisap udara yang terpolusi
timbal (timah hitam atau plumbum) dari kendaraan bermotor.
(Menuju Pengusaha Peduli Lingkungan: Asisten Deputi Urusan
Masyarakat Perkotaan Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia)
10
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Bagikan lembar cerita ‘I Selem dan I Dawa’ dan beri waktu pada siswa
untuk membaca dalam hati sebelum mereka bergantian membaca
dengan keras.
Apakah mereka dapat menduga benda asing yang dimakan oleh I Dawa?
Ajak siswa belajar tentang cacing serta mengerti perbedaan antara daun
dan plastik.
•• Permainan
Lakukan permainan Jeruk atau Permen.
•• Pemisahan sampah
Ajak siswa untuk memungut sampah kering yang berserakan di halaman
sekolah atau di kelas dan membuangnya di tempat sampah.
•• Menyanyi lagu
Ajari siswa menyanyikan lagu ‘Membuang Sampah’.
•• Diskusi
Sebagai penutup acara, ajak siswa mendiskusikan kegiatan hari ini.
Tanyakan pada siswa, sampah jenis manakah yang banyak terdapat di
sekolah menurut pengamatan mereka? Apakah yang dapat dikerjakan
oleh siswa? Ajak mereka mengumpulkan sampah kertas untuk dipakai
kembali atau didaur ulang pada pertemuan berikutnya.
11
Jika waktu masih tersisa, minta siswa untuk meneruskan cerita ‘I Selem
dan I Dawa’ berdasarkan kreasi masing-masing dan menuliskannya. Jika
waktu telah habis, kegiatan ini dapat dijadikan PR.
•• Pendahuluan
Tanyakan pada siswa tentang berbagai macam sampah yang mereka
kenal. Ajak mereka untuk membuat persamaan dan perbedaan masing-
masing sampah. Dari persamaan dan perbedaan ini, siswa dapat
membuat pengelompokan sampah. Pendahuluan ini diarahkan untuk
menjelaskan jenis sampah basah dan sampah kering.
•• Menyanyikan lagu
Ajari siswa menyanyikan lagu ‘Membuang Sampah’ ciptaan A.T.
Mahmud.
•• Diskusi
Sebagai penutup acara, ajak siswa mendiskusikan kegiatan hari ini.
Tanyakan pada siswa, sampah jenis manakah yang banyak terdapat di
sekolah menurut pengamatan mereka? Apakah yang dapat dikerjakan
oleh siswa? Ajak mereka mengumpulkan sampah kertas untuk dipakai
kembali atau didaur ulang pada pertemuan berikutnya.
12
C. Kegiatan Siswa
Di sebuah ladang jagung yang baru dipanen, tampak pohon-pohon jagung yang
sudah dipetik buahnya oleh Pak Tani. Tiba-tiba ada suara gemerisik dari arah
tanah, ternyata dua ekor cacing muncul dari dalam tanah.
“Aduh…aku bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Aku ingin makanan yang
lain!”, gerutu I Selem.
I Selem hanya diam dan akhirnya ikut makan di samping I Dawa. Sambil
menggerutu, I Selem mengunyah dedaunan. Tiba-tiba terdengar bunyi kresek-
kresek. Mendengar bunyi aneh itu, I Dawa bertanya pada I Selem. “Makan apa
kamu?”
“Aku mengunyah benda asing. Rasanya bukan seperti daun yang biasa kita
makan”, I Selem menjelaskan seusai memuntahkan makanannya.
“Wah, tapi bukan yang tadi ini. Tidak enak!”, I Selem mengomel.
“Sepertinya aku tahu benda yang tadi kamu makan” goda I Dawa.
13
2. Permainan “Jeruk atau Permen?”
Permainan ini adalah modifikasi permainan “Tong Sampah”. Judul “Jeruk atau
Permen?” mewakili dua jenis sampah, yaitu sampah basah dan sampah kering.
Siswa yang menjadi ‘tong sampah’ untuk sampah basah membawa daun
(contoh sampah basah) dan kertas (contoh sampah kering) bagi ‘tong sampah’
untuk sampah kering.
3. Menyanyikan Lagu
14
Saat bernyanyi, gerakan tangan, kaki atau badan dapat dilakukan saat
menyebutkan kata tertentu dalam lagu, yang setidaknya diucapkan dua kali
dalam lagu. Contoh kata yang diulang dalam lagu ini adalah sampah, bersih,
dan sapu.
15
3. Sampah adalah Harta Karun
Permasalahan sampah yang dijelaskan pada siswa tidak hanya terbatas pada
yang membahayakan manusia, melainkan juga yang mengganggu keseimbangan
alam. Penjelasan prinsip 3M disertai dengan praktek sehingga siswa dapat
dengan mudah memahaminya.
1. Tujuan
•• Siswa memahami permasalahan sampah.
•• Siswa mengetahui prinsip 3M (Mengurangi, Memakai kembali dan
Mendaur ulang)
•• Siswa mengembangkan kreativitas untuk memanfaatkan kembali
sampah menjadi sesuatu yang berguna
2. Lokasi
Di dalam kelas
3. Durasi
1,5 - 2 jam
16
Bekal Info 3
Masalah Sampah
Sampah akan menimbulkan masalah dan merugikan jika kita
tidak melakukan pengelolaan sampah yang tepat. Sampah akan
menimbulkan masalah, antara lain:
•• Masalah lingkungan, antara lain pencemaran air, tanah dan
udara yang membuat rusaknya kehidupan tumbuhan dan
hewan.
•• Masalah kesehatan, misalnya menjadi sumber
perkembangbiakan organisme penyebar penyakit (seperti
lalat dan tikus), sampah B3 yang dibuang sembarangan dapat
menyebabkan manusia cacat, bahkan meninggal
•• Masalah sosial dalam masyarakat, antara lain kotornya
lingkungan sekitar permukiman, selokan yang tersumbat
sampah dan menimbulkan banjir.
Sekilas tentang 3M
Mengurangi, Memakai Kembali dan Mendaurulang (3M) adalah
prinsip dasar tindakan pengelolaan sampah. Prinsip ini berasal dari
negara maju, yang di dunia internasional dikenal dengan istilah 3R,
yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
17
Bekal Info 3
Contoh :
18
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Jelaskan prinsip 3M dan berikan contoh-contoh tindakan yang sesuai dengan
3M. Tanyakan pada siswa tentang tindakan yang pernah mereka lakukan
yang sesuai dengan 3M. Tanyakan pula tindakan apa lagi yang mereka dapat
lakukan.
•• Diskusi penutup
Bahaslah bagaimana perasaan siswa melakukan kegiatan hari ini. Masing-
masing siswa akan secara rutin mencurahkan isi hatinya di Jurnal Hijau,
dengan kreasi dan keinginan yang mereka sukai.
•• Pendahuluan
Gali terlebih dahulu pengetahuan siswa mengenai 3M. Jelaskan tentang prinsip
3M dan berikan contoh-contoh tindakan yang sesuai dengan 3M. Tanyakan
pada siswa tentang tindakan yang pernah mereka lakukan yang sesuai dengan
3M. Tanyakan pula tindakan apa lagi yang mereka dapat lakukan.
•• Opini/Debat mengenai 3M
Ajak siswa melakukan debat, yaitu masing-masing kelompok mengunggulkan
(memberikan opini dan dukungan ) terhadap salah satu dari 3M.
•• Diskusi Penutup
Berikan waktu pada siswa untuk menuliskan rangkuman berdasar opini
yang telah mereka kemukakan. Bahaslah rangkuman tersebut dalam diskusi
bersama.
19
C. Kegiatan Siswa
1. Siapkan kertas bekas yang di baliknya masih kosong, kemudian lipat dua
sisi yang memanjang kira-kira 2 cm.
2. Lipat sepertiga bagian dari panjang kertas dengan arah lipatan yang sama
dengan lipatan pertama (yang akan berfungsi sebagai badan amplop).
3. Kemudian lipat pula sisi satunyasehingga bertemu dengan lipatan kedua
(yang akan berfungsi sebagai penutup amplop).
4. Gunting lipatan paling pinggir atas dan bawah, sisakan lipatan pinggir
yang di tengah.
5. Lem lipatan pinggir yang tersisa dengan lipatan badan amplop (pada
langkah ke-2). Amplop sudah siap digunakan.
Amplop yang sudah dihias, dapat ditempel di sampul jurnal dan berfungsi
sebagai kantong serba guna.
20
2. Membuat Jurnal Hijau
3. Debat tentang 3M
Bagi siswa menjadi tiga kelompok, dan diundi untuk mendapatkan satu
topik: apakah ‘mengurangi’ (reduce), ‘memakai kembali’ (reuse), atau
‘mendaurulang’ (recycle). Beri waktu 10-15 menit bagi mereka untuk
mendiskusikan dalam kelompok mengenai pentingnya tiap topik yang
mereka dapatkan. Tiap kelompok mempresentasikan opini tentang topik
yang didapat. Kelompok lain dapat bertanya atau bahkan membantah
opini ini, sedangkan kelompok yang mendapat giliran presentasi harus
mempertahankan opininya.
21
4. Dibalik Kertas Kita
Kertas dibuat di pabrik dengan bahan dasar kulit pohon. Menurut penelitian,
kebanyakan kertas dapat didaurulang. Kenyataan ini perlu dijelaskan pada anak-
anak sehingga mereka dengan senang hati akan mempraktekkan mendaurulang
kertas.
1. Tujuan
Mempraktekkan pembuatan daur-ulang kertas sebagai satu tindakan nyata
pengelolaan sampah
2. Lokasi
Di luar kelas
3. Durasi
1,5 - 2 jam
22
Bekal Info 4
23
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Berikan informasi tentang kertas. Beri penjelasan mengenai pembuatan
kertas daur-ulang dan lanjutkan dengan praktek. Dampingi dan berikan
contoh langsung pada siswa dalam pembuatan kertas ini.
•• Pendahuluan
Berikan informasi tentang kertas. Beri penjelasan mengenai pembuatan
kertas daur-ulang dan lanjutkan dengan praktek. Dampingi dan berikan
contoh langsung pada siswa dalam pembuatan kertas ini.
24
C. Kegiatan Siswa
Saat mencetak, posisi bingkai yang ditutupi kasa menghadap ke atas, lalu
bingkai yang kosong di taruh di atasnya.
1 2 3 4
8
6 7
5
Catatan:
•• Jika saat mencetak siswa belum mendapatkan hasil yang seperti
diharapkan, besarkan hatinya dan beri kesempatan mencoba lagi setelah
semua siswa mencoba.
•• Di akhir acara, ajak siswa untuk membereskan peralatan dan tempat
yang digunakan. Cuci bersih dan simpan kembali peralatan yang
digunakan. Jika memungkinkan, berikan kesempatan di lain waktu
dengan kesepakatan bahwa mereka akan menjaga kebersihan dan
keutuhan serta menyimpan kembali alat yang digunakan.
Kertas daur ulang yang sudah kering atau sudah jadi dapat digunakan untuk
berbagai macam kreasi.
•• Sebagai pembungkus atau penghias bingkai foto (rangka bingkai dapat
dibuat dari kardus bekas).
•• Jika hasil kertas cukup halus, dapat dibuat buku kecil (notes).
•• Sebagai pembungkus kado
•• Dan sebagainya
26
5. (Harusnya) Tidak Ada Sampah di Alam
1. Tujuan
•• Memahami proses penguraian dalam menjaga keseimbangan alam
•• Memahami fungsi penguraian dalam menjaga keseimbangan alam
2. Lokasi
•• Di dalam
•• Di luar kelas/ruangan
3. Durasi
1,5 jam
27
Bekal Info 5
Penguraian
Penguraian (atau juga disebut dekomposisi) merupakan salah
satu proses penting di alam. Penguraian adalah proses pemisahan
suatu benda menjadi beberapa unit. Atau dengan kata lain,
pengubahan suatu benda ke dalam bentuk yang lebih kecil atau
lebih sederhana. Proses penguraian di alam melibatkan makhluk
pengurai, salah satunya yang paling kita kenal adalah cacing
tanah. Selain cacing tanah, juga ada makhluk pengurai lain seperti
jamur, bakteri, semut, siput, kaki seribu, lalat, dan kumbang.
28
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Jelaskan tentang rantai makanan yang melibatkan makhluk pengurai.
Jelaskan pula peranan mahkluk pengurai dalam ekosistem. Ajak siswa
menggambar makhluk hidup dalam suatu rantai makanan.
•• Bermain tanah
Bentuk empat kelompok siswa dan bekali tiap kelompok dengan alat.
Ajak mereka ke luar kelas dan melakukan kegiatan.
•• Diskusi Penutup
Tanyakan pada siswa tentang perbedaan tanah yang telah mereka amati.
Adakah penyebab yang menjadikan tanah berbeda-beda?
•• Pendahuluan
Jelaskan tentang rantai makanan yang melibatkan makhluk pengurai.
Jelaskan pula peranan mahkluk pengurai dalam ekosistem. Ajak siswa
menggambar makhluk hidup suatu rantai makanan.
•• Bermain tanah
Bentuk empat kelompok siswa dan bekali tiap kelompok dengan alat.
Ajak mereka ke luar kelas dan melakukan kegiatan.
•• Diskusi Penutup
Diskusikan tentang alasan perbedaan tanah yang telah diamati.
Hubungkan dengan keberadaan makhluk hidup di dalamnya. Bahas
pula tentang makhluk hidup selain cacing yang juga berperan sebagai
pengurai.
29
C. Kegiatan Siswa
1. Bermain Tanah
Bentuk siswa menjadi empat kelompok dan bekali tiap kelompok dengan
wadah dan alat untuk mengambil tanah. Ajak mereka ke luar kelas dan
mengambil tanah dari beberapa tempat yang berbeda. Satu kelompok
mengambil contoh tanah di tiga tempat. Misalnya mengambil tanah di
kebun sekolah dan di tempat yang tidak ditumbuhi tanaman.
Bahan
- Tepung
- Garam
- Air
- Pewarna makanan (coklat)
- Penggaris atau karton secukupnya
- Karton untuk alas
Cara membuat
Campur air, garam dan pewarna menjadi satu. Tuangkan sedikit demi
sedikit pada tepung sambil diaduk, sehingga menjadi adonan yang tidak
lengket dan mudah dibentuk.
Ajak siswa untuk membuat cacing tiruan dari adonan tersebut di atas
alas karton. Penggaris atau pinggiran karton dapat digunakan untuk
memberi bentuk gelang-gelang pada tubuh cacing. Cacing tiruan yang
sudah jadi akan mengeras dalam waktu seminggu.
30
6. Dari Tanah Kembali ke Tanah
1. Tujuan
Mempraktekkan pembuatan kompos sebagai satu tindakan nyata
pengelolaan sampah
2. Lokasi
•• Di dalam kelas
•• Di luar kelas (halaman sekolah)
3. Durasi
1,5 jam
31
Bekal Info 6
32
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Bahas kembali bersama siswa secara ringkas tentang cacing dan hewan
di dalam tanah di alam: makanannya, tempat hidupnya, ciri-cirinya serta
peran hewan-hewan ini di alam. Jelaskan kembali tentang langkah
pembuatan kompos.
•• Membuat Kompos
Kumpulkan sampah basah sebagai bahan kompos di dekat tempat
pembuatan kompos. Bahan kompos selanjutnya dipotong-potong
menjadi bagian yang kecil (dicacah). Pada saat proses pencacahan bahan
kompos, pastikan semua siswa mencoba mempraktekkan. Bentuklah
kelompok siswa yang akan bergantian menambahkan bahan kompos
baru dan membalik kompos. Libatkan siswa untuk membuat jadwal piket
membuat kompos yang dipasang di kelas. Setelah kompos jadi, panen
dapat dilakukan oleh seluruh kelompok.
•• Pendahuluan
Bahas kembali bersama siswa secara ringkas tentang materi cacing dan
hewan lain di dalam tanah di alam: makanannya, tempat hidupnya, ciri-
cirinya serta peran hewan-hewan ini di alam. Jelaskan kembali tentang
langkah pembuatan kompos.
•• Membuat Kompos
Kumpulkan sampah basah sebagai bahan kompos di dekat tempat
pembuatan kompos. Bahan kompos selanjutnya dipotong-potong
menjadi bagian yang kecil (dicacah). Pada saat proses pencacahan bahan
kompos, pastikan semua siswa mencoba mempraktekkan. Bentuklah
kelompok siswa yang akan bergantian menambahkan bahan kompos
baru dan membalik kompos. Libatkan siswa untuk membuat jadwal piket
membuat kompos yang dipasang di kelas. Setelah kompos jadi, panen
dapat dilakukan oleh seluruh kelompok.
33
C. Kegiatan Siswa
Membuat Kompos
•• Bahan kompos
Pembuatan kompos memerlukan bahan yang kaya Nitrogen (sering
disebut bahan hijau), bahan kaya Karbon (sering disebut bahan coklat),
air, udara serta hewan pengurai (dekomposer).
Bahan yang coklat adalah sumber Karbon dan menyediakan energi bagi
hewan pengurai :
-- Rumput kering, daun kering, dan gulma
-- Jerami
-- Sisa serutan kayu
-- Ranting dan cabang
-- Serbuk gergaji
-- Koran yang sudah di potong kecil-kecil
-- Batang dan tongkol jagung
34
Bahan tersebut antara lain:
-- Sisa makanan mengandung daging, susu atau minyak
-- Kotoran hewan piaraan (anjing, kucing, atau burung)
-- Tanaman yang terkena penyakit
-- Gulma yang masih dapat bereproduksi
-- Abu dari arang batubara
35
7. Menanam Di Sekolah
Materi berkebun menjadi pokok bahasan dalam kegiatan ini. Jangan sungkan
untuk melibatkan rekan lain atau tukang kebun yang dapat membantu. Jika
halaman sekolah sempit, manfaatkan kaleng bekas, pralon bekas, dll, sebagai
tempat menanam.
1. Tujuan
•• Memanfaatkan kebun sekolah sebagai media pembelajaran di sekolah
•• Memahami fungsi tanaman terhadap lingkungan sekolah
2. Lokasi
•• Di dalam kelas
•• Di kebun sekolah
3. Durasi
2 jam
36
Bekal Info 7
Kebun Sekolah
Kebun sekolah adalah suatu tempat di sekolah, yang disediakan
oleh pihak sekolah untuk ditanami oleh para siswanya. Kebun
sekolah tidak memerlukan lahan yang luas, namun yang lebih
penting adalah siswa belajar mencintai tanaman dengan
menanam dan merawatnya.
37
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Minta siswa untuk melaporkan perkembangan proses pembuatan
kompos. Setelah itu, sebutkan beberapa tanaman yang sering ditanam
di pekarangan dan tanyakan pada siswa tentang cara menanamnya.
Kemungkinan besar, siswa bahkan tidak mengetahui nama tanaman
karena mereka tidak memiliki pekarangan atau pekarangannya tidak
ditanami. Untuk itu, kita mencoba menanam beberapa bibit yang sudah
kita siapkan sebelumnya.
•• Ayo Menanam!
Ajak siswa untuk menanam bibit yang mereka inginkan, di sebuah wadah.
Tunjukkan cara menanam yang benar dan biarkan mereka mencoba
melakukan sendiri. Lalu terangkan cara merawat tanaman yang telah
ditanam. Selanjutnya, mereka dapat membawa pulang wadah berikut
tanaman, untuk dirawat di rumah masing-masing.
•• Pendahuluan
Minta siswa untuk melaporkan perkembangan kompos yang mereka
sedang kerjakan. Sempatkan untuk melihat langsung ke kotak kompos
untuk memastikan kompos telah diproses dengan benar. Pastikan pula
tidak ada sampah plastik yang tercampur dalam bahan kompos.
38
•• Diskusi Kelas
Dengan masih menggunakan kelompok yang dibentuk pada tatap muka
kompos, tugaskan siswa untuk membuat perencanaan mengenai kebun
yang diinginkan dan keperluan yang akan digunakan. Beri waktu selama
15 menit untuk diskusi kelompok. Setelah itu, tiap kelompok menjelaskan
perencanaan yang dibuat pada kelompok lain. Kemudian diskusi kelas
untuk memilih salah satu perencanaan yang paling cocok untuk kondisi
pekarangan sekolah.
Jika semua siswa sudah mendapat kesepakatan, maka ajak mereka untuk
mulai melakukan pengolahan tanah dan pembibitan.
39
C. Kegiatan Siswa
Berkebun di Sekolah
40
21 Kunyit Rimpang langsung 40 x 40 cm
22 Lengkuas Rimpang langsung 30 x 60 cm
23 Temulawak Rimpang langsung 60 x 60 cm
24 Jeruk nipis B/C/O 6m
25 Mangga B/C/O 5-8m
26 Alpukat B/C/O 14 - 16 m
27 Rambutan B/C/O 12 - 14 m
28 Pisang Anakan 5m
29 Belimbing manis B/C/O 6m
30 Pepaya B 2-5m
31 Sawo B/C/O 12 m
32 Sirsak B/C/O 5-7m
Langkah-langkah berkebun :
1. Mula-mula kita merencanakan; bentuk kebun seperti apa yang kita
inginkan, akan ditanam di pot atau langsung di tanah.
2. Kemudian kita membuat sebuah daftar hal-hal yang diperlukan untuk
berkebun, baik alat, media tanam, maupun bibitnya.
3. Setelah itu kita mengolah tanah; menggemburkan, mencabut tanaman
liar, dan membersihkan batu-batu kecil.
4. Lalu tanah di beri pupuk kompos supaya mengandung nutrisi yang
diperlukan tanaman. Pupuk kompos diaduk dengan tanah yang sudah
digemburkan agar zat nutrisi yang ada di kompos tercampur rata dengan
tanah.
5. Tanah yang sudah gembur dan dicampur dengan pupuk kompos, telah siap
ditanami dengan bibit tanaman yang kita inginkan.
6. Jangan lupa untuk merawat tanaman dengan melakukan penyiraman
secara teratur. pemupukan dapat dilakukan apabila tanah mulai terlihat
kering, setah digemburkan. Selai air dan nutrisi dari pupuk, tanaman juga
memerlukan oksigen, karbondioksida, serta sinar matahari untuk memasak
makanan (berfotosintesis)
Catatan : untuk tanaman yang cara tanamnya disemai, kita harus melakukan
pembibitan terlebih dahulu. Untuk pembibitan, diperlukan tempat atau wadah
persemaian, tanah yang gembur, dan benih untuk disemai. Setelah persemaian
berumur 3-4 minggu, baru dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
41
8. Pantaiku Bersih
1. Tujuan
•• Memahami ekosistem pantai
•• Memahami permasalahan sampah di daerah pantai dan mendiskusikan
alternatif penyelesaiannya
2. Lokasi
•• Di dalam kelas
•• Di luar ruangan (pantai terdekat)
3. Durasi
1,5 - 2 jam
42
Bekal Info 8
Sampah di pantai
Kita suka pergi ke pantai bersama keluarga atau hanya sekedar
jalan-jalan bersama teman. Sayangnya, masalah sampah menjadi
permasalahan di pantai. Sampah yang dibuang ke selokan
maupun ke sungai, akan terbawa hingga ke muara sungai, dan
pada akhirnya akan sampai di pantai dan mengotori laut.
Terumbu karang
Terumbu karang merupakan tempat tinggal berbagai macam
mahkluk hidup yang ada di laut. Terumbu karang terbentuk dari
karang batu, yaitu sejenis binatang berongga yang memakan
plankton. Kebanyakan terumbu karang sangat bergantung pada
sinar matahari, sehingga diperlukan perairan jernih agar sinar
matahari dapat sampai pada terumbu karang. Oleh karena itu,
jarak tempat hidup terumbu karang dengan pantai tidak terlalu
dekat, karena perairan di dekat pantai biasanya agak keruh.
43
Bekal Info 8
Penyu
Seekor penyu dapat hidup lebih dari 100 tahun, tapi rata-ratanya
70-80 tahun. Penyu mencapai masa berkembang biak sangat
lambat, yaitu pada umur 15-50 tahun. Penyu betina biasanya
bertelur di pantai yang sama tempat dia ditetaskan. Penyu saat
ini sedang terancam punah karena diburu setiap tahun, padahal
hewan ini sulit berkembang biak.
Ikan badut
Ikan ini tinggal di terumbu karang. Warnanya yang mencolok,
merah dengan belang putih, menyebabkan ia bersembunyi
diantara anemon. Anemon adalah sulur-sulur yang terdapat
pada terumbu karang, memiliki racun di ujung sulurnya, namun
ikan badut kebal terhadap racun anemon. Masa reproduksi ikan
badut cukup teratur, biasanya sebulan sekali.
44
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Tanyakan pada siswa tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pantai.
Awali dengan beberapa pertanyaan sederhana, seperti, “tumbuhan apa saja
yang pernah kamu lihat di pantai?”, atau “hewan apa yang hidup di pantai,
selain ikan?”. “Adakah sampah di pantai?” Bahaslah bersama siswa.
•• Bermain peran
Bentuk beberapa kelompok siswa dan bagikan lembar bermain peran.
Masing-masing kelompok memerankan satu karakter tokoh. Pastikan siswa
memahami karakter setiap tokoh yang dimainkan. Jika siswa sudah siap,
bermain peran dimulai.
•• Diskusi Penutup
Di akhir kegiatan, adakan diskusi untuk membahas pendapat masing-masing
tokoh yang mereka mainkan. Jelaskan pada mereka bahwa setiap komponen
yang ada di pantai memiliki peranan masing-masing yang saling melengkapi,
tidak ada yang tidak penting.
•• Pendahuluan
Tanyakan pada siswa tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pantai.
Misalnya, frekuensi kunjungan dalam sebulan, hal-hal yang dilakukan di
pantai, hingga menyebutkan makhluk hidup yang biasa mereka lihat di
pantai. Tanyakan pula apakah sampah menjadi masalah di pantai?
•• Bermain Peran
Bentuk beberapa kelompok siswa dan bagikan lembar bermain peran.
Masing-masing kelompok memerankan satu karakter tokoh. Pastikan siswa
memahami karakter setiap tokoh yang dimainkan. Jika siswa sudah siap,
bermain peran dimulai.
•• Diskusi Penutup
Di akhir kegiatan, adakan diskusi untuk membahas permainan peran
yang telah dilakukan. Tanyakan pada siswa peranan penting masing-
masing tokoh yang mereka mainkan. Jelaskan pada mereka bahwa
setiap komponen yang ada di pantai memiliki peranan masing-masing
yang saling melengkapi, tidak ada yang tidak penting.
45
C. Kegiatan Siswa
Para tokoh:
Ringan sehingga mudah terbawa angin dan arus air, berbahaya jika
menjerat atau tertelan makhluk hidup.
Sampah plastik
46
Alur cerita:
Esok harinya, ketika burung camar terbang di atas air laut, dia melihat
banyak sampah plastik terapung. Air lautpun mengeluhkan hal yang sama,
sampah plastik membuat badannya kotor dan berat. Padang lamun yang
tumbuh dekat pantai juga sering terganggu oleh plastik yang menjerat dan
menutupi daunnya. Ternyata mereka semua merasa terganggu dengan
adanya sampah plastik yang bertebaran di mana-mana.
47
2. Bermain Peran untuk Siswa SLTP
Ajak siswa SLTP untuk membaca dan memahami alur cerita ini. Biarkan
siswa berkreasi dalam memerankan karakter yang ada. Sarankan siswa
untuk tidak membawa/membaca teks cerita ini saat memerankan tokoh.
Ajak siswa berdiskusi setelah selesai bermain peran tentang peran masing-
masing, masalah sampah yang dihadapi serta tindakan yang dapat dilakukan
oleh siswa.
Para tokoh:
Mr. dan Mrs. Klindt (wisatawan asing)
Terbiasa dengan keadaan bersih dan tertib di negara asalnya.
Satpam hotel
Tegas dalam menjaga keamanan di hotelnya demi kenyamanan para tamu.
Pegawai artshop
Selalu berusaha menawarkan dagangan pada turis.
Penjual lumpia
Menawarkan dagangannya dengan mendatangi orang yang duduk-duduk
di pantai. Meski membawa kantong plastik khusus untuk tempat sampah,
namun tidak mampu mencegah pembeli untuk membuang sampah di
sembarang tempat.
Penduduk lokal
Berekreasi dengan berenang di pantai bersama teman dan keluarga. Sering
membuang/meninggalkan sampah sembarangan di pantai.
Alur cerita :
Mr. and Mrs. Klindt adalah sepasang suami istri yang berasal dari Soklinia,
mereka sedang berlibur di Bali. Mereka menginap di Hotel Luwung, sebuah
hotel terkenal di kawasan pantai. Mereka sangat suka berjalan-jalan
menyusuri pantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.
Pada hari kedua, mereka mengamati bahwa di sore hari pengunjung pantai
48
gemar membeli lumpia dan menikmatinya sambil duduk-duduk di pantai.
Mereka juga melihat bahwa banyak pembeli yang membuang bungkus
lumpia begitu saja ke pasir. Meski telah menyediakan kantong plastik
tempat sampah, ternyata pedagang lumpia tak mampu melarang pembeli
untuk tidak membuang bungkus lumpia sembarangan.
Beri waktu bagi siswa SMU untuk membaca dan memahami cerita ini serta
mampu memerankan para tokoh tanpa membawa teks. Biarkan siswa
berkreasi dalam memerankan karakter yang ada. Ajak siswa berdiskusi
setelah selesai bermain peran tentang masalah sampah, berbagai
kepentingan yang ada serta solusi yang memungkinkan.
Para tokoh:
Wayan Semplar (Kepala Banjar yang baru)
Saya sudah tinggal di Banjar Beten Nyuh sejak lahir, ibaratnya saya sudah
menyatu dengan denyut kehidupan pantai. Banjar Beten Nyuh terletak
di pesisir pantai yang juga dinamai pantai Beten Nyuh. Dahulu pantai itu
berpasir putih, dengan pemandangan indah dan ombak yang bagus bagi
peselancar. Namun sekarang, sudah banyak hotel megah yang berdiri
di sekitar pantai, wisatawan berdatangan tanpa henti. Sepertinya bagus
bagi peningkatan taraf hidup warga, namun pada kenyataannya? Sampah
berserakan dimana-mana, bahkan air laut pun menjadi keruh karena limbah
hotel. Terakhir saya mendengar tentang rencana pembangunan restoran
milik hotel Luwung dengan membendung ombak laut. Saya benar-benar
sedih melihat kondisi tanah kelahiran saya. Saya ingin mengajak pihak-pihak
yang berwenang untuk menyelesaikan masalah ini.
49
Rumboot Brekley (salah satu Pemilik hotel)
Hotel Luwung yang saya miliki adalah salah hotel berbintang yang terletak
di kawasan pantai Beten Nyuh. Hotel saya memiliki 200 buah kamar yang
harus terisi 60% agar mendapatkan laba. Dengan tingkat hunian yang
menurun akhir-akhir ini, saya perlu melakukan sesuatu untuk menarik
wisatawan menginap di hotel saya. Rencananya saya akan membangun
sebuah restoran yang menyajikan masakan dari 5 benua di pinggir pantai.
Untuk itu, saya perlu mendirikan tembok beton untuk menahan ombak
laut yang dapat menyebabkan abrasi pada tanah dan bangunan restoran
nantinya.
50
berkunjung ke pantai tersebut, kan masih banyak jalan lain yang lebih
baik? Saya berharap diskusi yang diprakarsai Kepala banjar yang baru, akan
membawa angin segar bagi pantai Beten Nyuh. Saya menyadari banyaknya
pihak yang berkepentingan dalam suatu penyelesaian masalah, sehingga
menyadari pula pentingnya kesepakatan bersama.
Alur cerita:
Seminggu yang lalu warga banjar Beten Nyuh memilih Wayan Semplar
sebagai Kepala Banjar yang baru. Meski masih muda, namun Wayan Semplar
terkenal sebagai orang yang jujur dan berjiwa sosial.
Sejak lama Wayan Semplar prihatin dengan keadaan pantai Beten Nyuh yang
semakin kotor dari hari kehari. Sejak dahulu dia dan beberapa temannya
mencoba berbagai cara untuk menjaga kebersihan pantai. Meski banyak
faktor yang menjadikan usaha mereka tidak 100% sukses, namun kepedulian
dan kuatnya keterikatan terhadap tempat tinggalnya menjadikan Wayan
Semplar pantang menyerah untuk menyelesaikan permasalahan sampah.
Sebagai Kepala Banjar yang baru, Wayan Semplar ingin mengajak warga
banjarnya bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan
masalah sampah. Sebagai langkah awal, dia mengundang beberapa tokoh
untuk membahas permasalahan ini dan mencari alternatif penyelesaiannya.
Pertemuan diadakan di Bale Banjar dan juga dihadiri oleh Kepala Kebersihan
Kota, beberapa pemilik hotel/manajer hotel yang terletak di banjar ini, ketua
asosiasi pedagang artshop, ketua sekaa teruna teruni serta tokoh LSM.
51
9. Misteri Mangrove
1. Tujuan
•• Memahami ekosistem mangrove
•• Memahami permasalahan sampah di daerah mangrove dan akibatnya
2. Lokasi
•• Di dalam kelas
•• Di luar ruangan (hutan mangrove terdekat)
3. Durasi
1,5 jam
52
Bekal Info 9
53
Bekal Info 9
Mangrove memiliki 4 jenis akar, yaitu :
Jenis-Jenis Tanaman Mangrove
54
B. Alur Kegiatan
•• Pendahuluan
Tanyakan pada siswa apakah pernah mendengar isilah mangrove dan
bakau? Jelaskan pada mereka tentang ekosistem mangrove, fungsinya
serta masalah sampah yang dihadapi.
•• Diskusi Penutup
Diskusikan tentang tokoh komik yang mereka sukai dan tidak disukai.
Tanyakan pula apa makanan dan bagaimana hidup di hutan mangrove.
•• Pendahuluan
Gali pengetahuan siswa tentang ekosistem mangrove. Beri beberapa
pertanyaan, misalnya, “Apakah kalian pernah mengunjungi hutan
mangrove?”, “hewan apa sajakah yang kalian lihat di sana?”, “tahukah
kalian jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan mangrove?”.
•• Diskusi Penutup
Diskusikan hal-hal yang menunjukkan pentingnya ekosistem mangrove
bagi lingkungan.
55
C. Kegiatan Siswa
1. Komik Mangrove
56
2. Bacaan Berbahasa Inggris
My name is Koncreng. I am a crab. I have four friends. Their name are Bedug,
Omang-omang, Legu, and Bécenik.
Bedug is a shrimp. He has a hunched back.
Omang-omang is a snail. He lives in his shell and takes it everywhere.
Legu is a mosquito. She lays her eggs in the water.
Bécenik is a fish. He likes swimming. We all live in the mangrove forest.
“Yeah, the humans always throw their garbage into the river, and then it
ends up in the sea”, Omang-omang said.
“Last week some plastic string got wrapped round my claw and I couldn’t
eat properly” I moan.
“I’m sure that wasn’t very nice”, Omang-omang said. “You could have
died.”
Suddenly Legu arrives and screams to us, “Quick hide! Kokokan the egret is
coming!”.
57
Omang-omang quickly hides himself in his shell.
Kokokan splashes into the water, but she finds nothing but dirty plastic
floating around her. Disgusted she flies off again.
“Ya, you are right! Let’s move to another place!”, I agree with him. “But
what about breakfast?”
58
Pertanyaan :
Pertanyaan no 1-5 untuk semua siswa dan no 6-8 khusus siswa SMU
1. How many animals are there in the story? What are they?
2. Why do they hide when Kokokan comes?
3. Why does Koncreng shout?
4. What was Kokokan found when she splashed into the water?
5. Where can you see mangrove in Bali?
6. Can you describe more about Kokokan? (its colour, living place, food,
etc.)
7. How many plastic bags have you used this week?
8. Where are the plastic bags now?
59
Daftar Bacaan
Buku :
Allen, Gerald, PhD., 1996, Marine Life of Indonesia and Southeast Asia, Singapura:
Periplus Singapore
Asisten Deputi Urusan Masyarakat Perkotaan Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia, 2002, Menuju Pengusaha Peduli Lingkungan, Jakarta: Asisten
Deputi Bidang Masyarakat Perkotaan Kementerian Lingkungan Hidup.
Bengen, Dietriech G., Dr., Ir., DEA, 2002, Mengenal dan Memelihara Mangrove,
Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.
Centre for Environment Education, 1999, Towards a Green Future: A Trainer’s
Manual on Education for Sustainable Development, Ahmedabad: Centre for
Environment Education.
Cohcran, Margaret T., 1994, Do It Yourself: Planet Saver, Sydney: The Book Company
International PTY LTD.
CSIRO Australia, 1990, Food for Plants: Discovering Soils no. 6, Melbourne: CSIRO
Australia.
Planet Ark Environmental Foundation, 2000, Do Something!, Sydney: Australian
Association for Environmental Education Inc.
Mahmud, A.T., 2000,Pustaka Nada 2: Kumpulan lagu anak-anak, Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rodale Research Centre, The Rodale Book of Composting, Rodale Press.
Setiawan, Heri Agus, 2000, Halamanku yang Hijau, Makassar: PPLH Puntondo
didukung PLAN International Takalar.
Vocational Education Development Centre (VEDC), 1997, Sampah dan
Pengelolaannya, Buku Panduan, Malang: VEDC.
Whitten, Tony, Soeriatmadja, Roehayat Emon, Affif, Suraya A., 1999, Ekologi Jawa
dan Bali, Seri Ekologi Indonesia jilid II, Jakarta: Prenhallindo.
Buletin dan Jurnal :
Benih Matahari, edisi Sampah, No. 1/Tahun I/ Agustus 2003, hal. 4
Hammond, William F., 2002, ‘The Creative Journal: a power tool for learning’, Green
Teacher: Tracking Wildlife, Issue 69, pp. 34-38.
Jory, Tina, 1997, ‘Earthworm Art’, Green Teacher: Remistifying the City, Issue 52, ,
pp. 32-33.
Undang-undang:
UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997.
60
SEKOLAHKU HIJAU
Lingkungan Sekolahku
Mengajak siswa untuk lebih mengenal lingkungan sekolahnya.
Menanam di Sekolah
Mengajak siswa untuk lebih mencintai tanaman.
Pantaiku Bersih
Mengingatkan siswa tentang masalah sampah di pantai.
Misteri Mangrove
Menambah pengetauan siswa tentang mangrove dan bahaya
sampah yang dihadapinya.