YOGYAKARTA
2019
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan
oleh tweet black campaign di sosial media twitter yang dilakukan oleh aktor-aktor
politik maupun buzzer politik terhadap persepsi mahasiswa FPSB UII angkatan
2018 dalam dunia politik menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa FPSB UII angkatan 2018. Penelitian
ini menemukan bahwa adanya pengaruh antara eksistensi tweet black campaign di
twitter terhadap persepsi mahasiswa FPSB UII angkatan 2018 dalam perpolitikan
dimana hal tersebut memiliki pengaruh negatif sehingga persepsi mahasiswa
tentang politik menjadi buruk dan melahirkan sifat apatis terhadap perpolitikan,
penelitian ini juga menemukan bahwa para mahasiswa jarang ada yang
melibatkan diri dalam sebuah tweet black campaign dan juga banyak dari
mahasiswa yang tidak meyakini kebenaran atas adanya cuitan black campaign.
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
Bersamaan dengan berkembangnya penggunaan twitter, umumnya pada
mahasiswa, setelah terdapat jeda beberapa tahun dengan instagram mulai menduduki
platform dan menjadi pupoler dalam waktu yang singkat , twitter secara berangsur
kembali berdiri dan ramai akan penggunanya, baik pengguna twitter lama maupun
pengguna twitter baru. Selain menjadi platform online untuk berinteraksi terhadap
sesama orang, penggunaan media sosial secara umum dapat menjadi suatu hiburan
sesaat, memperoleh berita dan informasi terkini, serta membentuk opini publik. Tidak
jarang juga dengan era digital yang terus berkembang hingga saat ini, kegiatan
kampanye politik didorong untuk beradaptasi dan menggunakan setiap peluang yang
ada untuk mencari dukungan untuk kepentingan kelompoknya. Dalam kampanye
politik, seseorang atau suatu kelompok akan menggunakan segala cara untuk
mendapatkan suara yang dibutuhkan, termasuk dengan black campaign.
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang lalu, kedua calon presiden saat
itu yakni Presiden Joko Widodo dan sekarang mantan calon presiden Prabowo
Subianto kerap menggunakan cara apapun untuk mengkampanyekan dirinya masing-
masing dengan tujuan mendapatkan dukungan suara serta memperoleh rasa trust and
loyalty dari pendukung. Pramomo Ubaid Tanthowi, Komisioner Komisi Pemilihan
Umum (KPU) menyebut hoaks menjadi strategi kampanye dari tim sukses Jojo
Widodo-Ma’aruf Amin dan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Pramono juga
menyebut hoaks sengaja diproduksi kedua timses guna menjatuhkan kandidat lawan
dengan menyewa buzzer untuk berkampanye. Buzzer bertugas untuk membuat
‘perang isu’ dan terus-menerus mendorong naik isu yang dibuatnya dalam media
sosial sehingga menjadi perhatian publik (CNN Indonesia, 2019).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Haidir Fitra Siagian (2015) yang meneliti
pengaruh dan efektivitas penggunaan media sosial sebagai saluran komunikasi politik
dalam membentuk opini publik, dia menjabarkan bahwa media sosial dapat
dikategorikan sebagai media massa, karena sifatnya terbuka untuk semua khalayak
yang berhasil mengaksesnya tanpa batasan, termasuk batasan geografis dan batasan
ideologis, dan bisa memasuki ranah pribadi dari penggunannya, dengan begitu sosial
media bisa menjadi penyambung lidah bagi para pelaku politik dalam
mengkampanyekan pandangan politiknya terhadap publik luas.
Pesan-pesan politik yang disampaikan seorang kandidat melalui media sosial
dapat memberikan pengaruh kepada khalayak. Tingkat pengaruh kepada setiap
individu adalah berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pengaruh pesan-pesan
politik tersebut boleh jadi menimbulkan sikap yang politik positif atau negatif
khalayak. Sikap positif adalah dengan mengikuti apa yang diinginkan oleh
komunikator politik. Sedangkan sikap negatif adalah mengabaikan keinginan para
kandidat.
Tidak hanya itu, khalayak juga dapat memberikan sikap yang berlawanan
terhadap apa yang disampaikan oleh seorang komunikator politik. Dengan demikian,
pengaruh pesan-pesan politik melalui media sosial kepada khalayak adalah ditentukan
oleh sejauh mana seorang kandidat atau komunikator politiknya dapat mengemas
proses penyampaian pesan dengan baik dan efektif. Apabila proses penyampaian
pesan tersebut tidak sesuai dengan harapan khalayak, maka hasilnya mungkin saja
tidak sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Haidir menyimpulkan: dalam
menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasi politik, tidaklah serta merta
dapat berhasil dengan baik. Justru harus menggunakan strategi dan kerja-kerja politik
yang profesional dan terukur. Pihak yang berkampanye untuk memenangkan
pemilihan presiden maupun dalam pemilihan kepala daerah dan anggota legislatif,
perlu mengenal khalayak secara cermat sehingga dapat mengetahui keperluan mereka.
Dengan demikian pesan-pesan yang akan disampaikan kepada khalayak sudah dapat
dipastikan akan dapat memberikan pengaruh yang positif.
Menurut Cangara (2014), setiap usaha untuk mengisi jabatan, terutama untuk
jabatan publik, gossip yang mengarah pada bentuk kampanye hitam akan selalu
muncul. Kampanye hitam yang biasa disebut dengan black campaign cenderung
menyudutkan para calon yang diusung untuk menduduki suatu jabatan. Isu itu
biasanya erat kaitannya dengan apa yang disebut “3Ta”, yaitu : Harta, Wanita, dan
Tahta. Harta biasanya diisukan dalam bentuk korupsi, wanita dalam bentuk istri
simpanan atau perselingkuhan, sedangkan tahta dinilai sikap ambisius.
Sedangkan dalam penelitian Yudha Pradana (2017), Yudha meneliti peranan
media sosial dalam pengembangan melek potik mahasiswa, dia menjelaskan bahwa
dengan adanya media sosial, mahasiswa bisa mengakses setiap waktu untuk
mengumpulkan informasi, salah satu informasi yang kerap dicari adalah informasi
tentang perpolitikan di Indonesia dan Yudha menyimpulkan bahwa Penggunaan media
sosial oleh mahasiswa 48% termasuk kategori baik, 36% cukup baik, dan 15% kurang
baik. Melek politik mahasiswa berada pada kategori 36% baik, 43% cukup baik, dan
21% kurang baik. Peranan media sosial dalam pengembangan melek politik
mahasiswa menunjukkan bahwa sebesar 54,79% dipengaruhi oleh media sosial.
Sedangkan sisanya sebesar 45,21% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati
olehnya
Menurut Kantaprawira (2004) beliau mengartikan melek politik sebagai
perwujudan dari pendidikan politik untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat
dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya.
Abdurrahman (Suhiat, 2009) berpendapat bahwa semakin tinggi taraf kesadaran
seseorang maka akan semakin tinggi pula ketaatannya terhadap sistem politik dan
juga sebaliknya. Melek politik berpangkal pada adanya suatu pengetahuan tentang
politik dan nilai-nilai Konstitusi yang mengatur kehidupan politik. Dari pengetahuan
tersebut akan lahir suatu pengakuan dan penghargaan terhadap ketentuan-ketentuan
hukum sehingga akan muncul sikap penghayatan terhadap sistem politik tersebut.
1. Bagaimana respon mahasiswa FPSB UII yang menggunakan twitter terhadap adanya
black campaign ?
2. Apa saja pengaruh yang timbulkan atas adanya black campaign di twitter ?
1. Untuk mengetahui bagaimana respon mahasiswa FPSB UII sebagai pengguna twitter
terhadap adanya black campaign
2. Untuk melihat pengaruh yang timbulkan atas adanya black campign di twitter
1. Manfaat Teoritik
b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan
2. Manfaat Praktis
aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk
susunan masyarakat”.
(1982: 8) sebagai berikut: “pada umumnya dikatakan bahwa politik (politics) adalah
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu”.
Fungsi politik:
a. Sosialisasi Politik
kelompoknya dan peranan dalam kelompok. Jadi dengan demikian sosialisasi politik
memiliki budaya politik kelompoknya dan bersikap serta bertindak sesuai dengan
budaya politik tersebut. Dan sosialisasi dilakukan oleh semua unsur dalam
dan sekolah, juga instansi resmi. Dengan demikian kebudayaan politik dapat
b. Rekruitmen Politik
untuk menduduki jabatan politik dan administrasi. Menurut Gabriel A. Almont setiap
sistem politik mempunyai cara tersendiri dalam merekrut warganya untuk menduduki
c. Artikulasi Kepentingan
dari sistem politik. Hal ini rakyat menyatakan kepentingan mereka kepada lembaga-
pemerintahan.
d. Agresi Kepentingan
Fungsi ini adalah proses perumusan alternatif dengan jelas dengan jalan
kepentingan dapat diselenggarakan oleh seluruh subsistem dari sistem politik seperti
Politik(Suatu Telaah Dari Sistem Politik) 271 (Abdulkadir B. Nambo dan Muhamad
Rusdiyanto Puluhuluwa)
e. Komunikasi Politik
Artinya pihak lain mengambil bagian dalam sosialisasi politik dengan menggunakan
aturan. Ketiga fungsi ini oleh Gabriel A. Almond sebagai fungsifungsi pemerintahan
dan tidak dibahas lebih lanjut karena pertimbangan ketidakpastian struktur formal
disebabkan konsep yang diajukannya kekurangan unsur yang esensial sebab fungsi
Black campaign pada umumnya sering kita temui pada keadaan politik.
Menurut Ade Tuti (2016), Black campaign atau yang sering juga disebut dengan
kampanye hitam yaitu suatu kegiatan yang dikaitkan dengan mengadu domba,
menghasut, menghina, bahkan menyebar berita bohong atau yang biasa disebut doang
hoax. Pelaku black campaign meliputi seorang calon/sekelompok orang/partai politik/
pendukung seorang calon, terhadap lawan mereka. Menurut Mahfud Md (2019), Jika
black campaign lebih dikaitkan dengan kampanye yang penuh fitnah dan kebohongan,
maka beda halnya dengan negative campaign, yang lebih fokus pada mengemukakan
sisi negatif atau kelemahan faktual tentang lawan politik. Maka dari itu, Mahfud Md
menolak keras black campaign dan tidak melarang negative campaign karena Mahfud
Melalui pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi yang akan
dijadikan indikator dari terpaan :
a. Frekuensi
b. Intensitas penggunaan media sosial twitter
I.VI. Hipotesis
Hipotesis ialah pernyataan mengenai populasi yang kebenarannya diuji
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian yang diambil. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui dampak terpaan black campaign di aplikasi twitter
terhadap persepsi mahasiswa FPSB UII dalam dunia politik, dimana penelitian ini
ingin mencari pandangan mahasiswa tentang perpolitikan setelah adanya fenomena
kampanye hitam ini. Berikut ini perumusan hipotesis dari penelitian ini:
H0: Terdapat pengaruh yang signifikan dengan adanya black campaign atau
kampanye hitam di twitter terhadap perspektif politik mahasiswa FPSB UII
Ha: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dengan adanya black campaign atau
kampanye hitam di twitter terhadap perspektif politik mahasiswa FPSB UII
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk
susunan masyarakat”.
(1982: 8) sebagai berikut: “pada umumnya dikatakan bahwa politik (politics) adalah
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu”.
Black campaign pada umumnya sering kita temui pada keadaan politik.
Menurut Ade Tuti (2016), Black campaign atau yang sering juga disebut dengan
kampanye hitam yaitu suatu kegiatan yang dikaitkan dengan mengadu domba,
menghasut, menghina, bahkan menyebar berita bohong atau yang biasa disebut doang
pendukung seorang calon, terhadap lawan mereka. Menurut Mahfud Md (2019), Jika
black campaign lebih dikaitkan dengan kampanye yang penuh fitnah dan kebohongan,
maka beda halnya dengan negative campaign, yang lebih fokus pada mengemukakan
sisi negatif atau kelemahan faktual tentang lawan politik. Maka dari itu, Mahfud Md
menolak keras black campaign dan tidak melarang negative campaign karena Mahfud
2. Fenomena black campaign dalam pemilihan kepala daerah 2015 (ade tuti tahun
2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
III.I. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini bermaksud untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Tujuan penelitian ini adalah
peneliti ingin menjelaskan,memaparkan secara objektif mengenai “Pengaruh Black
Campaign Di TwitterTerhadap Perspektif Mahasiswa FPSB UII Dalam Dunia Politik”
III.IV. Variabel
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel independent (variabel bebas). Yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah fenomena black campaign di twitter
b. Variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah dampak yang mempengaruhi mahasiswa FPSB UII
Skala Pengukuran
Teknik pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur siapa, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiono,1999:89).
Dari instrument diperoleh jawaban dengan gradiasi skor sebagai berikut:
Dalam bab ini peneliti telah melakukan analisis data yang terkumpul. Data yang telah
terkumpul tersebut merupakan hasil jawaban dari 80 responden yang dijadikan sampel, yaitu para
mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Indonesia tahun 2018 yang aktif menggunakan
aplikasi media sosial twitter. Penelitian tentang pengaruh terpaan black campaign terhadap
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
pengguna media sosial twitter di Yogyakarta, yang mana menjadi bahan objek yang akan diteliti.
Hal ini berdasarkan pertimbangan dalam maraknya black campaign yang tersebar pada media
sosial terlebih dalam era yang serba digital seperti saat ini. Dalam mengumpulkan data, penelitan
menggunakan metode survey yang melibatkan 80 orang responden ialah mahasiswa dan
mahasiswi Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia pengguna twitter di
Yogyakarta.
Instrument kuesioner yang diuji terdiri dari 17 butir pertanyaan yang terbagi dalam 2
bagian yaitu bagian I berisi pertanyaan tentang pengaruh terpaan black campaign di twitter dan
bagian II memuat pertanyaan tentang persepsi mahasiswa FPSB UII tentang dunia politik.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan butir butir pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini dengan melibatkan 80 responden. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid
tidaknya pertanyaan yang digunakan, sebagai uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan derajat
ketepatan, ketelitian dan keakuratan yang ditunjukan oleh instrument penelitian.
IV.I. Deskripsi variabel
Variabel penelitian adalah pengaruh terpaan black campaign di twitter terhadap persepsi
mahasiswa FPSB UII tentang dunia politik di Yogyakarta, yang didasarkan terhadap 7 indikator
diantaranya intensitas penggunaan twitter, durasi penggunan twitter, isi postingan, daya Tarik,
pemikiran, kontribusi politik, perspektif mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh terpaan black
campaign di twitter terhadap persepsi mahasiswa FPSB UII tentang dunia politk di yogyakarta,
maka dibahas tiap-tiap pertanyaan sebagai berikut.
Berdasarkan tabel hasil regresi linear sederhana di atas, dapat diperoleh persamaan :
Y= 32,993 – 0,293X
Dari hasil output SPSS for windows versi 16.0 menunjukkan bahwa koefisien
determinasi atau R square R2 sebesar 0,078, hal ini menjelaskan bahwa 7,8% dari persepsi
mahasiswa tentang politik dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent (bebas) yaitu
pengaruh terpaan black campaign di twitter bersifat netral. Sisanya, yaitu 92,2% dijelaskan
oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat
dijelaskan, jadi disimpulkan bahwa hipotesis yang menjelaskan pengaruh black campaign di
twitter dapat digunakan sebagai predictor terhadap persepsi mahasiswa tentang politik
Berdasarkan data tabel yang telah dipaparkan di atas dapat diperoleh nilai t itung
sebesar 9,545 serta nilai t-tabel sebesar 1,666 maka dapat disimpulkan bahwa t hitung>t-
tabel. Maka dapat diartikan bahwa variabel X memiliki pengaruh pada variabel Y. Kemudian
nilai t-hitung 0,000 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel pengaruh
terpaan black campaign di twitter(X) berpengaruh signifikan persepsi politik mahasiswa
FPSB UII Angkatan tahun 2018 yang menggunakan media sosial twitter (Y).
IV.X. Pembahasan
Aplikasi sosial media twitter pada 2 tahun terakhir ini mulai kembali naik daun, namun
hal tersebut juga disertai hal-hal negatif seperti black campaign, hal tersebut muncul dikarenakan
pada tahun 2019 negara Indonesia memasuki tahun politik, dan hal tersebut mempengaruhi
persepsi mahasiswa dalam perpolitikan, seperti banyaknya twet penggiringan opini, hoax, dll.
Dari hasil survey 72 responden, dapat diketahui bahwa pengaruh terpaan black campaign di
twitter terhadap persepsi mahasiswa dalam dunia politik berpengaruh sekali dan memiliki
dampak yang sangat besar, dikarenakan mahasiswa sudah memasuki umur dalam mengikuti
demokrasi dan memiliki pemahaman terhadap perpolitikan. Mahasiswa pun mampu membedakan
mana berita yang hoax atau tidak, dan juga bisa menyaring pemikiran pemikiran politikus yang
menyampaikan cuitannya di media sosial twitter.
BAB V
V.I. Kesimpulan
V.II. Saran
Berkaitan dengan pengaruh terpaan black campaign di twitter terhadap persepsi
mahasiswa FPSB UII Angkatan 2018 dalam dunia politik, maka dapat diberikan saran kepada
mahasiswa agar bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial twitter dan juga dapat
mencari kebenaran sebelum menyebarkan sebuah informasi. Dan juga terhadap para politikus
maupun buzzer diharapkan lebih bijak juga agar tidak menggiring opini para pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arnus, S.H. (2015). Computer Mediated Communication (CMC), Pola Baru Berkomunikasi,
Kendari.
Cangara, Hafied. (2014). Komunikasi Politik, Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
CNN Indonesia. (2019, 29, Maret). KPU Sebut Hoaks jadi Strategi Kampanye Tim Jokowi
dan Prabowo. Diambil dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190329190049-32-381880/kpu-sebut-
hoaks-jadi-strategi-kampanye-tim-jokowi-dan-prabowo?
Fitra Siagian, Haidir. (2015). Pengaruh dan Efektivitas Penggunaan Media Sosial Sebagai
Saluran Komunikasi Politik dalam Membentuk Opini Publik. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. 1(2).
Pradana, Yudha. (2017). Peranan Media Sosial dalam Pengembangan Melek Politik
Mahasiswa. Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Suhiat. (2009). Pengaruh pembelajaran PKn dalam meningkatkan melek politik warga
negara. Universitas Pendidikan Indonesia.
Turistiati, Ade Tuti. (2016). Fenomena Black Campaign dalam Pemilihan Kepala Daerah
2015. 8(2).