pancasila
Kelompok 1
Aljeris Daniel Bangun
Edo Satria Utama
Insan Panji Imawan
Irrena Siregar
Bagaimana Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia?
M. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno
29 Mei 1945 31 Mei 1945 1 Juni 1945
Melalui sidang BPUPKI I pada • Kebangsaan Indonesia
29 Mei-1 Juni 1945. BPUPKI • Peri kebangsaan • Persatuan
(nasionalisme)
adalah badan bentukan • Peri • Kekeluargaan • Internasionalisme
Pemerintah Jepang pada 29 kemanusiaan • Keseimbangan
April 1945 beranggotakan (peri-kemanusiaan)
60 orang dengan ketua • Peri ketuhanan Lahir dan Batin • Mufakat
Radjiman Wedyodiningrat • Peri kerakyatan • Musyawarah (demokrasi)
dan wakil Raden Panji • Kesejahteraan sosial
Suroso serta Ichibangase. • Kesejahteraan • Keadilan Rakyat
• Ketuhanan yang
rakyat berkebudayaan
Rancangan soekarno
Pancasila Trisila Ekasila
Kebangsaan Indonesia(nasionalisme) Sosio-nasionalisme
Kesejahteraan sosial
Setelah pidato Kemudian dibentuk
Soekarno, sidang panitia kecil
beranggotakan 8
menerima usulan orang yakni KI Bagus
nama Pancasila bagi Hadikusumo, K.H.
dasar filsafat Wahid Hasyim,
negara Muh.Yamin,Sutarjo,
(philosofische AA Maramis, Otto
Iskandar Dinata dan
grondslag).
Hal terpenting dalam sidang BPUPKI
I I [ a d a 1 0 -1 6 J u l i 1 9 4 5 a d a l a h
disetujuinya naskah awal
“Pembukaan Hukum Dasar” yang
Naskah awal
kemudian dikenal dengan nama
Piagam Jakarta. Di dalamnya
“Pembukaan Hukum
terdapat rumusan Pancasila
sebagai berikut:
Dasar yang dijuluki
1. Ketuhanan, dengan kewajiban “Piagam Jakarta” ini
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya dikemudian hari
2. Kemanusiaan yang adil dan dijadikan “Pembukaan
beradab
3. Persatuan Indonesia UUD 1945” dengan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh sejumlah perbaikan
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan disana sini.
5. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
8 Agustus 1945
6 Agustus 1945 7 Agustus 1945
Soekarno,Hatta dan
Jatuhnya bom atom di Pemerintah Jepang
Hiroshima mengeluarkan maklumat Radjiman dipanggil
Jenderal Terauchi
Dalam membentuk
Berdasarkan UUDS 1950 diadakan
undang-undang prosesnya
Pemilu 1955 untuk membentuk Badan
terjadi berlarut-larut dan
Konstituante (mengemban tugas menemukan jalan buntu.
membuat konstitusi/UUD) dan DPR Akhirnya dikeluarkanlah
(sebagai parlemen) Dekrit Presiden 5 Juli
1959.
Penyelewengan pasca Dekrit Presiden