b. Membuat pemetaan ketersediaan pelayanan kesehatan kabupaten dan kota serta pemetaan
mitra kerja potensial di tingkat provinsi.
c. Menetapkan kebijakan dan strategi lokal/daerah dalam pelaksanaan dan pengembangan MTBS-M.
d. Merencanakan alokasi biaya APBD dan dana dekonsentrasi untuk mendukung pelaksanaan
MTBS-M.
a. Melakukan kajian kebutuhan dan analisis situasi bagi pelaksanaan dan pengembangan MTBS-M di
kabupaten kota.
b. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah dalam pelaksanaan dan pengembangan MTBS-M.
c. Membentuk kelompok kerja atau tim MTBS-M kabupaten kota yang terintegrasi atau sebagai
bagian dari tim MTBS.
g. Menentukan paket pelayanan kesehatan bayi dan balita dalam pendekatan MTBS-M sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan dan kondisi wilayah setempat, berdasarkan analisis sebab kematian
yang dilaporkan dan prevalensi kasus serta kajian formatif dan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan
di daerah.
h. Melaksanakan lokakarya adaptasi modul sesuai konteks wilayah bila masih dibutuhkan
adaptasi, dengan cara:
2) Melaksanakan uji lapangan yang melibatkan tokoh masyarakat, kader, supervisor dan
puskesmas.
3) Mengundang provinsi untuk dukungan teknis finalisasi dalam rangka adaptasi modul.
4) Mempersiapkan petunjuk teknis pelayanan MTBS-M dan kelegkapan dokumen pendukung
lainnya.
atau kelurahan.
supervisi.
e. Mempersiapkan puskesmas sebagai tempat rujukan MTBS-M dari masyarakat di wilayah kerjanya.
a. Bersama dengan tim puskesmas menetapkan pelaksana MTBS-M yang sesuai dengan kriteria
dan standar kompetensi.
c. Mempersiapkan pemetaan atau SMD termasuk penyiapan tenaga pelaksana dan penetapan waktu
pelaksanaan.
d. Melakukan sosialisasi MTBS-M dan promosi perilaku sehat kepada masyarakat, antara lain dengan
membuat papan informasi atau melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan di desa dan
kelurahan, di tempat ibadah atau di forum masyarakat lainnya.
Catatan:
1) Dana lintas sektor tingkat desa dapat diperoleh melalui forum MMD.
4) Penyusunan POA Alokasi Dana Desa (ADD) dan PNPM, bila tersedia.