Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN CRF

(CHRONIC RENAL FAILURE)

Antohneta f serhalawan Veftine Touwely


Marthafina markus Mersy Mustamu

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KEPERAWATAN

TAHUN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa karna atas kasih
dan kemurahannya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASKEP CRF ini
tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kulaih keperawatan menjelang ajal Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang ASKEP CRF bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Mevi Lilipary S Kep M Kep
selaku dosen mata kulia Keperawatan menjelang ajal yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawassan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagaian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
oleh karna itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan ddemi
kesempurnaan makalh ini

Ambon 5/3/2020

Penulis kelompok 2

DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5
2.1 Konsep Dasar CRF..................................................................................6
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan........................................................7
2.3 Asuhan Keperawatan pasien CRF...........................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................8


3.1 Kesimpulan..............................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................10

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan
cairan dan zat kimiatubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi
urin.

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu
sendiri. Penyakit gagalginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa,
terlebih pada kaum lanjut usia.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal
akut (acute renal failure) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure )Pada
gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil
pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah dan kadar urea nitrogen
dalam darah yang meningkat.

sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi


secara perlahan-lahan. sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam
kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita
gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian..

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari penyakit CRF
2. Apa etiologi terjadinya CRF
3. Apa patofisiologi terjadinya CRF
4. Bagaimana manifestasi klinis CRF
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang CRF
6. Bagaimana penatalaksanaan CRF
7. Bagaiaman komplikasi dari CRF
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit CRF

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : agar mahasiswa mampu

Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien CRF

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep CRF

1. Pengertian CRF

Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
dan irreversible. Gangguan fungsi ginjal merupakan penurunan laju filtrasi
glomerulus (glomerolus filtration rate/GFR) yang dapat digolongkan ringan dan
berat (Mansjoer, 2001 : 531).

Gagal ginjal kronik adalah satu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut
(Slamet, 2001 : 427)

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia berupa retensi urea dan
sampah lain dalam darah (Brunner & Suddarth, 2002 : 1448).

Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gagal


ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan sehingga
tidak mampu lagi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh
dan menyebabkan penumpukan urea dan sampah metabolisme lainnya serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Gagal ginjal kronis di bagi menjadi lima stadium berdasarkan laju


penyaringan (filtrasi) glomerulus (glomerular Filtration Rate GFR) yang dapat di
lihat pada table di bawah ini GFR normal adalah 90-120ml/min/1.73 m 2.

Stadium GFR Deskripsi


1 90-120 Kerusakan minimal pada ginjal,filtrasi masihnormal atau
sedikit meningkat
2 60-89 Fungsi ginjal sedikit menurun
3 30-59 Penurunan fungsi ginjal yang sedang
4 15-29 Penurunan fungsi ginjal yang berat
5 < 15 Gagal ginjal stadium akhir
Untuk menilai GFR dapat di gunakan dengan rumus

(140- umur )xberat badan (kg)

72 x creatini

Pada wanita hasil tersebut di kalikan 0,85

2. Etiologi

Menurut Guyton (2000) penyebab GGK adalah :


a. Gangguan Imunologi
 Glomerulonefritis
 Poliarteritis Nodusa.
 Lupus Eritematosus.
b. Gangguan Metabolik
 Diabetes mellitus.
 Amiloidosis.
c. Gangguan Pembuluh Darah Ginjal.
 Arterosklerosis.
 Nefrosklerosis.
d. Infeksi.
 Pielonefritis.
 Tuberkulosis.

e. Obstruksi traktur Urinarius.


 Batu Ginjal
 Hipertropi Prostat.
 Konstriksi Uretra.
f. Kelainan Kongenital
 Penyakit polikistik.
 Tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat kongenital
( hipoksia renalis ).

3. Patofisiologi

Pada saat fungsi ginjal menurun,produk akhir metabolisme protein tidak


dapat dikeluarkan melalui urin dan terakumulasi dalam darah dan terjadi uremia
sehingga mempengaruhi berbagai system dalam tubuh .semakin tinggi kadar
ureum dalam darah gejala yang ditimbulkansemakin berat .penurunan laju filtrasi
glomerulus semakin meningkat kadar ureum dan kreatinin darah serta
menurunkan hasil cct

Ginjal cenderung menahan natrium dan air sehingga menimbulkan edema


hipertensi dan congestive heart failure.peningkatan tekanan darah terjadi oleh
aktivitas system renin-angiontensin dan sekresialdosteron oleh ginjal.

Pada beberapa pasien terjadi kecendrungan kehilangan natrium sehingga


memungkingkan terjadinya hipotensi dan hipovolume.keadaan muntah dan diare
dapat mengurangi produksi sodium dan air yang semakin memperburuk kondisi
uremia .

Asodosis metabolic terjadi jika ginjal tidak mampu mengeluarkan


peningkatan jumlah asam (ion H ) karna ketidak mampuan tubulus ginjal untuk
mengeluarkan ammonia dan reabsorbsi bicarbonate. Tingkat calcium dan fosfat
dalam serum berbanding terbalik karna menurunnya laju filtrasi glomerulus.

Anemia terjadi karna produksi eritropoietin oleh ginjal tidak mencukupi usia
sel darah merah yang memendek atau kurang nutrisi eritropoietin normal di
produksi oleh ginjal; dan diperlukan oleh sumsum tulang untuk memproduksi sel
darah merah pada gagal ginjal kronik terjadi terjadi penurunan produksi sel darah
merah dan menimbulkan anemia sehinnga mengakibatkan kelemahan ,angina dan
nafas pendek
Penyakit tulang karna uremia (renal osteo distropy) timbul akibat perubahan
calcium fosfat dan hormone yang tidak seimbang juga menurunya aktivitas tulang
mengalami gangguang sehingga mengakibatkan osteomalasia

Komplikasi neurologis dapat terjadi karna hipertensi berat ketidakseimbangan


elektrolit ,intoksikasi air ,efek obat-obatan serta gagal ginjal itu sendiri
manifestasi yang timbul bisa berupa gangguang fungsi mental perubahan
kepribadian dan tingkah laku ,kejang ,koma

PATHWAYS CRF

Glomerulonephritis
Pienefritis,hidronefrosis
Sindrom nefrotik
Tumor ginjal

GFR menurun
GGK

Sekresi protein Retensi natrium sekresi eritropoietin


terganggu
Ces Produksi HB turun

Tekanan kapiler suplai oksigen ke


jaringan
volume interstisial

sindrom uremik Edema


Gangguang perfusi
Jaringan

Kelebihan volume
cairan

hiperphospatemia gangguan urokrom tertimbun


keseimbangan asam basa di kulit

pruritus produksi asam perubahan warna kulit

Gangguang
intergritas kulit asidosis metabolic

1. Manifestasi klinik

Pada gagal ginjal kronik terjadi gangguang mekanisme homeostasis sehingga


menimbulkan gangguang pada berbagai system tubuh di antaranya

a. Gejala kardiovaskuler
1. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan
aktivitas renin –angiotensin-aldosteron yang bisa menyebabkan gagal
jantung
2. Edema akibat tertahanya cairan natrium yang di sebabkan penurunan
laju filtrasi glomerulus
3. Pericarditis akibat tertahanya uremia atau zat toksik dalam lapisan
jantung
4. Nyeri dada dan sesak nafas akibat pericarditis ,efusi pericardial
penyakit jantung coroner akibat aterosklerosis yang timbul dini
5. Gangguang irama jantung akibat aterosklerosis dini dan gangguang
elektrolit
b. Gejala gastrointestinal
1. Anoreksia mual muntah yang berhubungan dengan gangguang
metabolisme protein dalam usus terbentuknya zat toksik akibat
metabolisme bakteri usus seperti ammonia sembabnya mukosa usus
2. Ureum yang berlebihan pada air liur dirubah oleh bakteri dimulut
seperti ammonia sehingga nafas berbau amonia akibat yang lain yaitu
stomatitis
3. Konstipasi dan diare
4. Cegukan (hiccup ) sebabnya yang pasti belum diketahui
c. Gejala dermatologi
1. Pruritus akibat ekskoriasi taksin uremik dan pengendapan nya di pori
pori
2. Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat
penimbunan urokrom

d. System saraf dan otot


1. Restless leg syndrome
Pasien selalu merasa pegal pada kakinya sehingga selalu di gerakan
2. Burning feet syndrome
Rasa kesemutan dan terbakar terutam di telapak kaki
3. Ensefalopati metabolic
Lemah tak bisa tidur gangguang kosentrasi tremor dan kejang
4. Miopati : kelemahan dan hipertropi otot-otot terutama otot-otot
ektrimitas proksimal
e. Hematologi
1. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai factor antara lain
Kurang nya hormone eritropoetin sehingga pembentukan eritrosit di
sum-sum tulang menurun ,defisiensi zat besi ,asam folat akibat nafsu
makan berkurang perdarahan biasanya terjadi pada saluran pencernaan
2. Gangguang fungsi trombosit dan trombositopenia yang mengakibatkan
perdarahan akibat agregasi dan adhesi trombosit yang berkurang
3. Gangguang fungsi luekosit menyebabkan lemfosiopeni dan atrofi
struktur lomfoid sehingga produk netrofil kemotaksis berkurang
dimana fungsinya menurunkan reaksi inflamasi akut
f. Pernafasan
Asidosis metabolic akibat akumulasi asam organic sebagai hasil
metabolic
g. Perkemihan
Nokturia (BAK pada malam hari )akibat kegagalan pemekatan
perkemihan sampai tingkat tertentu pada malam hari
h. Reproduksi
Penurunan libido ,impotensi akibat produksi testosterone dan
spermatogenesis menurun dan gangguang mestruasi dan ovulasi pada
pada wanita

i. Endokrin
a. Gangguang metabolise glukosa ,resistensi insulindan gangguang
sekresi insulin pada gagal ginjal yang lanjut terjadi penurunan
klirensmetabolik insulin menyebabkan waktu paruh hormone aktif
memanjang keadaan ini dapat menyebabkan kebutuhan otot
penurun glukosa darah akan berkurang
b. Gangguang metabolik lemak
c. Gangguang metabolik vitamin D
j. Sistem lain
a. Tulang : osteodistrofi renal ,yaitu osteomalasia ,osteitis
fibrosa,osteoklerosis,dan klasifikasi metastatic
b. Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organicsebagai hasil
metabolisme
c. Elektrolit :hiperfosfatemia,hyperkalemia,hipokalsemia
5. Pemeriksaan penunjang
Untuk memperkuat diagnose sering diperlukan pemeriksaan penujang
baik pemeriksaan lab maupun radiologi
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi : Hb,Ht,Eritrosit,Leukosit,Trombosit
b. RFT (Renal fungsi test) ureum dan kreatinin
c. LFT (liver fungsi test )
d. Elektrolit :klorida ,kalium ,kalsium
2. Urin
a. Urin Rutin
b. Urin khusus : benda keton ,analisa Kristal batu
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
a. ECG
b. ECO
4. Radionostik
a. USG abdomen
b. CT scan abdomen
c. BNO/IVP,FPA
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CRF di bagi tiga yaitu
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan Lab darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya edema
d. Batasi cairan yang masuk
e. Diet rendah uremik
2. Obat-obatan diuretic ,anti hipertensi suplemen besi agen pengikat
posfat,suplemen kalsium
3. Dialysis
a. Peritoneal dialysis
Biasanya di lakukan pada kasus-kasus yang emergensi sedangkan
dialysis yang bisa dilakukan di mana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD (continues ambulatory peritoneal dialysis
b. Hemodialysis
Yaitu dialysis yang di lakukan melalui tindakan infasiv di vena
dengan menggunakan mesin pada awalnya hemodialysis di lakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka di
lakukan
- AV fistula : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daearah jantung (vaskularisasi ke
jantung )
4. Operatif
a. Pengambilan batu ginjal
b. Transplantasi ginjal

7. Komplikasi

Beberapa komplikasi yang terjadi pada gagal ginjal kronik (Suzanne C


slmezter,2001)

a. Asidosis metabolik
Ketidakmampuan ginjal mensekresikan muatan asam (H+)yang berlebihan
penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus ginjal
untuk mensekresikan ammonia (NH3) dan mengabsorbsi natrium
bicarbonate (HCO3)
b. Anemia
Terjadi akibat dari eritropoetin yang tidak adekuat memendeknya usia sel
darah merah defisiensi nutrisi dan kemungkinan untuk mengalami
bendarahan akibat status uremic pasien,terutama dari saluaran
gastrointestinal
c. Penyakit tulang uremic
Terjadi dari perubahan kompleks kalium fosfat dan keseimbangan
parahormon
d. Pankreatitis
Akibat retensi produk sampah uremic dan dialysis yang tidak adekuat

2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
1. Nama:
2. Umur:
3. Jenis kelamin:
4. Agama:
5. Alamat:
6. Pekerjaan:
7. Pendidikan :
8. Tanggal pengkajian:
9. No Med Rec:
10. Diagnosa Medis : CRF
2. Riwayat kesehatan
b. Keluhan Utama
Biasanya badan terasa lemah ,mual,muntah,dan terdapat udem
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan lain yang menyertai biasanya :gangguan pernapasan
,anemia,hyperkalemia,anoreksia,tugor pada kulit jelek ,gatal-gatal pada
kulit asidosis metabolik
d. Riwayat kesehatan dahulu
,memiliki riwayat hipertensi dan biasanya pasien dengan CRF memilki
riwayat hipertensi dan DM
3. Fokus pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
Gejala
- Kelelahan extreme ,kelemahan malaise
- Gangguang tidur (insomnia /gelisa atau somnolen )

Tanda

- Kelemahan otot ,kehilangan tonus,penurunan rentang gerak


b. Sirkulasi
Gejala
- Riwayat hipertensi lama atau berat
- Palpitasi ,nyeri dada (angina)
Tanda
- Hipertensi ,nadi kuat ,edema jaringan umum dan piting pada
kaki dan telapak tangan
- Disritmia jantung
- Nadi lemah ,hipotensi ortotastik
- Pucat pada kulit
- Kecenderungan perdarahan
c. Integritas ego
Gejala
- Factor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain
- Perasaan tak berdaya ,taka da harapan
Tanda
- Menolak ,ansietas,takut marah,mudah terangsang,perubahan
kepribadian
d. Eliminasi
Gejala
- Penurunan frekuensi urin ,oliguria,anuria(gagal tahap lanjut )
- Abdomen kembung ,diare,atau konstipasi
Tanda
- Perubahan warna urin ,contoh kuning pekat ,merah coklat
berawan
- Oligurias,dapat menjadi anuria
e. Makanan /cairan
Gejala
- Peningkatan BB cepat (edema)penurunan BB (malnutrisi)
- Anoreksia ,nyeri ulu hati,mual /muntah,rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan ammonia)
Tanda
- Distensi abdomen /ansietas pembesaran hati (tahap akhir)
- Perubahan tugor kulit /kelembaban
- Edema (umum,tergantung)
- Ulserasi gusi ,perdarahan gusi atau lidah
- Penurunan otot ,penurunan lemak subkutan penampilan tak
bertenaga
f. Neurosensorik
Gejala
- Sakit kepala penglihatan kabur
- Kram otot/kejang ,gelisa, kebas dan rasa terbakar pada telapak
kaki
- Kebas /kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah
(neuropati perifer)

Tanda.
- Gangguang status mental,contonya penurunan lapang perhatian
ketidakmampuan kosentrasi ,kehilangan memori,kacau
penurunan tingkat kesadaran stupor,koma
- Kejang fasikulasi otot,aktivitas kejang
- Rambut tipis
g. Nyeri /kenyamana
Gejala : nyeri panggu ,sakit kepala,kram otot/nyeri kaki
Tanda : perilaku berhati-hati /distraksi,gelisa
h. Pernapasan
Gejala
- Nafas pendek ,dyspnea batuk dengan atau tanpa sputum

Tanda

- Takipnea,dyspnea pernapasan kusmaul


- Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema
paru)
i. Keamanan
Gejala
- Kulit gatal ,ada/berulangnya infeksi
Tanda
- Pruritus
- Demam (sepsis atau dehidrasi )
j. Seksualitas
Gejala
- Penurunan libido ,amenorea, infertilitas
k. Interaksi social
Gejala
- Kesulitan menurun kondisi ,contoh tak mampu bekerja
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
4. Diagnosa dan intervensi keperawatan
a. DX 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema sekunder
volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na H2O.
Intervensi :
1. Kaji status cairan dengan menimbang BB/hari, keseimbangan
masukan dan haluaran, turgor kulit, tanda-tanda vital.
2. Batasi masukan cairan
R: pembatasan cairan akan menentukan BB ideal, haluaran urin
dan respon terhadap terapi.
3. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan.
R: Pemahaman meningkatkan kerja sama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan.
4. Anjurkan pasien/ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan
terutama pemasukan dan haluaran
R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output.
b. DX 2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan supalai O2 ke
jaringan yang menurun.
1. Awasi tanda-tanda vital pasien, kaji pengisian kapiler.
R: Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
R: Memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
3. Kaji untuk respon verbal melambat.
R: dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena
hipoksia.
4. Awasi upaya pernapasan, auskultasi bunyi nafas.
R: Dispnea karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi
curah jantung.

c. DX 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis


Intervensi :
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler,
perhatikan adanya kemerahan.
R : menandakan sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat
menimbulkan pembentukan dekubitus/infeksi.
2. Pantau masukan cairan dan dehidrasi kulit dan membrane mukosa.
R : Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan.
3. Inspeksi area tergantung terhadap udem.
R : Jaringan udem lebih cenderung rusak/robek.
4. Ubah posisi sesering mungkin.
R: Menurunkan tekanan pada udem, jaringan dengan perfusi buruk
untuk menurunkan iskemia.
5. Berikan perawatan kulit.
R : Mengurangi pengeringan, robekan kulit.
6. Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk
memberikan tekanan pada area pruritis.
R : Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko
cedera.
7. Anjurkan memakai pakaian katum longgar.
R : mencegah iritasi derma langsung dan meningkatkan evaporasi
lembab pada kulit.

-
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Tn. H 47 tahun masuk ke Rumah Sakit RSUD DR M Haulussy karena penyakit


ginjal yang dialaminya yang diawali dengan sesak nafas, mual, kaki dan tangan
serta wajah bengkak dan lemas . Keluarga klien mengatakan klien mengalami hal
ini sejak 4 hari yang lalu. Klien riwayat gagal ginjal dan dianjurkan oleh dokter
untuk cuci darah tetapi pasien menolak. Keluarga juga mengatakan klien
mempunyai riwayat hipertensi yang sudah lama dideritanya. Kondisi klien
semakin lama semakin memburuk sehingga keluarga membawa klien kerumah
sakit. Selain itu keluarga juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien BAK
dengan jumlah yang sedikit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ureum
587 mg/ dl, Kreatinin 23,5 dan Hb 6,0 mg/dl, Albumin 1,8mg/dl SGOT 24, SGPT
31. Saat ini klien mengeluh sesak nafas, mual dan juga sering mengalami muntah,
tubuh klien terlihat lemah, pucat, kulit kering dan bersisik, klien sering
menggaruk bagian tubuhnya karena rasa gatal (pruritus) dan perut membesar
dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 120
x/menit, suhu 37,50C, pernafasan 28x/menit, BB 65 Kg.
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
1. Nama : Tn. H
2. Umur : 47 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kebun Cengkeh
6. Pekerjaan : Pegawai Swasta
7. Pendidikan : SMP
8. Tanggal pengkajian: 05 maret 2020
9. No Med Rec : 153005
10. Diagnosa Medis : CRF
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak nafas, mual, kaki dan tangan serta wajah bengkak.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini klien mengeluh sesak nafas, mual dan juga sering
mengalami muntah, tubuh klien terlihat lemah, pucat, kulit kering
dan bersisik, klien sering menggaruk bagian tubuhnya karena rasa
gatal (pruritus) dan perut membesar.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga juga mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi
yang sudah lama dideritanya
3. Fokus pengkajian
l. Aktifitas/istirahat
Gejala
- Kelelahan ,kelemahan malaise

Tanda

- Kelemahan otot , kehilangan tonus, penurunan rentang gerak


2. Sirkulasi
Gejala
- Riwayat hipertensi lama atau berat
Tanda
- Hipertensi ,nadi kuat ,edema jaringan umum dan piting pada
kaki dan telapak tangan
- Pucat pada kulit
3. Integritas ego
Gejala
- Factor stress karena penyakit yang diderita.
- Perasaan tak berdaya
Tanda
- Ansietas, takut, marah.
4. Eliminasi
Gejala
- Penurunan frekuensi urin
- Abdomen membesar, konstipasi
Tanda
- Frekuensi urin 100cc/24 jam
- Perubahan warna urin menjadi kuning pekat
5. Makanan /cairan
Gejala
- Peningkatan BB cepat (edema).
- Anoreksia ,mual /muntah,rasa

Tanda

- Distensi abdomen
- Edema pada wajah, kaki dan tangan.
- Penurunan otot
6. Neurosensorik
Gejala
- Sakit kepala
- Kram otot/kejang ,gelisah

Tanda.

- Rambut tipis
7. Nyeri /kenyamana
Gejala : Sakit kepala
Tanda : Ekspresi wajah meringis
8. Pernapasan
Gejala
- Sesak nafas

Tanda

- Takipnea, dyspnea
9. Keamanan
Gejala
- Kulit gatal
Tanda
- Pruritus
10. Seksualitas
Gejala
- Penurunan libido
11. Interaksi social
Gejala
- Klien tidak mampu bekerja untuk mempertahankan fungsi
peran dalam keluarga
4. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds: GGK Kelebihan volume
 Klien cairan
mengatakan kaki Retensi natrium
dan tangan serta
wajah bengkak Ces meningkat
 Klien
mengatakan Tekanan kapiler
BAK sedikit- meningkat
sedikit
Do : Volume interstisial edema
 Edema pada
wajah, tangan Kelebihan volume
dan kaki.
 Perut klien
terlihat
membesar
 Urin tampun
100cc/24 jam
 Ureum 587 mg/
dl, Kreatinin
23,5 mg/dl.

2 Ds : Sekresi eritropoietin Gangguan


 Klien Produksi HB integritas kulit
mengatakan Suplai oksigen ke jaringan
gatal pada kulit Gangguan integritas kulit
Do :
 Klien terlihat
kulit kering dan
bersisik.
 Klien sering
menggaruk
bagian tubuhnya
karena rasa gatal
(pruritus)

3 Ds : Hiperphospatemia Gangguan
 Klien integritas kulit
mengatakan Pruritus
lemas
Do : Gangguan integrits kulit
 Klien terlihat
lemah, pucat,
kulit kering dan
bersisik, klien
sering
menggaruk
bagian tubuhnya
karena rasa gatal
(pruritus).
 Hb 6,0 g/dl
5. Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan b/d edema sekunder
b. Gangguan perfusi jaringan b/d supalai O2 ke jaringan yang menurun.
c. Gangguan integritas kulit b/d pruritis

Anda mungkin juga menyukai