Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH :

KELOMPOK 5

1. TROYCE SALAMOR
2. VENSCA I BAKARBESSY
3. YAKOBA B MAITIMU
4. YORLINDA MATINAHORU
5. RINA SALAKORY
6. VINISYA ALFONS

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena
atas kasih dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini merupakan penyelesaian tugas Mata Kuliah Manajemen

Keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

saran maupun kritik sangat kami harapkan guna perbaikan lebih lanjut sehingga makalah ini

dapat berguna serta bermanfaat bagisemua yang membacanya

Penulis

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I : Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penulisan

BAB II : Pembahasan

A. Latar belakang teori KARI MARIE MARTINSEN


B. Filosofi KARI MARIE MARTINSEN
C. Analisa jurnal berdasarkan teori Caring KARI MARIE MARTINSEN
D. Peran manajemen keperawatan berkaitan dengan teori Caring KARI MARIE
MARTINSEN

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan oleh Kari
Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika
keperawatan serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah
manusia tidak dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari
lingkungannya. Manusia dan lingkungan merupakan suatu perangkat yang
menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan bersifat unik.
Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati, refleksi, keterbukaan
dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan di
masyarakat saling terkait satu sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan
haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap
individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan
kebutuhan pasien saat itu (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010). Tujuan
keperawatan dalam teori caring mengacu pada filosofi caring, yaitu Martinsen
menekankan caring sebagai nilai sentral dimana perawat dapat merefleksikan dirinya
jika berada pada situasi yang dialami oleh pasien (emphaty). Sehingga perawat dapat
memberikan tindakan yang terbaik bagi pasien. Berdasarkan pandangan ini, caring
merupakan bukti nyata tindakan keperawatan yang didasari oleh keinginan untuk
mengerti, menolong dan mengurangi penderitaan pasien berdasarkan nilai-nilai
kebaikan. KARI MARIE MARTINSEN Seorang perawat dan seorang penyusun teori
filosofi keperawatan lahir di Oslo, Norwegia tahun 1943 ketika terjadi perang dunia
ke II saat Jerman mengekspansi Norwegia. Seusai periode perang, moral dan
sosiopolitik menjadi tema utama pembicaraan dalam keluarga Martinsen yang terdiri
dari tiga generasi, Martinsen dan adiknya, orang tua dan nenek. Kedua orang tua
Martinsen adalah ahli ekonomi, dan Ibu Martinsen pekerja yang sibuk.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang teori KARI MARIE MARTINSEN ?
2. Bagaimana filosofi KARI MARIE MARTINSEN ?
3. Bagaimana analisa jurnal berdasarkan teori Caring KARI MARIE
MARTINSEN ?
4. Bagaimana peran manajemen keperawatan berkaitan dengan teori Caring
KARI MARIE MARTINSEN ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui latar belakang teori KARI MARIE MARTINSEN
2. Untuk mengetahui filosofi KARI MARIE MARTINSEN
3. Untuk mengetahui analisa jurnal berdasarkan teori Caring KARI MARIE
MARTINSEN
4. Untuk mengetahui peran manajemen keperawatan berkaitan dengan teori
Caring KARI MARIE MARTINSEN
BAB II

PEMBAHASAN

TEORI KARI MARIE MARTINSEN

A. LATAR BELAKANG TEORI KARI MARIE MARTINSEN

Seorang perawat dan seorang penyusun teori filosofi keperawatan lahir di Oslo,
Norwegia tahun 1943 ketika terjadi perang dunia ke II saat Jerman mengekspansi
Norwegia. Seusai periode perang, moral dan sosiopolitik menjadi tema utama
pembicaraan dalam keluarga Martinsen yang terdiri dari tiga generasi, Martinsen dan
adiknya, orang tua dan nenek. Kedua orang tua Martinsen adalah ahli ekonomi, dan Ibu
Martinsen pekerja yang sibuk. Setelah lulus sekolah menengah, martinsen melanjutkan
pendidikan di Ulleval College of Nursing di Oslo dan lulus 6 tahun Sambil
mempersiapkan diri masuk ke jenjang Universitas, Martinsen sempat bekerja di rumah
sakit Ulleval selama satu tahun. Martinsen lalu mangambil spesialisasi keperawatan jiwa
dan lulus tahun Selama bekerja sebagai perawat, Martinsen menjadi lebih peduli dengan
kesenjangan sosial yang terjadi dimasyarakat umumnya dan di pelayanan kesehatan
khususnya. Sehat, sakit, perawatan dan pengobatan dipandang Martinsen terpola secara
unik. Martinsen merasa penasaran dengan adanya perbedaan antara teori ideal dan tujuan
pelayanan kesehatan disatu sisi, dengan hasil pelayanan keperawatan, medis dan
pelayanan sistem kesehatan disisi lain. Martinsen mulai mempertanyakan kepedulian
masyarakat dan profesi merawat orang sakit dan pengangguran. Poin utama yang menjadi
kegusarannya adalah tentang kepedulian perawat terhadap pasien yang tingkat
ketergantungannya tinggi. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana perawat bisa
merawat pasien dengan maksimal jika hanya pendekatan medis yang diutamakan.
Dengan kata lain bagaimana perawat bisa memberikan layanan keperawatan yang
maksimal, seiring dengan pendekatan medis yang diberikan. Martinsen berharap
pertanyaan-pertanyaannya menjadi pendekatan ilmiah dalam ilmu keperawatan.
Pertanyaan-pertanyaan Martinsen menjadi studi tambahan baginya saat mengambil kuliah
magister psikologi jiwa tahun Sebagai prasyaratnya, Martinsen harus mengambil mata
kuliah fisiologi dan juga mengambil filosofi. Materi kuliah filosofi dan fenomenologi
ternyata mengubah pola pikir Martinsen secara drastis. Martinsen merasa bahwa filosofi
lebih mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimilikinya dari pada bidang
psikologi. Ketertarikan Martinsen tentang fenomenologi membuatnya melanjutkan kuliah
di The University of Bergen, kota terbesar kedua di Norwegia. Selama tahun 1972
sampai 1974, Martinsen kuliah di Fakultas Filosofi University of Bergen. Dalam
menyusun disertasinya, Martinsen masih meneruskan studi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang muncul darinya tentang kebingungannya sebagai warga kota, seorang
professional, dan 7 pekerja bidang kesehatan. Disertasinya yang berjudul Philosophy and
Nursing: A Marxist and Phenomenological Contribution (Martinsen, 1975) menjadi
bahan perdebatan dan mendapat banyak kritikan. Disertasinya adalah disertasi pertama
yang ditulis perawat yang mengkritisi bidang keperawatan yang ditinjau dari luar disiplin
keperawatan yaitu dari perspektif filosofi dan sosial. Selama rentang tahun 70-an
pendidikan keperawatan di Norwegia mengalami pergeseran. Tiga sekolah keperawatan
dimasukkan dalam satu universitas. Karena dibutuhkan seorang perawat berkualifikasi
pendidikan tinggi, Martinsen diangkat sebagai dekan fakultas keperawatan di University
of Bergen selama periode Martinsen juga mempelopori ide adanya perubahan jenjang
pendidikan keperawatan di Norwegia. Jenjang pendidikan yang bermula hanya 4 tahun,
Martinsen usulkan ditambah menjadi 4 tahun. Usulan itu menjadi perdebatan yang panas
di kalangan asosiasi perawat Norwegia. Tahun 1978, Martinsen mendapat kesempatan
bekerja di departemen sejarah Universitas Oslo. Martinsen melanjutkan studinya tentang
sosiohistori keperawatan. Periode Martinsen yang menjadi pengajar di departemen
sejarah University of Bergen. Periode tahun bisa dikatakan tahun berkembangnya filosofi
caring dari Martinsen (Kirkevold, 2000). Selama periode tersebut Martinsen bekerjasama
dengan Anne Lise Seip, profesor sejarah sosial; Ida Blom, profesor sejarah feminis; dan
Kari Warness, profesor sosiologi. Pada tahun 1979, Martinsen dan Warness menerbitkan
sebuah buku dengan judul yang provokatif, Caring Without Care? (Martinsen &Warness,
1979). Dibuku ini, Martinsen mengangkat pertanyaan penting, yaitu (1) apakah perawat
"bergerak menjauh" dari si sakit?, (2) apakah prinsip caring semakin menghilang ketika
alat kesehatan dan obat obatan semakin maju berkembang?, (3) ketika perawat semakin
sibuk menjadi administrator dan peneliti apakah perawatan akan semakin banyak
diserahkan kepada kelompok okupasi lain?. Periode sejarah keperawatan terutama
perawat yang terlatih di Norwegia belum terlalu lama. Sekitar periode akhir 1800an
menjadi periode awal adanya perawat yang terlatih di Norwegia. Ketika para suster
gereja mendapat pelatihan di Jerman. Mereka adalah peletak dasar pertama sistem
pendidikan keperawatan Norwegia. Periode sejarah itu tertulis dalam buku Martinsen,
History of Nursing: Frank and Engaged Deaconesses: A Caring Profession Emerges
(Martinsen, 1984). Dari tulisannya itu, Martinsen meraih gelar doctor filosofi dari
Universitas Bergen tahun Dalam mempertahankan disertasinya, Martinsen menyiapkan
dua tulisannya Health Policy Problems and Health Policy Thinking behind the Hospital
Law of 1969 (Martinsen,1989a) dan The Doctors Interest in Pregnancy-Part of Perinatal
care: The Period ca (Martinsen, 1989b). Tulisan itu Martinsen buat selama sepuluh tahun
perjalanannya dalam mempelajari sosiohistori keperawatan, feminism dan dan
sosiohistori kedokteran. Tahun 1986 Martinsen bekerja sebagai associate professor di
department of health and social medicine di Universitas Bergen. Martinsen melanjutkan
tulisannya tentang filosofi dan menerbitkan karya tulis berjudul Caring, Nursing and
Medicine: Historical-Philosophical Essays (Martinsen, 1989c). Dengan hadirnya buku
tersebut, menjadi penanda dimulainya periode Martinsen yang lebih filosofis lagi dalam
beberapa edisi. Dalam jurnal antologi Denmark yang dipublikasikan 1990, Martinsen
menulis jurnal dengan judul Moral Practice and Documentation in Practical Nursing.
Tahun 1990 Martinsen pindah ke Denmark dan bekerja di Universitas Arhus. Dalam
periode tersebut Martinsen semakin mengembangkan teori filosofinya. Dalam tulisannya
yang berjudul Caring, Nursing and Medicine: Historical-Philosophical Essays, Martinsen
mengaitkan teorinya dengan teori caring Martin Heldegger ( ) seorang filsuf Jerman yang
bersimpati dengan nazi. Selain itu Martinsen juga mempelajari teori aspek caring Knud E
Logstrup ( ) seorang ahli teologi dan filsuf Denmark. Ketika di Denmark Martinsen
bertemu dengan Patricia Benner dalam diskusi publik di Norwegia, Denmark, dan
California. Hasil diskusi mereka dirangkum dalam tulisan yang berjudul Ethics and
Vocation, Culture and the Body. Martinsen juga melanjutkan diskusinya dengan Katie
Eriksson, seorang professor keperawatan dari Finlandia. Hasil diskusi mereka terangkum
dalam tulisan yang berjudul Phenomenology and Caring: three Dialogues (Martinsen,
1996). Periode 1990an pemikiran Martinsen didominasi pemikiran filosofi dan ontologi
serta pengaruhnya bagi keperawatan. Bukunya The Eye and The Call yang terbit tahun
2000 lebih bersifat abstrak dari sebelumnya. Dibidang lain Martinsen juga
mengembangkan idenya tentang arsitektur. Martinsen menerbitkan artikel yang berjudul
The House and The Song, The Tears and The Shame: Space and Architecture as
Caretakers of Human Dignity. Martinsen berkontribusi dalam buku ajar keperawatan di
Norwegia, yang berjudul The Thoughtful Nurse tahun 1993). Tahun 2003 Martinsen juga
mengeluarkan tulisan yang berjudul Ethics, Discipline and Refinement: Elizabeth
Haggemanns Ethics Book New Readings (Martinsen & Wyller,2003). Buku in
menjelaskan analisis teori etik yang dipakai dari 1930 sampai 1965, yang ditulis dua
filsuf Perancis Pierre Bourdieu dan Michel Foucault dan juga sosiologis Jerman Max
Weber. Tahun 2012, Martinsen bersama dosen lainnya di Harstad University College,
menerbitkan buku tentang Narasi dan kode etik keperawatan. Periode pemikiran
Martinsen yang panjang dan memberi kontribusi pada ilmu keperawatan tersebut
mengantarkannya mendapat penghargaan Knight, First Class, of the Royal Norwegian
Order of St. Olav di tahun ; Sumber Teori Latar belakang teoritis Martinsen yang dalam
dirinya menganalisis profesi keperawatan di awal 1970-an, Martinsen tampak tiga filsuf
khususnya: filsuf Jerman, politisi, dan ahli teori sosial Karl Marx ( ); filsuf Jerman dan
pendiri fenomenologi Edmund Husserl (1859 untuk 1938); dan filsuf Perancis dan
fenomenolog tubuh Merleau-Ponty ( ). Kemudian, dia memperluas sumber teoritis untuk
menyertakan lainnya filsuf, teolog, dan sosiolog. Karl Marx: Kritis an Analisis Sebuah
Praktek Transformatif 10. Filsafat Marxis memberi Martinsen beberapa analisis untuk
menggambarkan realitas disiplin keperawatan dan krisis sosial. Krisis terdiri dari
kegagalan disiplin untuk memeriksa dan mengenali sifatnya sebagai terfragmentasi,
khusus, dan teknis menghitung, karena berpura-pura perspektif holistik pada perawatan.
Dia menemukan bahwa disiplin adalah bagian dari positivisme dan kapitalis sistem, tanpa
praksis pembebasan. Karl Marx mengkritik individualisme dan kepuasan kebutuhan
orang kaya dengan mengorbankan orang miskin. Martinsen mengatakan bahwa hal itu
penting untuk mengekspos fenomena ini ketika terjadi dalam pelayanan kesehatan.
paparan seperti realitas ini dapat menjadi kekuatan untuk perubahan. Dia berpendapat
bahwa kita harus mempertanyakan sifat keperawatan, konten dan struktur, asal sejarah,
dan asal-usul profesi. Ini hasil interogasi disebuah panti kritis praktek sebagai praktisi
memandang pekerjaannya dan profesi dalam konteks sejarah dan sosial. kepentingan
sejarah Martinsen memiliki kritis dan transformatif niat. Edmund Husserl: Fenomenologi
sebagai Sikap alami Fenomenologi Edmund Husserl penting untuk kritik Martinsen ini
ilmu pengetahuan dan positivisme. lihat positivisme tentang diri terletak pada sikap
objektivikasi dan sikap manusiawi dan menghitung arah orang tersebut. Husserl melihat
fenomenologi sebagai ilmu yang ketat. Proses metodologis yang ketat fenomenologi
menghasilkan sikap terdiri refleksi atas realitas ilmiah kita, sehingga kita dapat
mengungkap struktur dan konteks di mana kita sebaliknya perform diambil-untuk-
diberikan dan tidak sadar kerja. Praktek ini adalah tentang membuat diambil-forgranted
bermasalah. Dengan problematizing diambil forgranted pemahaman diri, kita
menemukan peluang untuk memahami "hal itu sendiri," yang akan selalu
mengungkapkan sendiri perspectively. Fenomenologi bekerja dengan pra ilmiah, apa
yang kita temui dalam sikap alami, ketika kita diarahkan sesuatu dengan niat untuk
mengenali dan memahami itu bermakna. Fenomenologi menekankan pada konteks,
keutuhan, keterlibatan, keterlibatan, tubuh, dan kehidupan hidup. Kita hidup dalam
konteks, dalam waktu dan ruang, dan kita hidup historis. dapat dibagi ke dalam tubuh
dan jiwa; itu adalah keutuhan yang berhubungan dengan badan-badan lainnya, untuk hal
di dunia, dan dengan alam. Merleau-Ponty: The Body sebagai Natural Sikap Maurice
Merleau Ponty ( ) dibangun berdasarkan pemikiran Husserl, tetapi berfokus lebih dari
yang lain pemikir pada tubuh manusia di dunia. kedua Husserl dan Merleau-Ponty
mengkritik Descartes ( ), yang memisahkan orang dari dunia di mana satu hidup dengan
orang lain. Tubuh yang mewakili Sikap alami di dunia. Profesi keperawatan berkaitan
dengan tubuh dalam semua aspeknya. Kami menggunakan kita sendiri tubuh dalam
kinerja peduli, dan kita berhubungan dengan badan-badan lain yang membutuhkan
keperawatan, pengobatan, dan peduli. tubuh kita dan orangorang dari pasien kami
mengekspresikan sendiri melalui tindakan, sikap, katakata, nada suara, dan gerak tubuh.
Fenomenologi melibatkan tindakan interpretasi, deskripsi, dan pengakuan dari hidup
kehidupan, kehidupan sehari-hari bahwa orang hidup bersama dengan orang lain di alam
bersama, termasuk profesional konteks di mana kepedulian dilakukan. 2.9; Konsep
Utama dan Definisi 1; Perawatan Perawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya
sekadar nilai dasar keperawatan, tetapi juga merupakan nilai dasar hidup kita. Perawatan
ialah perkembangan positif individu melalui kebaikan. Perawatan berbentuk trinitas,
terdiri dari hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan. Perawatan
mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam konteks profesional, perawatan
memerlukan pendidikan dan latihan. Tanpa pengetahuan profesional, hubungan dengan
pasien akan berubah menjadi sentimentil (Martinsen, 1990). Adanya pengamanan, tidak
ada kelalaian, dan tidak sentimentil merupakan ekspresi dari perawatan. Penilaian
profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal ini bisa dicapai
melalui latihan menilai secara profesional baik dalam praktik maupun kehidupan sehari-
hari berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian profesional tidak hanya dilatih dengan
melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana
melihat, mendengar, dan menyentuh secara klinis dengan cara yang baik dan benar
(Martinsen, 1993). Pasien memberikan kesan yang berbeda-beda pada kita (perawat)
karena persepsi seseorang memiliki analog dengan variasi karakter yang ditimbulkannya
dan bergantung pada situasi tertentu. Satu hal yang perlu diingat dan direnungkan adalah
adanya hubungan antara kesan dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki,
dan pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan profesional
melalui kepekaan alami dan bahasa sehari-hari (Martinsen, 2005, 2006). "Tanpa
pengetahuan profesional, kepedulian terhadap pasien menjadi hanya sentimentalitas." 3;
Praktik Moral Dalam Perawatan Praktik moral dapat terjadi bila empati dan refleksi
ditampilkan secara bersama-sama saat bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam
tindakan keperawatan (Martinsen, 1990). Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus
diperhitungkan. Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada
empati dan refleksi (Martinsen, 1990). 4; Person Oriented Professional Person Oriented
Professional mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga profesional memandang
pasien sebagai orang yang menderita dilindungi integritasnya. Hal ini memberikan
tantangan bagi profesional untuk meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin
hubungan yang saling menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk
melindungi dan merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu juga
berbicara tentang pemahaman terhadap posisi masing-masing pihak dimana pihak satu
membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan pasien sebagai fokus dari caring
(Martinsen, 2000). 5; Ungkapan Hidup Tertinggi Ungkapan hidup tertinggi adalah
keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan, dan cinta. Hal ini merupakan
fenomena yang dapat kita terima seperti kita menerima waktu, ruang, udara, air, dan
makanan (Alvsvag 2003). Tanpanya hidup menjadi kacau, dan caring tidak dapat
dilaksanakan (Martinsen, 2000). 6; Area Yang Tak Dapat Disentuh Ungkapan ini
menunjukkan bahwa ada area-area yang tidak boleh kita masuk ke dalamnya, menemui
orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat batasan yang harus kita hormati. Dalam
caring, area yang tidak tersentuh adalah kesatuan, yang merupakan lawan dari
keterbukaan. Keterbukaan dan area yang tak tersentuh merupakan suatu hal yang
kontradiktif dalam caring (Martinsen, 1990, 2006). 7; Vokasi Vokasi adalah suatu
kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna dalam berhubungan dan
merawat (peduli) terhadap orang lain (Martinsen, 2000). Keperawatan memerlukan
penyempurnaan pribadi selain pengetahuan dalam hal professional. Mata Hati Hati bicara
tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi yang ada didalamnya. Mata hati
berhubungan dengan perhatian yang didasarkan pada hubungan saling berbalas dan saling
memahami. 9; The Registering Eye The Registering Eye adalah objektifitas dan
perspektif dari pengamat. Hal itu berkaitan dengan mencari koneksi, sistematisasi,
peringkat, klasifikasi, dan menempatkan dalam sistem. The registering eye merupakan
aliansi antara ilmu pengetahuan alam modern, teknologi, dan industrialisasi. Jika seorang
pasien dan seorang profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang
akan keluar dari situasi tersebut, dan kemauan untuk hidup berkurang (Martinsen, E. H,
2011). 2.10; Fokus Unik Filosofi keperawatan dari Karl Martinsen yeng terkenal adalah
Philosophi of Caring. Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang
dikembangkan berfokus pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan
serta caring. Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia tidak
dapat dipahami atau dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Manusia dan
lingkungan merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung
konteks dan bersifat unik. (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010). Moral adalah fokus
keunikan caring di dalam model keperawatan Karl Martinsen. Bagaimana merawat dan
peduli pada klien. (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010). Asuhan keperawatan yang
diberikan oleh seorang perawat profesional tidak hanya sebatas tuntas memberikan
asuhan keperawatan tetapi memberikan makna dalam sebuah kedekatan terapeutik pada
pasien. Perawat tidak hanya terampil dalam hal tindakan keperawatan yang dilakukan
tetapi jiwa dari apa yang dilakukan tersebut mengandung moralitas perawat. Berempati,
berefleksi diri, memberikan keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan dan cinta
dalam setiap pemberian asuhan keperawatan merupakan kepekaan rasa yang harus
dimunculkan dalam diri seorang perawat. (Alligood, M. R., & Tomey, A. M, 2010).
Bahwasannya dalam suatu kedekatan terapeutik dengan pasien, moral dapat terjadi bila
empati dan refleksi ditampilkan secara bersama sama sehingga caring dapat
diekspresikan dalam tindakan keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata, dalam
suatu tindakan keperawatan yang harus diperhitungkan. Kemudian tindakan tersebut
harus dipertanggungjawabkan didasarkan pada empati dan refleksi. Moral, etika dan
caring merupakan tiga komponen yang harus bersinergi dalam upaya pelayanan
keperawatan profesional yg terindividualisasi, tidak hanya sekadar terstandar saja. Dapat
dibayangkan bagaimana asuhan keperawatan yg diberikan perawat tanpa disertai rasa
moral, etika, dan caring, tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien menjadi tidak
profesional. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam caring menurut Karl Martinsen
yaitu caring harus berkaitan dengan hubungan, praktek dan moral. Benner dan wrubel
(1989) dalam Potter dan Perry (2009), mengatakan Caring membuat kemungkinan.
Perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian sesuatu memberikan motivasi dan
petunjuk kepada individu untuk perduli. Caring sebagai dasar asuhan keperawatan adalah
aspek yang mempunyai implikasi praktis untuk mengubah praktek keperawatan sesuai
kebutuhan klien. Hubungan yang terbina harus didasarkan pada pendidikan dan pelatihan
serta kepedulian bahwa individu itu unik dan moral memberikan aspek afektif
menentramkan yang merupakan salah satu esensi keunikan dalam asuhan keperawatan.
2.11; Asumsi Utama 1; Keperawatan Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam
hal praktik keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan merawat dan
peduli pada orang lain. Menurut Alvsvåg, 2011 (dalam Alligood. 2014), mengatakan
bahwa caring merupakan landasan utama dan jiwa bagi keperawatan maupun pekerjaan
lainnya yang berkaitan dengan kepedulian. Caring melibatkan tentang rasa
mempertimbangkan, merawat, dan peduli terhadap yang lain. Dalam caring terdapat tiga
hal yang saling berkaitan yang disebut dengan Trinity of Caring yaitu, adanya hubungan,
praktik dan moral : 1; Caring berkaitan dengan hubungan : Caring itu setidaknya
melibatkan dua orang. Martinsen menggambarkan hal tersebut sebagai berikut :
seseorang peduli pada orang lain, keika orang tersebut dalam kondisi yang menderita atau
berduka dan bersedia utuk mengurangi rasa sakitnya. Maka caring atau rasa peduli adalah
hal yang paling alami dan yang paling mendasari yang diperlukan bagi orang tersebut.
Dalam caring, hubungan antar sesama adalah unsur yang paling penting. Yang dikerjakan
orang tersebut adalah untuk kepentingan orang lain. Intinya disini adalah caring atau sifat
peduli selalu mengandaikan sebagai orang lain atau memposisikan diri kita sebagai orang
tersebut. Lebih lanjut Martinsen mengatakan bahwa dirinya tidak pernah dapat
memahami dirinya atau menyadari dirinya sendiri atau tidak bergantung dengan orang
lain (Martinsen, 1989c, p. 69). 2; Caring berhubunngan dengan praktik : Hal ini berkaitan
dengan sesuatu yang bersifat nyata dan dapat dipraktikkan. Caring atau sikap peduli pada
orang lain dapat dilatih dan dipelajari melalui prakik langsung. 3; Caring berhubungan
dengan moral : dapat diartikan sebagai situasi bahwa kita harus yakin dan tidak
meremehkan kemampuan pasien dalam membantu dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Dalam pernyataannya Martinsen mengatakan jika caring merupakan hal
yang benar, maka saya harus menghubungkannya dengan suasana hati yang
membenarkan atau menerima orang lain berada dalam situasinya (Martinsen, 1989c, p.
71). Caring memerlukan pemahaman yang jelas terhadap suatu kondisi, yang
memerlukan evaluasi yang baik dari tujuan yang melekat dalam situasi caring tersebut:
tindakan keperawatan pada dasarnya ditujukan pada orang yang tidak mampu mandiri
dalam pemenuhan kesehatnnya, orang yang sakit dan memerlukan perawatan. Martinsen
menegaskan bahwa dalam memberikan perawatan pada orang yang sakit melalui asuhan
keperawatan melibatkan pengetahuan, keterampilan dan terorganisasi Martinsen, 1989c,
p.75). 2; Manusia Dalam konsep manusia, Martinsen menyebutkan bahwa, manusia tidak
dapat dipisahkan dari lingkungan sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa
terdapat hubungan yang paralel antara manusia dengan tubuhnya.sebagai tubuh, manusia
berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh
itu sendiri dimana sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman.tubuh
terdiri dari jasmani dan jiwa (Alligood, 2014) 3; Ligkungan Manusia selalu berada dalam
situasi yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke
ruang yang lain (berada dalam tempat dan ruang khusus). Martinsen mengungkapkan
kapan waktunya, bagaimana bentuk bangunan, dan pengetahuan dalam menciptakan
suasana suatu ruang. Dilihat dari dimensi ruang terdapat waktu, suasana, dan
kekuatan.martinsen menyatakan bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja
terhadap suasana suatu dimensi , ruang.arsitektur, hubungan dengan orang lain,
penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di dalam ruangan, semuanya
tersusun teratur dalam ruang dan situasi.manusia masuk dalam ruang universal, ruang
alami, tetapi melalui penciptaan ruang budaya.kita membangun rumah dengan ruangan-
ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati ruangan yang berbeda
(Alligood,2014). 4; Sehat Sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga
merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan.konsep modern dari sehat
adalah tidak bisa dikatakan sehat jika salah satu terjadi kerusakan meskipun salah satu
organ yang menjadi lebih baik.pengobatan terkadang berdampak yang membahayakan
dan pelayanan yang tidak adekuat bagi orang yang menderita penyakit kronis
menyebabkan Martinsen kembali berpikir ke konsep konservatif yaitu sehat secara
ideal.hal yang penting adalah pengobatan yang jarang, sering menolong, dan selalu
memberikan kenyamanan.martinsen juga mengungkapkan bahwa kita tidak boleh
mengubah lingkungan, yang dibutuhkan adalah perhatian 2.12; Penerimaan Oleh
Keperawatan Komunitas dan Praktik 1; Pendidikan Sebagian besar perguruan tinggi
keperawatan di Norwegia dan Denmark, menggunakan karya-karya Martinsen menjadi
acuan dalam kurikulum pendidikan. Selain itu buku-buku teori caring digunakan dalam
proses pembelajaran tidak hanya bagi keperawatan tetapi karya beliau juga digunakan
oleh disiplin ilmu lain.
B. FILOSOFI TEORI KARL MARIE MARTINSEN ( CARING )

Konsep caring dari Martinsen mengadop usnur-unsur sosial dan moral (


Alligood, 2014). Praktik Teori martinsen dalam praktik kepeduliannya, melihat pasien
secara menyuluruh dan bagaimana memahami dan mendekati pasien. Kekuatannya
adalah kemampuan melatih caring dalam praktik sehingga keperawatan dapat dikatakan
sebagai praktik yang berkaitan dengan moral. 3; Research Dalam penelitian karya
Martinsen digunakan sebagai dasar atau acuan dalam penelitian atau disertasi. Contohnya
adalah, disertasi doctor dari Norwegia yang mengacu pada teori Kari Martinsen terkait
dengan care of life. Dan masih terdapat beberapa peneliti lainnya yang menggunakan
karya teori Martinsen dalam penelitainnya.

Tujuan keperawatan dalam teori caring mengacu pada filosofi caring, yaitu
Martinsen menekankan caring sebagai nilai sentral dimana perawat dapat merefleksikan
dirinya jika berada pada situasi yang dialami oleh pasien (emphaty). Sehingga perawat
dapat memberikan tindakan yang terbaik bagi pasien. Berdasarkan pandangan ini, caring
merupakan bukti nyata tindakan keperawatan yang didasari oleh keinginan untuk
mengerti, menolong dan mengurangi penderitaan pasien berdasarkan nilai-nilai
kebaikan. Pasien yang dalam kondisi lemah, ketidak berdayaan dalam memenuhi
kebutuhannya dengan prinsip caring yang diterapkan oleh perawat, maka akan
menimbulkan kondisi perbaikan dan tujuan teori ini, perawat mampu menempatkan
dirinya pada situasi yang dialami oleh pasien. Dengan mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh pasien dan memahami kebutuhannya maka masalah kesehatan yang dialami oleh
pasien dapat segera diatasi. Perilaku caring juga dapat diinternalisasikan melalui proses
pembelajaran dengan mengaplikasikan komponen-komponen dari caring dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan. Dalam Theoretical assertion, Martinsen memaparkan
praktik keperawatan dalam konsep caring. Martisen menjelaskan bahwa manusia
diciptakan saling tergantung dan berhubungan satu sama lain. Perawatan merupakan hal
yang mendasar bagi kehidupan manusia. Sebagai manusia kita dalam kehidupan ini kita
tidak hanya dalam berhubungan antar manusia satu dengan yang lain tetapi kita juga
berhubungan dengan hewan dan alam. Tubuh tercipta berdasarkan suatu kesatuan, yaitu
fisik dan jiwa, yang di dalamnya terdapat kebaikan, yang merupakan suatu hal yang tak
terelakkan. Dalam konsep ini yang menjadi pusat adalah Care of the body. Keperawatan
merupakan pekerjaan duniawi yang menuntut kejujuran karena keperawatan professional
adalah melindungi tubuh dan memberikan berbagai kemungkinan hidup dari
pasien.pekerjaan ini menunjukkan adanya suatu tuntutan hidup untuk peduli terhadap
sekitar, dalam hal ini adalah pasien dalam pekerjaannya. Ini adalah suatu pekerjaan yang
memberi jasa pada proses kehidupan. Mencintai sekitar merupakan hal yang konkret,
praktis, professional, dan moral. Hal yang berkaitan dengan panca indera dan
pengetahuan yang berdasarkan pengalaman adalah hal utama dari fundamental dan dasar
dalam praktik keperawatan.

Caring dipelajari melalui pengalaman praktis dalam situasi konkret di bawah


pengawasan perawat ahli dan berpengalaman (Martinsen, 1993, 2003). Penekananan
keperawatan dalam konsep Caring lebih kepada kepemilikan rasa empati, keterbukaan,
kemurahan hati saat merawat pasien, sehingga perawat mampu mengaplikasikan teori
caring. Perawat dapat merasakan apa yang pasien rasakan. Hal tersebut merupakan suatu
sifat dasar dan alamiah yang dimiliki oleh perawat. Pada pelaksanaan asuhan
keperawatan di masyarakat terdapat keterkaitan satu sama lainnya, karena pelayanan
yang diberikan haruslah bersifat komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan
tiap individu berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai dengan
kebutuhan pasien saat itu. Teori caring dari Martisen mellibatkan empat konsep
metaparadigma yang teridiri dari manusia, sehat, lingkungan dan kperawatan. Keterkaitan
antar komponen tersebut mempengaruhi dan saling berhubungan. Dalam konsepnya,
Martinsen membahas keempat komponen tersebut beserta hubungannya dengan sangat
jelas. Dimana komponen keperawatan difokuskan pada sifat Caring dari seorang perawat,
caring melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan hubungan praktik
dan moral. Dalam praktik caring yang diterapkan dalam keperawatan, keperawatan
memandang pasien secara seutuhnya baik fisik maupun jiwa. Menurut Martinsen,
memandang seseorang (pasien) seutuhnya baik fisik maupun jiwa merupakan konsep dari
manusia. Disini Martinsen juga melihat bahwa manusia terdapat hubungan parallel antara
tubuhnya yang terdiri dari jasmani dan jiwa. Pada pemberian perawatan kepada pasien,
Martinsen mendeskripsikan konsep lingkungan sebagai suatu ruang yang dapat
membantu dalam proses keperawatan sehingga kesehatan optimal. Konsep kesehatan
menurut Martinsen dijelaskan sebagai suatu refleksi yang dipegaruhi oleh lingkungan.
Kondisi lingkungan yang kondusif seperti adanya kasih sayang, kepedulian dan perhatian
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan individu. Sehingga dalam kondisi sakit seorang
pasien perlu mendapatkan asuhan keperawatan yang berbasis caring. Bentuk logis
Martinsen dapat digambarkan sebagai pendekatan induktif dan pendekatan
analogis.aspek induktif pemikirannya bersumber pada pengalaman dalam hidup dan
dalam pelayanan kesehatan adalah titik awal untuk karya teoritisnya.martinsen berpaling
kepada filsafat dan sejarah dengan harapan mendapatkan wawasan dan pemahaman
tentang pekerjaan konkrit keperawatan dan kehidupan hidup yang lebih besar.dalam
penemuan filsafat hidup dan fenomenologi maka dia bertemu dengan ontologis dan
metafisis dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan filsafat tradisional. Tuturan
hidup, waktu penciptaan dan ruang adalah fakta ontologis dan metafisis. Analogi akan
mengatakan bahwa kita berpikir fakta dan mengenali mereka dalam pengalaman konkret
kami dalam kehidupan praktis kita. Kirkevold (1998) menulis bahwa Martinsen tidak
membangun teori logical.sebaliknya, ia menjauhkan dirinya membentuk pandangan
pengetahuan yang menegaskan teori memiliki struktur logis dari prinsip jangka dan
aturan. Teori Martinsen adalah analisis interpretatif kepedulian dimana penulis mencoba
untuk menjelaskan dari berbagai perspektif.perawatannya dari fenomena ini, harus
dikatakan baik luas dan menyeluruh. Caring dapat dipahami dalam beberapa tingkatan,
yaitu ontologi, kenyataan, dan praktik. Atau pada tingkat sistem oragnisasi. Dalam
keperawatan kita didorong untuk bertindak secara professional dan bermoral, sehingga
rasa peduli atau caring muncul dalam hubungan anatara perawat dan pasien. Hal yang
paling penting untuk dikembangkan yaitu tentang pengembangan pikiran, gagasan,
konsep caring dalam penelitian. Ilmu pengetahuan keperawatan memiliki batasan
tertentu. Tantangnnya yaitu untuk mengembangkan suatu penelitian yang tidak
menghilangkan praktik atau dengan kata lain Martinsen mengatakan tantangannya adalah
menciptakan praktik yang berdasarkan hasil research sehingga ada kerja sama yang baik
antara peneliti dengan praktisi. Pada tingkat organisasi dan sosial, konsep perawatan juga
sangat relevan. Hal ini penting untuk mengembangkan sistem sosial dan oragnisasi,
seperti pelayanan kesehatan sehingga dapat difasilitasi pelayanan yang professional.
Teori Caring dari Kari Martinsen dalam aplikasi sistem holarci contemporer
termasuk pada tingkat teori Filosofi. Philosophical Theory diartikan sebagai pernyataan
yang mendukung tuntutan ontologi tentang fenomena sebagai pusat perhatian suatu
disiplin, tuntutan epistemic tentang bagaimana fenomena muncul dan tuntutan etik
tentang nilai suatu disiplin ilmu (Fawcett, 2005). Karl Martinsen mengemukakan teori
Philosophy of Caring. Periode tahun merupakan tahun berkembangnya teori Philosophy
of Caring dari Martinsen (Kirkevold, 2000). Fenomena yang mendasari teori caring dari
Kari Martinsen adalah suatu kondisi yang dia amati saat bekerja sebagai perawat dirumah
sakit. Saat itu Martinsen menjadi lebih peduli dengan kesenjangan sosial yang terjadi di
masyarakat umumnya dan di pelayanan kesehatan khususnya. Hal utama yang menjadi
kegusarannya adalah tentang kepedulian perawat terhadap pasien yang tingkat
ketergantungannya tinggi. Fenomena tersebutlah diakitkan dengan konsep metapardigma
yang meliputi manusia, sehat, lingkungan dan keperwatan. Martinsen memandang
manusia dalam fenomena tersebut sebagai kesatuan yang utuh jiwa dan jasmaniahnya.
Pandanganya terhadap rentang sehat sakit dimana orang yang berada dalam kondisi sakit
harus mendapat perhatian dan kepedulian dari perawat yang merawatnya. Sehingga
kondisi sehat dapat tercapai. Keperawatan dipandang sebagai upaya dari perawat dalam
merawat pasien dengan kepedulian yang merupakan sifat alamiah yang seharusnya
dimliki oleh perawat dengan menjaga lingkungan perawatan. Dari fenomena yang ada
dan pengaruh terhadap metaparadigma maka muncul suatu keyakinan dan kepercayaan
dari Kari Martinsen terahadap keperawatan bahwa seharus perawat dalam memberikan
asuhan keperawatnnya menekankan pada kepedulian atau caring. Martinsen beraharap
dalam teori filosofinya ini perawat bisa merawat pasien tidak hanya dengan pendekatan
medis namun pendekatan keperawatan dengan caring. Konsep ini masih bersifat abstrak
pada setiap komponennya sehingga harus diturunkan menjadi teori yang lebih konkret.
C. ANALISA JURNAL BERDASARKAN TEORI CARING KARI MARTINSEN
Berdasarkan jurnal “Perilaku Caring Menurunkan Kecemasan Pasien Preoperasi”
dapat dilihat perilaku caring perawat sangat berpengaruh terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien preoperasi.
Dimana pasien preoperasi akan mengalami ketakutan atau kecemasan diantaranya
karena takut nyeri, takut terjadi perubahan fisik, dan takut operasi gagal dengan tingkat
kecemasan yang berbeda-beda (kecemasan ringan, sedang, berat, panik).
Dalam jurnal penelitian ini perawat yang berperilaku caring mengaplikasikan
Caring Dimensions Invetory sesuai dengan kebutuhan pasien preoperasi diantaranya
perawat dukungan secara emosional dalam keadaan fisik pasien preoperasi yang lemah,
perawat memberikan rasa empati kepada pasien preoperasi sehingga pasien preoperasi
merasakan ketenangan dan merasa nyaman. Tindakan caring yang dilakukan perawat
adalah setiap kali berinteraksi dengan pasien dan caring dapat diekspresikan perawat
dengan cara yang tulus, ikhlas, serta peduli dengan masalah yang dihadapi oleh pasien.
D. PERAN MANAJEMEN KEPERAWATAN BERKAITAN DENGAN TEORI
CARING KARI MARTINSEN
Peran manajemen keperawatan berdasarkan teori caring Karin Martinsen adalah
Pelayanan Berfokus Pasien (Patient centered care). . Patient centered care diterapkan
kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan dalam setiap bentuk
pelayanan kesehatan.

Ada 4 Konsep inti yang ada dalam konsep PCC (Patient Centered Care) :

1. Martabat dan Respek


Dalam aspek ini, sikap seorang tenaga kesehatan mendengarkan, peduli dan
menghormati pilihan pasien. Aspek martabat dan respek dalam konsep patient
centered care adalah perilaku seorang perawat yang mencerminkan sikap caring saat
melaksanakan pelayanan kesehatan. Perilaku caring mengandung 3 hal yang tidak
dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas
(Dwidyanti,2009). Perilaku caring memiliki inti yang sama yaitu sikap peduli,
menghargai dan menghormati orang lain,member perhatian, dan mempelajari
kesukaan seseorang serta cara berpikir dan bertindak.
2. Berbagi Informasi Komunikasi
Dalam menginformasikan sesuatu kepada konsumen layaknya dilakukan dengan
efektif. Tanpa komunikasi yang efektif di berbagai pihak, pola hubungan yang kita
sebut organisasi tidak akan melayani kebutuhan seorang konsumen dengan baik
(Nugroho J. Setiadi, 2013 ). Dalam hal ini, mengkomunikasikan dan
menginformasikan secara lengkap mengenai kondisi pasien dan hal- hal yang
berkaitan dengan pasien, maupun program perawatan dan intervensi yang akan
diberikan kepada pasien. Memberikan Informasi secara lengkap dapat membantu
dalam perawatan pasien, meningkatkan pengetahuan pasien dan pembuatan
keputusan.( PFCC, 2007)
3. Partisipasi
Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut serta dalam perawatan dan
pembuatan keputusan ( PFCC,2010). Partisipasi adalah hal yang dapat mendorong
peran serta pasien dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan pasien. Keterlibatan atau
partisipasi adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan proses
kognitif dan perilaku konsumen pada saatn mereka mengambil keputusan ( Nugroho
J. Setiadi, 2013).
4. Kolaborasi
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien dalam membuat
kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi
program yang akan didapatkan oleh pasien ( Kusumaningrum,2009).
Planetree, pemimpin patient centered care yang diakui secara internasional telah
menunjukkan langkah besar dalam memajukan konsepnya. Model perawatan
planetree adalah pendekatan holistic berpusat pada pasien yang mempromosikan
penyembuhan mental, emosional, spiritual, social, dan fisik, sebagian dengan
memberdayakan pasien dan keluarga melalui pertukaran informasi (Cliff,2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep caring dari Martinsen mengadop usnur-unsur sosial dan moral (
Alligood, 2014). Praktik Teori martinsen dalam praktik kepeduliannya, melihat
pasien secara menyuluruh dan bagaimana memahami dan mendekati pasien.
Kekuatannya adalah kemampuan melatih caring dalam praktik sehingga keperawatan
dapat dikatakan sebagai praktik yang berkaitan dengan moral.
Peran manajemen keperawatan berdasarkan teori caring Karin Martinsen adalah
Pelayanan Berfokus Pasien (Patient centered care). . Patient centered care
diterapkan kepada pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktekkan dalam
setiap bentuk pelayanan kesehatan.

B. Saran
Perawat harus menerapkan konsep caring dalam melakukan pelayanan kesehatan bagi
klien/keluarga klien, seperti melakukan pelayanan kesehatan dan intervensi asuhan
keperawatan. Sehingga dapat membuat klien/keluarga klien merasa nyaman, merasa
tenang dan merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTKA

Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7 ed.). United State

of Amerika: Mosby Elsevier.

Hem, M. H., & Pettersen, T. (2011). Mature care and nursing in psychiatry: Notions regarding

reciprocity in asymmetric professional relationships. Health Care Analysis : HCA, 19(1), 65-76.

doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-011-0167-y

Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (CMHN:

intermediet course). Jakarta: EGC.

Martinsen, E. H. (2011). Care for nurses only? medicine and the perceiving eye. Health Care

Analysis : HCA, 19(1), 15-27. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10728-010-0161-9

Junaidi (2011) Teori Filosofikal Keperawatan Kari Martinsen. Retrieved from http:// no.jun.org

/wiki/ Kari Martinsen , 14 November ,2013.

http://elsye.staff.umy.ac.id/patient-center-care/

Anda mungkin juga menyukai