“PERUMUSAN STRATEGI”
A. PENGERTIAN STRATEGI
Strategi adalah pola pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya perusahaan
untuk perwujudan visi melalui misi perusahaan. Dengan pola tertentu, perusahaan
mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya ke perwujudan visi perusahaan.
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
mengimplementasikan strategi tersebut diperlukan suatu alat yaitu Sistem Pengendalian
Manajemen. Tiap organisasi memiliki strategi dan pengendalian yang berbeda-beda
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan
dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya..
Strategi dirumuskan untuk menggalang berbagai sumber daya perusahaan dan
mengarahkannya kepada pencapaian visi perusahaan. Dengan strategi yang tepat, seluruh
sumber daya perusahaan dikerahkan menjadi kekuatan untuk diarahkan kepada
pencapaian visi perusahaan sehingga menjanjikan ketercapaian visi. Dalam lingkungan
bisnis kompetitif, strategi memainkan peran penting dan menentukan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen strategic merupakan proses yang berkelanjutan, jika strategi
yang telah dipilih tersebut diimplementasikan, maka diperlukan modifikasi atas strategi
tersebut, disesuaikan dengan perubahan lingkungan dan atau kondisi perusahaan.
Lingkungan bisnis kompetitif dan turbulen menuntut perusahaan untuk melakukan
pemantauan secara berkelanjutan terhadap ketetapan strategi yang dipilih untuk
mewujudkan visi perusahaan.
B. TUJUAN STRATEGI
Profitabilitas
Profitabilitas (ROI) terdiri atas presentase profit margin dan investment turnover.
Profitabilitas lebih mengacu pada profit jangka panjang daripada suatu periode
dalam satu tahun (current quarter), sebab beberapa pengeluaran saat ini bisa jadi
menurunkan profit saat ini, tapi dapat menngkatkan profit dalam jangka panjang.
Contohnya adalah jumlah yang dikeluarkan untuk iklan atau R&D. Dalam
konteks praktis, profitability yang dimaksud bisa berupa pendapatan (revenue),
jumlah laba maupun presentase laba.
Memaksimalkan nilai pemegang saham
Pada tahun 1980-an & 1990-an, istilah “nilai pemegang saham” (shareholder
value) sering muncul dalam literatur bisnis. Konsepnya adalah tujuan yang
semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan
nilai pemegang saham. Meskipun arti istilah itu sendiri tidaklah terlalu jelas,
mungkin hal tersebut mengacu pada harga pasar saham perusahaan. Akan tetapi,
diyakini bahwa mencapai tingkat laba yang memuaskan adalah cara yang lebih
baik dalam menetapkan tujuan perusahaan. Ada 2 alasan untuk itu, yaitu :
Pertama, istilah “memaksimalkan” menyiratkan bahwa selalu ada cara untuk
mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah
perusahaan. Bukan ini yang terjadi. Dalam memilih antara 2 macam tindakan,
pihak manajemen biasanya memilih sesuatu yang diyakini dapat
meningkatkan profitabilitas setinggi mungkin. Akan tetapi, sangat jarang,
sekalipun ada, manajemen yang mengidentifikasi seluruh alternatif yang ada
maupun efek-efeknya terhadap profitabilitas.
Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin
menjadi tujuan utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan
bagi banyak organisasi. Tentu saja, jika sebuah perusahaan tidak bisa
menghasilkan laba setidaknya setara dengan biaya modalnya, dan kecuali
perusahaan mampu melakukan hal tersebut ia tidak bisa dituntut untuk
melakukan tanggung jawab yang lain.
C. PERUMUSAN STRATEGI
Strategi dirumuskan melalui empat langkah utama berikut ini :
1. Trendwatching- indentifikasi lingkungan yang akan dimasuki perusahaan dimasa depan.
2. SWOT analysis- identifikasi peluang dan ancaman yang terdapat dilingkungan makro dan
industry, serta kekuatan dan kelemahan interal perusahaan.
3. Envisioning- penentuan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar perusahaan.
4. Pemilihn strategi- penentuan pola penggalangan dan pengaahan seluruh sumber daya
untuk mewujudkan visi perusahaan
A. TRENDWATCHING
Trendwaching inilah yang merupakan bagian terpenting dari keseluruhan SPPM.
Pada langkah pertamalah hampir setiap orang menghentikan perjalanannya dalam menuju
masa depan. Mengapa demikian? Trendwatching menuntut kemampuan personal
mengindetifikasi tren perubahan kemasa depan. Bagi personel yang sudah terbiasa menyusun
anggaran tahunan dan menggunakan anggaran tahunan sebagai basis pengelolaannya,
trendwatching juga menimbulkan kesulitan luar biasa untuk mengubah orientasi perencanaan
mereka yang semula berorientasi kedalam menjadi berorientasi ke luar..
Trendwatching merupakan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro,
lingkungan industri, dan lingkungan persaingan mengidentifikasi peluang yang dapat di raih
dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan dalam setiap lingkungan tersebut. Hasil
indenfikasi peluang dan ancaman inilah yang dipakai sebagai basis untuk melakukan
envisioning (penetapan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar perusahaan). Dasar
pemikiran yang harus dibangun dalam penetapan bisns adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengamatan atas tren perubahan lingkungan makro, lingkungan
industry, dan ligkungan persaingan, kemudian dilakukan identifikasi peluang yang dapat
diraih dan ncaman yang harus dihadapi perusahaan. Berdasarkan identifikasi tren tersebut,
maka dipilih misi, visi, tjan, keyakinan dasar dan nilai dasar perusahaan.
Berdasarkan dasar pemikiran sebagaimana dicantumkan diatas, keterkaitan antara
misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar perusahaan dengan tren peubahan
lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan telah dibangun.
Pembangunan keterkaitan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini :
1. Persahan mempunyai peluang untuk memertajam atau bahkan mengubah sama sekali
misinya, jika dari hasil trendwatching dan SWOT analysis penajaman atau perubahan
misi tersebut memang diperlukan. KOndisi demikian sangat diperlukan bagi perusahaan
yang menghadapi lingkungan kompentitif dan turbulen.
2. Perusahaan memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian atau bahkan
pengubahabn secara radikal arah kemasa depan (visi dan tujuan) sejalan dengan tren
perubahan lingkungan makro, lingkungan industry, dan lingkungan persaingan, peluang
dan ancaman yang terdapat dalam lingkungan tersebut, serta kekuatan dan kelemahan
perusahaan yang diidentifikasi.
3. Perusahaan memiliki kesempatan untuk menyesuaikan keyakinan dasar dan nilai dasar
yang sesai dengan tuntutan lngkungan makro, lingkungan industry, dan lingkungan
persaingan.
Trendwatching menghasilkan keluaran berupa : (1) identifikasi tren perubahan
lingkungan makro, industry, dan persaingan, dan (2) penafsiran dampak hasil analisis
lingkungan makro, industry, dan persaingan dengan rerangka Balanced Scorecard.
Berikut ini diuraikan informasi yang harus dicari dari tiga lingkungan yang
berdampak terhadap value menurut persepsi customer, sehingga berdasarkan informasi
tersebut perusahaan mampu merumuskan strategi untuk merespon perubahan persepsi
customer tersebut.
b. Kekuatan ekonomi
Kekuatan ekonomi juga mempunyai pengaruh terhadap perusahaan. Produk Nasional
Bruto (PNB), tingkat bunga, tingkat inflasi, nilai kurs rupiah terhadap $US atau Euro
dapat berdampak terhadap kegiatan bisnis perusahaan.
c. Kekuatan teknologi
Kekuatan teknologi mencakup improvement dalam bidang ilmu yang menjadi basis
teknologi dan inovasi teknologi baru yang memberikan peluang dan hambatan atau
ancaman bagi bisnis perusahaan. Perusahaan teknologi berdampak terhadap operasi
dan produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Perubahan teknologi seringkali
menyapu bersih bisnis tertentu dan bahkan seluruh industri. Sebagai contoh,
pergeseran dari vacuum tubes ke transistor, dari lokomotif uap ke lokomotif diesel
dan listrik, dan pena dengan tinta cair ke pena tinta padat, dari mesin ketik mekanik
ke mesin ketik elektronik, dan kemudian ke word processor berbasis computer.
d. Kekuatan Sosial
Kekuatan social mencakup tradisi, nilai, tren social, psikologi konsumen, dan harapan
masyarakat terhadap bisnis. Tradisi membatasi praktik-praktik social untuk jangka
waktu yang panjang.
2.) Penafsiran Dampak Hasil Analisis Lingkungan Makro, Industri, dan Pesaing
dengan Rerangka Balanced Scorecard
B. SWOT ANALYSIS
SWOT (strength, weaknesses, opportunities, and threat) dilakuakan melalui dua tahap, yaitu :
1. Analisis Eksternal
Analisis eksternal bertujuan untuk memeprtimbangankan peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan, sedangkan analisis internal bertujuan untuk mempertimbangkan
kekuatan (kompotisi inti) dan kelemahan internal perusahaan. hasil SWOT analisis ini
dipakai sebagai basis untuk rekonfirmasiatau redefinisi misi, visi, tujuan, kekayaan
dasar,dan nilai dasar perusahaan. Di samping itu, hasil SWOT analisis ini dipakai sebagai
basis untuk pemulihan strategi.
2. ANALISIS INTERNAL
Kondisi internal sama pentingnya dengan peluang dan ancaman eksternal dalam
perumusan strategi. Jika dipandang dari perspektif pemuasan kebutuhan customer,
analisis internal harus dapet menunjukan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan customer sekarang dan di masa depan. Untuk membangun
kekutana daya saing, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membangun
kompetensi inti dalam menciptakan produk baru secra cepat dan lebih murah, dan dalam
menggabungkan teknologi dan keterampilan ke dalam kompetensi individu untuk
beradaptasi secra cepat dengan perubahan. Analisis secara kuantitatif tentang keuangan,
daya saing, dan operasi harus melengkapi analisis secara kualitatif tentang berbagai
bidang fungsional.
Empat misi bisnis menurut Boston Consulting Group (BCG) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Build ( bangun )
Misi ini menyiratkan suatu sasaran untuk meningkatkan pangsa pasar (market
share) dimana pertumbuhan pasar relatif tinggi, tetapi sumber kasnya rendah,
sehingga penggunaan kasnya tinggi karena dana dibutuhkan untuk
meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar sendiri dapat dihitung dengan cara
membagi penjualan perusahaan pada tahun tertentu dengan total penjualan
industri pada tahun tertentu, yang hasilnya adalah persentase (%).
b. Hold ( pertahankan)
Misi strategik ini melindungi dan mempertahankan pangsa pasar unit bisnis dan
posisi bersaingnya di pasar.
c. Harvest (panen)
Misi strategik ini mempunyai sasaran untuk maksimisasi laba jangka pendek
dan arus kas. Dalam misi strategik ini, perusahaan telah mempunyai pangsa
pasar yang tinggi walaupun dalam keadaan pertumbuhan industri yang relatif
rendah.
d. Divest (divestasi)
Misi strategik ini mengindikasikan suatu keputusan untuk membubarkan
bisnisnya atau melalui likuidasi perlahan-lahan atau penjualan unit bisnis ke
luar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya suatu fakta perkembangan selama
beberapa periode, di mana pangsa pasar yang selalu rendah sementara
pertumbuhan pasar industrinya juga rendah, sehingga perusahaan tidak dapat
tumbuh secara sehat dan menguntungkan. Dengan demikian, strategi yang
memungkinkan adalah keluar dari bisnis yang dijalankan sekarang.