Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendukung utama tercapainya masyarakat Indonesia yang bermutu
adalah pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Proses pendidikan yang
bermutu dan berkualitas tidak hanya dilakukan dengan melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung dengan tenaga
pendidik yang bermutu dan berkualitas pula melalui peningkatan
profesionalisme dan sistem manajemen tenaga pendidik serta pendidik
memiliki kemampuan untuk menolong dan mengarahkan peserta didik dalam
memilih dan mengambil keputusan demi mencapai cita-citanya.
Kemampuan tersebut tidak hanya dalam aspek akademis saja
melainkan juga dalam aspek nonakademis seperti aspek pribadi, aspek sosial,
aspek lingkungan, aspek kematangan intelektual, dan sistem penilaiaan
terhadap peserta didik. Dengan hal tersebut diharapkan agara mutu pendidikan
dan sasaran pendidikan dapat meningkat secara optimal serta peningkatan
pribadi individu yang optimal pula. Yakni salah satunya melalui layanan
Bimbingan dan Konseling, yang merupakan satu kesatuan integral dengan
kegiatan sekolah atau pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan siswa
didik secara optimal, dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
kurikulum dan kebutuhan siswa.
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai upaya untuk
pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan yang tidak hanya
membekali anak didik dengan teori, namun juga penerapannya dalam
kehidupan nyata. Untuk itu sebagai mahasiswa harus mampu mengaplikasikan
ilmu-ilmu yang telah dipelajari, sehingga kualitas mahasiswa sebagai agen
penerus bangsa dapat bertambah dan lebih matang.
Oleh karena itu dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling
dan seiring kebijakan Kurikulum, maka Fakultas Keguruan dan Ilmu

1
Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri telah menetapkan magang
sebagai matakuliah wajib bagi mahasiswa. Program magang ini bertujuan
untuk membangun jati diri pendidik, memantapkan kompetensi akademik
kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa
calon pendidik, mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan
pedagogis dalam membangun bidang keahlian pendidikan. Magang
merupakan kegiatan akademis dan praktis yang lebih memfokuskan pada
bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah.
Program magang yang diadakan Universitas Nusantara PGRI Kediri
ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, serta
mengacu pada Undang-Undang Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012
tentang Kompetensi Lulusan Mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
Praktik magang ini mulai dilaksanakan tanggal 20 Januari 2020 sampai
dengan 31 Januari 2020 di SMA Negeri 1 Kediri. Selama proses
pelaksanaannya, kami melakukan observasi lingkungan sekolah baik dalam
proses belajar mengajar, bagaimana budaya di SMA Negeri 1 Kediri, dan
bagaimana kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Kediri serta pengadministrasian di SMA Negeri 1 Kediri, dengan arahan dari
guru pembimbing SMA Negeri 1 Kediri.

B. Identifikasi Permasalahan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini antara
lain:
1. Bagaimana kondisi kultur sekolah dalam mendukung pencapaian
pembelajaran di SMA Negeri 1 Kediri?
2. Bagaimana kompetensi dasar pedagogi kepribadian, dan sosial di SMA
Negeri 1 Kediri?
3. Bagaimana proses belajar dan mengajar di SMA Negeri 1 Kediri?

2
4. Bagaimana pengadministrasian Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri
1 Kediri?.

C. Tujuan Kegiatan
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
maka tujuan kegiatan dari kegiatan magang adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kultur sekolah dalam mendukung pencapaian
pembelajaran di SMA Negeri 1 Kediri.
2. Untuk mengetahui kompetensi dasar pedagogi kepribadian, dan sosial di
SMA Negeri 1 Kediri.
3. Untuk mengetahui proses belajar dan mengajar di SMA Negeri 1 Kediri.
4. Untuk mengetahui pengadministrasian BK di SMA Negeri 1 Kediri.

D. Manfaat Magang
Adapun manfaat kegiatan magang tersebut antara lain.
1. Memperoleh pengalaman nyata yang terkait dengan kondisi dengan
kondisi serta proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kediri.
2. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara
indisipliner sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam
mengatasi permasalahan pendidikan dan pembelajaran yang ada di SMA
Negeri 1 Kediri.
3. Dapat mengembangkan daya nalar dan melakukan observasi.
4. Memperoleh pengalaman dan ketrampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan manajerial di lembaga pendidikan.
5. Dapat berperan sebagai motivator.
6. Bahan Persiapan menjadi pendidik professional.

3
BAB II PEMBAHASAN DAN LAPORAN

A. Identitas Sekolah
1. Profil Sekolah
SMA Negeri 1 Kediri terletak di Jalan Veteran No. 1 Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri, terletak di barat sungai Brantas Kota Kediri yang
mana Jalan Veteran yang sebelumnya bernama Jalan Klotok bisa
dikatakan pusat dari pendidikan di wilayah barat sungai Brantas. Di Jalan
Veteran ini berdiri beberapa sekolah yang cukup bergengsi di Kota Kediri,
yakni SMA Negeri 1 Kediri salah satunya, SMA Katolik Santo Augustinus
Kediri, SMK Negeri 2 Kediri, SMA Negeri 2 Kediri, dan SMK Negeri 1
Kediri. Di sebelah barat SMA Negeri 1 Kediri berdiri megah Gereja
Katolik Santo Vincentius a Paulo sekaligus satu kompleks dengan SMA
Katolik Santo Augustinus Kediri. Di sekitar SMA Negeri 1 Kediri terdapat
toko-toko yang menyediakan kebutuhan alat tulis yang lengkap serta
penyedia jasa pengetikan maupun foto kopi.
a. Identitas Sekolah
NPSN : 20534389
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kediri
Alamat
Jalan : Veteran Nomor 1
Desa/Kelurahan : Mojoroto
Daerah : Perkotaan
Kecamatan : Mojoroto
Kabupaten/Kota : Kota Kediri
Provinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 64112
Nomor Telepon : +62 354 771829
Email : redaksi@smastkediri.sch.id
Status Sekolah
Tempat Penyelenggaraan : Gedung

4
Kegiatan Pembelajaran : Pagi hari
Akreditasi : A
Nama Kepala Sekolah : Dra. Hj. Sri Yulistiani, M.Si.
b. Sejarah SMA Negeri 1 Kediri
Berdasarkan laman SMA Negeri 1 Kediri lewat
https://smastkediri.sch.id/read/9/sejarah, dapat diuraikan
sejarah/riwayat SMA Negeri 1 Kediri sebagai berikut.

SMA Negeri Kediri berhasil didirikan bersamaan dengan masa


revolusi Indonesia, masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Oleh sebab itu dapat dikatakan SMA Kediri ini adalah
“SMA Perjuangan”. Bukankah para guru dan murid tidak hanya sibuk
dalam proses belajar dan mengajar saja, namun juga ikut aktif
berjuang. Mereka secara bergiliran ikut aktif terjun di fron-fron

5
pertempuran, seperti di Sumberpucung, Malang. Banyak di antara
siswa yang aktif di pasukan TNI, TRIP mobilisasi pelajar, palang
merah, dapur umum, dan badan badan perjuangan lainnya.
Demikian juga para guru di samping memompa semangat, juga
aktif dalam kegiatan mata-mata, perang urat saaraf, dan perang gerilya.
Banyak di antara siswa dan juga guru yang gugur dalam perjuangan
kemerdekaan negara. Oleh sebab itu masa 1946-1950 ini dapat
dikatakan sebagai masa kelahiran dan survival. Meskipun dalam
keadaan demikian, disiplin belajar sangat rapuh, pimpinan sekolah
tetap mengupayakan agar kegiatan sekolah bisa berjalan semaksimal
mungkin.
Bapak Banoe Iskandar sebagai ketua panitia pendirian sekolah
ditetapkan senagai Direktur/Kepala Sekolah yang masih berstatus
swasta ini. SMT Kediri membuka 2 (dua) jurusan yaitu jurusan A
(Sastra) dan B (Ilmu Pasti & Alam). Kurikulum tetap mengacu pada
kurikulum Belanda AMS (Algemene Middelbare School) yang sudah
terkenal sangan berat dan ketat itu. Beliau menghimpun para Guru dan
Pegawai Negeri yang memenuhi syarat untuk bekerja bersama
membangun SMT Kediri.
Jadi SMT Kediri berdiri tanpa ada satupun guru tetap. Bapak
Banoe Iskandar sebagai kepala sekolah masih tetap memperjuangkan
agar sekolah ini mendapatkan status Negeri sehingga bisa
mendapatkan bantuan tetap berupa keuangan dan pendidikan dari
pemerintah, dan Alhamdulillah hanya dalam waktu satu tahun
perjuangan ini berhasil. Pada bulan September 1947, pemerintah
mengambil alih SMT Kediri dan menjadi sekolah negeri dan namanya
pun berubah menjadi SMA Negeri Kediri. Namun sebagai
konsekwensinya Bapak Banoe Iskandar harus menyerahkan jabatan
Direktur Sekolah, karena sesuai dengan standar kurikulum Kolonial
Belanda (AMS), Direktur AMS haruslah seorang sarjana.

6
Maka sesuai dengan persyaratan tersebut diangkatlah Bapak
Mr. Boedisoesetijo yang sehari-harinya menjabat selaku Kepala
Pengadilan Negeri Kediri, sebagai Direktur SMA Negeri Kediri.
Sementara itu suasana di Kediri semakin panas, desas-desus beredar
bahwa tentara Belanda segera akan memasuki Kediri. Dan kemudian
ternyata dugaan ini terbukti pada 19 Desember 1948, Belanda
melaksanakan serangan yang kita sebut sebagai perang kemerdekaan II
atau populernya Clash ke II.
Sekolah bubar, meskipun resminya tetap dibuka, pimpinan
sekolah secara formal diserahkan kembali kepada Bapak Banoe
Iskandar, namun dalam pelaksanaannya tidak ada kegiatan belajar.
Hampir semua guru dan siswa memilih mengungsi keluar kota, di
lereng Gunung Wilis dan Kelud, sambil ada yang membuka pelajaran
di kamp pengungsian.
Sementara serangan gerilya kota tetap menghantui pasukan
Belanda di Kediri. Sebagian besar gerilyawan ini adalah pelajar
sekolah termasuk siswa SMA Negeri Kediri. Akhirnya persetujuan
penyelesaian kedaulatan bisa disepakati antara Pemerintah Indonesia
dan Pemerintah Belanda pada akhir tahun 1949.
Awal tahun1950 SMA Negeri Kediri di buka kembali. Kali ini
terjadi lagi perubahan pimpinan, Bapak Mr. Boedisoesetijo pindah ke
Surabaya, maka ditunjuklah Bapak Ir. Nowo yang sehari-harinya
adalah kepala pabrik kimia di Kediri, selaku Direktur SMA Negeri
Kediri. Karena situasi masih belum menentu sebagai akibat Clash ke II
tersebut, maka pada periode ini sekolah masih pada fungsi
pembenahan.
Pada masa ini pemerintah kita juga menghadapi persoalan
dengan nasib para pelajar pejuang semasa Clash ke II dulu, untuk
memecahkan persoalan tersebut pemerintah mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 3141/B Tanggal 4 Mei 1950 dengan menetapkan
membuka kelas filial bagi para bekas anggota Brigade XVII dan

7
Mobilisasi Pelajar untuk mengikuti pelajaran di SMA Negeri Kediri.
Ini nantinya kita kenal sebagai kelas perjuangan.
Suatu hal yang menggembirakan pada bulan Juli 1950 SMA
Negeri Kediri telah berhasil meluluskan Alumni-nya yang pertama, 17
orang dari jurusan A dan 17 orang dari lulusan B atau 50% dari jumlah
siswa.
Masa Pembentukan Kepribadian (1950-1970)
Kondisi sementara ini tidak berlaku lama, pada bulan Agustus
1950, Pemerintah Republik Indonesia telah menunjuk seorang guru
tetap untuk memimpin SMA Negeri Kediri, disesuaikan dengan
kurikulum Negara Indonesia Merdeka. Beliau adalah Bapak R.S.
Djajengsoegianto, yang mulai memimpin SMA Negeri Kediri sejak 17
Agustus 1950.
Di bawah kepemimpinan Bapak Djajeng inilah SMA Negeri
Kediri mulai menata dirinya sebagai salah satu SMA yang dapat
diandalkan di Indonesia. Meskipun ada sedikit hambatan yaitu sangat
kurangnya jumlah guru tetap serta sarana pembelajaran lainnya. Dan
bahkan karena kekurangan tenaga guru yang berkompeten di bidang
sastra, maka pada tahun 1950 jurusan A atau Sastra dinyatakan tutup.
Pada masa ini berhasil pula ditetapkan lambang sekolah (1951),
penetapan lagu sekolah Mars SMA Negeri Kediri (1956), di samping
meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler: olahraga dan kesenian.
Meningkatkan kualitas pengajaran para guru. Jangan heran kalau pada
masa itu banyak lulusan SMA Negeri Kediri yang berhasil diterima
melanjutkan pelajarannya di perguruan tinggi terkemuka bahkan juga
di luar negeri.
Disamping itu sesuai dengan masanya, bagi lulusan yang
langsung terjun ke masyarakat, ternyata banyak lulusan yang sukses di
masyarakat. Uji coba kualitas pendidikan serta sejauh mana pangaruh
SMA Negeri Kediri terhadap masyarakat dilaksanakan pada bulan
September 1956. sekolah melaksanakan acara dasa warsam, dan

8
ternyata sambutan masyarakat memang sangat bagus. Ini membuktikan
bahwa SMA Negeri Kediri memang sudah diterima dan menjadi
kebanggaan masyarakat Kota Kediri.
Pada tahun 1955, SMA Negeri Kediri kembali membuka
jurusan A (Sastra) mengingat di Kediri ini sudah berhasil didapatkan
guru-guru yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Selanjutnya
pimpinan sekolah juga berusaha untuk mengembangkan sekolah yaitu
dengan mengupayakan pembangunan sebuah gedung baru berlantai 3.
Perjuangan ini mendapatkan perhatian yang baik dari
pemerintah dengan mengusahakan dana pembangunan dari Colombo
Plan. Maka mulai tahun 1956 di lokasi sebelah barat sekolah yaitu
nantinya Jalan Klotok 7 (Jalan Veteran 7 sekarang) mulai dibangun
sebuah gedung sekolah baru (pembangunannya bersamaan dengan
gedung sekolah SMA di Madiun termasuk desainnya).
Tahun 1959 gedung tersebut telah selesai pembangunannya,
dan jurusan A mulai dipindahkan ke gedung baru. Sementara itu, pada
tahun itu (Tahun Ajaran 1959/1960) sekolah mulai membuka jurusan
C (Hukum dan Ekonomi) yang juga ditempatkan digedung baru jalan
Klotok 7 Kediri.
Namun dengan memperhatikan span of control dan beberapa
pertimbangan lain, maka jurusan A dan C di gedung baru itu
dilepaskan dari SMA Negeri Kediri, dan berdiri sendiri. Terhitung
sejak tanggal 1 Agustus 1960, SMA Negeri Kediri dipecah menjadi
dua, pemecahan ini kemudian ditinjaklanjuti dengan surat usulan
kepala U.P.S.M.S Jakarta nomor B.8244/B3/K.60 tanggal 23
November 1960 dan akhirnya mendapatkan persetujuan dari Menteri
Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan dengan Surat Keputusan
Nomor 27857/G.O.
Dengan demikian mulai tahun 1960 di Kediri ada 2 sekolah
SMA, jurusan B dilokasi lama eks gedung MULO jalan Klotok 1
sebagai SMA Negeri 1 sedangkan jurusan A dan C di gedung baru

9
jalan Klotok 7 menjadi SMA Negeri 2 Kediri. Jadi, yang namanya
SMA Negeri 2 Kediri adalah adik kandung dari SMA Negeri 1 Kediri,
maka tidak aneh apabila sampai saat ini tahun 2006 lagu sekolah antara
SMA 1 dan SMA 2 adalah sama!.
Pada tahun 1961 karena sesuatu hal, Bapak Djajengsugianto
mengundurkan diri dari melanjutkan studi beliau ke FKIP Universitas
Gajah Mada di Yogyakarta. Maka kempemimpinan sekolah diserahkan
kepada Bapak Mohammad, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil
kepala sekolah.
Pada masa kepemimpinan Bapak Mohammad masih tetap
melaksanakan kebijakan yang telah diambil sebelumnya, sambil terus
mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan. Mulai menambah
jumlah guru yang kompoten, yang usianya relatif masih muda dan
dengan semangat tinggi ikut membangun perkembangan SMA Negeri
1 Kediri.
Perubahan yang signifikan terjadi ketika pemerintah
menetapkan kurikululum baru yang terkenal sebagai Kurikulum SMA
Gaya Baru, di mana setiap sekolah wajib membuka 4 jurusan Pasti,
Alam, Sosial dan Budaya berlaku mulai kelas 2, pada tahun 1962. Pada
ijazah tidak lagi dicantumkan nilai setiap mata pelajaran, melainkan
hanya predikat kelulusan secara kualitatif, yaitu Baik, Cukup dan
Kurang (tidak lulus).
Namun situasi dan kondisi politik dalam negeri ternyata juga
merembet mempengaruhi susasana pembelajaran di masa itu, partai
politik mulai memasuki rencana wilayah sekolah dengan memasukkan
organisasi onderbow-nya baik secara terang-terangan maupun
tersamar. Yang terberat, guru guru pun ikut terpengaruh, dan ini pada
saatnya jugan mempengaruhi para siswa, meskipun formalnya hanya
kegiatan ekstra, tapi nyatanya pengaruhnya terasa sampai di intra
sekolah. Hal ini memuncak dengan peristiwa tragedi September 1965.
SMA Negeri 1 Kediri pun termasuk kena dampak peristiwa ini, adanya

10
guru dan siswa yang terkena, suasana belajar mengajar yang tidak
kondusif, timbulnya rasa perpecahan serta intrik-intrik di antara guru
dan siswa. Akibat pada periode 1966-1969 ontra-ontra ini memakan
korbanya juga. Benerapa guru yang tidak betah dengan susana ini
memilih meninggalkan sekolah dengan berbagai alasan. Masalahnya
para guru yang mundur ini justru para guru yang cukup bermutu. Pada
saat inilah terasa mutu sekolah cenderung menurun. Satu hal lagi yang
perlu dicatat, pada tahun 1966 akibat situasi politik yang tidak
menuntut masa sekolah diundur selama 6 (enam) bulan.
Masa Pemulihan dan Pengembangan (1969-1986)
Pada tahun 1969 Bapak Mohammad memasuki usia pensiun,
maka jabatan kepala sekolah diserahterimakan kepada Bapak Prijo
Sanjoto. Pada masa ini mulai dibenahi lagi susunan masa guru, antara
lain mengurangi sebanyak mungkin tenaga guru tidak tetap dan diganti
dengan guru tetap. Dengan cara ini diharapkan para guru akan lebih
bersungguh-sungguh dan lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
Di samping itu juga dilaksanakan pembangunan fisik sekolah,
baik akibat bencana banjir rutin Kediri, pengamanan sekolah maupun
peningkatan mutu sekolah (pendirian gedung perpustakaan). Ini semua
dilaksanakan dengan dana yang sangat terbatas. Pendekatan dengan
pihak pemerintah juga diupayakan sehingga SMA Negeri 1 Kediri bisa
mengikutsertakan siswanya pada Tim Paskibraka di Jakarta.
Selanjutnya terjadi lagi mutasi pimpinan sekolah pada tahun
1973, kepala sekolah dipegang oleh Bapak Surono, B.A., Beliau lebih
menekankan pada upaya perbaikan internal. Tidak lama kemudian
pada tahun 1976 pimpinan sekolah diserahkan kepada Bapak M.
Dawam Mimbar, seorang guru senior yang sudah berpengalaman
sebagai kepala sekolah. Pada tahun 1976 ada sekitar perubahan
kurikulum yaitu diterapkan kurikulum 1976 dan yang disempurnakan.

11
Mulai kelas 1 semester 2 siswa mulai diarahkan untuk memilih jurusan
IPA dan IPS.
Selama kurun waktu 1976-1985 banyak yang diupayakan baik
peningkatan fisik maupun kualitas pedidikan, termasuk kegiatan
ekstrakulikuler dari segi fisik sekolah telah membeli tanah sawah yang
kondisinya rusak akibat banjir di belakang sekolah seluas 15.000 M2.
Tanah ini nantinya dipakai untuk pengembangan sekolah berupa
tambahan ruang kelas, masjid, lapangan olahraga dan lain sebagainya.
Untuk itu telah disiapkan sebuah master plan pengembangan
pembangunan sekolah di masa depan.
Situasi politik di tahun 1978 ternyata memakan korban juga,
masa sekolah diundurkan lagi selama 6 bulan. Jadi para siswa yang
seharusnya lulus pada akhir tahun 1978 diundurkan menjadi lulus pada
pertengahan tahun 1979. sementara itu pada tahun 1984 mulai
diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 1984, sewaktu naik ke
kelas 2, siswa memillih jurusan Budaya/Bahasa dan Ketrampilan,
Sosial Ekonomi, Alam Fisika dan Biologi. Kurikulum ini dirubah pada
tahun 1986 yaitu dengan menambahkan bidang studi Pendidikan
Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) untuk semua jurusan.
Dalam bidang pendidikan hasilnya terasa ketika pada tahun
1984 jumlah siswa di jalur PMDK pada perguruan tinggi Negeri
sebanyak 22 siswa, ini adalah nomor 4 di Jawa Timur. Tahun
berikutnya 1985, lebih meningkat menjadi 88 siswa, ini berarti nomor
1 seluruh Indonesia, sedangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler prestasi
siswa juga dapat dibanggakan, tahun 1980 seorang siswa terpilih
sebagai pemain basket nasional pada acara SEA Games dan bahkan
Asia Games. Tahun 1985 kembali bisa mengikutsertakan seorang siswi
sebagai anggota Regu Paskibraka Nasional, mengibarkan bendera di
Istana Merdeka Jakarta.

12
Masa Persaingan dan Globalisasi (1987 - Sekarang)
Sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan maka di Kediri
sudah berdiri 7 (tujuh) SMA Negeri, belum lagi di daerah-daerah
sekitar kabupaten Kediri, apalagi kalau diperhitungkan di seluruh
Indonesia. Oleh sebab itu di kalangan SMA tersebut wajar dan harus
tumbuh semangat persaingan dalama arti positif. Artinya di antara
SMA-SMA tersebut dituntut masyarakat untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu. Dalam hal ini pihak sekolah kita menghadapi kendala
luar dalam.
Kendala dari luar misalnya karena adanya perubahan sistem
kurikulum, satu sistem masih belum bisa berjalan dengan baik,
hasilnya masih belum diketahui dengan pasti, sudah diganti dengan
kurikulum baru. Faktor lain adalah adanya ketentuan baru seperti
pendafataran masuk ke sekolah SMA diatur berdsarkan rayonisasi.
Akibat dari sistem ini ternyata pernah sangat merugikan SMA
kita, karena SMA 1 diwajibkan hanya menerima siswa dari SMP
tertentu saja, yang kebetulan kualitas pendidikannya kurang memadai.
Keluhan para guru antara lain adalah kalau bakalan niat kurang bagus,
dididik seperti apapun masih akan kurang bermutu bila dibandingkan
dengan siswa yang bakalannya bagus. Di samping ini terasa sekali
sejak pertengahan dekade 80-an. Mungkin karena salah
menerjemahkan delapan jalur pemerataan, kususnya asas pemerataan
dalam bidang pendidikan, maka muncul kecenderungan bahwa semua
siswa, tidak peduli kualitasnya pasti akan lulus pada saat ujian akhir.
Artinya ‘pinter goblok podo wae sami mawon’ (pandai bodoh sama
saja). Akibatnya siswa semau gue sekolahnya, dan pada gilirannya
semangat guru untuk mengajar jadi ter-erosi pula.
Sedang dari dalam sendiri adalah kurangnya kesadaran di
antara pihak sekolah dan siswa bahwa mereka harus bersaing dengan
sekolah lain tidak hanya di Kediri namun juga di seluruh Indonesia.
Mereka mungkin hanya tergiur target sementara saja, bahwa yang

13
penting lulus SMA. Tidak terpikir bagaimana jenjang selanjutnya,
bersaing masuk universitas, bersaing lulus sarjana, bersaingterjun ke
masyarakat, bagaimana mendapatkan pekerjaan di tengah sulitnya
lapangan pekerjaan saat ini. Padahal dasar-dasar untuk itu seharusnya
diperoleh saat sejak mereka masih diajarkan di SMA.
Dalam keadaan seperti inilah sekolah kia harus tetap bisa
mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu sekolah ‘Favorit’ di
Kediri. Diupayakan kelengkapan sarana pembelajaran serta upaya
peningkatan kualitas pendidikan lainya beberapa hal yang perlu dicatat
selama periode ini adalah berhasil didirikan Koperasi Siswa dan UKS
serta beberapa kegiatan siswa lainya. Selama tahap ini terjadi beberapa
kali pergantian kepala sekolah, sebagai berikut.
Bapak Drs. H. Rochhadi (1985-1991)
Bapak H. Nangin BA (1991-1993) yang juga alumni sekolah kita tahun
1956
Bapak Drs. Masroeki BBA (1993-1995)
Bapak Sumardi BA (1996-1997)
Bapak Drs. H. Waridjo Hadisiswoyo (1997-2003)
Bapak Drs. H. Sujarwoto M.Si (2003-2008)
Bapak Drs. Dwi Rajab Januhadi M.Pd (2008-...)
Ibu Dra. Hj. Sri Yulistiani, M.Si.
Dalam bidang teknis pendidikan, selama kurun waktu ini
tercatat beberapa kali perubahan kurikulum yaitu:
Kurikulum 1989: yaitu sistem kurikulum dengan pola pembelajaran
menggunakan pola CBSA (Cara Penbelajaran Secara Aktif) dengan
program penjurusan A1-A2-A3-A4.
Kurikulum 1994, disempurnakan dengan suplemen 1999 : system
pembelajaran dengan menggunakan metode ketrampilan proses.;
program penjurusan dilaksanakan kelas 1 naik ke kelas 2, jurusannya
adalah : A-1 ilmu fisika, A-2 ilmu biologi, A-3 ilmu-ilmu social, A-4
ilmu bahasa, serta penghapusan mata pelajran PSPB, penambahan atau

14
uplemen dalam kurikulum 1999 berkaitan dengan perubahan politik
kearah era Reformasi.
Kurikulum 2004 : jurusan hanya ada IPA dan IPS berlaku mulai kelas
2. Sejak tahun 1996 dengan terlaksananya Reuni Akbar pertama
memperingati ulang tahun sekolah ke-50 mulai dibina hubungan yang
baik dengan pihak alumni. Lebih-lebih pada kepemimpinan Bapak
Drs. Sujarwoto ini teras sekali hubungan yang sangat meningkat dan
rutin dengan alumni. Hal ini bisa dimengerti karena di lain pihak
alumni kususnya yang senior ini masih peduli terhadap alma mater,
kita sangat mengkhawatirkan kualitas pendidikan yang cenderung
menurun. Oleh sebab itu sejauh mampu pihak alumni juga berusaha
membantu meningkatkan keandalan sekolah.
Sementara itu mulai tahun 2006 ini diperkenalkan system Full Day
School jam sekolah sejak pagi hingga sore, di samping mendapatkan
pelajaran biasa sesuai dengan kurikulum juga diberikan tambahan
pengetahuan untuk peningkatan kematangan emosional siswa, serta
melengkapinya dengan pengetahuan yang bisa menunjang kemampuan
Life Skill: seperti multimedia, keterampilan foto atau video,
accounting terapan dan lain-lain.

Guru PNS : 71


 Rombongan Belajar : 34
 
 Kurikulum : 
 Penyelenggaraan : Sehari Penuh/5h
 Manajemen Berbasis Sekolah  
 
 Akses Internet : 
 Sumber Listrik : 
 Daya Listrik : 128,000
 Luas Tanah : 24,815 M²
 
 Ruang Kelas : 35 *
 Laboratorium : 4 *
 Perpustakaan : 1 *

15
c.

Fasilitas

Sarana Penunjang KBM

1. Ruang KBM dilengkapi AC dan LCD Proyektor

2. Laboratorium Komputer

3. Laboratorium Kimia

4. Laboratorium Fisika

5. Laboratorium Biologi

6. Laboratorium Bahasa

Sarana Olahraga

1. Lapangan Sepakbola

2. Lapangan Futsal

3. Lapangan Basket

4. Lapangan Bola Volly

5. Lapangan Bulutangkis

6. Lapangan Tennis

7. Lapangan Tenis Meja

Visi dan Misi

VISI, MISI DAN TUJUAN SMA NEGERI 1 KEDIRI MENUJU SMAST


YANG BERMUSTIKA
( Manusia Unggul dalam Sikap spiritual Tinggi Intelegensi, Kreatifitas dan
Analitis )

VISI

16
MUSTIKA (MANUSIA UNGGUL SPIRITUAL, TINGGI INTELEKTUAL,
KREATIF, DAN ANALITIS)

MISI

1. Memahami dan mengamalkan nilai - nilai agama dalam kehidupan sehari - hari.
2. Mengoptimalkan terbentuknya ahklaq mulia.
3. Melakukan bimbingan secara intensif sehingga siswa memiliki gairah belajar
yang tinggi.
4. Mendayagunakan sarpras scara optimal untuk mencapai prestasi.
5. mengoptimalkan proses pembelajaran berbasis kompetensi demi terwujudnya
kebermaknaan hidup baik di lingkungan keluarga maupun asyarakat.

TUJUAN SEKOLAH
 
1. Membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa / berakhlak mulia, cerdas, berilmu, dan terampil.
2. Membekali siswa dengan berbagai disiplin ilmu yang berguna untuk
malanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Membekali siswa dengan berbagai bentuk ketrampilan yang berguna untuk
terjun ke masyarakat.
4. Membekali siswa dengan berbagai bentuk ketrampilan yang berguna untuk
terjun ke masyarakat.

Jenis Kegiatan Pengembangan diri :


1)      Pelayanan Konseling
2)      IPM
3)      PMR
4)      Band,Paduan Suara,S.Tari, lukis
5)      Olah raga Permainan ( sepak bola, Sepak takraw, bola volly )
6)      BTQ
7)      Mading
8)      Pembimbingan OSN ( IPA, IPS, Matematika, dan Rumpun Bahasa )

3. Interaksi Sosial di Sekolah


Interaksi sosial disekolah adalah hubungan yang terjadi di lingkungan
sekolah baik itu interaksi atau hubungan antara siswa dengan siswa, siswa dengan

17
guru, guru dengan guru dan semua pihak yang berada di lingkungan sekolahan,
khususnya di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang.
Interaksi yang terjadi di lingkungan sekolahanSMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang:
1)      Hubungan antara Kepala sekolah dengan Guru
2)      Hubungan antara Guru dengan Guru
3)      Hubungan antara Siswa dengan Guru
4)      Hubungan antara Siswa dengan Siswa
5)      Hubungan antara Guru dengan Staf TU

Setelah kami melakukan observasi interaksi sosial di Magelang, kami telah


mengetahui bagaimana interaksi sosial diSMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang
tersebut. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
1)      Hubungan antara Kepala sekolah dengan Guru
Hubungan antara kepala sekolah dengan para guru tejalin dengan sangat
baik. Hal itu terbukti setelah kami melakukan pengamatan, bahwa kepala sekolah
telah melakukan fungsinya dengan baik sebagai tenaga pendidik, motivator,
supervisor, manajer, fasilitator, dan pemimpin yang baik serta mempunyai
kepribadian yang mantap dan disiplin.
Sifat-sifat inilah yang patut dicontoh para siswa-siswi SMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Denagn sifat-sifat tersebut kepala sekolah bisa
menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain terutama guru dalam merencanakan
strategi pembelajaran.

2)      Hubungan antara Guru dengan Guru


Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, hubungan antara guru dengan
guru terjalin dengan baik. Di antara warga sekolah senantiasa mengembangkan
prinsip 5s yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, dansemangat. Hal ini
tercermin sebelum pelaksanaan apel pagi.Dan dari sini pula kami bisa menyimpul
kan bahwa hubungan guru dengan guru disini sangat dekat dan adanya rasa saling
pengertian dan tenggang rasa sesama guru. Hal ini bisa dicontoh kan ketika salah

18
satu guru berhalangan hadir karena ada kepentingan atau sakit, maka akan ada
guru pengganti atau guru piket yang menyampaikan tugas kepada siswa.

3)      Hubungan antara Siswa dengan Guru


Hungan antara siswa dengan guru diSMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang terjalin dengan baik. Hal ini terbukti ketika kami melakukan observasi
ketika peserta didik bertemu dengan gurunya mereka saling menyapa an berjabat
tangan. Hal ini tentunya memupuk rasa toleran dan saling menghargai dan mebuat
hubungan antara siswa dengan guru terjin dengan baik. Untuk menjaga hubungan
tersebut rutian diadakannya pengajian di tempat wali kelas masing masing kelas.

4)      Hubungan antara Siswa dengan Siswa


Hubungan antara siswsa dengan siswa terjalin dengan sangat baik. Hal ini
terbukti ketika kami melakukan pengamatan. Siswa kelas IX, VIII, dan VII saling
mengenal satu sama lain. Namun juga ada siswa yang memiliki sifat yang
introfect sehingga kesadaran saling menyapanya kurang, namun sebagian besar
dari mereka tidak canggung untuk saling bertegur sapa tanpa memandang
tingkatan kelas mereka.

5)      Hubungan antara Guru dengan Staf TU


Hubungan antara Guru dengan staf TU terjalin dengan sangat baik. Hal ini
terebukti setelah kami melakukan pengamatan. Contohnya ketika akan
mengahadapi Ujian akhir Sekolah, guru meminta bantuan dan kerjasama Staf Tu
untuk mempersiapkan soal ujian yang akan diujikan. Antara Staf Tu dan Guru
saling bekerja sama.

B. HASIL DATA OBSERVASI MAGANG

19
Kegiatan observasi dimaksudkan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai mekanisme kerja Bimbingan dan Konseling diSMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang sehingga menjadi referensi ketika mulai
pelaksanaan Magang selanjutnya.
Hal-hal yang kami peroleh dari observasi selama di SMA Muhammadiyah
1 Kota Magelang adalah sebagai berikut:

OBSERVASI KULTUR SEKOLAH

1. Kultur Yang Terkait Prestasi/ Kualitas

Aspek Fokus Hasil Kendala/hambata Tindak lanju


Kultur n
a.) semangat Jelaskan semangt Minat membaca Kurangnya minat Diperlukan
membaca siswa, guru, kepala peserta didik, membaca,dan kesadaran dari
dan mencari sekolah, dalam Guru dan warga kesadaran akan masing-masing
referensi membaca ! sekolah lainnya pentingnya individu untuk
Jelaskan tentang rendah. membaca. terbiasa memba
kondisi perpustakaan, dan diusahakan
akses perpustakaan, buat tempat
jumlah dan membaca yang
kelengkapan buku nyaman.
perpstakaan, akses
internet !
b.) Jelaskan tentang Siswa cenderung Kurangnya Sejak dini haru
ketrampilan jawaban siswa jika bersikap acuh jika kesadaran diri untuk sudah diterapka
siswa dan diberikan diberikan peduli dengan pada siswa sika
mengkritisi permasalahan! permasalahan, lngkungan sekitar. tenggang rasa.
data dan Jelaskan tangapan dan masih banyak
memecahkan tindakan siswa jika di bercanda.
masalah sekolah ada kondisi Siswa juga tidak
hidup atau fasilitas yang terlalu memikikan
kurang nyaman ! jika fasilitas di
sekolah ada yang
tidak nyaman,
masih acuh
terhadap kondisi
sekitar.
c.) Jelaskan tanggapan Siswa merasa Kurangnya Diperlukan
kecerdasan siswa jika menghadapi tidak brsemangat kesadaran siswa kesadaran sisw
emosional pelajaran yang susah dalam belajar. akan pentingnya akan pentingny
siswa difahami, atau guru belajar. belajar, juga

20
kurang tepat dalam perlunya guru
menyampaikan materi. melakukan pro
belajar dan
pembelajaran
yang nyaman a
siswa tidak
merasa bosan.
d.) Jelaskan komunikasi Komunikasi yang Masih ada beberapa Perlunya rasa
ketrampilan siswa dengan guru,baik diperlihatkan anak yang sering saling
komunikasi saat proses cukup baik. bersikap kurang menghormati b
siswa, baik pembelajaran maupun baik ke sesama sesama teman
itu secara saat jam istirahat. teman maupun maupun dengan
lisan maupun guru. guru.
secara
tertulis.

e.) Jelaskan tentang Sebagian besar Kurangnya Seorang guru


kemampuan kemampuan siswa siswa memilih percaya dengan harus bisa
siswa untuk dalam berfikir mengerjakan degan kemampuan diri menumbuhkan
berfikir obyektif, misalnya menyontek teman. sendiri. rasa percaya dir
obyektif dan ditanya tentang harus kepada siswa,
sistematis. mengerjakan tugas terutama denga
sendiri atau kemampuan ya
mencontek pekerjaan dimiliki individ
f.) Jelaskan tentang Siswa kebanyakan Cara berfikir Guru juga harus
kemampuan kemampuan siswa masih bingung siswa yang masih bisa menentuka
siswa untuk dalam berfikir dalam menentukan seperti anak-anak. cita-cita yang
berfikir sitematis, misalnya cita-cita yang akan nantinya
obyektif dan dalam menentukan nantinya akan dpilih siswa, cit
sistematis. cita-cita. dipilih. cita diperoleh d
kelebihan dan
kekurangan yan
dimiliki siswa.

2. Kultur Yang Terkait Dengan Kehidupan Sosial

Aspek Kultur Fokus Hasil Kendala/hambatan Tindak lanju

a.) nilai-nilai Jelaskan tentang Aktifitas ibadah di Masih ada beberapa Kesadaran sisw
keimanan dan aktifitas ibadah yang sekolah cukup siswa yang suka akan beribadah
ketaqwaan. terjadi di sekolah ! baik, shalat bersantai-santai saat harus
dhuhur rutin akan shalat. ditingkatkan.
dilakukan setiap
hari,
Jelaskan tentang Sarana dan Tempat ibadah Sebaiknya dibu

21
sarana dan prasarana prasarana tempat masih digunakan tempat ibadah
temapat ibadah yang ibadah sudah baik. sebagai tempat khusus hanya
ada di sekolah ? umum. untuk ibadah.
b.) nilai-nilai Jelaskan keterbukaan Sekolah terbuka Dalam Sebaiknya
keterbukaan. sekolah terhadap dengan bidang- pelaksanaannya dibentuk tugas-
guru, siswa, dan bidang tersebut, membutuhkan tugas
orang tua baik dalam sekolah juga proses yang cukup tersendiri,agar
bidang akademik, bertoleransi. membutuhkan tidak ada tugas
pembiayaan, maupun waktu. yang dibebanka
hal-hal lain. pada satu
individu.
c.) nilai-nilai Jelaskan usaha Sekolah Dalam pelaksanaan Perlunya
disiplin diri. sekolah dalam mnerapkan disiplin terhadap ketegasan dalam
menerapkan disiplin disiplin yang anak ini, masih saja kegiatan
diri di lingkungan keras terhadap ada anak yang pembentukan
sekolah ? siswa, terutama melanggar. kedisiplinan.
saat jam masuk
dan absen harian.

Aspek Kultur Fokus Hasil Kendala/hambatan Tindak lanju

d.) nilai-nilai Jelaskan usaha Sekolah dalam Masih ada beberapa Semua warga
semangat sekolah dalam sehari-harinya siswa yang sekolah bersam
hidup. melaksanakan sangat melanggar, atau sama dalam
meningkatkan nilai- mementingkan belum disiplin. membanu
nilai semangat hidup, kedisiplinan,dan kedislipinan di
dan tentang sekolah juga selalu sekolah, dan
efektifitas pihak memberi motifasi- saling mmemb
sekolah dalam motifasi agar masukan, agar
mengembangkan tercipta sekolah tercipta sekolah
nilai-nilai semangat yang nyaman. yang nyaman
hidup. tidak
membosankan.
e.)nilai-nilai Jelaskan usaha Sekolah sangat Ketika dalam proses Kesadaran sem
semangat sekolah dalam memperhatikan pemeberian motifasi waraga sekolah
hidup. meningkatkan nilai- semangat belajar ini masih ada anak sangat perlu
nilai semangat belajar siswa, karena yang menyeleweng. diperhatikan
? tanpa adanya dalam hal ini.
semanagta yang
dimiliki siswa
proses
pembelajaran tidak
dapat berjalan
lancar.
f.)nilai-nilai Jelaskan usaha Dalam hal ini Dalam proses Setiap anak har

22
menyadari diri sekolah dalam sekolah sangat pelaksanaannya dapat percaya
sendiri dan meningkatkan mendukung sekali masih banyak anak dengan dirinya
keberadaan prestasi secara kemampuan yang belum bisa sendiri, dan tak
orang lain. individu dan prestasi masing-masing menemukan lupa guru harus
secara kelompok di individu, dan kelebihannya, dan terus memberik
lingkungan sekolah ? sekolah faham masih belum masukan,
bahwa setiap percaya dengan motifasi, dan
individu memiliki dirinya sendiri. saran-saran aga
kelebihan masing- anak didiknya
masing. dapat
berkembang
secara maksim
g.)nilai-nilai Jelaskan usaha Usaha yang Dalam prosesnya Dalam hal ini
untuk sekolah dalam dilakukan sekolah masih ada anak guru harus bisa
menghargai meningkatkan nilai- yaitu memberikan yang belum memberi
orang lain. nilai untuk pengertian, menghargai baik masukan-
menghargai hak dan pemehaman, dan sesama teman masukan agar
kewajiban orang lain manfaat kepada sebaya, maupun dapat menguba
di lingkungan anak didiknya dengan guru yang perilaku anak-
sekolah ? pentingnya mengajar sehari- anak yang mas
menghargai hak hari. belum bisa
dan kewajiban menghargai
orang lain dan itu orang lain.
sangatlah penting.

Aspek Kultur Fokus Hasil Kendala/hambatan Tindak lanju

h.)nilai-nilai Jelaskan usaha Usaha yang Masih ada warga Dalam hal ini
persatuan dan sekolah dalam dilakukan sekolah sekolah yang masih langkah yang
kesatuan. meningkatkan dalam hal ini betengkar, dapat dilakuka
persatuan dan adalah bermusuhan, dan adalah
kesatuan di memberikan arti hal lain yang memberikan
lingkungan sekolah. pentingnya merenggangkan pengarahan
persatuan dan persatuan dan kepada anak
kesatuan di kesatuan. didik utuk salin
lingkungan berperilaku ba
sekolah. karena kita
semua adalah
keluarga di
lingkungan
sekolah ini.
i.)nilai-nilai Jelaskan usaha yang Usaha yang Masih ada anak Diperlukan
untuk bersikap dilakukan untuk dilakukan sekolah yang belum bisa kesadaran begi
dan meningkatkan nilai- dalam menerapkan pola setiap warga

23
berprasangka nilai untuk selalu mengembangkan tersebut. sekolah.
positif. bersikap dan nilai-nilai tesebut
berprasangka positif adalah sekolah
positif. selalu menerapkan
selalu tersenyum
dengan orang lai,
selalu menyapa,
dan bersikap sopan
kepada orang lain.
j.) nilai-nilai Jelaskan usaha Usaha sekolah Masih ada warga Penanganan ya
disiplin diri. sekolah dalam adalah selalu sekolah yang belum dapat dilakuka
meningkatkan nilai- memberikan aturan bisa disiplin, dan adalah kesadar
nilai disiplin diri di yang baik bagi belum sesuai bagi semua
lingkungan sekolah. semua warga dengan aturan- warga sekolah
sekolah. aturan yang telah
ditetpkan oleh
sekolah.
k.) nilai-nilai Jelaskan usaha Dalam hal ini Dalam proses Perlunya
tangung sekolah dalam sekolah pelaksanaannya kesadaran bagi
jawab. mengembangkan memeberikan masih ada kendala, setiap warga
nilai-nilai tanggung peraturan kepada masih ad anak yang sekolah, dan
jawab di lingkungan setiap warga belum bertanggung oerlunya
sekolah. sekolah untuk jawab dengan hal masukan-
dapat selalu yang telah masukan, saran
bertanggung jawab dilakukan.Misalnya saran kepada
dalam semua hal masih ada warga antar warga gu
sekolah yang tercipta
membuang sampah lingkungan yan
tidak ditempatnya, nyaman.
dan itu sangat amat
disayangkan.
Aspek Kultur Fokus Hasil Kendala/hambatan Tindak lanju

l.) nilai-nilai Jelaskan usaha yang Dalam upaya Dalam proses Perlunya
kebersamaan, dialakukan sekolah menyelenggarakan pelaksanaanya kesadaran
guna meningkatkan nilai-nilai masih ada warga masing-masing
nilai-nilai kebersamaan, sekolah yang belum individu, bahw
kebersamaan di sekolah bisa menumbuhkan manusia itu tid
lingkungan sekolah. mengadakan rasa kebersamaan. dapat hidup
kegiatan yang sendiri, karena
dapat pada hakikatny
menumbuhkan rasa manusia adalah
kebersamaan, mahluk sosial.
misalnya kegiatan
shalad dhuzur yang
dilakukan

24
berjamaah setiap
hari.
m.) nilai-nilai Jelaskan usaha yang Usaha yang Masih ada warga Perlunya
saling percaya. dilakukan sekolah dilakukan sekolah sekolah yang belum bimbngan
guna meningkatkan adalah meberikan bisa percaya dengan kepada setiap
rasa saling percaya pengarahan kepada orang lain, sebab warga sekolah
antar sesama setiap warga dia tidak yakin agar mereka
individu. sekolah akan bahwa individu dapat berperila
pentinnya tersebut dapat jujur dan dapat
kejujuran dalam dipercaya. dipercaya.
segala hal, baik
jujur dalam proses
pembelajaran
maupun jujur saat
bersama teman
sebaya.
n.) nilai-nilai Jelaskan nilai-nilai Nilai-nilai Kendalanya masih Perlunya
yang sesuai unggulan yang unggulan yang ada warga sekolah kesadaran bagi
dengan dikembangkan di dikembangkan di yang teradang tdak masing-masing
kondisi sekolah, dan sekolah adalah di melakukan atau individu agar
sekolah. bagaimana usaha dalam bidang melaksankan dapat tercipta
sekolah dalam keagamaan, yaitu kegiatan tersebut. lingkungan
mengembangkan kegiatan shalat sekolah yang
nilai-nilai tersebut. dhuhur berjamaah bagus.
yang dilakukan
setiap hari.

C. PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

Kegiatan observasi dimaksud untuk menambah wawasan dan pengetahuan


mengenai mekanisme kerja bimbingan dan konseling di SMAMuhammadiyah 1
KotaMagelang sehingga menjadi referensi ketika pelaksanaan magang.
Pada saat ini dalam proses pembelajaran dituntut untuk berperan aktif
seperti mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, bertanya dan berdiskusi.
Dengan siswa aktif dan berani bertanya guru menjadi mengerti tingkat
pemahaman dan mengetahui kesulitan yang dialami siswa. Dengan begitu guru
akan menjelaskan kembali bagian yang belum dipahami oleh siswa dan membantu
siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan, sehingga siswa dapat mengerjakan
soal sendiri.
Di SMAMuhammadiyah 1 KotaMagelang di biasakan murid untuk
berjabat tangan dengan guru.Dengan begitu komunikasi antara siswa dengan guru
dapat terjalin dengan baik. Apabila guru sedang menerangkan mereka akan

25
memperhatikan dan ketika mereka memgalami kesulitan bereka tidak malu untuk
bertanya. Tetapi, apabila ada guru yang mereka tidak sukai mereka takut untuk
bertanya dan memilih untuk bertanya kepada teman yang dianggap
kemampuannya lebih dari dia.

1.         Program Bimbingan Konseling


Program bimbingan konseling di SMAMuhammadiyah 1 KotaMagelang
disusun secara integral dengan program pendidikan yang ada dan sesuai dengan
petunjuknya yang berlaku di SMAMuhammadiyah 1 KotaMagelang.Program
bimbingan konseling disusun oleh guru-guru pembimbing dan dituangkan dalam
program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian yang berupa
Rancangan Pelaksanaan Layanan (RPL) yang telah disetujui oleh Kepala Sekolah.
2.         Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling
Dalam rangka pemantapan, pengaturan dan mekanisme kerja pelaksanaan
BK maka dibuat struktur oraganisasi yaitu sebagai berikut :
a.      Koordinator BK : Ika Hikmawati S.Psi
b.      Guru BK :H. Mirza Sidhata, S.Pd
Hj.Siti Mintarsih, S.Pd.
3. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
1) Tata Ruang
Ruang yang disediakan untuk melaksanakan Bimbingan dan Konseling
diSMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang cukup nyaman , berada terpisan dengan
ruang guru dan ruang kepala sekolah hal ini dilakukan agar siswa tidak canggung
bahkan nyaman ketika ingin berkonsultasi atau melakukan konseling dengan guru
pembimbing di ruang BK . Selain itu juga untuk memberikan gambaran bahwa
guru pembimbing diberi kewenangan khusus untuk melaksanakan program BK.
Ruang BK SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang di lengkapi dengan
sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan BK, antara lain meja dan kursi
tamu untuk guru Bkyang terpisah antara satu dengan yang lainnya ,meja dan kursi
tamu , almari,dan ruang khusus untuk layanan konseling yang terpisah dengan
ruang kerja guru BK yang digunakan untuk pelaksanaan konseling individu dan
kon,seling kelompok sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih maksimal
2)      Administrasi BK
Kegiatan administrasi bimbingan dan konseling di SMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang di laksanakan dengan baik. Semua program
disusun sesuai format yang di tentukan dan disimpan dengan rapi dalam almari
seperti data pribadi siswa, buku kasus, angket,sosiometri,ATP/ITP,angket
karir,DCM,dan lain sebagainya ditata sedemikian rupa sehingga dapat di ambil
sewaktu waktu dengan mudah.
3)      Bimbingan Klasikal
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian intregral dari pendidikan,
maka dari itu di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelangjadwal bimbingan
klasikal dimasukkan kedalam jadwal pelajaran yang ada, sehingga memiliki jam
pelajaran layaknya mata pelajaran yang lain. Bimbingan klasikal dilaksanakan
dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran ( 40 menit). Setiap minggu pada setiap
kelas dan semua siswa memperoleh kesempatan pelayanan yang sama.

26
4)      Konseling Individu
Konseling individu merupakan layanan paling penting dalam layanan BK.
Dimana ada sebagian besar siswa dengan penuh kesadaran datang keruang BK
untuk meminta layan konseling individu, namun ada juga yang datang karena
dipanggil oleh guru pembmbing. Pelaksanaan konseling individu bersifat
insidental tidak diagendakan ke dalam jadwal pelajaran.
5)      Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok dilaksanakan melalui kegiatan kelompok
yang membahas suatu masalah secara bersama-sama antara anggota kelompok.
Seperti halnya dengan konseling individu, konseling kelmpok tidak diagendakan
ke dalam jadwal pelajaran, tetapi bersifat insidental.

6)      Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok adalah yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh
bahan dan pembahasan pokok bahasn (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan mengembangkan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan
keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agara
peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan ( topik)
tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok.

4.      Kultur Sekolah


Kultur di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang sangat beragam, mulai
dari budaya membacanya. DiSMA Muhammadiyah 1 KotaMagelang masih perlu
ditingkatkan hal ini bisa dilihat dari pengunjung yang datang di perpustakaanSMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Kemudian bagaimana cara siswa menghadapi
pelajaran yang kurang mereka mengerti, mereka akan bertanya. Semangat belajar
dari siswanya cukup baik. Budaya saling sapa sangat baik disana.
Ketaatan beribadah sangat diperhatikan, itu terbukti dengan diadakannya
IMTAQ sepulang sekolah dan diadakan secara bergiliran, dan juga diadakan
pengajian serta shalat jumat bersama.
Di SMA Muhammadiyah 1 Kota sangat unggul di bidang olahraga, terutama
sepak bola dan bola volly yang sering menjuarai di tingkat provinsi. Tak kalah
ketinggalan prestasi-prestasi yang lain yang juga banyak menyabet kejuaraan. Di
SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang juga banyak sekali kegiatan-kegiatan seni
yang juga mendukung kemajuan sekolaha seperti karawitan seni tari, tater, dan
lain-lain.
Masalah siswa yang sering muncul di SMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang adalah seperti membolos, membolos dijam-jam pelajaran, dll. Banyak
juga masalah siswa yang muncul dari internal keluarga, faktor lingkungan dll.

5.   Kompetensi Guru

27
Guru BK di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang saling menjalin
hubungan kerjasama dengan sekolah-sekolah lain. Para Guru BK juga mengikuti
pelatihan Guru BK. Saat ini guru BK di seluruh kota magelang sedang menjalin
kerja sama dan tak ketinggalan SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang juga ikut
berpartisipasi ke dalamnya.Setelah melakukan suatu kegiatan guru BK juga rutin
melaksanakan evaluasi. Guru Bk juga memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai kebutihan peserta didik.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari seluruh kegiatan magang Iyang telah dilaksanakan selama 1 minggu
di SMAMuhammadiyah 1 KotaMagelang, kami dapat menarik beberapa
kesimpulan, antara lain:
1.      Kurikulum yang telah digunakan di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang
sudah menggunakan kurikulum 2013.
2.      Program Bimbingan dan Konseling dSMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang
disesuaikan dan mengacu pada pola 17 BK.
3.      Pelaksanaan bimbingan dan konseling juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
tugas perkembangan siswa.
4.      Permasalah yang sering muncul pada peserta didik biyasanya adalah masalah
pribadi atau keluarga, dan masalah kedisiplinan.
5.      Adanya kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang ada di sekolah.
6.      Bimbingan dan Konseling di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang rutin
dilaksanakan.

B.     SARAN
Dalam rangka mewujudkan tercapainya kegiatan Bimbingan dan
Konseling dapat berjalan dengan lebih baik lagi dimasa yang akan datang,
praktikan memberikan beberapa saran sebagai berikut:

28
1.      Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Magelang :
a.      Diberikan pembekalan yang sesuai dengan kondisi lapangan bagi mahasiswa
magang.
b.      Adanya kesinambungan antara Mahasiswa dengan DPL dalam kegiatan magang.
 
2.     Kepala sekolah
a.       Mendukung program bk di Sekolah
b.      Memberikanarahandanwawasantentang program yang akan di laksanakan
c.       Menyetujui program yang di rencanakan
3.    Bagi SMAMuhammadiyah 1 KotaMgelang
a.      Diperlukannya kerjasama antara guru BK dengan pihak yang berkaitan dengan
pelaksanaan bimbingan bagi siswa.
b.      Diharapkan menumbuhkan rasa enggan, takut ataupun perasaan negative oleh
siswa kepada guru pembimbing, sehingga dalam pelaksanaan layanan dapat
terlaksana dengan baik, dan terwujud kerjasama yang koordinatif antara siswa,
guru pembimbing , dan pihak yang terkait
4.     Bagi mahasiswa
a.      Perlunya mengoptimalkan kegiatan observasi baik dengan lingkungan maupun
warga sekolah yang lain agar lebih memudahkan mahasiswa dalam kegiatan
magang.
b.      Adanya kerjasama yang baik dan kesadaran individu agar pelaksanaan magang
berjalan dengan baik.
c.      Hubungan komunikasi antara mahasiswa magang dengan guru pembimbing
disekolah agar kegiatan magang terjalin komunikasi yang baik.
5.     Orang Tua
a.      Mendukung program BK di sekolah.
b.      Membantu mengawasi anak di rumah
c.      Mengkontrol perilaku anak
d.     Mengawasi dan membatasi tingkah laku anak

29
6.     Guru
a.      Membantu dan mendukung adanya program BK.
b.      Ikut berpatisipasi dalam kegiatan BK di dalam sekolah.
c.      Memberikanmasukan, mengawasi dan saran terhadap program-program BK

2. df
B.

30

Anda mungkin juga menyukai