Kapita Selecta
Kapita Selecta
Disusun Oleh:
Kelas :A
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “
Penilaian Tertulis” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Penilaian Hasil Belajar Biologi dengan dosen pengampu mata kuliah yaitu Ibu Shanty
Savitri.S.Si,M.Pd. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta pemahaman baik
penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi harapan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR
ISI------------------------------------------------------------------------------------------------ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan-------------------------------------------------------------------------------------------------
2
1.4. Manfaat----------------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------------------------
22
3.2 Saran----------------------------------------------------------------------------------------------------
22
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
disusun memenuhi syarat instrumen. yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik,
yaitu valid (sah) dan reliable (dapat dipercaya).
Seorang guru yang baik perlu memiliki keterampilan untuk mengembangkan berbagai
bentuk instrumen guna mengukur ketercapaian kopetensi siswa dalam makalah ini kami akan
memfokuskan pembahasan tentang “Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tulis” sehingga
kita bisa mengetahui dan membedakan berbagai instrumen penilaian tes tulis.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetauhi pengertian penilaian hasil belajar dan assignment dalam pembelajaran
Biologi.
2. Mengetahui dasar-dasar penilaian hasil belajar dan assignment dalam pembelajaran
Biologi.
3. Mengetauhi fungsi penilaian hasil belajar dan assignment dalam pembelajaran
Biologi.
4. Mengetauhi macam atau bentuk-bentuk penilaian hasil belajar dan assignment
dalam pembelajaran Biologi.
1.4 Manfaat
Manfaat pembahasan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana
pengembangan dan penilaian dari tes tulis itu, sehingga kita dapat mengetahui berbagai
aspek atau kelengkapan dalam pembuatan soal dan cara penilaian dalam tes tulis. Dan
diharapkan makala ini dapat membantu dalam pembuatan soal tes tulis dan bagaimana cara
menentukan penilaiannya untuk kita sebagai calon pendidik. Dalam makala ini juga
membahas tentang masing-masing kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam tes tulis.
Semoga malakah ini bisa bermanfaat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
penugasan luas penggunaanya dalam bidang manajemen khususnya keputusan untuk
menentukan jenis pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh siapa atau alat apa.
Untuk soal bentuk uraian, pengertian “siswa yang gagal” di atas dapat pula diartikan
sebagai siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan.
b. Pengolahan untuk mendapatkan hasil yang dicapai setipa siswa dalam tes secara
keseluruhan ditinjau dari presentase jawaban yang memuaskan, misalnya :
Nama siswa Hasil yang dicapai
Dion 90%
Desi 60 %
Bella 75%
Dan sebagainya danseterusnya
Sebagai contoh. Bila skor maksimum yang harus dicapai dalam suatu tes adalah 60,
angka yang dicapai Iswa dalam tes tersebut adalah : Dengan kata lain, cara menilai tes
formatif dilakukan dengan percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung
dari persentase jawaban yang benar).
Keterangan :
S = nilai yang diharapkan
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
Tes formatif mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
b. Dilakukan secara periodik.
c. Mencakup semua mata pelajaran yang telah di ajarkan.
d. Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar.
8
e. Dapat di gunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.
2. Tes Sumatif
Tes Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan belajar murid
setelah mengikuti program pengajaran tertentu. Tujuan: menentukan hasil yang dicapai
peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada
setiap akhir program pendidikan dan pengajaran, mengukur keberhasilan belajar peserta didik
secara menyeluruh. Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.
Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu
program tahunan atau semester.Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau
semester. Hasil penilaian sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan kelas,
kelulusan sekolah dan sebagainya.
Tes sumatif biasanya diadakan tiap caturwulan sekali atau setiap semester (yang baik
adalah setip jangka waktu tertentu bila suatu unit atau bagian bahan pelajaran telah selesai
diajarkan melalui satuan-satuan pelajaran). Fungsi tes sumatif ialah untuk menilai prestasi
siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selam
jangka waktu tertentu. Kegunaannya yaitu untuk mengisi rapor, penentuan kenaikan kelas,
dan penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah. Oleh karena itu pada umumnya
jumlah item atau soal-soal tes sumatif lebih banyak daripada item tes formatif, dan bentuk
soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa bentuk item tes (seperti true-false, multiple,
choice, completion, matching, dan essay).
Cara pengolahan hasil tes sumatif yaitu yang relatif yang digunakan yaitu nilai-nilai
standar seperti nilai berskala 1-10, nilai Z (skor standar Z), atau persentile. Skor mentah yang
diperoleh seorang siswa dari suatu tes sumatif yang terdiri atas beberapa macam bentuk tes
merupakan jumlah skor dari tiap-tiap bentuk tes tersebut yang telah dihitung menurut rumus
masing-masing. Skor mentah inilah yang kemudian ditransformasikan kedalam nilai skala 1-
10 dengan menyusun tabel distribusi frekuensi.
Tes sumatif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Materi yang di ujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran.
b) Dalam satu program tahunan atau semester dilakukan pada akhir program dalam satu
tahun atau semester.
c) Bertujuan untuk mengukur kebaerhasilan belajar peserta didik secara menyeluruh.
d) Hasil penilaian sumatuf di gunakan antara lain untuk menentukan kenaikan kelas,
kelulusan sekolah dan lain-lain.
9
2.4 Bentuk-bentuk Dari Penilaian Hasil Belajar Dan Assignment
1. Tes Objektif
Tes ini dikenal dengan istilah tes jawaban pendek, tes “ya-tidak” dan tes model baru,
adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab
testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah
dipasangkan pada masing-masing item atau dengan cara menuliskan jawabannya berupa kata-
kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing
butir item yang bersangkutan.Suatu tes yang soal-soalnya terdiri dari atas butir-butir soal
bentuk objektif. Tes Objektif berbeda dengan tes uraian, tugas-tugas dan persoalan-pesoalan
dalam tes objektif sudah terstruktur, sehingga jawaban terhadap soal-soal tersebut sudah
dapat ditentukan secara pasti.
a) Kelebihan Tes Objektif
Waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat.
Panjang pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap
kadar reliabilitas.
Proses pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat
secara pasti.
Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat
ditentukan secara pasti.
b) Kelemahan Tes Objektif
Terdapat kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat
mengetahui jalan pikiran testi dalam menjawab suatu pesoalan.
Membatasi kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.
Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif, pada umumnya lebih terbatas pada hal-
hal yang factual.
Tes Objektif dibagi lagi menjadi 4 yaitu tes pilihan ganda , tes benar-salah, tes
menjodohkan/mencocokkan, tes uraian singkat (melengkapi).
a) Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang
suatupengertian yang belum lengkap. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengingat dan memahami. Tiap soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian,yaitu
pertanyaaan yanga biasa juga disebut stem, dan alternative jawaban disebut juga option. Stem
mungkin dalam bentuk pernyataan atau dapat juga berupa pertanyaan. Bila berbentuk
10
pernyataan,mungkin merupakan pernyataan yang lengkap atau pernyataan yang tidak
lengkap. Mungkin pula berisi pernyataan dan pertanyaan.Option terdiri dari beberapa
pilihan,dan salah satu dari alternative pilihan itu adalah jawaban yang benar terhadap
pertanyaan. Option yang merupakan jawaban yang benar dinamakan Kunci Jawaban.
Alternatif jawaban yang bukan kunci jawaban dinamakan pengecoh atau distractor. Tes
Multiple Choice item terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Item atau soal, yang dapat berbentuk pertanyaan dan dapat pula berbentuk pernyataan.
2. Option atau alternative, yaitu kemungkinan-kemungkinan jawab yang dapat dipilih oleh
testee. Dan terdiri dari dua bagian, yaitu :
o Satu jawaban betul, yang bisa disebut kunci jawaban.
o Beberapa pengecoh atau distractor, yang jumlahnya berkirsar antara dua
sampai lima buah.
Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda
1. Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat.
2. Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain.
3. Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci.
4. Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang sama .
5. Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya.
Keunggulan tes pilihan ganda
Keunggulan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda antara lain:
1. Dapat digunakan untuk mengukur sekala jenjang tujuan instruksional,mulai dari yang
paling sederhana (C1) sampai yang kompleks (C6).
2. Dapat menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak,karena hanya diperlukan
waktu yang relatif singkat untuk menjawab setiap butir soal.Penarikan sampel pokok
bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas sehingga tes dapat mencakup hampir
seluruh pokok bahasan.
3. Pemeriksaan (penskoran) jawaban peserta tes dapat dikerjakan dalam waktu yang
singkat.
4. Dapat dikonstruksi untuk mengukaur kemampuan peserta tes memberikan berbagai
tingkatan kebenaran. Misalnya dapat dibuat butir soal dengan option yang seluruhnya
benar tetapi berbeda tingkat kebenarannya. Peserta tes diminta untuk memilih option
yang paling benar.
11
5. Dapat menggunakan lebih dari dua option sehingga dapat mengurangi kemungkinan
siswa menebak. Keinginan menebak menjadi lebih besar bila kemungkinan
(probabilitas) menjawab benar cukup besar.
6. Memungkinkan dilakukannnya anlisis butir soal secara baik. Tes pilihan ganda dapat
disusun setelah butir-butir soalnya diuji cobakan.Bila setelah diuji coba dan dianalisis
ternyata ada butir soal yang jelek dan lemah,perbaikan (revisi) terhadap soal dapat
dilakukan.
7. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan atau diatur dengan mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban semakin tinggi
tingkat kesukarannnya.
8. Dapat memberikan informasi tentang siswa (testee) lebih banyak terutama bila soal
itu memiliki homogenitas yang tinggi.Setiap pilihan siswa terhadap alternatif jawaban
merupakan informasi tenyang penguasaan kognitif siswa dalam bidang yang dites
sehingga dapat digunakan untuk mengukur daya serap siswa, dan mendiagnosis
kelemahan siswa.
Kelemahan tes pilihan ganda
Kelemahan yang dimiliki oleh bentuk tes pilihan ganda antara lain :
1. Sukar dikonstruksi. Kesukaran dalam mengkonstruksi (membuat) soal pilihan ganda
terutama untuk menemukan alternatif jawaban saja,yaitu kunci jawaban. Alternatif
lainnya dicari dan ditemukan dengan tergesa-gesa sehingga tidak akan homogen.
2. Kurang mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
3. Membatasi siswa untuk menyelesaikan jawaban dan pemecahan sendiri.
4. Adanya kecenderungan hanya untuk menguji dan mengukur aspek ingatan yang
merupakan aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.
5. Penggunaan tes pilihan ganda secara terus menerus akan menyebabkan siswa
mengetahui dan mengerti tentang suatu problem,tetapi tidak tahu bagaimana
memecahkan problem tersebut dalam situasi yang nyata.
6. Makin terbiasa seseorang dengan bentuk tes pilihan ganda, makin besar kemungkinan
ia mendapatkan skor lebih baik yang sebenarnya tidak berdampak positif terhadap
hasil individu.
7. Tidak dapat digunakan untuk mengukur keterampilan, keindahan, kemampuan
megorgaisir, dan menampilkan ide-ide baru dari siswa yang sangat penting bagi
pengembangan ilmu.
12
8. Peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya
memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang
benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta
didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan
jawabannya.
Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak
menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Contoh dari tes pilihan ganda
adalah:
Seorang peneliti yang menemukan jenis manusia purba Pithecanthropus Erectus adalah...
a. Von Koeningswald c. Dr. Eugene Dubois
b. Charles Darwin d. Van Rietschoten
13
1. Mendorong Siswa untuk menebak jawaban .Kemungkinan jawaban benar sama
dengan kemungkinan jawaban salah sehingga kemungkinan diswa untuk menebak
lebih besar.
2. Terlalu menkan pada asoek ingatan .Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan
yang lebih tinggi . Kekemahan ini lebih buruk kalau penyusun soalmengutip
langsung dari pernyataan yang pada buku ajar yang digunakan.
3. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan
benar atau salah.
4. Meminta respon dari siswa yang berbentuk penilaian mutlak.
Contoh soal
Dr. Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba dengan ciri-ciri tinggi 165-180 cm dan
fosilnya ditemukan di daerah Pucangan, Sangiran adalah Homo soloensis (Benar/Salah)
c) Bentuk Soal Menjodohkan (Matching)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan,
memasangkan, atau menjodohkan. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-
jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
Keunggulan Tes Mencocokkan
1. Membutuhkan waktu singkat untuk membaca soal.
2. Dapat diperikasa dengan computer.
3. Relatif mudah menyusun soalnya.
4. Penskoran dapat dilakukan dengan cepat dan objektif.
5. Baik untuk mengukur hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang
istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.
6. Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung.
7. Agak mudah dikonstruksi sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat
dikonstruksi soal yang cukup banyak untuk satu mata pelajaran.
8. Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diuji. Dengan menggunakan tes
mencocokkan dapat mewakili setiap pokok bahasan dalam suatu bidang studi.
9. Kelemahan Tes Mencocokkan
1. Hanya mengukur tingkat berpikir ingatan.
2. Penulis soal cenderung tidak cermat.
3. Sulit menemukan pasangan yang homogen.
14
4. Tes mencocokkan terlalu menekankan pada aspek ingatan/hafalan. Sukar untuk
mengukur aspek pemahaman dan aspek lainnya yang lebih tinggi.
5. Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mangukur hal-hal yang
berhubungan.
6. Banyak kesempatan peserta tes untuk menjawab secara untung-untungan.
Kerjasama antara siswa pada waktu mengerjakan tes lebih terbuka
d) Tes Isian/Melengkapi (Completion Test)
Completion Test biasanya disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau
tes melengkapi. Terdiri atas kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan dan harus
diisi oleh murid. Tes bentuk melengkapi (complete test) dapat berupa isian dan ada pula yang
merupakan jawaban singkat. Tes ini merupakan satu-satunya tes objektif yang menuntut agar
peserta tes memberikan jawaban, bukan memilih jawaban. Tes melengkapi dikatagorikan ke
dalam tes objektif. Pada bentuk tes isian ini peserta tes melengkapi atau mengisi titik-titik
atau bagian yang dikosongkan pada pokok uji dengan hanya satu kata, ungkapan, maupun
angka. Peserta tes dapat pula diminta untuk memberikan jawaban atas suatu soal yang
memerlukan perhitungan. Apabila pada suatu pokok uji tedapat dua atau lebih titik-titik yang
harus diisi,maka setiap titik-titik itu hanya dapat diisi dengan benar oleh kata atau angka yang
sudah tertentu atau pasti. Tes ini bisa disusun berurutan ke bawah dengan diberi nomor dan
dapat pula disusun dalam bentuk kalimat tersambung berbentuk karangan.
1. Keunggulan tes melengkapi
1. Mudah dikonstruksi karena soal ini hanya akan mengukur hasil belajar yang
sederhana yaitu yang bersifat ingatan.
2. Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau scope yang
luas.
3. Dapat diskor secara cepat dan objektif.
4. Kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan singkat dan tepat.
Kelemahan tes melengkapi
1. Tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks karena hanya menghasilkan
respon yang singkat dan sederhana.
2. Memerlukan waktu yang agak lama untuk menskornya meskipun tidak selama
tes uraian.
3. Menyulitkan pemeriksa apabila jawaban siswa membingungkan.
4. Kurang ekonomis karena memerlukan kertas(biaya) yang banyak jika
dibandingkan dengan tes uraian.
15
Prinsip konstruksi tes melengkapi
Beberapa petunjuk dalam penulisan butir soal untuk tes melengkapi (tes melengkapi) agar
dicapai kualitas soal yang baik adalah :
a. Gunakanlah pertanyaan atau pernyataan yang menuntut jawaban singkat
dan tertentu. Jawaban itu haruslah satu kata, satu ungkapan, sebuah
angka, atau sebuah simbol.
b. Jangan menggunakan kalimat yang dikutip langsung dari buku atau
catatan siswa. Penggunaan kalimat yang diambil langsung dari buku
cenderung mendorong peserta tes akan menghafal tanpa berusaha
memahami apa yang dibacanya.
c. Pertanyaan atau pernyataan hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan
mudah dipahami.
d. Dalam menanyakan masalah hitungan harus ditentukan tingkat ketepatan,
apakah angka bulat, satu desimal, atau dua desimal.
e. Tempat yang harus diisi (titik-titik) sebaiknya ditempatkan ditengah atau
pada akir kalimat agar tidak menimbulkan salah pengertian.
f. Panjangnya titik supaya dibuat sama untuk semua soal.
Contoh :
Salah satu jenis manusia purba adalah Pithecantropus Erectus. Fosil manusia purba ini
ditemukan oleh peneliti yang bernama……dan ditemukan pada tahun….. Fosil
Pithecantropue Erectus yang ditemukan mempunyai ciri-ciri…. Fosil manusia ini ditemukan
di daerah…..
2. Tes Subyektif
Tes Subjektif merupakan tes yang jawabannya berupa uraian dan penyekorannya
dilakukan dengan pertimbangan benar salahnya uraian yang diberikan testi (peserta tes).
Kelebihan Tes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :
a. Penyusunan soalnya mudah disiapkan dan disusun.
b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
untungan (menebak jawaban).
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun
dalan bentuk kalimat yang bagus.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
16
f. Dapat melatih siswa berfikir logis, analistis, dan sistematis.
Kekurangan Tes Tulis (Tes Subjektif) yaitu :
a. Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi
mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
b. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran
yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.
d. Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual
lebih banyak dari penilai.
e. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang
lain.
f. Cakupan materi terbatas atau sempit.
g. Yang diukur cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggi
Ket : apa yang menjadi kelebihan dalam tes objektif merupakan kelemahan dalam tes
subjektif dan sebaliknya.
3. Tes Bentuk Soal Uraian
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk
uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai
jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.
Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Soal uraian subyektif
dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Uraian bebas (free essay)
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila
bertujuan untuk :
o Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat
diketahui luas dan intensitasnya.
o Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam
sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.Mengembangkan daya analisis
siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segiatau dimensinya.
17
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit
menentukan kriteria penialaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilainya.
Contoh :
Coba saudra jelaskan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat,
Mengapa pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia?
b) Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah di arahkan kepada hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang
menjawabnya, dan indicator-indikator. Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa
akan lebih terarah sesuai dengan yang di harapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih
jelas indikatornya. Criteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah di tentukan. Oleh sebab itu,
bentuk soal uraian terbatas lebih terarah di gunakan dari pada bentuk uraian bebas.
Pembatasan bisa dari segi:
· Ruang lingkupnya
· Sudut panjangmenjawabnya
· Indikator-indikatornya
c) Uraian berstruktur
Soal berstruktur berisi unsur-unsur yaitu sebagai berikut :
· Pengantar soal
· Seperangkat data
· Serangkaian subsoal.
Keuntungan soal bentuk berstruktur antara lain ialah :
1. Satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoal atau pertanyaan.
2. Setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu sehingga lebih
jelas dan terarah.
3. Soal-soal berkaitan satu sama lain dan bisa diurutkan berdasarkan tingkat
kesulitannya.
Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, gambar,
bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, model, dll. Bentuk soal berstruktur dapat digunakan
untuk mengukur semua aspek kognitif. Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada :
· Bidang yang diujikan menjadi terbatas.
· Kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan dalam pemaparan
yang lengkap disertai data yang memadai.
18
Contoh soal :
1. Mengadakan perbandingan antara 2 hal
1. Contoh: Bandingkan bentuk tudung akar dari monokotil dan dikotil!
2. Perumusan dan pertahanan suatu pendapat
3. Contoh: Mengapa dan apa yang membedakan bentuk tudung akar dikotil dan
monokotil
4. Hubungan sebab-akibat
5. Contoh: mengapa peristiwa terinfeksinya virus memberikan pengaruh yang sangat
tidak baik bagi tubuh ?
4. Menjelaskan makna suatu ungkapan
6. Contoh: Apa pengertian dari virus?
Langkah-langkah Membuat Tes Tertulis
· Materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum.
· Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
· Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
Komponen atau Kelengkapan Sebelum Tes
Buku tes
Lembaran jawaban tes
Kunci jawaban tes. Ide daripada adanya kunci jawaban ini adalah agar :
- Pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain.
- Pemeriksaannya benar.
- Dapat dilakukan dengan mudah.
- Sedikit mungkin masuknya unsur subjektif
4. Pedoman penilaian (pedoman skoring), berisi keterangan perincian tentang skor atau
angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.
Hal-hal yang harus di lakukan :
1. Menentukan tujuan tes
2. Menyusun kisi-kisi soal
3. Penulisan soal
4. Pemberian skor
5. Pelaporan hasil tes
Langkah-langkah pembuatan/pengisian kisi-kisi :
19
1. Mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan (berdasarkan silabus)
2. Memberikan imbangan bobot/presentase untuk masing-masing pokok materi
(berdasarkan pada luas dan tingkat kedalaman materi)
3. Merinci banyaknya butir soal (proporsi jumlah item) untuk tiap-tiap materi.
4. Menentukan proporsi/prosentase untuk setiap pokok aspek intelektual yang diukur
bagi setiap pokok-pokok materi (perhatikan homogenitas dan heterogenitas bahan).
5. Mengisi sel-sel dalam kisi-kisi
6. Pemberian nomor item
Cara Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah membaca dan memahami makalah yang penulis susun ini, penulis
mengharapkan agar setiap pembaca dapat memberikan respon yang baik.Dengan berbagai
kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghimbau kepada pembaca agar juga tetap
berusaha mencari referensi lain baik dari makalah lain, buku, maupun dari internet tentang
materi atau hal yang berkaitan dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
Nana, S. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
22