Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.

2, November 2014

PENGARUH BIOABSORPSI MANGROVE Avicennia alba TERHADAP LIMBAH AMONIAK


(NH3)

THE BIOABSORBTION EFFECTS OF MANGROVE Avicennia alba AGAINST AMMONIA


(NH3)

Mega Puspa Sari, Moch. Amin Alamsjah dan Prayogo

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga


Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451

Abstract

The pressure on the aquatic environment progressively increasing due to the influx of waste
from various activities in areas that have been built in coastal areas. Waste is one of the issues that must
be handled properly. Inadequate waste management with the application of inappropriate technology will
cause negative effects on the environment because the waste contains harmful chemicals and toxic. One
of the common chemicals contained in the waste is ammonia.
Utilization of aquatic plants can be used to overcome the problem of ammonia. Mangrove
Avicennia alba is a water plant that can be used to absorb ammonia in the water. This research is
conducted to determine the effect and the ability of mangrove A. alba as bioabsorption of ammonia in the
water.
Based on the research conducted, A. alba can act as bioabsorbtion for ammonia in the water. A.
alba can absorb ammonia content in water from 10 mg/L to 0 mg/L within seven days with the highest
uptakes are in treatment of P3 (5 mg/L) and treatment of P4 (10 mg/L). Treatment of P2 (1 mg/L) is the
highest average nitrogen contain with 0.9244 %.

Keywords : Waste, Ammonia, Bioabsorption, Avicennia alba

Pendahuluan Pemanfaatan tumbuhan air dapat


Tekanan lingkungan terhadap perairan digunakan untuk mengatasi masalah amoniak
semakin lama semakin meningkat karena (Bey dkk. 2012). Menurut Wendy dkk. (2005),
masuknya limbah dari berbagai kegiatan di menjelaskan bahwa bioabsorpsi dan akumulasi
kawasan-kawasan yang telah terbangun di zat polutan oleh tumbuhan dapat terjadi melalui
wilayah pesisir (Wiryawan dkk. 1999). Limbah tiga proses yaitu bioabsorpsi oleh akar,
merupakan salah satu masalah yang harus translokasi zat pencemar dari akar ke bagian
ditangani dengan baik. Salah satu bahan kimia tubuh lain dan lokalisasi zat tersebut pada
yang umum terkandung dalam limbah adalah bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak
amoniak (Bonnin et al., 2008). menghambat metabolisme tumbuhan tersebut.
Limbah dengan kandungan amoniak Menurut Fitriana (2013), menyatakan
sebagian besar bersumber dari sekresi mamalia bahwa pada mangrove terdapat bakteri
dalam bentuk urin (peternakan), pabrik pupuk denitrifikasi yang merubah amoniak menjadi
nitrogen, pabrik amoniak dan pabrik asam gas nitrogen di perairan. Menurut Deri dkk.
nitrat. (Brigden dan Stringer, 2000). Larutan (2013), salah satu tumbuhan air yang memiliki
amoniak berada dalam bentuk terionisasi (NH 4+) daya absorpsi adalah Avicennia sp. Kusumastuti
maupun tidak terionisasi (NH3). Konsentrasi (2009) menyatakan bahwa spesies Avicennia sp.
relatif dari masing-masing jenis tergantung dari diperkirakan memiliki ketahanan yang lebih
beberapa faktor diantaranya pH dan suhu. Sifat tinggi terhadap limbah dibanding spesies
racun dari amoniak berhubungan dengan mangrove yang lain. Penelitian ini dilakukan
konsentrasi dari bentuk tidak terionisasi. Sifat untuk mengetahui pengaruh dan kemampuan
racun dari amoniak yang tidak terionisasi ini mangrove Avicennia alba sebagai bioabsorpsi
akan tinggi pada lingkungan dengan suhu yang terhadap amoniak di air.
rendah dan pH tinggi, sedangkan pada pH yang
rendah sebagian besar dari amoniak akan Penelitian ini bertujuan untuk :
terionisasi menjadi ion amonium (Brigden dan Mengetahui pengaruh mangrove A. alba
Stringer, 2000). sebagai bioabsorpsi terhadap amoniak di air.
Mengetahui kemampuan mangrove A. alba dapat memberikan informasi dan pengetahuan
sebagai bioabsorpsi terhadap amoniak di air. mengenai pengaruh mangrove A. alba sebagai
Manfaat dari penelitian ini diharapkan bioabsorpsi terhadap amoniak.
1
Pengaruh Bioabsorpsi
Mangrove......

Pemberian Perlakuan Amoniak


Materi dan Metode
Amoniak diberikan pada setiap botol
Tempat dan Waktu
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari 2014. Pengambilan sampel A. alba
Uji Amoniak
dilakukan di Wonorejo, Surabaya. Penelitian
Kandungan amoniak di air dapat dilihat
dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fakultas
melalui uji amoniak dengan menggunakan
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
ammonia test kit dan mengukur kualitas air (pH,
Surabaya.
suhu, DO dan salinitas).
Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan antara lain
pH meter, refrakto meter, ammonia test kit, DO Parameter Penelitian
meter, botol air mineral satu liter, termometer, Parameter utama yang diamati adalah
mikro pipet (0,1 ml dan 1 ml), steroform. kandungan amoniak di air dan kandungan
Bahan Penelitian nitrogen di daun tanaman mangrove A. alba.
Bahan-bahan yang digunakan pada Parameter Pendukung
penelitian ini adalah A. alba dan air laut. Parameter pendukung penelitian ini
Rancangan Penelitian adalah suhu, salinitas, DO dan pH.
Metode penelitian digunakan untuk Analisa Data
memecahkan suatu masalah yang dapat Analisa data yang digunakan adalah uji
dilakukan dengan pengumpulan data melalui T berpasangan. Data yang dianalisis adalah:
pengamatan, survei, ataupun melalui percobaan kandungan amoniak dan kandungan nitrogen
(Kusriningrum, 2012). Metode yang digunakan pada mangrove A. alba dengan lima perlakuan
dalam penelitian ini adalah metode dan empat kali ulangan.
eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan
mengamati dan membandingkan kandungan Hasil dan Pembahasan
amoniak yang ada dalam botol air mineral. Kandungan amoniak pada A. alba
Mangrove yang digunakan dalam Hasil analisa perlakuan P3 dan P4 telah
penelitian ini memiliki tinggi 15 – 20 cm. A. terjadi penurunan kandungan amoniak yang
alba ditanamkan pada botol plastik air mineral sangat signifikan antara hari pertama dengan
satu liter kemudian diisi dengan lumpur dan air ketiga. Pada perlakuan P1 dan P2 dengan
laut. Botol yang sudah diisi mangrove A. alba memiliki kandungan amoniak lebih rendah
diberi amoniak dengan lima perlakuan yaitu PO menunjukkan perubahan yang tidak signifikan,
(kontrol), P1 (0,5 mg/L), P2 (1 mg/L), P3 (5 hal ini dikarenakan pada perlakuan P1
mg/L), P4 (10 mg/L) kemudian botol ditutup mengalami perubahan kandungan rata-rata
dengan menggunakan steroform. amoniak harian dari 0,5 mg/L pada hari pertama
menjadi 0,625 mg/L pada hari ketiga.
Prosedur Kerja Pada perlakuan P2 mengalami
Pengujian amoniak di air dilakukaan penurunan kandungan rata-rata amoniak harian
setiap dua hari sekali selama satu minggu. dari 1 mg/L pada hari pertama menjadi 0,625
Pengujian amoniak di air menggunakan mg/L pada hari ketiga, tidak terjadi penurunan
ammonia test kit. Pengukuran kandungan kandungan amoniak yang signifikan pada
nitrogen didaun menggunakan metode kjeldahl. perlakuan P1 dan P2 antara hari pertama dengan
ketiga.
Pada hari ketiga dengan kelima jika
Pengambilan Bahan
dilihat pada hasil analisa terjadi penurunan
Mangrove terlebih dahulu dicuci dengan
kandungan amoniak yang sangat signifikan
air laut untuk menghilangkan mikroorganisme
pada perlakuan P3. Pada perlakuan P1, P2 dan
yag tidak diinginkan. Mangrove ditanam pada
P4 terjadi penurunan kandungan amoniak yang
botol air mineral satu liter dengan kedalaman
signifikan, hal ini dikarenakan pada perlakuan
tanah 10 cm dan air laut 450 ml.
P1 mengalami penurunan kandungan rata-rata
amoniak harian dari 0,625 mg/L pada hari
ketiga menjadi 0,125 mg/L pada hari kelima.
Pada perlakuan P2 mengalami penurunan
kandungan rata-rata amoniak harian dari 0,625
mg/L pada hari ketiga menjadi 0,188 mg/L pada
hari kelima. Pada perlakuan P4 mengalami
penurunan kandungan rata-rata amoniak harian
dari 0,75 mg/L pada hari ketiga menjadi 0,188
mg/L pada hari kelima, terjadi penurunan perlakuan P1, P2 dan P4 antara hari ketiga
kandungan amoniak yang signifikan pada dengan kelima.

2
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.
2, November 2014

Pada hari kelima dengan ketujuh jika


Pada perlakuan P1 dan P2 yang diberi
dilihat pada hasil analisa menunjukkan tidak
kandungan amoniak lebih rendah menunjukkan
terjadi penurunan amoniak yang signifikan, hal
penurunan amonium yang tidak signifikan, hal
ini dikarenakan pada perlakuan P1 mengalami
ini dikarenakan pada perlakuan P1 mengalami
penurunan kandungan rata-rata amoniak harian
perubahan kandungan rata-rata amonium harian
dari 0,125 mg/L pada hari kelima menjadi 0,063
dari 0,5 mg/L pada hari pertama menjadi 0,625
mg/L pada hari ketujuh. Pada perlakuan P2
mg/L pada hari ketiga. Pada perlakuan P2
mengalami penurunan kandungan rata-rata
mengalami penurunan kandungan rata-rata
amoniak harian dari 0,188 mg/L pada hari
amonium harian dari 1 mg/L pada hari pertama
kelima menjadi 0,125 mg/L pada hari ketujuh.
menjadi 0,625 mg/L pada hari ketiga, tidak
Pada perlakuan P3 mengalami penurunan
terjadi penurunan kandungan amonium yang
kandungan rata-rata amoniak harian dari 0 mg/L
signifikan pada perlakuan P1 dan P2 antara hari
pada hari kelima menjadi 0,125 mg/L pada hari
pertama dengan ketiga.
ketujuh. Pada perlakuan P4 mengalami
Pada hari ketiga dengan kelima dari
penurunan kandungan rata-rata amoniak harian
hasil analisa terjadi penurunan kandungan
dari 0,188 mg/L pada hari kelima menjadi 0,063
amonium yang sangat signifikan pada perlakuan
mg/L pada hari ketujuh, tidak terjadi penurunan
P3. Pada perlakuan P1, P2 dan P4 terjadi
kandungan amoniak yang signifikan pada
penurunan kandungan amoniak yang signifikan,
perlakuan P1, P2, P3 dan P4 antara hari kelima
hal ini dikarenakan pada perlakuan P1
dengan ketujuh.
mengalami penurunan rata-rata amonium harian
Pada perbandingan hari pertama
dari 0,625 mg/L pada hari ketiga menjadi 0,125
dengan ketujuh menunjukkan bahwa A. alba
mg/L pada hari kelima. Pada perlakuan P2
dapat menyerap kandungan amoniak di air dari
mengalami penurunan kandungan rata-rata
10 mg/L hingga 0 mg/L dalam waktu tujuh hari,
amonium harian dari 0,625 mg/L pada hari
hal ini bisa disimpulkan bahwa terjadi
ketiga menjadi 0,188 mg/L pada hari kelima.
perubahan yang sangat signifikan terhadap
Pada perlakuan P4 mengalami penurunan
perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dengan nilai
kandungan rata-rata amonium harian dari 0,75
kurang dari 0,01.
mg/L pada hari ketiga menjadi 0,188 mg/L pada
Hasil penelitian ini membuktikan
hari kelima. Hasil analisa menunjukkan bahwa
bahwa A. alba dapat menyerap kandungan
kurang dari 0,05 sehingga terjadi penurunan
amoniak dalam ambang batas di air hingga 10
kandungan amonium yang signifikan pada
mg/L. Penyerapan amoniak yang paling efektif
perlakuan P1, P2 dan P4 antara hari ketiga
adalaha P3 dan P4 dengan signifikan mencapai
dengan kelima.
0 mg/L, hal ini dikarenakan pada perlakuan P3
Pada hari kelima dengan ketujuh jika
mengalami penurunan kandungan rata-rata
dilihat dari hasil analisa menunjukkan tidak
amoniak harian dari 5 mg/L pada hari pertama
terjadi penurunan amonium yang signifikan, hal
menjadi 0,125 mg/L pada hari ketujuh. Pada
ini dikarenakan pada perlakuan P1 mengalami
perlakuan P4 mengalami penurunan kandungan
penurunan kandungan rata-rata amonium harian
rata-rata amoniak harian dari 10 mg/L pada hari
dari 0,125 mg/L pada hari kelima menjadi 0,063
pertama menjadi 0,063 mg/L pada hari ketujuh.
mg/L pada hari ketujuh. Pada perlakuan P2
Hasil analisa menunjukkan bahwa signifikan
mengalami penurunan kandungan rata-rata
mencapai 0 mg/L sehingga terjadi penurunan
amonium harian dari 0,188 mg/L pada hari
kandungan amoniak yang sangat signifikan
kelima menjadi 0,125 mg/L pada hari ketujuh.
pada perlakuan P3 dan P4 antara hari pertama
Pada perlakuan P3 mengalami penurunan
dengan ketujuh.
kandungan rata-rata amonium harian dari 0
Kandungan Amonium pada A. alba
mg/L pada hari kelima menjadi 0,125 mg/L
Hasil pengamatan kandungan amoniak
pada hari ketujuh. Pada perlakuan P4
dapat dikonversikan kandungan amoniumnya
mengalami penurunan kandungan rata-rata
berdasarkan lembar parameter hasil pada
amonium harian dari 0,188 mg/L pada hari
ammonia test kit. Hasil analisa yang dilakukan
kelima menjadi 0,063 mg/L pada hari ketujuh,
pada perlakuan P3 dan P4 telah terjadi
tidak terjadi penurunan kandungan amonium
penurunan kandungan amonium yang sangat
yang signifikan pada perlakuan P1, P2, P3 dan
signifikan antara hari pertama dengan ketiga.
P4 antara hari kelima dengan ketujuh.
Pada perbandingan hari pertama
dengan ketujuh menunjukkan bahwa A. alba
dapat menyerap kandungan amonium di air dari
5 mg/L hingga 0 mg/L dalam waktu tujuh hari,
terjadi perubahan yang sangat signifikan
terhadap perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dengan membuktikan bahwa A. alba dapat menyerap
nilai kurang dari 0,01. Hasil penelitian ini kandungan amonium dalam ambang batas di air

3
Pengaruh Bioabsorpsi
Mangrove......

hingga 5 mg/L.
sama sekali. Pada hari kelima hingga ketujuh
Kandungan Nitrogen pada Daun A. alba
menunjukkan penurunan kadar amoniak yang
Hasil analisa yang dilakukan tidak ada
sedikit bahkan tidak ada sama sekali pada
pengaruh penambahan kandungan kandungan
perlakuan P1, P2 dan P3, hal ini dikarenakan
amoniak yang berbeda terhadap kandungan
kandungan amoniak di air hampir tidak ada
nitrogen di daun, hal ini dikarenakan nilai
sementara pada perlakuan P4 masih terjadi
signifikan lebih dari 0,05.
penurunan karena masih ada kandungan
Menurut Panjaitan (2009),
amoniak yang tersisa pada hari kelima yaitu
mengemukakan bahwa mangrove memiliki
rata-rata 0,188 mg/L.
kemampuan dalam menyerap bahan organik dan
Al (2009) menjelaskan bahwa
non organik dari lingkungannya kedalam tubuh
tumbuhan tidak dapat memanfaatkan atau
melalui membran sel. Menurut Izzati (2010),
memfiksasi gas nitrogen di udara secara
menyatakan bahwa salah satu nutrien yang
langsung, kecuali kelompok tumbuhan yang
diperlukan untuk proses fotosintesis adalah
bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen
nitrogen. Tumbuhan akuatik mengambil
sehingga tanaman seperti A. alba memfiksasi
nitrogen dalam bentuk amoniak maupun nitrat.
nitrogen yang berasal dari amoniak di air.
Jenis tumbuhan tertentu dapat mengoksidasi
Kandungan amoniak di air banyak maka
nitrat menjadi nitrit kemudian diserap sebagai
penyerapan amoniak oleh tanaman juga banyak
sumber nitrogen, nitrogen tersebut digunakan
sehingga A. alba dapat memanfaatkan unsur
oleh tumbuhan untuk membentuk protein dan
nitrogen tersebut untuk metabolisme tubuhnya,
enzim yang merupakan bahan penting untuk
apabila kandungan amoniak di air sedikit
melaksanakan proses fisiologis melalui proses
bahkan habis sehingga tumbuhan tidak dapat
metabolisme.
menyerap kandungan nitrogen yang ada pada
Hasil dari penelitian ini pada hari
amoniak.
pertama hingga hari ketiga menunjukkan bahwa
Penelitian yang dilakukan
kandungan amoniak pada perlakuan P1
menunjukkan bahwa A. alba mempunyai
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat
kemampuan bioabsorpsi yang cukup tinggi
dari kandungan rata-rata amoniak yang semula
karena dalam waktu tujuh hari A. alba dapat
0,5 mg/L menjadi 0,625 mg/L. Peningkatan
mereduksi hingga kandungan amoniak 10 mg/L
rata-rata amoniak pada perlakuan P1
menjadi 0 mg/L. Hasil dari penelitian ini secara
dikarenakan adanya peningkatan kandungan
umum diukur dari hari pertama hingga hari
kandungan amoniak pada P1 ulangan keempat.
ketujuh menunjukkan bahwa mangrove A. alba
Peningkatan amoniak tersebut disebabkan oleh
dapat menyerap kandungan amoniak yang ada
adanya kandungan pH yang tinggi dibandingkan
di air, hal ini dikarenakan kandungan amoniak
dengan ulangan yang lain.
yang ada di air diserap oleh A. alba baik secara
Menurut Bridgen dan Stringer (2000),
langsung maupun tak langsung dalam bentuk
kandungan amoniak akan tinggi pada
nitrogen.
lingkungan dengan suhu yang rendah dan pH
Nitrogen merupakan salah satu unsur
tinggi. Kandungan amoniak pada perlakuan P2
hara esensial bagi tanaman. Nitrogen diserap
hanya berkurang sedikit, hal ini dikarenakan
oleh tanaman dalam bentuk ion amonium dan
kadar amoniak yang ada pada perlakuan
ion nitrat (NO 3 -) yang terdapat dalam larutan
tersebut lebih sedikit sehingga perubahan kadar
tanah, bersifat dapat diikat oleh partikel tanah.
amoniaknya tidak signifikan. Pada perlakuan P3
Unsur nitrogen bersifat mudah terdegradasi dan
dan P4 menunjukkan penyerapan kadar
menguap (Soepardi, 1983 dalam Marliani,
amoniak yang tinggi, hal ini dikarenakan kadar
2011). Duan et al. (2007) dalam Triadiati dkk.
amoniak yang ada pada perlakuan tersebut lebih
(2012) menjelaskan bahwa nitrogen merupakan
banyak dibandingkan pada perlakuan P1 dan
unsur hara yang paling penting. Kebutuhan
P2, yaitu 5 mg/L dan 10 mg/L sehingga A. alba
tanaman akan nitrogen lebih tinggi
dapat menyerap amoniak untuk diambil
dibandingkan dengan unsur hara lainnya, selain
nitrogennya.
itu nitrogen merupakan faktor pembatas bagi
Pada hari ketiga hingga kelima semua
produktivitas tanaman. Kekurangan nitrogen
perlakuan menunjukkan penurunan yang
menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh secara
signifikan sehingga kadar amoniaknya semakin
optimum. Menurut Lingga (1986) dalam
berkurang bahkan tidak mengandung amoniak
Marliani (2011), peran nitrogen bagi tanaman
adalah untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan khususnya batang, cabang, dan
daun, serta mendorong terbentuknya klorofil
sehingga daunnya menjadi hijau, yang berguna A. alba efektif dalam berperan sebagai
bagi proses fotosintesis. bioabsoprsi limbah amoniak di air. A. alba yang
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa digunakan sebagai absorpsi tidak mengalami

4
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.
2, November 2014

kerusakan atau layu, hal ini menunjukkan


nitrat (NO3 -) yang dilakukan oleh dua macam
bahwa A. alba memiliki daya tolerir terhadap
bakteri autotrop dalam proses yang disebut
kandungan amoniak di air hingga 10 mg/L.
nitrifikasi. Nitrifikasi merupakan proses
Menurut Widayat dkk. (2010), keberadaan
mikrobial yang mereduksi komponen nitrogen
amoniak tersebut dapat menyebabkan kondisi (amoniak) menjadi nitrat dan nitrit (EPA, 2002
toksik bagi kehidupan perairan sehingga dapat dalam Yuniasari, 2009). Nitrifikasi berlangsung
menyebabkan kematian pada organisme. melalui dua tahap yaitu pada tahap pertama
Salisbury dan Ross (1995) dalam oksidasi amonium menjadi nitrit yang dilakukan
Armiadi (2009) menjelaskan bahwa nitrogen oleh mikroba pengoksidasi amonium
sebagian kecil juga masuk ke tanah dari (Nitrosomonas sp.), dan pada tahap kedua
atmosfer dalam bentuk ion amonium dan nitrat oksidasi nitrit oleh mikroba pengoksidasi nitrit
bersama hujan dan kemudian diserap akar. (Nitrobacter sp.). Menurut Laanbroek et al.,
Mangrove merupakan bioabsorpsi yang (2012), pada ekosistem mangrove terdapat
mereduksi limbah amoniak di air dengan baik beberapa bakteri nitrifikasi seperti
karena hutan mangrove merupakan tempat Nitrosomonas alba, Nitrosomonas sp. dan
berkembangnya komunitas bakteri nitrifikasi. Nitrosospira sp.
Menurut Goldman dan Horne (1983) Hasil pengukuran kandungan nitrogen,
dalam Fatih (2008), gas amoniak dapat dengan bagian dari A. alba yang memiliki kandungan
mudah terlarut dalam air dan membentuk nitrogen paling banyak adalah daun. Hasil
amonium hidroksida (NH4OH) dan akan pemeriksaan kandungan nitrogen di batang
terpecah menjadi amonium (NH 4 +) dan ion 0,6446 %, akar 0,4729 % dan daun 0,8991 %.
hidroksida (OH-). Unsur nitrogen yang diserap tanaman lebih
Nitrogen diabsorpsi sebagai NO 3 -, dan banyak digunakan membentuk asam amino
diasimilasikan menjadi asam amino dan yang berfungsi meningkatkan ukuran sel-sel
didesain untuk membentuk protein sebagai daun muda (Wiroatmodjo dan Najib, 1995
komponen asam amino (Suharno dkk., 2007). dalam Sauwibi, 2012).
Asimilasi NO 3 - dibantu oleh bakteri melalui Buckam dan Brady (1982) dalam
proses denitrifikasi. Denitrifikasi merupakan Supramudho (2008) pada tanaman nitrogen
proses reduksi nitrat menjadi nitrit dan berfungsi untuk memperbesar ukuran daun dan
kemudian diubah menjadi gas nitrogen (Salimin meningkatkan prosentase protein. Nitrogen
dan Rachmadetin, 2011). Nitrogen tersebut berperan penting pada daun karena apabila
digunakan untuk membentuk asam amino. nitrogen terbatas daun bagian atas tanaman
A. alba juga dapat menyerap amoniak berwarna hijau kekuningan, sebaliknya bila
secara langsung. Menurut Al (2009), ion nitrogen meningkat maka warna daun bagian
amoniak yang ada di sitozol dikondensasikan atas tanaman berwarna lebih hijau (Winarni,
dengan asam α-keto sehingga terbentuk asam 2000 dalam Sauwibi, 2012).
amino baru. Proses ini bersifat reaksi reduksi, Hasil penelitian menunjukkan tidak
sehingga sering disebut sebagai aminasi ada perbedaan yang signifikan antara
reduktif. Pada konversi ini melibatkan peranan kandungan nitrogen pada perlakuan dengan
enzim reduktase. Proses aminasi terjadi dalam kontrol. Pada P3 dan P4 dengan perlakuan
dua tahap, yaitu aminasi asam α-keto sehingga amoniak yang tinggi memiliki kandungan
terbentuk asam α-imino dan reduksi asam α- nitrogen yang tidak jauh berbeda dari pada P2,
imino menjadi asam amino baru. Pada reaksi hal ini dikarenakan daun pada perlakuan P3 dan
reduksi, melibatkan ko-enzim NADPH2 (suatu P4 terlalu banyak menyerap nitrogen sehingga
reduktor kuat) dan enzim reduktase kandungan nitrogen yang terlalu tinggi
(dehidragenase). disimpan oleh tumbuhan dalam bentuk
Hasil asam amino yang dibentuk akan glutamin. P2 merupakan perlakuan dengan
tergantung dari as. α-keto yang teraminasi. A. kandungan nitrogen tertinggi dibanding dengan
alba juga dapat menyerap amoniak secara tidak perlakuan yang lain. Kandungan nitrogen pada
langsung. Menurut Widayat dkk. (2010), P2 yang terbatas menyebabkan tidak adanya
sebagian amoniak di alam akan dioksidasi kandungan nitrogen berlebih yang diserap
menjadi nitrit (NO -)2dan kemudian menjadi menjadi glutamin pada perlakuan P3 dan P4.
Kandungan nitrogen disimpan pada
daun dan digunakan tumbuhan untuk tumbuh
optimal. Kebutuhan tanaman akan nitrogen
lebih tinggi dibandingkan dengan unsur hara
lainnya, selain itu nitrogen merupakan faktor
pembatas bagi produktivitas tanaman (Duan et
al. 2007 dalam Triadiati dkk., 2012). Menurut menjelaskan apabila kandungan amoniak dan
Bonner (1965) dalam Pradnyawan dkk. (2004), amonium di air terlalu tinggi akan terjadi

5
Pengaruh Bioabsorpsi
Mangrove......

penumpukan amoniak dan amonium pada


mangroves. Australian Institut of
tanaman. Amoniak dan amonium yang
Marine Science (28).
merupakan sumber nitrogen utama akan diubah
Bey, Y., S. Wulandari dan Sukatmi. 2012.
tumbuhan menjadi glutamin.
Dampak pemberian Pakan Pellet Ikan
Glutamin merupakan salah satu jenis
Terhadap Pertumbuhan Kiapu (Pistia
asam amino yang paling banyak digunakan pada
stratiotes, L). Program Studi
kultur jaringan tanaman untuk berbagai tujuan,
Pendidikan Biologi. Jurusan PMIPA.
baik untuk induksi pembentukan maupun
Universitas Riau. Pekanbaru. hal. 1.
pertumbuhan kalus embriogenik (Ogita et al.
Bonnin, E. P., Biddinger, E. J., Botte, G. G.,
1997, Das dan Mandal, 2010 dalam Winarto,
2008, Effect of Catalyst on
2011). Glutamin tersebut berfungsi sebagai
Electrolysis of Ammonia Efflents,
cadangan energi pada saat tumbuhan dalam
Journal of Power Sources, 182, 284-
kondisi kekurangan air. Pada tanaman, prolin
290.
disintesis dari glutamin atau dari ornitin.
Brigden, K. and R. Stringer. 2000. Ammonia
Lintasan dari glutamin merupakan rute primer
and Urea Production: Incidents of
untuk biosintesis prolin dalam kondisi
Ammonia Release From The Profertil
kekeringan (Madan et al. 1995, Yoshiba et al.
Urea and Ammonia Facility, Bahia
1997 dalam Kadir dkk., 2011).
Blanca, Argentina. Greenpeace
Perbedaan yang tidak signifikan pada
Research Laboratories, Departement
daun juga dipengaruhi oleh waktu penelitian
of Biological Science University of
yang singkat. Bakteri pada mangrove
Exeter, UK.
membutuhkan waktu lama untuk dapat
Deri, E dan L. O. A. Afu. 2013. Kadar Logam
memfiksasi kandungan nitrogen. Menurut
Berat Timbal (Pb) pada Akar
Novriani (2011), bakteri membutuhkan waktu
Mangrove Avicennia marina di
mulai tumbuh hingga mampu memfiksasi
Perairan Teluk Kendari. Jurnal Mina
nitrogen sekitar tiga sampai lima minggu.
Laut Indonesia : Vol. 01, No. 1. hal.
39.
Kesimpulan
Fatih, R. A. 2008. Kajian Kandungan Nitrogen
Berdasarkan hasil penelitian yang
pada Kolom Perairan dan Sedimen
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa A.
Akibat Aktivitas Keramba Jaring
alba dapat berperan sebagai bioabsorpsi
Apung di Waduk Cirata, Jawa Barat.
terhadap amoniak di air. A. alba dapat
Skripsi. Program Studi Manajemen
menyerap kandungan amoniak di air hingga 10
Sumberdaya Perairan. Fakultas
mg/L menjadi 0 mg/L dalam waktu tujuh hari,
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
dengan penyerapan tertinggi pada perlakuan P3
Pertanian Bogor. hal. 8.
(5 mg/L) dan P4 (10 mg/L). Pada P2 (1 mg/L)
Fitriana, N. 2013. Isolasi dan Seleksi Bakteri
memiliki rata-rata kandungan nitrogen 0,9244
Denitrifikasi dari Sedimen Mangrove.
%.
Skripsi.Universitas Gadjah Mada.
Perlu adanya penelitian lanjutan
Yogyakarta.
mengenai kemampuan A. alba sebagai
Izzati, M. 2010. Efektifitas Sargassum
bioabsorpsi dengan kandungan amoniak yang
plagyophullum dan Gracilaria
lebih tinggi untuk mengetahui batas
verrucosa dalam menurunkan
kemampuan A. alba dan perlu adanya dukungan
Kandungan Amonia, Nitrit dan Nitrat
dari pemerintah dan masyarakat dalam
dalam Air Tambak. Laboratorium
memanfaatkan kemampuan A. alba untuk
Biologi Struktur dan Fungsi
menurunkan kandungan amoniak.
Tumbuhan. Jurusan Biologi. Fakultas
MIPA. Universitas Diponegoro.
Daftar Pustaka
Semarang. hal. 1.
Armiadi. 2009. Penambatan Nitrogen secara
Kadir, A., Dahlia dan Darmawan. 2011.
Biologis pada Tanaman Leguminosa.
Karaktersitik Produksi dan Kualitas
Wartazoa Vol. 19, No. 1. hal. 25.
Minyak Nilam Hasil Kultur In Vitro
Bandaranayake WM. 1999. Economic,
pada Budidaya Tanaman Sela Kakao
traditional and medicinal uses of
dan Kelapa. Jurnal.
http://www.damandiri.or.id/file/abdul
kadiripbbab2. pdf.
Kusriningrum. 2011. Perancangan Percobaan.
Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Airlangga. Surabaya. hal. Bervegetasi Mangrove dalam
1 dan 43. Mengurangi Pencemaran Lingkungan
Kusumastuti. 2009. Evaluasi Lahan Basah (Studi Kasus di Desa kepetingan

6
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.
2, November 2014

Kabupaten Sidoarjo). Program


Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Magister Ilmu Lingkungan.
Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas
Universitas Diponegoro. Semarang.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
hal. 22.
Alam. Institut Teknologi Sepuluh
Laanbroek, H. J., R. M. Keijzer, J. T.
Nopeber. Surabaya. hal 1.
Verhoeven dan D. F. Whigham. 2012.
Soenarno, S. M. 2011. Pengelolaan Limbah.
The Distribution of Ammonia-
Makalah disajikan dalam Pelatihan
Oxidizing Betaproteobacteria in
“Pendidikan Konservasi Alam”,
Stands of Black Mangroves
Angkatan 26. Banyuwangi. hal. 2.
(Avicennia germinans). US National
Suharno, I. Mawardi, Setiabudi, N. Lunga dan
Library of Medicine.
S. Tjitrosemito. 2007. efisiensi
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Penggunaan Nitrogen pada Tipe
22536201. pp. 1.
Vegetasi yang Berbeda di Stasiun
Marliani, V. P. 2011. Analisis Kandungan
Penelitian Cikaniki, Taman Nasional
Hara N dan P serta Klorofil Tebu
Gunung Halimun Salak, Jawa Barat.
Transgenik IPB 1 yang Ditanam di
Jurnal. Biodiversitas Volume 8, No. 4.
Kebun Percobaan PG Djatinoro, Jawa
hal. 288.
Timur. Skripsi. Departemen Ilmu
Supramudho, N.G. 2008. Efisiensi Serapan N
Tanah dan Sumberdaya Lahan.
serta Hasil Tanaman Padi (Oryza
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
sativa L.) pada Berbagai Imbangan
Bogor. Bogor. hal. 7.
Pupuk Kandang Puyuh dan Pupuk
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam
Anorganik di Lahan Sawah Palur
Meningkatkan Ktersediaan Nitrogen
Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Pertanian
bagi Tanaman kedelai. Jurnal.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Agronobis. Vol. 3, No. 5 hal. 38.
Triadiati, A. A. Pratama, S. Abdulrachman.
Panjaitan, G. Y. 2009. Akumulasi Logam
2012. Pertumbuhan dan Efisiensi
Berat Tembaga (Cu) Dan Timbal (Pb)
Penggunaan Nitrogen pada Padi
Pada Pohon Avicennia marina Di
(Oryza sativa L.) dengan Pemberian
Hutan Mangrove. Skripsi. Departemen
Pupuk Urea yang Berbeda. Buletin
Kehutanan Fakultas Pertanian
Anatomi dan Fisiologi Volume XX,
Universitas Sumatera Utara. Medan.
No. 2. hal 2.
58 hal.
Wendy, A. P., Baxter, I. R., Richards, E. L.,
Pradnyawan, S. W. H., W. Mudyantini dan
Freeman, J. L., Murphy, A. S. (2005)
Marsusi. 2004. Pertumbuhan,
Phytoremediation and
Kandungan Nitrogen, Klorofil dan
Hyperaccumulator Plants, Center for
Karotenoid Daun Gynura procumbens
Phytoremediation, Purdue University,
(Lour) Merr. pada Tingkat Naungan
West Lafayatte, USA.
Berbeda. Jurnal. Biofarmasi 3(1) : 7-
Widayat, W., Suprihatin dan A. Herlambang.
10.
2010. Penyisihan Amoniak dalam
Salimin, Z. dan J. Rachmadetin. 2011.
Upaya Meningkatkan Kualitas Air
Denitrifikasi Limbah Radioaktif Cair
Baku PDAM-IPA Bojong Renged
yang Menandung Asam Nitrat dengan
dengan Proses Biofiltrasi
Proses Biooksidasi. Prosidang
Menggunakan Media Plastik Tipe
Seminar Nasional Teknologi
Sarang Tawon. Jurnal. Vol 6, No. 1.
Pengelola Limbah IX. Pusat
hal. 65.
Teknologi Limbah Radioaktif. Batan.
Winarto, B. 2011. Pengaruh Glutamin dan
hal. 152.
Serin terhadap Kultur Anter
Sauwibi, D. A. 2012. Pengaruh Pupuk
Anthurium Andraenacum cv.
Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan
Tropical. Jurnal. J. Hort. Vol. 21,
Produktivitas Tembakau (Nicotina
No.4 hal. 297.
tabacum L.) Varietas Prancak pada
Wiryawan B., B. Marsjen, H. Adi Susanto, A.
Kepadatan Populasi 45.000/Ha di
K. Mahi, M Ahmad, dan H.
Poepitasari. 1999. Atlas Sumberdaya
Wilayah Pesisir Lampung. Bandar
Lampung: Pemda Tk I Lampung-
CRMP Lampung.
Yuniasari, D. 2009. Pengaruh Pemberian
Bakteri Nitrifikasi dan Denitrifikasi

7
serta Molase dengan C/N Rasio
Berbeda terhadap Profil Kualitas Air,
Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Udang Vaname
Litopenaeus vannamei. Derpartemen
Budidaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian. Bogor. hal. 16.

Anda mungkin juga menyukai