Januari 2009
D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
D I R E K T O R A T B I N A T E K N I K
Jl. P attimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. V I Keb-Baru Tel p/Fax (021) 7251544 - 7247283 Jkt 12110
8. POS: Perencanaan Teknis Jembatan
A. Maksud
B. Maksud
C. Ruang Lingkup
D. Pihak Terkait/Terlibat
1. Pemberi Tugas
2. Penyedia Jasa
a. Ketua Tim
d. Ahli Geodesi
e. Ahli Geoteknik
f. Ahli Hidrologi
8 - 1/12
g. Ahli Struktur Beton dan Ahli Struktur Baja
h. Ahli Pondasi
3. Hasil perencanaan dan perhitungan harus disetujui dan disahkan oleh instansi
yang berwenang, seperti Departemen Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan
Umum di daerah. Bila perlu dapat dimintakan untuk diteliti banding atau diverifikasi
oleh pihak ketiga yang independen, sebelum dilakukan persetujuan dan
pengesahan oleh instansi yang berkompeten.
3. Ekonomis
5. Kemudahan pemeliharaan
6. Estetika
1. Metodologi Perencanaan
4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah
dan pondasi
c. peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain:
I. Pembebanan jembatan
3. Beban hidup
4. Beban sementara
5. Beban-beban sekunder
J. Analisa Struktur
2. Analisis mencakup idealisasi struktur dan pondasi pada aksi beban rencana
sebagai suatu model numerik. Dari model tersebut gaya dalam dan deformasi
serta stabilitas keseluruhan struktur dapat dihitung. Pendekatan analisis dapat
menggunakan paket software struktur komersil yang mana terlebih dahulu
dilakukan validasi dengan menggunakan contoh-contoh yang diketahui (dapat
menggunakan contoh dari text book) dan dilakukan pengecekan secara manual
untuk menyakinkan keakuratan hasil analisis.
3. Untuk analisis struktur jembatan dapat dilakukan dengan pendekatan: (1) Linear
Elastik, (2) Linear Dinamik, (3) Non-linear elastic, (4) Response Spectrum, (5)
Time History Analysis atau (6) pendekatan Plastisitas. Penggunaan pendekatan
analisis plastis harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Khusus untuk
jembatan bersifat fleksibel seperti jembatan gantung pejalan kaki, analisis
terhadap aeroelastik perlu dilakukan.
4. Penentuan kapasitas penampang dari elemen struktur jembatan dapat
menggunakan paket software komersil yang memiliki kemampuan pengecekan
terhadap parameter design sesuai dengan peraturan perencanaan Jembatan
(Bridge Design Code) BMS ’92. Penggunaan paket software dengan standard
selain Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92 harus
mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
b. Kendala geoteknik
c. Profil topografi
a. Profil topografi
d. Faktor ekonomis
a. Kendala geometri
c. Kecepatan pelaksanaan
e. Pemeliharaan jembatan
f. Biaya konstruksi
c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus
dihitung dengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang
agar tidak melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang
digunakan.
2) Pondasi caisson
Gambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk
dari pengguna jasa dan/atau instansi yang berkompeten untuk pengesahan
dokumen perencanaan. Gambar rencana harus ditampilkan dalam format A3
untuk dokumen lelang dan Format A1 untuk keperluan kegiatan pelaksanaan
konstruksi di lapangan. Gambar rencana harus terdiri dari urutan sebagai berikut:
b. Daftar isi
c. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan
petunjuk arah utara mata angin
g. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan,
struktur atas, struktur bawah dan pondasi jembatan
h. Gambar standar
Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harus
memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan
secara rinci metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material
yang digunakan.
a. Dokumen Lelang
Bab V : Spesifikasi
b. Pelaporan
1) Laporan Bulanan.