Anda di halaman 1dari 8

LEASE ACCOUNTING RESEARCH PROJECT

PERBEDAAN ANTARA PSAK 30 & PSAK 73 SERTA

PENGARUH TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh :

Nadia Chusna Maharani Auryn

041811333196

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
1. Latar Belakang

Sewa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang menyewakan (lessor)

memberikan hak kepada penyewa atau lessee untuk menggunakan suatu asset

selama periode waktu yang disepakati dengan biaya sewa.

Berdasarkan substansi ekonomi, sewa beragam mulai dari kasus yang tidak

lebih dari perjanjian sewa operasi (misalnya lessee menyewa gedung pertemuan

dari lessor selama satu bulan) hingga kasus yang berujung pada pembelian

fasilitas pembiayaan (misalnya lessee membeli hak untuk menggunakan mesin

fotocopy selama umur masa manfaatnya, namun membayar penggunaannya

melalui pembayaran berkala).

Sesuai dengan prinsip ‘mengutamakan substansi daripada bentuk’, setiap

sewa harus ditentukan substansi ekonominya dan mendapat perlakuan akuntansi

yang tepat. Di Indonesia, standar yang mengatur tentang perlakuan akuntansi

untuk sewa adalah PSAK 30.

Beberapa alasan pencabutan PSAK 30 atas Sewa diantaranya adalah

Indonesia mengadopsi standar pada IFRS, dimana pedoman mengenai sewa

sebelumnya yaitu PSAK 30 tidak sesuai lagi dengan IFRS 16 Leases. Maka PSAK

30 pun mengalami perubahan menjadi PSAK 73 atas Sewa yang mulai berlaku

efektif tanggal 1 Januari 2020 dimana diperkenankan untuk diterakpak dini hanya

jika menerapkan PSAK 72.[2]


2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Sewa

Sewa adalah suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee

hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran

kepada lessor. Pengertian ini mengacu pada PSAK 30.[2]

Pengertian sewa menurut PSAK 73 adalah pada tanggal insepsi kontrak,

entitas menilai apakah kontrak merupakan, atau mengandung, sewa. Suatu kontrak

merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk

mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk

dipertukarkan dengan imbalan.

2.2 Klasifikasi Sewa

Untuk tujuan akuntansi, PSAK 30 membagi sewa ke dalam dua kategori

utama :

a. Sewa operasi adalah yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh

risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset

b. Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan

manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada

akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

Klasifikasi sewa yang digunakan dalam PSAK 30 ini di dasarkan atas

sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset sewaan

berada pada lessor atau lessee.

Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada

substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Indikator dalam


menentukan klasifikasi sewa ini sendiri terdiri atas:

a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa

sewa

b. Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang

cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai

dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan

bahwa opsi memang akan dilaksanakan

c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset

meskipun hak milik tidak dialihkan

d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum

secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan

e. Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat

menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material

PSAK 30 lebih jauh menyebutkan indicator dari situasi secara

individual atau gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa

diklasifikasikan sebagai pembiayaan adalah :

a. Jika lessee dapat membatalkan sewa maka rugi lessor yang terkait

dengan pembatalan ditanggung oleh lessee

b. Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar nilai residu dibebankan

kepada lessee

c. Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa pada periode

kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari

pasar rental

2.3 Perbedaan PSAK 30 & 73

PSAK 30
- Syarat untuk financing lease

1. Ada bukti kepemilikan

2. Ada opsi untuk dibeli pada masa akhir sewa

3. Masa sewa minimal 75% dari umur asset sewa

4. Nilai kapitalisasi minimal 90% dari nilai pasar barang yang disewa

Dengan keterangan dimana ketika salah satu syarat terpenuhi, maka

leasing langsung diklasifikasikan sebagai financing lease.

- Syarat untuk operating lease

1. Ada bukti kepemilikan

2. Ada opsi untuk dibeli pada masa akhir sewa

3. Masa sewa minimal 75% dari umur asset sewa

4. Nilai kapitalisasi minimal 90% dari nilai pasar barang yang disewa

Dengan keterangan dimana suatu kegiatan persewaan keempat syarat tersebut

tidak terpenuhi maka diklasifikasikan sebagai operating lease.

- Ketika pembayaran leasing

Jurnalnya:

Interest payable xx

Lease liability xx

Cash xx

PSAK 73

- Syarat untuk financing lease


1. Ada bukti kepemilikan

2. Ada opsi untuk dibeli pada masa akhir sewa

3. Masa sewa minimal 75% dari umur asset sewa

4. Nilai kapitalisasi minimal 90% dari nilai pasar barang yang disewa

1. Tidak adanya kegunaan alternative dari barang yang disewakan

2. Umur kontrak leasing > 1 tahun

3. Nilai kontrak leasing > $5000

Dengan keterangan dimana ketika salah satu syarat terpenuhi, maka leasing

langsung diklasifikasikan sebagai financing lease. Dan terdapat tambahan syarat

nomor 5, 6, dan 7 pada PSAK 73. Dimana pada tambahan syarat nomor 6 dan 7

berlaku bagi lessee saja. Sehingga, lessee memiliki 7 syarat. Namun, sebagian

besar dalam analisis pada soal cenderung langsung melihat syarat nomor 6 dan 7

telah terpenuhi atau belum.

- Syarat untuk operating lease

1. Ada bukti kepemilikan

2. Ada opsi untuk dibeli pada masa akhir sewa

3. Masa sewa miimal 75% dari umur asset sewa

4. Nilai kapitalisasi minimal 90% dari nilai pasar barang yang disewa

1. Tidak adanya kegunaan alternative dari barang yang disewakan

2. Umur kontrak leasing < 1 tahun

3. Nilai kontrak leasing < $5000

Dengan keterangan dimana suatu kegiatan persewaan keempat syarat tersebut

tidak terpenuhi maka diklasifikasikan sebagai operating lease. Dan terdapat

tambahan syarat nomor 5,6, dan 7 pada PSAK 73. Dimana pada tambahan syarat

nomor 6 dan 7 berlaku bagi lessee saja. Sehingga, lessee memiliki 7 syarat.
Namun, sebagian besar dalam analisis pada soal cenderung langsung melihat

syarat nomor 6 dan 7 telah terpenuhi atau belum.

- Ketika pembayaran leasing

Jurnalnya:

Lease liability xx

Cash xx

Yang mana menunjukkan bahwa akun interest payable pada PSAK 30 melebur ke

dalam akun lease liability.

- Dalam PSAK 73 disebutkan bahwa penyewa diharuskan mengakui aset

hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa. Tetapi terdapat dua

pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yaitu

untuk sewa jangka-pendek (kurang dari 12 bulan) dan sewa yang aset

pendasarnya (underlying assets) bernilai rendah.[1]

Kesimpulan

Sewa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang menyewakan (lessor)

memberikan hak kepada penyewa atau lessee untuk menggunakan suatu asset

selama periode waktu yang disepakati dengan biaya sewa.


Untuk tujuan akuntansi, PSAK 30 membagi sewa ke dalam dua kategori

utama, yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Sewa operasi adalah yang

tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait

dengan kepemilikan asset. Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara

substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu

aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

Anda mungkin juga menyukai