Document
Document
Prevalensi penyakit
cacingan berkisar 60% - 90% tergantung lokasi, higine, sanitasi peribadi dan lingkungan penderita.
Tingginya prevalensi ini disebabkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia
selain higine dan sanitasi yang rendah sehingga menjadi lingkungan yang baik untuk perkembangan
cacing.
Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus(cacing tambang) merupakan beberapa dari Soil Transmitted Helminths (STH) yang
sering dijumpai pada penderita. Penularan infeksi cacing yang tergolong STH umumnya terjadi melalui
cara tertelan telur infeksius atau larva menembus kulit seperti cacing tambang. Disebut sebagai STH
karena bentuk infektif cacing tersebut berada di tanah
Infeksi cacing usus merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas sumber
daya manusia, dalam hal ini, akan menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan, dan kecerdasan bagi
anak yang terinfeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar merupakan
golongan yang sering terkena infeksi cacing usus karena sering berhubungan dengan tanah. Penggunaan
antihelmintik atau obat anti cacing perlu untuk memberantas dan mengurangi cacing dalam lumen usus
atau jaringan tubuh.
1. Penyuluhan tentang definisi kecacingan, macam-macam cacing dan jenis gejala yang
ditimbulkannya, dan media penularannya
2. Pencontohan cara 7 langkah mencuci tangan yang benar oleh murid di setiap kelas
3. Penjelasan macam-macam obat cacing dan manfaatnya
4. Pembagian obat cacing
Permasalahan :
1. Kurangnya pengetahuan anak sekolah mengenai penyakit cacingan dan akibat yang
ditimbulkannya, macam obat cacing, dan pentingnya mengonsumsi obat cacing.
2. Kurangnya pengetahuan anak tentang perilaku hidup bersih sehat seperti mencuci tangan dan
lainnya.
Intervensi :