2. Etiologi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi infark miokard akut (AMI) meurut Sudoyo
Dkk, (2010) seperti:
Merokok
Hipertensi
Akumulasi lipid
Gangguan toleransi glukosa (Santoso, 2005)
Diet yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, serta kalori (Santoso, 2005)
b. Faktor resiko biologis infark miokard akut santoso (2005) yaitu:
Usia
Jenis kelamin
Ras
Riwayat keluarga
1
2
katup trikuspid. Darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada waktu distol
ventrikel.
Katup seminularis, yaitu seminularis aorta, antara ventrikel kiri dan aorta dan
katup semilunaris pulmonal, antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.
Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta dan ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis pada waktu sistol ventrikel.
4. Patofisiologi
Psien yang menderita IMA mengalami aterosklerosis koroner. Pembentukan
thrombus terjadi paling sering pada area lesi aterosklerosis sehingga menghambat
aliran darah ke jaringan miokardium. Rupture plak dinyakini menjadi mekanisme
pemicu untuk perkembangan thrombus pada sebagian besar pasien dengan IM. Faktor
resiko kardiovaskular memainkan peran dalam kerusakan endothelial yang
menimbulkan disfungsi endotelia. Disfungsi endothelium berperan pada aktivasi
respons inflamasi dan pembentk plak aterosklerosis ketika plak mengalami ruptur,
thrombus terbentuk pada area tersebut sehingga dapat menghambat aliran darah yang
kemudian menimbulkan IM (Morton, 2011).
Kerusakan ireversibel pada miokardium dapat mulai terjadi sejak 20 sampai 40 menit
setelah gangguan aliran darah, akan tetapi proses dinamis infark mungkin tidak
selesai selama beberapa jam. Nekrosis yang tampak terjadi secara berurutan. Primer
dan kawa-kawan menunjukkan bahwa kematian sel terjadi pertama kali pada lapisan
subandelkordial dan menyebar seperti “muka gelombang” disepanjang ketebalan di
dinding jantung. Perubahan sel terkait IM dapat diikuti dengan perkembangan
ekstensi infark (nekrosis miokardium baru), ekspansi infark (penipisan dan dilatasi
zona infark yang tidak seimbang), atau remodeling ventrikel (penipisan dan dilatasi
ventrikel yang tidak seimbang ) (Morton, 2011).
5. Phatway
3
Cairan berpindah
ke interstisial
Pemasangan Area
selang invasif
Mk: defisit endotrakeal
perawatan diri
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Ketika sel miokardium rusak oleh infark, berada biokimia dilepaskan kedalam
aliran darah dan dapat di deteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Menurut Morton,
(2011) yaitu:
1) Creatinin kinase (CK) adalah enzim yang ditemukan terutama pada otot
jantung dan otot skeletal, ketika otot jantung rusak, CK dilepaskan kedalam
darah, kadar CK menjadi abnormal dalam 6-8 jam setelah awitan infark,
memuncak dalam 12-28 jam, dan kembali kenormal dalam 24-36 jam.
Isoenzim CK diukur untuk menentukan apakah berasal dari jantung (MB) atau
otot skeletal. Peningkatan CK-MB memberikan indikasi yang lebih definitive
tentang kerusakan sel miokardium dari pada CK total sendiri. Untuk pasien
dengan IM, CK-MB tampak pada serum dalam 6 sampai 12 jam, memuncak
antara 12-28 jam dan kembali ke kadar normal sekitar 72-96 jam.
Pengambilan sampel serial dilakukan setiap 4-6 jam untuk 24-48 jam pertama
setelah awitan gejala. Creaine kinase isoform, ketiks sel miokardium
melepaskan menjadi dua isoform yang juga dikenal sebagai dalam plasma,
dan CK-MB, adalah isoform yang ditemukan dalam plasma, dan CK-MB
ditemukan dalam jaringan pada individu normal, dua isoform ini ditemukan
dengan jumlah yang sama, yang menghasilkan rasio sekitar satu, pada pasien
yang mengalami IM, kadar CK-MB meningkat, yang menyebabkan rasio CK-
MB, dengan CK-MB, lebih dari satu. Rasio CK-MB dengan CK-MB,
memperbaiki sentivitas dan spesifitas untuk sinosis IM dalam 6 jam pertama
5
Efusi pericardium
e. Komplikasi tromboembolik
Thrombosis mural
Tromboembolisme sistemik
Thrombosis vena dalam
Embolisme paru
f. Komplikasi listrik
Takikardia ventrikel
Vebrilasi ventrikel
Takidistritmia supraventrikuler
Bradidisritmia
Blok atrioventrikular (deajat satu, dua, atau tiga).
Kelemahan
Kelelahan
Tidak dapat tidur
Pola hidup menetap
Jadwal olahraga tidak teratur
b. Tanda
Takikardia
Dispnea pada istirahat atau aktifitas
2) Sirkulasi
a. Gejala
Riwayat IMA sebelumnya
Penyakit arteri koroner
Masalah TD
DM
b. Tanda
TD: dapat normal/ naik/ turun. Perubahan ini postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri
Nadi: dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah/ kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lemah, tidak teratur (disritmia)
Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukkan
gagal jantung atau penurunan kontraktivitas atau komplan ventrikel
Murmur: bila ada murmur menunjukkan gagal katup atau disfungsi
otot jantung
Friksi: dicurigai perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema: distensi vena juguler, edema, depent, perifer edema umum,
krekels mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
Warna: pucat atau sianosis, kuku datar, pada membrane mukosa atau
bibir
5) Neurosensori
a. Gejala
Pusing
Berdenyut selama tidur atau saat terbangun
b. Tanda
Perubahan mental
Kelemahan
6) Nyeri
a. N normal: nilai dasar pasien sebelum awitan nyeri
b. O (onset) awitan: waktu ketika nyeri/ ketidaknyamanan mulai stabil
c. P (paliatif) faktorpencetus dan paliatif:
Pencetus: olahraga, olahraga setelah makan besar, pengerahan tenaga,
berjalan pada hari yang dingin aau berangin, cuaca dingin, stress atau
ansietas, kemarahan atau ketakutan.
11
a. Tujuan
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
b. Kriteria hasil
Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 3, atau dari 2 ke 1
Ekspansi wajah rileks/ tenang, tidak tegang
Tidak gelisah
Nadi 60-100x/m
TD 120/80 mmHg
c. Intervensi
Observasi karakteristik, lokasi, waktu dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut
Anjurkan pada klien menghentikan aktivitas selama ada serangan & istirahat
Pertahankan oksigenasi dengan kanul nasal (2-4 liter)
Monitor TTV (Nadi, TD) tiap 2 jam
Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgesic
b. Kriteria hasil
Daerah perifer hangat
Tidak sianosis
Gambaran EKG tidak menunjukkan perluasan infark
RR 16-24x/m
Tidak terdapat clubbing finger
CRT <2 detik
Nadi 60-100x/ m
TD 120/80 mmHg
c. Intervensi
Monitor frekuensi dan irama jantung
14
DAFTAR PUSTAKA