Anda di halaman 1dari 3

Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan


perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Secara prinsip, teknik ini mirip
dengan kromatografi yaitu memisahkan campuran bahan-bahan  berdasarkan perbedaan
sifatnya. Teknik ini dipelopori pada tahun 1937 oleh ahli kimia Swedia Arne Tiselius untuk
pemisahan protein. Sekarang telah meluas ke banyak pemisahan kelas yang berbeda lain dari
biomolekul termasuk asam nukleat, karbohidrat dan asam amino. Medan listrik dialirkan
pada suatu mediumyang mengandung sampel yang akan dipisahkan. 

Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul, misalnya DNAyang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan
negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke
kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif
ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada muatan terhadap
massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan
dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan
kondisi elektris lingkungan:

F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan
listrik.Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
memurnikan fragmen DNA.

Jenis-Jenis Elektroforesis

1. Elektroforesis Kertas
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase
diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung  pada muatan atau valensi zat
terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion,
pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.
Kisah teknik pemisahan DNA/RNA ini berawal dari sekelompok ilmuwan biokimia di
awal tahun 1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular DNA/RNA hidrolisis.
Saat itu, tepatnya tahun 1952, Markham dan Smith mempublikasikan bahwa hidrolisis
RNA terjadi melalui mekanisme pembentukan zat antara (intermediate) posfat siklik,
yang kemudian menghasilkan nukleosida 2′-monoposfat dan 3′-monoposfat. Ternyata
mereka menggunakan suatu peralatan yang dapat memisahkan komponen campuran
reaksi hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida ‘siklik’ yang membawa pada
kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui pembentukan intermediate posfat
siklik. Peralatan itu dinamakan ‘elektroforesis‘, yang dibuat dari kertas
saring Whatman nomor 3, sebuah tangki kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer).
Nukleotida yang sudah terhidrolisis ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik
dialirkan melalui kedua ujung alat elektroforesis.
Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks reaksi
tadi menjadi komponen-komponennya, ini akibat adanya perbedaan minor antara
struktur molekul RNA yang belum terhidrolisis, zat antara (intermediate) dan hasil
reaksi (nukleosida 2′-monoposfat dan nukleosida 3′-monoposfat) yang menyebabkan
mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas saring berbeda-beda kecepatannya.
Karena pada akhir proses elektroforesis komponen tersebut terpisah-pisah, sehingga
dapat mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponen tersebut.

Gambar Elektroforesis Kertas

2. Elektroforesis Gel
Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai
dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Elektroforesis gel ialah elektroforesis
yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul.
Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk
memisahkan biomolekul yang lebih  besar seperti protein- protein. Kemudian
elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai
gel media.
Tahun 1955, Smithies mendemonstrasikan bahwa gel yang terbuat dari larutan kanji
dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein serum manusia. Caranya yaitu
dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam cetakan plastik, setelah dibiarkan
mendingin kanji tersebut akan membentuk gel yang padat namun rapuh. Gel kanji
berperan sebagai fasa diam ( stationary  phase) menggantikan kertas saring Whatman
pada teknik terdahulu. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatografi yaitu
memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam
elektroforesis gel,  pemisahan dilakukan terhadap campuran bahan dengan muatan listrik
yang  berbeda-beda. Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasarkan laju
perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis gel
memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi pita-pita yang masing-masing
terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama.

               

Gambar Elektroforesis Gel Kanji                 Gambar Elektroforesis Gel

Teknik elektroforesis gel makin berkembang dan disempurnakan, hingga 12 tahun


kemudian ditemukan gel poliakrilamida (PAGE = Polyacrilamide Gel Electrophoresis)
yang terbentuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan bis-akrilamida. PAGE ini
sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau protein dengan ukuran lebih besar.
Meskipun aplikasi elektroforesis makin berkembang luas, namun ternyata teknik ini
masih menyerah jika digunakan untuk memisahkan DNA dengan ukuran yang super
besar, misalnya DNA kromosom. Campuran DNA kromosom tidak dapat dipisahkan
meskipun ukuran mereka berbeda-beda.

Gambar Prosedur Kerja Elektroforesis Gel

Anda mungkin juga menyukai