Anda di halaman 1dari 20

KIMIA FARMASI

TOKSIKOLOGI FORENSIK
KELOMPOK 1 OFF G
Achmad Zain N. M. (1703326145 )
Amirotus Sholikhah (1703326145 )
Cindya Alfi (1703326145 )
Dindha Wahyu (1703326145 )
Hani Rama Danti (17332614577)
TOKSIKOLOGI

Toksikologi adalah ilmu yang menelaah


tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia atau
racun terhadap mekanisme biologis suatu organisme.
APLIKASI TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI FORENSIK

TOKSIKOLOGI FORENSIK MERUPAKAN SUATU ILMU TOKSIKOLOGI YANG DAPAT


DIMANFAATKAN DALAM KEPENTINGAN PENGADILAN. KERJA UTAMA DARI
TOKSIKOLOGI FORENSIC YAITU MELAKUKAN ANALISIS KULALITATIF DAN
KUANTITATIF DARI RACUN DENGAN BUKTI FISIK DAN MENERJEMAHKAN TEMUAN
ANALISISNYA.
TOKSIKOLOGI FORENSIK MENCAKUP

• terapan ilmu alam dalam analisis racun sebagai


bukti dalam tindak kriminal,
• mendeteksi dan mengidentifikasi konsentrasi dari
racun dan metabolitnya dalam materi biologi
• menginterpretasikan temuan analisis ke dalam
suatu argumentasi tentang penyebab keracunan
APLIKASI TOKSIKOLOGI DALAM
BIDANG FORENSIK
• analisis dan mengevaluasi racun penyebab
kematian,
• analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam
cairan tubuh atau napas, yang dapat mengakibatkan
perubahan prilaku (menurunnya kemampuan mengendarai
kendaraan bermotor di jalan raya, tindak kekerasan dan
kejahatan, penggunaan dooping),
• analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan obat terlarang
lainnya.
KASUS-KASUS YANG MEMERLUKAN
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
FORENSIK

• KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN: KEMATIAN MENDADAK, KEMATIAN DI


PENJARA, KEMATIAN PADA
• KEBAKARAN, DAN KEMATIAN MEDIS YANG DISEBABKAN OLEH EFEK SAMPING
OBAT ATAU KESALAHAN PENANGANAN MEDIS,
• KASUS-KASUS KERACUNAN YANG TERKAIT DENGAN AKIBAT PEMAKAIAN OBAT,
MAKANAN, KOSMETIKA, ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN BERBAHAYA KIMIA
• LAINNYA, YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR KESEHATAN
• (KASUS-KASUS FORENSIK FARMASI).
TUJUAN ANALISA BIOLOGI MOLEKULER
DALAM BIDANG FORENSIK

• Uji darah untuk menentukan sumbernya (darah manusia atau hewan,


atau warna dari getah tumbuhan, darah pelaku atau korban, atau
orang yang tidak terlibat dalam tindak kejahatan tersebut)
• Uji cairan tubuh lainnya (seperti: air liur, semen vagina atau sperma,
rambut, potongan kulit) untuk menentukan sumbernya (“origin”).
• Uji imonologi atau DNA individu untuk mencari identitas seseorang.
TUJUAN ANALISIS
TOKSIKOLOGI
FORENSIK
 analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif
sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di
pengadilan.

 membuat suatu rekaan rekonstruksi suatu peristiwa


yang terjadi, sampai sejauh mana obat atau racun
tersebut dapat mengakibatkan perubahan prilaku
LANGKAH ANALISIS TOKSIKOLOGI
FORENSIK
LANGKAH ANALISIS
1) penyiapan sampel “sample preparation”
Sampel disimpan dalam lemari pendingin “freezer” dan menguncinya sampai
analisis dilakukan. Sampel urin umumnya langsung dilakukan uji penapisan
dengan teknik immunoassay. Namun ada yang harus mendapatkan perlakuan
awal, seperti pengaturan pH dan sentrifuga, guna menghilangkan kekeruhan.
Seperti sampel darah, yang diterima sudah mengalami hemolisis atau
menggupal, dalam hal ini darah dilarutkan dengan metanol, dan kemudian
disentrifuga, sepernatannya dapat langsung dilakukan uji penapisan
menggunakan teknik immunoassay.
LANGKAH ANALISIS
2.) Analisis meliputi uji penapisan “screening test”
untuk menapis dan mengenali golongan senyawa (analit) dalam sampel. Obat
narkotika dan psikotropika secara umum dalam uji penapisan dikelompokkan
menjadi golongan opiat, kokain, kannabinoid, turunan amfetamin, turunan
benzodiazepin, golongan senyawa anti dipresan tri-siklik, turunan asam
barbiturat, turunan metadon.
LANGKAH ANALISIS
3.) Uji pemastian “confirmatory test”
untuk memastikan identitas analit dan menetapkan kadarnya. Umumnya uji
pemastian menggunakan teknik kromatografi gas - spektrofotometri massa
(GC-MS) dengan prinsip analit yang dipisahkan menggunakan gas
kromatografi, lalu dipastikan identitasnya dengan teknik spektrfotometri
massa. Sebelumnya analit diisolasi dari matrik biologik, kemudian jika perlu
diderivatisasi. Isolat akan dilewatkan ke kolom CG, dengan perbedaan sifat
fisikokima toksikan dan metabolitnya, maka dengan GC akan terjadi
pemisahan toksikan dari senyawa segolongannya atau metabolitnya.
Prisipnya pemisahan menggunakan GC, indeks retensi dari analit yang
terpisah, namun ini belum cukup untuk analisis toksikologi forensik
Pola fragmentasi (spetrum massa) ini merupakan sidik jari molekular dari suatu
senyawa. . Analit yang terpisah memasuki spektrofotometri massa (MS), di
sini bergantung dari metode fragmentasi pada MS, analit akan terfragmentasi
menghasilkan pola spektrum massa yang sangat kharakteristik untuk setiap
senyawa.
KASUS 1

Berdasarkan berita acara pemeriksaan dari


penyedik dilaporkan telah diketemukan mayat di
kamar mandi sebuah café. Dilengan kanannya
masih tercantap jarum suntik. Hasil otopsi
melaporkan terdapat baik bekas suntikan yang
masih baru maupun yang sudah menua di lengan
kanan dan kiri, telapak tangan, kaki terdapat
eudema paru-paru dan bau aromatis dari organ
tubuh seperti saluran cerna. Specialis forensik
menduga kematian diduga akibat keracunan
obat-obatan.
IDENTIFIKASI KORBAN
PREPARASI SAMPEL
Serum diuji
Sampel darah Serum dan plasma
penapisan dengan
dilarutkan dengan dipisahkan dengan
teknik
metanol cara sentrifugasi
immunioassay

Urin di uji UJI


Sampel urin di atur
penapisan dengan PEMASTIAN
pH dan
teknik DENGAN GC-
disentrifugasi
immunioassay MS
PADA UJI KONFIRMASI DENGAN
Hasil analisis MENGGUNAKAN ALAT GC-MS
DIPEROLEH HASIL:
toksikologi DARAH SEBELUM DI HIDROLISIS: -
forensik MORFIN:
0,200
darah sebelum di hidrolisis:
- morfin: 0,200 µg/ml
- kodein: 0,026 µg/ml µg/ml, - kodein:
Uji skrining
0,026 µg/ml
menggunakan
darah setelah hidrolisis:
teknik immonoassay
- morfin: 0,665 µg/ml
test (EMIT)
- kodein: 0,044 µg/ml - morfin: 0,665
terdeteksi positif
µg/ml, 0,044 µg/ml
golongan opiat dan
urin sebelum hidrolisis:
benzodiazepin. Dari
- 6-asetilmorfin: 0,060 µg/ml
penetapan kadar
- morfin: 0,170 µg/ml
alkohol 0,1 promil
- kodein: 0,040 µgm
dan 0,1 promil
urin setelah hidrolisis :
- morfin: 0,800 µg/ml
- kodein: 0,170 µg/ml - morfin:
0,800 µg/ml, - kodein: 0,170
• GOLONGAN BENZODIAZEPIN YANG TERDETEKSI DI
DARAH ADALAH:
DIAZEPAM : 1,400 ΜG/ML
NORDAZEPAM: 0,086 ΜG/ML
OXAZEPAM : 0,730 ΜG/ML
TEMAZEPAM : 0,460 ΜG/ML
SIMPULAN
• Toksikologi forensik dapat dimengerti sebagai
pemanfaatan atau penerapan ilmu toksikologi untuk
kepentingan peradilan.
• Pada Toksikologi forensic dapat dilakukan analisis
kualitatif dengan uji penpisan (teknik immunoassay)
dan analisis kunantitatif dengan uji pemastian (GC-
MS dll)
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai