Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka


banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar.
Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan
mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang
perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap
persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena
persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang
sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi
perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu
dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus
meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri
harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan persediaan yang diteliti dan
relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh. Jika
persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga pokok barang yang
dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu
juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya
sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan
kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.

Page | 1
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting
artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan. Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan
merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal
perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana model manajemen persediaan tradisional?
2. Bagiamana model manajemen persediaan JIT?
3. Apa itu teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk mengelola
persediaan?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui model manajemen persediaan tradisional.
2. Untuk mengetahui model manajemen persediaan JIT.
3. Untuk mengetahui teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk
mengelola persediaan.

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Persediaan Tradisional

Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan


untuk memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk,
harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespons pelanggan, waktu
tunggu dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan.

Memahami manajemen persediaan tradisional memberikan latar belakang


yang diperlukan untuk memahami keunggulan metode manajemen persediaan yang
digunakan dalam lingkungan manufaktur yang canggih, seperti JIT dan teori kendala.

2.1.1. Biaya Persediaan

Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar,
maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan, jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka
biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.

Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan


menerima pesanan. Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan (biaya
administrasi dan dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman, dan biaya
pembongkaran.

Biaya persiapan atau penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk


menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi
produk atau komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produksi

Page | 3
yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai (penghasilan yang
hilang), dan biaya uji coba produksi (tenaga kerja, bahan baku dan overhead).

Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya yang menyimpan


persediaan contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang
dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang penyimpanan
persediaan.

Biaya pemesanan dan persiapan mempunyai sifat yang sama, keduanya


mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan. Satu-satunya
perbedaan terletak pada sifat aktivitas sebelum perolehan (mengisi formulir dan
menempatkan pesanan versus menyiapkan peralatan dan fasilitas).

Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti, maka akan timbul kategori keiga
dari biaya persediaan yang disebut biaya habisnya persediaan. Biaya habisnya
persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk
ketika diminta pelanggan. Contohnya penjualan yang hilang, biaya ekspedisi, serta
biaya akibat produksi yang terganggu.

2.1.2. Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan

Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang


berkaitan dengan persediaan. Namun, meminimalkan biaya penyimpanan mendukung
pemesanan atau produksi dalam jumlah kecil, sedangkan meminimalkan biaya
pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah besar dan jarang (meminimalkan
biaya persiapan mendukung operasi produksi dalam waktu yang lama dan jarang).
Jadi, meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaannya sedikit
atau bahkan tidak ada. Sementara itu, meminimalkan biaya pemesanan atau biaya
persiapan mendorong jumlah persediaan yang besar. Kebutuhan unuk
menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya penyimpanan dan

Page | 4
pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alasan perusahaan memilih untuk
menyimpan persediaan.

Masalah ketidakpastian permintaan adalah alasan utama kedua untuk


memiliki persediaan. Persediaan komponen dan bahan mentah sering dipandang perlu
karena ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan penyangga untuk komponen dan
bahan baku diperlukan untuk menjaga aliran produksi bila terjadi keterlambatan
pengiriman atau berhentinya pengiriman (pemogokan, cuaca yang buruk, dan
kebangkrutan adalah contoh-contoh kejadian tidak pasti yang dapat menyebabkan
terputusnya pasokan).

2.1.3. Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) : Model Persediaan Tradisional

Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan


permintaan diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran lot produksi,
manajer hanya perlu memperhatikan biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan.
Total biaya pemesanan (persiapan) dan penyimpanan dapat digambarkan melalui
persamaan berikut:

TC =PD/Q + CQ/2

= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Dimana:

TC= Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan

P= Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya persiapan


pelaksanaan produksi)

D= Jumlah permintaan tahunan yang diketahui

Q= Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran lot produksi)

Page | 5
C= Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun

Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi yang


memiliki persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan manufaktur. Tentu saja,
model biaya persediaan yang menggunakan biaya persediaan dan ukuran lot sebagai
input hanya berlaku untuk perusahaan yang memproduksi sendiri persediannya
(komponen atau barang jadi). Agar dapat mengilustrasikan aplikasinya bagi
organisasi jasa, asumsikan nilai-nilai berikut diterapkan untuk sebuah komponen
yang digunakan dalam reparasi lemari es (komponen itu dibeli dari pemasok
eksternal).

D= 10.000 unit

Q= 1.000 unit

P= $ 25 per pesanan

C= $ 2 per unit

Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu


sebesar 10 (10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan biaya
pemesanan dan penerimaan pesanan (D/QxP) menghasilkan total biaya pemesanan
sebesar $250 (10x$25).

Total biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah CQ/2;persamaan ini


ekuivalen dengan perkalian persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2) dengan biaya
penyimpanan per unit (C). Untuk pesanan sebnayak 1.000 unit dengan biaya
penyimpanan sebesar $2 per unit, persediaan rata-rata adalah 500 (1.000/2) dan biaya
penyimpanan untuk tahun tersebut adalah $1.000 (500x$2). (Mengasumsikan
persediaan rata-rata adalah Q/2 sama dengan mengasumsikan persediaan di konsumsi
secara merata).

Page | 6
Dengan menerapkan persamaan tersebut total biaya adalah $1.250 ($250 +
$1000). Namun, kuantitas pesanan sebanyak 1000 dengan total biaya $1.250 mungkin
bukan merupakan pilihan terbaik.

2.1.3.1. Menghitung EOQ

Karena EOQ adalah kuantitas yang minimalkan persamaan total biaya


pemesanan, rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat diturunkan dengan mudah.

Q= EOQ =√ 2 PD /C

Dengan menggunakan data dari contoh sebelumnya, EOQ dapat di hitung


dengan menggunakan persamaan total biaya pemesanan.

EOQ =√ (2 x $ 25 x 10.000)/$ 2

=√ 250.000

=500

Memasukkan 500 sebagai nilai Q ke persamaan total biaya pemesanan


menghasilkan total biaya sebesar $1.000. Jumlah pesanan yang akan dilakukan
menjadi 20 (10.000/500). Jadi, total biaya pemesanan adalah $500 (20x$25).
Persediaan rata-rata adalah 250 (500/2) dengan total biaya penyimpanan sebesar $500
(250x$2). Perhatikan bahwa biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Hal
ini selalu berlaku untuk model EOQ yang sederhana, seperti yang di uraikan pada
persamaan di atas. Perhatikan pula bahwa kuantitas pesanan sebesar 500 lebih murah
dari pada kuantitas pesanan sebesar 1000 ($1000 dibandingkan $1.250).

2.1.3.2. Titik Pemesanan Kembali

Adalah titik waktu dimana sebuah pesanan hal baru harus dilakukan (atau
persiapan dimulai. Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana
persediaan hamper habis. Waktu tunggu adalah waktu yang di perlukan untuk

Page | 7
menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau pesiapan di
mulai. Mengetahui tingkat penggunaan dan waktu tunggu akan memungkinkan kita
untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi tujuan berikut.

ROP= tingkat penggunaan x waktu tunggu

Asumsikan produsen menggunakan 50 komponen per hari dan waktu


tunggunya adalah per hari.Jika demikian, sebuah pesanan harus ditempatkan ketika
tingkat persdiaan komponen lemari es turun hingga 200 unit (4x500).

Ketidakpastian permintaan dan titik pemesanan kembali. Jika permintaan atas


komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka persediaan mungkin habis
sebagi contoh , jika komponen lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen per
hari (bukanya 50) maka perusahaan akan menggunakan 200 komponen selama 3
seper 3 hari. Untuk menghindari hal ini, organisasi sering memilih untuk menyimpan
persediaan pengaman.Persediaan pengaman adalah persediaan extra yang di simpan
sebagai jaminan atas fruktuasi permintaan.Persediaan pengaman dihitung melalui
perkalian waktu tunggu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan
tingkat rata-rata penggunaan titik sebagai contoh, jika penggunaan maksimal
komponen lemari es 60 unit per hari, rata-rata penggunaan adalah 50 unit per
hari.Dan waktu tunggu ada 40 hari, maka persediaan pengaman di hitung sebagai
berikut.

Penggunaan maksimal 60

Rata-rata penggunaan 50

Selisih 10

Waktu tunggu x4

Persediaan pengamanan 40

Page | 8
Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai
berikut.

ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x waktu tunggu) + persediaan pengaman

Pada contoh komponen lemari es, titik pemesanan kembali untuk persediaan dengan
persediaan pengaman dihitung sebagai berikut.

ROP = (50 x 4) + 40 = 240 unit

Jadi secara otomatis, pesanan ditempatkan ketika tingkat persediaan turun menjadi
240 unit.

2.1.3.3. EOQ dan Manajemen Persediaan

Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai


sistem just in case. Pada beberapa situasi, sistem persediaan just in case benar-benar
sangat tepat.Sebagai contoh, rumah sakit memerlukan persediaan obat resep, obat-
obatan, dan perlengkapan penting lainnya sepanjang waktu untuk menangani situasi
darurat. Model EOQ berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman. Pentingnya model EOQ
bagi banyak perusahaan industri di AS dari jaman dulu dapat di apresiasikan secara
lebih baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur tradisional.

2.2. Manajemen Persediaan JIT

Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga


lebih rendah fitur khusus sehingga menciptakan tekanan berat pada perusahaan
domestik yang memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi untuk
meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk sambil mengurangi total biaya
secara simultan. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan perusahaan

Page | 9
meninggalkan model EOQ dan beralih ke pendekatan just-in-time untuk proses
manufaktur dan pembelian.

Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan


tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh
permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Jit adalah pendekatan manufaktur yang
memproduksi barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya
berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam pull
sistem, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses produksi.
Prinsip yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi hanya dilakukan
jika diperlukan untuk memenuhi permintaan aktivitas berikutnya. Bahan baku atau
suku cadang tersedia hanya pada waktu dibutuhkan untuk aktivitas  produksi
sehingga permintaan tetap dapat dipenuhi.

JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:

1. Untuk meningkatkan laba, dan


2. Memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

2.2.1. Karakteristik Dasar JIT

Hansen & Mowen (2005:479) menyatakan ada beberapa karakteristik dasar


Just In Time (JIT):

a. Tata letak pabrik

Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu
pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan
dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran. Mesin-mesin diatur
sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara
berurutan.Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk

Page | 10
tertentu. Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga selesai.
Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin
dalam sel.

b. Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan


Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki
pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel. Sebagai tambahan dari
pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel dapat melakukan tugas persiapan,
memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan
perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan
melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara langsung
berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi.

c. Total quality control


Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada
pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa
henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk
dan proses manufaktur tanpa cacat.

d. Ketelusuran biaya overhead


Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan
biaya pada produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan
alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat
sehingga lebih disukai daripada dua metode lainnya.

e. Pengaruh persediaan
Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang
sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan
adalah vital bagi kesuksesan Just In Time.Just In Time (JIT) menolak untuk

Page | 11
menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini. Bahkan,
persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang
langsung berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.

Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional.

2.2.2. Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT

JIT merupakan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan dan


biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional. Pendekatan
tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan, kemudian menentukan kuantitas
pesanan yang merupakan perimbangan terbaik dari dua kategori biaya. Di lain pihak,
JIT tidak menerima biaya persiapan (atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT
mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya persiapan dan biaya
pemesanan menjadi tidak signifikan, maka biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah
biaya penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ketigkat
yang sangat rendah. Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan untuk persediaan nol
dalam sistem JIT.

Page | 12
2.2.3 Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi
kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan
dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara
dramatis.

2.2.4 Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan


JIT
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan :
kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan
bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional
atas semua masalah tersebut.
a. Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan
pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada
pemeliharaan pencegahan, sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
b. Pengendalian Kualitas Total. Masalah komponen yang cacat dipecahkan
dengan berusaha mencapai tingkat kerusakan nol.
c. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia
ketika dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini
adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan produksi melalui
penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas proses
berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban produksi merinci
kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok
digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak
komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.

2.2.5 Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan


Persediaan

Page | 13
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat
mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di
masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya
persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan
persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan
sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.

2.2.6 Keterbatasan JIT


JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan
hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di
sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan –
namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus
kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi.
Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk
menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan
pelengkap, adalah teori kendala (TOC).

2.3 Teori Kendala


Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang
terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasan ini disebut kendala.

2.3.1 Konsep Dasar


TOC (theory of contraints) memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi :
throughput, persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu
organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam istilah operasional,

Page | 14
throughput adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel tingkat unit
seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan
organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi
disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah
persediaan menjadi throughput.
a. Produk yang Lebih Baik.
Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti
bahwa perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah
diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
b. Harga yang Lebih Rendah.
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per
unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga
yang lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi
kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
c. Daya Tanggap.
Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon.
Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan
kompetitif. Dengan kata lain, TOC menekankan pengurangan persediaan dengan
mengurangi teggang waktu.

2.3.2 Langkah-Langkah TOC.


Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki
kinerja organisasi :
1. Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang
berasal dari sumber-sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan didalam
lingkup perusahaan.

Page | 15
Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya oleh
bauran produk disebut kendala longgar sedangkan kendala yang mengikat adalah
kendala dimana sumber daya yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan
asumsi biaya tingkat non unit sama dengan bauran produk yang berbeda-beda,
bauran oprimal merupakan bauran yang memaksimalkan kontribusi margin.

2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat.


Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai manajemen
manajemen kendala jangka pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala
yaitu mengurangi persediaan dan memperbaiki kinerja.Di perusahaan kendala sumber
yang mengikat hanya sedikit, kendala pengikat utama disebut sebagai
drummer.Tingkat produksi kendala drummer mempengaruhi tingkat produksi
keseluruhan pabrik. Proses ke hilir yang dimulai dengan kendala drummer secara
alamiah akan dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Proses ke hulu yang berakhir
pada kendala drummerdijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang sama
seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan mencegah
produksi barang persediaan dalam proses hulu yang berlebihan.

3. Menyubordinasi apa pun, selain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pebrik.Semua
departemen lainnya harus disubordinasi sesuai kebutuhan kendala drummer. Prinsip
ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.

4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat.


Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada
dilakukan secara maksimal, maka langkah berikutnya adalah memulai program
perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala yang
mengikat atas kinerja perusahaan.

Page | 16
5.      Mengulangi proses.
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada suatu titik
dimana kendala tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan memunculkan kendala
drummer yang baru. Setelah kendala drummer baru muncul, maka proses TOC akan
berulang kembali. Tujuannya adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.

Page | 17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangatpenting bagi


perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu
dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus
meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri
harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti dan
relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

3.2. Saran

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa


penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

Page | 18
DAFTAR PUSTAKA

http://zetzu.blogspot.nl/2012/02/teori-kendala-theory-of-constraint.html

http://prianttaruh.blogspot.nl/2016/01/makalah-manajemen-persediaan-
inventory.html

http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.co.id/2012/08/makalah-manajemen-
persediaan.html

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai