Anda di halaman 1dari 6

KARET (Hevea brasiliensis L.

A. Klasifikasi

Pohon karet adalah tanaman yang mampu tumbuh tinggi serta memiliki

batang dengan lingkar tengah yang cukup besar. Jika sudah dewasa, tinggi pohon

ini dapat mencapai hingga sekitar 15-15 meter. Kebanyakan batang tumbuh karet

berbentuk lurus. Di dalam batang ini terkandung getah lateks yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi. Cabang-cabangnya berada di ketinggian. Tidak sedikit

pohon karet yang tumbuh condong agak miring mengikuti arah datangnya sinar

matahari. Adapun klasifikasi tanaman karet, antara lain adalah:

Kindom : Plantae ( Tumbuhan )


Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis L.


B. Morfologi

Morfologi tanaman karet, dapat dilihat berdasarkan ciri – ciri tanaman

pinus diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Akar

Sistem perakaran karet terdiri atas akar tunggang, akar lateral, dan akar

serabut. Tanaman yang sudah berumur 3 tahun biasanya memiliki akar

tunggang yang sudah tumbuh sampai kedalaman 1-2 meter. Akar tunggang

ini akan terus tumbuh ke dalam tanah mencapai kedalaman 2-3 meter di

usia 7 tahun. Sedangkan perkembangan akar lateral hingga kedalaman 40-

80 cm serta akar serabut sampai 45-50 cm. Perlu diketahui, fungsi akar

lateral pada tanaman karet adalah menyerap air dan unsur hara dari dalam

tanah.

2. Batang
Batang pohon karet memiliki bentuk bulat memanjang, dengan panjang

mencapai 10 sampai 15 meter tergantung dari varietas dan keseburan

pohon karet itu sendiri. Setiap batangnya akan diselimuti kulit berwarna

coklat kehitaman dan hijau keputihan, apabila diraba akan terasa kasar

serta jika dibelah akan mengeluarkan getah berwarna putih. Umumnya

batang karet memiliki fungsi yang hampir sama dengant tanaman lain

yaitu sebagai penompang pohon karet itu sendiri karena mengandung serat

kayu tinggi sehingga sangat kuat dan berperan penting dalam proses

fotosinresis.

3. Daun

Tanaman karet mempunyai daun yang berwarna hijau tua pada bagian atas

dan hijau cerah pada bagian bawahnya. Pada musim kemarau, daun ini

akan berubah warna menjadi kuning hingga kemerahan lalu berguguran.

Daun ini tumbuh secara berselang-seling. Daun tanaman karet terdiri atas

tangkai daun utama yang panjangnya 3-20 cm dan tangkai anak daun

sekitar 3-10 cm. Dalam setiap helai daun tersebut umumnya terdapat 3

anak daun sekaligus. Anak daun ini berbentuk bundar memanjang,

ujungnya runcing, dan tepinya rata.


4. Buah

Bunga pada tumbuhan karet muncul di ujung ranting yang berdaun. Bunga

tersebut membentuk karangan bunga yang bercabang-cabang. Di dalam

malai bunga ini terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan

biasanya tumbuh menyebar di seluruh bagian karangan bunga. Sementara

bunga betina hanya tumbuh di bagian ujung cabang. Bunga jantan

memiliki 10 benang sari yang tergabung dalam suatu tiang dengan kepala

sari yang terbagi menjadi 2 karangan dan tersusun lebih tinggi. Berbeda

dengan bunga betina yang berambut, ukurannya lebih besar, mengandung

bakal buah yang beruang tiga, serta 3 kepala putik. Bunga karet berbentuk

menyerupai lonceng yang warnanya kuning. Bunga ini mempunyai aroma

yang cukup harum, warnanya menarik, serta tepung sari dan putiknya

terasa agak lengket. Di setiap pohon, jumlah bunga jantan biasanya lebih

banyak daripada bunga betina. Jika sudah matang, bunga jantan akan

mengeluarkan tepung sari yang berwarna kuning. Kemudian diikuti

dengan bunga betina yang terbuka sehingga bagian putiknya akan

kelihatan dengan jelas.


5. Buah

Buah karet mempunyai beberapa ruang yang terbagi secara jelas, di mana

setiap ruangan berbentuk setengah bola. Masing-masing buah karet

biasanya mempunyai ruang sebanyak 3-6 sekaligus. Secara keseluruhan,

ukuran buah ini cukup besar dengan diameter antara 3-5 cm. Buah yang

telah masak akan pecah dengan sendirinya hingga menyebabkan biji di

dalamnya terlontar cukup jauh. Biji ini selanjutnya akan tumbuh menjadi

bibit tanaman karet apabila kondisi lingkungan sekitar mendukung

pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aidi dan Daslin, 1995. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet.
Balai Penelitian Sembawa. Palembang.

Chatib. 2007. Budidaya Tanaman Karet.Palembang Dinas Perkebunan Propinsi


Sumatera Selatan, hal: 76.

Damanik, S., M. Syakir, M. Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca
Panen Karet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

S, A., Woelan, M, L., dan Hadi, H. 2005. Kemajuan Pemuliaan dan Seleksi
Tanaman Karet di Indonesia. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman Karet,
hal: 50-59.

Anda mungkin juga menyukai