Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Disusun Oleh :

Dosen :

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan
akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah dan juga untuk khalayak
ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah
ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Padang, 24 Februari 2020

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3. Tujuan Penulis..............................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1. Pengertian Sistem Pernafasan......................................................................................6

2.2. Gangguan Sistem Pernapasan Manusia..................................................................7-10

2.3. Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia..............................11-12

2.4. Virus Sistem Pernapasan Pada Manusia...............................................................12-17

BAB III.....................................................................................................................................18

KESIMPULAN.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam tubuh manusia terdapat banyak organ-organ dimana organorgan tersebut


membentuk suatu sistem yang mengatur fungsi-fungsi tertentu, seperti sistem
pencernaan, sistem endokrin, sistem sirkulasi, system pernapasan, dan sitem lainnya.
Sistem pernapasan merupakan salah satu system yang terpenting, karena bernapas
merupakan suatu tanda bahwa makhluk hidup tersebut hidup. Dengan bernapas, tubuh
manusia akan menghasilkan energy yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pernapasan antara lain hidung, faring, laring,
esofagus, trakhea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus. Apabila salah satu organ
terganggu, maka sistem pernapasannya pun akan terganggu, karena organ-organ tersebut
merupakan satu kesatuan dalam system pernapasan.
Banyak faktor yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada manusia, seperti faktor
keturunan/genetik maupun faktor lingkungan. Faktor keturunan merupakan faktor yang
diturunkan dari keluarga itu sendiri, missal sepasang suami istri melahirkan seorang anak
yang memiliki penyakit asma, ternyata ayahnya memiliki riwayat penyakit asma dan itu
diturunkan kepada anaknya. Sedangkan faktor lingkungan bisa dari mana saja, seperti
lingkungan kantor, sekolah, jalan raya, rumah, dan lain-lain. Contoh di lingkungan jalan
raya, jalan raya identik dengan banyaknya kendaran bermotor yang asap knalpotya
mengandung gas karbon monoksida dan asap tersebut jika terhirup setiap harinya dapat
menyebabkan gangguan pada paru-paru. Debu-debu yang bertebaran juga dapat
mengganggu pernapasan seseorang, khususnya bagi orang yang mempunyai alergi
terhadap debu. Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan,
baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka masih kurang.
Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang masih saja merokok,
meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa dampaknya bagi tubuh, terutama pada
pernapasan akan buruk, bahkan dapat menyebabkan kematian. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia menyatakan “berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok
di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15 tahun
adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2
diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif”. Anwar (detikHealth, 2016) melansir alasan

4
kenapa orang masih tak percaya bahwa rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan
masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor
Hasbullah Thabrany mengatakan ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab
kematian perokok dari penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang
dianggap dipicu karena faktor lain”. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga
kesehatan bisa menjadi faktor terbesar masyarakat menderita berbagai penyakit,
termasuk gangguan pernapasan. Masyarakat bisa memulainya dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungannya dan memeriksakan kesehatan tubuhnya secara rutin kepada
lembaga kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui apakah ada
penyakit atau gangguan pada sistem pernapasannya, dengan begitu masyarakat dapat
mengantisipasi sebelum benar-benar menderita gangguan sistem pernapasan. Seperti
yang dikatakan oleh banyak orang, lebih baik mencegah daripada mengobati.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
2. Apa saja gangguan pada sistem pernapasan manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan
manusia?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan.
2. Untuk mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan manusia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pernapasan


“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29) menyatakan bahwa fungsi pernapasan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu pertukaran gas dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Menurut Sloane (dalam Widyastuti, 1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi
pernapasan sebagai berikut:
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel
tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh
kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan
pengaturan hormonal tekanan darah.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan bahwa sistem
pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan trakhea. Sedangkan untuk
sistem pernapasan bagian bawah, menurut Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini
(2009:21) terdiri dari bronkhus, bronkhiolus, dan alveolus.
Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya

6
dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih
besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.

2.2. Gangguan Sistem Pernapasan Pada Manusia


Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung, Suratun,
Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan, penyakit infeksi pada saluran
pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis, rhinitis, dan tonsillitis.

a. Faringitis, faringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring. “Faringitis


(bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang
tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorok” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, terdapat dua jenis
radang tenggorokan, yaitu akut dan kronis yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
2) Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu
yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu
yang mengganjal di tenggorok.

7
b. Laringitis, laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi laring
dan disertai edema pita suara. “Laringitis adalah inflamasi laring. Hal tersebut
merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada laring
(pita suara), yang menyebabkan suara sesak dan hilagnya suara” (Wikipedia,
2016). Menurut wikipedia, ada dua tipe laringitis yaitu laringitis akut dan
laringitis kronis yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis kronis
dapat bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
2) Laringitis akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan
hampir semuanya sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis kronik lebih
umum terjadi saat musim dingin dan sering terjadi setelah flu biasa atau
influenza.

c. Sinusitis, sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus. “Sinusitis


adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus.
Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan,
kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan menyebabkan infeksi”

8
(Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, sinusitis dibagi atas berbagai jenis
sebagai berikut:
1) Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung
tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari.
Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang.
2) Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8 minggu.
3) Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus
yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4) Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.

d. Rhinitis, rhinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran mukosa
hidung. “Rhinitis adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di membran mukosa
di dalam hidung” (Alodokter, 2016). Menurut alodokter, rhinitis secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis nonalergi yang
dijelaskan sebagai berikut:

1) Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi
terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk sari.

2) Rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti infeksi
virus dan bakteri.

e. Tonsilitis dan abses peritonsilar

9
Radang amandel (Tonsilitis)

 Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. “Radang


amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang
kadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam” (Wikipedia,
2016).

 Abses peritonsilar adalah infeksi yang terjadi di atas tonsil dalam


jaringan pilar anterior dan palatum mole. “Abses Peritonsiler adalah
penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (amandel). Abses peritonsiler
merupakan komplikasi dari tonsilitis” (Doktersehat, 2016).
Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut Manurung, Suratun,
Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia, tuberkulosis paru,
bronkhitis, dan abses paru.
a. Pneumonia, pneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru-paru,
yang biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada alveoli.
“Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada paru,
utamanya memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang dikenal
sebagai alveolus” (Wikipedia, 2016). Menurut alodokter, pada pengidap
pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran
pernapasan dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi cairan.
b. Tuberkulosis Paru (TBC), Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit
infeksi yang menyerang paru-paru. Menurut alodokter, Tuberkulosis (TB)
yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang
menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia. Indonesia sendiri
termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia
Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun
2012.

10
c. Bronkitis, bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus.
“Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus) (saluran
udara di dalam paru-paru)” (Wikipedia, 2016). Selain itu, wikipedia juga
menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
d. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim paru
yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam satu kantung
yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu proses infeksi oleh
bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses paru merupakan keadaan
dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.

2.3. Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia


Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menjelaskan tentang
penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai berikut :

a. Faringitis Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus,


bakteri, dan virus.

b. Laringitis Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis.
Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:

1) Suhu udara yang dingin


2) Perubahan temperatur tiba-tiba.
3) Pemajanan terhadap debu.
4) Bahan kimia
5) Asap/uap
6) Penggunaan pita suara berlebihan
7) Merokok berlebihan
c. Sinusitis Etiologi sinusitis antara lain :
streptokokus pneumoniae, stapilokokus aureus, haemofilus influenza, infeksi

11
gigi, dan komplikasi rhinitis.

d. Rinitis Etiologi rinitis :

1) Infeksi saluran pernapasan atas


2) Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso, kokain, dan
anti hipertensi.

3) Benda asing yang masuk ke dalam hidung.


4) Deformitas struktural
5) Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138) menjelaskan
tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai
berikut :

1) Pneumonia Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma,


jamur, dan protozoa.

2) Tuberkulosis Paru (TBC) TB Paru disebabkan oleh mycobacterium


tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam
lemak, sehingga kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap gangguan
kimia dan fisis.

3) Bronkitis Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya


bronkitis, yaitu: rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula
hubungannya dengan faktor keturunan dan status sosial.

4) Abses Paru Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-
paru akibat nekrosi bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan
klebsiela oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil
pembususkan emboli.

2.4. Virus Sistem Pernapasan pada Manusia


1. Efisema

12
Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas
pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:

a. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.

b. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat
pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik
untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
2. Pneumonia

Pneumoniaatau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang


disebabkan oleh diplococcus pneumoniae. Penyakit ini menyebabkan radang
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumonia.Akibat

13
peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit
berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau
peradangan pada organ paruparu yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur
ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab
menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah serangan
bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang
lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat
rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa
menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit 15
Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanakkanak
dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga
tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan
pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan
bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah
menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan
sputum.Carapenularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang
beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
a. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS
dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus.
Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy
(chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam
waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh
(Immun) yang lemah.
b. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi
pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi
muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat
menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel

14
darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam
melawan suatu infeksi.
c. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang
dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat
beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan
tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu
mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka
potensial tinggi terkena Pneumonia.
d. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh
para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat 16
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan
menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
e. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar
sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur
berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan
menjadi media berkembangnya bakteri.

Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat


keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri,
antara lain:

a. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan


antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benarbenar
tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi
menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat
Pneumonia akan kembali diderita.

b. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang


hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat
yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang
baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.

c. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan

15
dengan pemberian antijamur. Disamping itu pemberian obat lain untuk
membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti
(penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat
penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses
pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru.

3. Influenza

Influenza disebabkan oleh virus influenza.Gejala yang ditimbulkan


antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa
gatal.
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama
ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek,
sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara
2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di
masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia
sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan.
Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara bermusim dingin
dan di musim hujan pada negara-negara tropis.
Mahluk hidup tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah
manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda
memegang peranan dalam menciptakan jenis virus influenza dengan jenis
yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut.
Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk
dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara
terutama di ruangan tertutup. Penyebab influenza adalah virus yang

16
menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di
kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang berat,
menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau
wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan
dan penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan
18 gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui
pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.
Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari
jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabila
didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah ini
akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan di rongga
hidung dan saluran nafas. Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam
beberapa jam akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel
sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang
baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan
menyebar melalui udara. Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien
mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang disertai
sakit pada waktu menelan dan serak.
Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada
kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran kemerahan pada
tenggorokan. Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang
dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus
dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah
putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula. Setelah
masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu
untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan
terasa lemas dan lemah.

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia yang mengatur
masuknya gas oksigen (O2) dari atmosfer dan keluarnya gas karbo dioksida
(CO2) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung, Suratun,
Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan, penyakit infeksi pada
saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis, dan tonsilitis. Untuk
penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut Manurung, Suratun,

18
Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia, tuberkulosis paru,
bronkhitis, dan abses paru.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari bakteri, virus, jamur,
kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.

3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:
1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk
mengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok. Dengan
begitu dapat mengurangi resiko terkena penyakit/gangguan pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga anak
dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di jalanan yang
dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di lingkungannya
agar tetap bersih dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. Pneumonia, (Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses pada 24


Februari 2020. Alodokter.
Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada 24 Februari 2020.
Alodokter.
Alodokter. Tuberkulosis, (Daring), (http://www.alodokter.com/tuberkulosis), diakses pada 24
Februari 2020. Alodokter.
Anwar, F. 2016. Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang tak Percaya Rokok Berbahaya,
(Daring), (http://health.detik.com/read/2016/10/02/120248/33 11461/763/alasan-kenapa-

19
masih-ada-orang-yang-tak-percaya-rokokberbahaya), diakses pada 24 Februari 2020.
Alodokter.
Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media. Putri, A. 2011.
Macam Pernapasan, (Daring), (https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-
manusia/materi/jenis-pernafasan/).
https://id.scribd.com/uploaddocument?archive_doc=372966347&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D

20

Anda mungkin juga menyukai