NAKKOK 110904079
ERWIN SITINJAK 110904083
YENI NOVIANTI 130904109
YOHANA CAROLINA 130904127
FARADILLA UMAIRA 130904170
Budaya suatu masyarakat biasanya mengandung potensi daya tenaga yang mencorak atau
warna sikap mental dan watak yang khas (budaya) bagi kelompok individu masyarakatnya. (Pasurdi
Suparlan, 1981). Berikut pandangan dunia mengenai negara Australia.
Australia merupakan hasil perpaduan unik antara tradisi mapan dan pengaruh
baru.
Penduduk asli Australia, Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres, adalah pewaris salah satu
tradisi kebudayaan tertua dunia yang masih langgeng. Mereka telah berdiam di Australia selama
lebih dari 40.000 tahun dan mungkin hingga 60.000 tahun.
Penduduk Australia lainnya adalah migran atau keturunan migran yang tiba di Australia dari sekitar
200 negara sejak Inggris mendirikan pemukiman Eropa yang pertama di Sydney Cove pada 1788.
Pada 1945, penduduk Australia berjumlah sekitar 7 juta jiwa dan mayoritas Inggris-Celtic.
Sejak saat itu, lebih dari 6,5 juta migran, termasuk 675.000 pengungsi, bermukim di Australia, secara
nyata memperluas profil sosial dan budayanya.
Kini penduduk Australia mencapai lebih dari 21 juta jiwa. Lebih dari 43 persen penduduk Australia
kelahiran luar negeri atau memiliki orang tua yang lahir di luar negeri. Penduduk asli Australia
diperkirakan berjumlah 483.000, atau 2,3 persen.
Banyak orang yang datang ke Australia sejak 1945 memiliki motivasi komitmen kepada keluarga,
atau keinginan untuk melepaskan diri dari kemiskinan, perang atau penganiayaan. Gelombang
pertama migran dan pengungsi kebanyakan datang dari Eropa.
Gelombang-gelombang berikutnya datang dari kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah dan Afrika.
Migran telah memperkaya hampir setiap aspek kehidupan Australia, dari bisnis hingga kesenian, dari
masakan hingga komedi dan dari ilmu pengetahuan hingga olahraga.
Mereka, pada gilirannya, beradaptasi dengan masyarakat Australia yang toleran, informal dan secara
garis besar egalitarian.
Misalnya, beberapa orang memandang penduduk Australia sebagai penduduk egalitarian, dan tidak
sopan dengan kecurigaan mendalam terhadap pihak berwenang sementara ada yang memandang
mereka sebagai orang yang taat-hukum dan bahkan konformis.
Sebagian orang, terutama yang tinggal di luar negeri, percaya penduduk Australia sebagian besar
tinggal di pedesaan, pedalaman Australia atau di daerah. Nyatanya, lebih dari 75 persen penduduk
Australia menikmati gaya hidup kosmopolitan di pusat perkotaan, utamanya di kota-kota besar di
sepanjang pesisir. Sebagian lain melihat penduduk Australia sebagai orang yang hidup di ‘negeri
yang beruntung’ yang mencintai kegiatan waktu senggang mereka, khususnya olah raga, baik
sebagai penonton maupun sebagai peserta. Faktanya, penduduk Australia termasuk di antara
pekerja paling keras di dunia beberapa di antaranya mempunyai jam kerja terpanjang di negara-
negara maju.
Pandangan lumrah lainnya adalah bahwa penduduk Australia itu informal, terbuka dan langsung dan
mengatakan apa yang mereka maksudkan. Mereka juga dipandang sebagai orang yang percaya pada
prinsip memberi orang lain kesempatan secara adil dan membela sahabat mereka, yakni mereka
yang kurang beruntung dan lemah.
Banyak dari pandangan populer ini mengandung kebenaran dan kebanyakan penduduk Australia
sesuai sekurangnya dengan sebagian dari persepsi tersebut.
Namun penduduk Australia, seperti penduduk lain, tidak dapat dengan mudah di-stereotipe-kan.
Terdapat “ciri khas” orang Australia di mana-mana. Namun mereka tidak semua sama.
Masyarakat egalitarian
Secara umum, Australia adalah masyarakat egalitarian. Ini tidak berarti bahwa setiap orang sama
atau memiliki kekayaan atau harta yang setara.
Namun ini berarti bahwa tidak ada perbedaan kelas yang formal atau mendarah daging pada
masyarakat Australia, seperti di negara-negara lain.
Ini juga berarti bahwa dengan kerja keras dan tekad, orang tanpa koneksi tingkat tinggi atau patron
yang berpengaruh dapat mewujudkan ambisi mereka. Tingkat pengangguran secara relatif rendah
(4,3 persen pada Desember 2007) dan pendapatan per kapita bruto sekitar $39.000.
Seluruh warga setara di bawah hukum di Australia dan seluruh warga Australia memiliki hak untuk
dihargai dan diperlakukan secara wajar.
Bahasa
Seluruh rakyat Australia didorong untuk belajar bahasa Inggris, yang merupakan bahasa nasional dan
unsur pemersatu yang penting dari masyarakat Australia.
Namun, bahasa-bahasa selain Inggris juga dihargai. Nyatanya, lebih dari 15 persen penduduk
Australia berbicara selain bahasa Inggris di rumah.
Bahasa yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris adalah bahasa Itali, Yunani, Kanton,
Arab, Vietnam dan Mandarin. Penduduk Australia berbicara dalam lebih dari 200 bahasa, termasuk
bahasa Penduduk Asli Australia.
Penggunaan kata-kata percakapan sehari-hari dan yang populer, sering digabung dengan cita rasa
humor Australia yang memiliki karakter ironi dan tanpa kesopanan, kadang kala dapat menimbulkan
kebingungan bagi pengunjung internasional. Ada sejumlah buku tentang kata-kata percakapan
sehari-hari dan ungkapan-ungkapan populer Australia, termasuk Macquarie Book of Slang.
AGAMA DAN SISTEM KEPERCAYAAN AUSTRALIA
Australia tidak mempunyai agama nasional yang resmi dan rakyat bebas untuk memeluk
agama apa pun yang mereka pilih, selama mereka mematuhi hukum. Penduduk Australia juga
bebas untuk tidak memeluk agama.
Australia adalah Negara dengan mayoritas penduduknya beragama Kristen, dengan sekitar 64
persen penduduk Australia mengaku beragama Kristen. Namun, sebagian besar agama utama
juga memiliki penganut, yang mencerminkan masyarakat Australia yang beranekaragam
secara budaya.
Kebebasan agama dijamin oleh pasal 116 Undang- Undang Dasar Australia, yang melarang
pemerintah federal untuk membuat undang-undang mendirikan agama, memaksakan ajaran
agama, atau melarang pelaksanaan ajaran agama dengan bebas. Orang bebas menyatakan
keanekaragaman pandangan, selama mereka tidak memancing kebencian agama.
Pemerintah Australia juga berbulat hati mendorong saling menghormati, pemahaman dan
toleransi antar berbagai agama dan budaya di Australia dan di seluruh kawasan. Australia
telah memupuk kerja sama antar-agama di kawasan melalui keterlibatannya di Dialog Antar-
Agama Kawasan— suatu proses yang Australia sponsori bersama dengan Indonesia, Selandia
Baru dan Filipina. Dialog ini menghimpun para pemimpin dari banyak agama di kawasan
untuk berbagi pengalaman dan mengidentifikasi cara untuk memajukan perdamaian dan
pengertian. Dialog pertama diadakan di Indonesia pada 2004, dan dua dialog lagi juga telah
diselenggarakan (di Filipina pada 2006 dan Selandia Baru pada 2007). Kampuchea akan
menyelenggarakan Dialog Antar-Agama Kawasan keempat pada 2008.
Agama atau aliran kepercayaan paling awal Australia bermula dengan Penduduk Asli
Australia, yang telah mendiami Australia selama lebih dari 40.000 tahun.
Terjadi kontak awal dengan Islam ketika nelayan dan pedagang Muslim dari kepulauan
sebelah timur Indonesia berkelana ke daratan utama Australia pada abad ke-16 untuk mencari
ikan dan berdagang dengan Penduduk Asli setempat.
Dampak imigrasi dari Eropa setelah Perang Dunia II menyebabkan kenaikan perwakilan
gereja-gereja Ortodoks, pertumbuhan jumlah umat Katolik (sebagian besar dari migran Itali)
dan pembentukan paroki etnik di antara banyak denominasi lain.
Dalam hampir 60 tahun migrasi pasca perang yang terencana, Australia telah menyambut
lebih dari 6,5 juta migran, termasuk 660,000 pengungsi.
Pada 1960an, 45 persen semua pendatang baru lahir di Kerajaan Inggris atau Irlandia. Pada
1990an turun menjadi 13 persen, dengan jumlah pemukim baru meningkat dari negara-negara
di kawasan Asia-Pasifik, Afrika dan Timur Tengah. Hasilnya adalah agama-agama non-
Kristen kini berkembang lebih cepat dibandingkan dengan agama Kristen— selama 10 tahun
terakhir, jumlah penganut agama non-Kristen berkembang hampir dua kali lipat.
Pada Sensus 2006, 12,7 juta menyatakan diri Kristen, dibandingkan dengan sekitar 12,6 juta
pada Sensus 1996. Namun, dalam proporsi jumlah penduduk keseluruhan, jumlah umat
Kristen turun 71 persen menjadi 64 persen. Dalam periode yang sama, penduduk yang
beragama non-Kristen naik dari sekitar 600.000 menjadi 1,1 juta dan secara kolektif
berjumlah 5,6 persen dari jumlah penduduk keseluruhan pada 2006, dibandingkan dengan 3,5
persen pada 1996.
Aliran Kristen terbesar tetap Katolik (25,8 persen dari jumlah penduduk) diikuti oleh
Anglikan (18,7 persen) dan Gereja Pemersatu (5,7 persen). Agama non-Kristen terbesar
adalah Budha (2,1 persen), Islam (1,7 persen) dan Hindu (0,7 persent).
Jumlah penduduk Australia yang dalam Sensus menyatakan diri tidak memiliki agama naik
dari 2,9 juta pada 1996 menjadi 3,7 juta pada 2006—hampir 19 persen dari jumlah penduduk
keseluruhan.
Nilai-nilai bersama
Kekhasan Australia masa kini tidak hanya kemajemukan budaya penduduknya, namun hingga tahap
dimana mereka dipersatukan oleh komitmen yang mendasar dan menyatu terhadap Australia.
Warga Australia sangat rendah hati dan selalu menghindari kesan bahwa mereka lebih baik
dari pada orang lain.
Mereka menghargai keaslian, ketulusan, dan dan menghindari perselisihan.
Australia memiliki orang-orang yang sederhana, rendah hati, tidak mencela orang lain dan
mempunyai rasa humor.
Mereka tidak melihat status akademik atau prestasi seseorang dalam mempercayai
seseorang
Mereka sering mengecilkan kesuksesan mereka sendiri, yang mungkin membuat mereka
tidak tampil menjadi berorientasi pada prestasi.
Nilai Pertemanan
Taat hukum
Perilaku masyarakat di Australia diatur oleh gabungan hukum resmi dan kebiasaan sosial tidak
resmi. Seluruh penduduk di Australia harus mematuhi hukum atau berhadapan dengan
kemungkinan hukuman pidana atau aksi perdata. Penduduk secara umum juga diharapkan untuk
mematuhi adat, kebiasaan dan praktik sosial Australia walaupun tidak mengikat secara hukum.
Merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol tidak melanggar hukum, namun terdapat banyak
pembatasan dalam penggunaan umum. Adalah melanggar hukum bagi siapapun yang menjual atau
memasok produk alkohol atau tembakau kepada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun.
Ada pula hukum yang melarang perlakuan buruk atau menelantarkan binatang, membawa senjata
seperti pisau atau senjata api, membuang sampah sembarangan, mengotori atau membuang limbah
tanpa izin atau membuat bising yang berlebihan. Di Australia tidak ada hukuman mati.
Keluarga
di Australia kata "brotherhood" sangatlah dijunjung tinggi dimana mereka selalu mau
membuat ikatan dengan orang lain, namun mereka tahu membedakan yang mana keluarga,
teman sekolah, serta tetangga.
Di Australia, tidak ada istilah pembantu. Kalau mau membersihkan rumah ataupun
mengepel lantai, ada yang mau datang, 3 Jam kemudian selesai, dibayar 60 dollar dan ia
pulang. Jadi tidak ada orang yang digaji, kemudian diwajibkan harus tinggal di rumah kita. Di
samping itu, orang Australia tidak ingin anak mereka diasuh orang lain. Mereka ingin hidup
privasi tanpa ada orang lain yang masuk ke dalam kehidupan keluarga mereka.
Bisa dimengerti, bila suami-istri bekerja dari pagi hingga sore dan anak-anak ke sekolah dari
pagi, juga pulang baru sore. Nah, jelas tidak ada waktu untuk mempersiapkan makan
malam. Sedangkan di Autralia tidak ada pembantu. Jadi satu-satunya jalan adalah pesan
Pizza untuk makan malam atau keluar bersama keluarga, sambil refreshing dan makan
malam. Setidaknya minum secangkir kopi atau segelas bir ataupun wine bila musim dingin.
Tempat yang paling disenangi adalah restaurant di tepi pantai.
Bentuk keluarga di Australia sekarang ini lebih seragam dibandingkan lima puluh tahun lalu
Inilah yang dilakukan para orang tua sekarang. Dan tidak itu saja, mereka juga dikhawatirkan
dengan hubungan dengan pasangan, masalah keuangan, apakah harus menitipkan anak,
dan jam kerja yang tidak membantu.
Dalam waktu bersamaan, mereka juga kadang mendapat berbagai nasehat yang beragam,
dan tidak saling mendukung bagaimana menjadi orang tua yang baik dalam membesarkan
anak mereka.
1. Perkara Menyusui
Sebagian besar wanita Australia paling tidak pernah mencoba sekali menyusui bayi mereka,
walaupun tidak semua bisa melakukannya, dan yang lain memilih sama sekali tidak
melakukannya. Ibu yang tidak menyusui biasanya memilih susu formula yang diperkirakan
memiliki khasiat yang sama seperti susu ibu.
Namun, debat mengenai "susu ibu atau susu formula" berlangsung sengit. Mereka yang
menentang susu formula mengatakan susu itu berisi banyak zat kimia yang tidak sehat,
sementara yang lain mengatakan itu keputusan personal.
Banyak ibu yang melakukan kedua hal tersebut sekaligus: susu ibu dan formula.
Madelaine Morris mengatakan dia baru menyadari di hari keenam bayinya kehilangan 13
persen berat tubuhnya, dia mendapat saran untuk juga menggunakan susu formula.
"Karena sepertinya ada larangan untuk menggunakan susu formula, jadi saya tidak
menggunakannya." kata Morris. "Setelah bayi saya terlihat kelaparan terus, tiap malam
bangun di tengah malam, saya baru merasa ada yang salah, dan akhirnya dijinkkan
menggunakan susu formula."
Konselor masalah ibu menyusui Simone Casey mengatakan ada banyak wanita yang
mengkombinasikan keduanya, dan mereka juga perlu dorongan semangat sama seperti
mereka yang hanya memberikan susu ibu saja.
Mereka yang baru memiliki momongan banyak yang kadang menggantungkan diri pada
nasehat dari keluarga dan teman bagaimana membesarkan anak-anak mereka. Di jaman
internet sekarang ini, komunitas online juga menjadi salah satu sumbernya.
Namun kadang komentar yang maksudnya baik pun bisa mendapat balasan argumen yang
akhirnya membuat suasana panas, dengan berbagai nada menggurui. Budaya saling
menyalahkan dan mencemooh cara orang lain ini dikenal dengan sebutan "mummy mafia".
Salah seeorang pengguna Facebook Teresa Bourke mengatakan kelompok berisi ibu-ibu
kadang memang bisa menghadirkan berbagai komentar menyakitkan.
"Gosip misalnya di halaman sekolah atau di tempat bermain saja kadang buruk. Namun di
online bisa 100 kali lipat lebih mengerikan." kata Bourke.
Menurut sensus Australia tahun 2011, ada sekitar 1,5 juta keluarga yang memiliki dua orang
tua dan anak-anak, dan 62 persen dari keluarga ini, kedua orang tua bekerja.
Lebih dari 50 persen keluarga yang kedua orang bekerja ini mengatakan sulitnya
menyeimbangkan tanggung jawab kerja dengan tanggung jawab membangun rumah
tangga, dan hampir 50 persen mengatakan tempat mereka bekerja tidak mendukung dalam
usaha mencapai keseimbangan antara rumah dan kerja.
Semakin banyak orang tua yang bekerja menempatkan anak-anak mereka di tempat asuh
(child care), dan di tahun 2013, terdapat lebih dari satu juta anak-anak di chidcare di
Australia.
A growning number of working parents are choosing to place their children in childcare and
in 2013 there were more than one million children
4. Putusnya Hubungan
Menurut statistik ada sekitar 1 juta keluarga di Australia memiliki orang tua tunggal, itu
berarti sekitar 15 persen.
Mayoritas orang tua tunggal di Australia adalah wanita, namun di tahun 2012, orang tua
tunggal pria adalah 17,6 persen dan jumlahnya terus meningkat, menurut penelitian
Monash University.
Orang tua tunggal pria, khususnya harus membesarkan anak-anak yang masih kecil, banyak
menghadapi persoalan. Mereka kurang mendapat bantuan, dan secara fisik, mental dan
emosional lebih rentan dibandingkan pria lainnya.
DadsLink adalah sebuah organisasi yang memberikan dukungan kepada ayah tunggal dan
keluarga mereka.
Menurut koordinator kelompok tersebut, Akiva Quinn, sebenarnya bantuan terrsedia bila
mereka memang mencari, dan perilaku masyarakat juga berubah.
"Secara pribadi, saya melihat masyarakat semakin memberi dukungan bagi para ayah untuk
semakin terlibat membesarkan anak-anak mereka." kata Quinn.
"Dalam beberapa kasus tentu saja masih banyak persepsi bahwa ibu adalah satu-satunya
orang tua yang bisa mengurus anak mereka, sementaar peran ayah bisa digantikan siapa
saja."
5. Diskriminasi
Di Australia, pasangan sesama jenis bisa mengadopsi anak di negara bagian New South
Wales, Tasmania, Western Australia dan Australian Capital Territory dan menurut Biro
Statistik Australia, 12 persen pasangan sesama jenis memiliki anak.
Membesarkan anak di keluarga pasangan sesama jenis ini juga menghadapi berbagai
tekanan, termasuk diskrminasi.
Steven Aney dan Brendan Wayner adalah orang tua angkat Jayden dan Shannon Faure
selama sepuluh tahun sebelum mereka ditetapkan sebagai pengasuh permanen mereka
lima tahun lalu. Namun, karena tinggal di negara bagian Victoria, mereke tidak bisa
mengadopsi anak.
Brendan mengatakan pada awalnya anak-anak tersebut tidak berani menceritakan kalau
orang tua angkat adalah gay, namun akhirnya mereka "tidak harus mengatakan apapun,
kalau itu sudah bisa diterima."
Bagi kedua putranya tersebut, yang paling penting adalah kebahagiaan dalam keluarga.
"Perhatian dan kasih yang mereka tunjukkan luar biasa. Ini sangat jauh berbeda dengan apa
yang kami alami sebelumnya." kata Jayden yang sekarang sudah berusia 22 tahun. "Memiliki
dua orang ayah, menurut saya tidak berbeda dengan memiliki seorang ibu dan ayah."
Australia menawarkan beragam pilihan studi dengan lebih dari 1.200 pilihan lembaga
pendidikan dan lebih dari 22.000 pilihan jurusan bagi siswa internasional. Anda dapat belajar
pada berbagai level pendidikan dan kualifikasi mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga
pendidikan kejuruan dan pelatihan (VET), dari kursus bahasa Inggris hingga pendidikan
tinggi (termasuk universitas). Anda dapat menempuh jenjang Gelar Sarjana atau mengambil
kursus singkat bekerja atau berlibur di sini.Kuliah di Aussie memang sangat
menjanjikan .Terlebih, tidak dipungkiri lulusan disana mayoritas menempati berbagai macam
posisi kerja yang bagus.
Sistem Pendidikan:
Sekolah berlangsung selama 13 tahun, mulai dari tingkat persiapan hingga sekolah
menengah atas dan diwajibkan hingga setidaknya berusia 16 tahun.Jenis sekolah yang
tersedia di Australia meliputi sekolah pemerintah, sekolah swasta (termasuk sekolah berbasis
agama seperti sekolah Katolik atau Islam) dan sekolah berdasarkan filosofi pendidikan
seperti Montessori dan Steiner.Semua sekolah harus terdaftar pada departemen pendidikan
negara bagian atau teritori, dan mengacu pada persyaratan pemerintah dalam hal infrastruktur
dan pendaftaran guru.
Sekolah di Australia termasuk dalam daftar sekolah-sekolah terbaik di dunia. Inilah beberapa
factor yang membuat pendidikan Australia begitu berharga:
Beragam metode pengajaran digunakan termasuk pembelajaran yang diarahkan guru, riset
siswa, proyek dan presentasi kelompok, presentasi visual, pembelajaran online dan kelas
interaktif.Juga terdapat berbagai metode penilaian yang digunakan untuk menilai hasil siswa.
Ini antara lain proyek riset perorangan, tugas kelompok, presentasi lisan dan visual,
penggunaan teknologi termasuk presentasi podcast atau vodcast serta ujian dan tugas kelas
yang lebih tradisional. Program ujian nasional dan negara bagian memastikan standar selalu
dipenuhi dan dipertahankan.
Mayoritas penduduk Australia beragama Kristen namun orang bebas memeluk agama yang
mereka pilih.
Lebih dari 11 juta warga Australia berusia 15 tahun atau lebih ambil bagian dalam olahraga
atau kegiatan fisik lainnya.
Australia adalah salah satu negara yang memiliki masakan paling majemuk di dunia namun
tidak memiliki masakan nasional.