Anda di halaman 1dari 4

DERMATITIS PADA NELAYAN

Hubungan Kebersihan Perorangan,


Alergi, Sanitasi Air Bersih Dengan
Judul Jurnal Kejadian Dermatitis Pada Nelayan
Di Desa Pamandati Kecamatan
Lainea Kabupaten Konawe Selata
Niken Kuswary1, Wa Ode Nova
Nama Penulis
Noviyanti2
Tahun 2018
Vol dan Nomor Vol 1 Nomor 2 2018

1. Karakteristik Responden

Karakterisitik N (71) %
Umur
31-33 7 6,9
34-36 17 16,7
37-39 17 16,7
40-42 14 13,7
43-45 12 11,7
46-48 12 11,7
50-52 14 13,7
53-55 10 9,8
Jenis Kelamin
Laki-Laki 101 99
Perempuan 1 1
Pendidikan
Tidak Sekolah 10 9,8
SD 47 46,1
SMP 31 30,4
SMA 14 13,7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 102 responden, terdapat 54 responden


yang memiliki kebersihan perorangan baik, diantaranya terdapat 38 responden (70,4%)
yang tidak menderita dermatitis dan terdapat 16 responden (29,6%) yang menderita
dermatitis. Kemudian terdapat 48 responden yang kurang memiliki kebersihan
perorangan, diantaranya terdapat 11 responden (22,9%) yang tidak menderita dermatitis
dan terdapat 37 responden (77,1%) yang menderita dermatitis.Hasil uji statistik
diperoleh nilai chi square X2 hitung = 21, 063 > nilai X2 tabel = 3,841. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan kebersihan
perorangan dengan kejadian dermatitis pada nelayan di Desa Pamandati Kecamatan
Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Kemudian nilai Phi (φ) = 0,474. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
102 responden, terdapat 82 responden yang tidak mengalami alergi, diantaranya
terdapat 46 responden (56,1%) yang tidak menderita dermatitis dan terdapat 36
responden (35,3%) yang menderita dermatitis. Kemudian terdapat 20 responden yang
mengalami alergi, diantaranya terdapat 3 responden (15%) yang tidak menderita
dermatitis dan terdapat 15 responden (85%) yang menderita dermatitis.Data dari
Puskesmas Pamandati menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah penderita
dermatitis sebanyak 422 orang (9,67%), tahun 2016 sebanyak 533 orang (10,92%), dan
meningkat pada tahun 2017 sebesar 555 orang (11,40%). Jumlah kunjungan ke
Puskesmas Pamandati pada bulan JanuariMaret 2018 sebanyak 1,023 orang, 94 orang
diantaranya nelayan yang tinggal di desa Pamandati dan diagnosa menderita dermatitis.
Hal ini menunjukkan bahwa kasus dermatitis masih belum sesuai dengan target
Puskesmas yaitu 5%.

Dari data yang diambil hasil penelitiaanya menunjukkan bahwa dari 102
responden, terbanyak adalah umur 34-36 tahun dan 37-39 tahun yaitu sebanyak 17
responden (16,7%) dan yang terkecil adalah umur 31-33 tahun yaitu sebanyak 7
responden (6,9%).Untuk jenis kelamin responden terbanyak adalah jenis kelamin laki-
laki yaitu sebanyak 101 responden (99%) dan yang terkecil adalah jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 1 responden (1%). Sedangkan untuk pendidikan, responden
terbanyak adalah pendidikan SD yaitu sebanyak 47 responden (46,1%) dan yang
terkecil adalah pendidikan tidak sekolah yaitu sebanyak 10 responden (9,8%).

Dari hasil penelitian tersebut ada 36 responden yang mengalami penyait


dermatitis yang diakibatkan karena kebersihan tiap-tiap nelayan.

Hasil univariat menunjukkan bahwa dari 102 responden, terdapat 54 responden


(52,9%) yang memiliki kebersihan perorangan baik dan terdapat 48 responden (47,1%)
yang kurang memiliki kebersihan perorangan. Responden yang kurang memiliki
kebersihan perorangan disebabkan oleh kebiasaan buruk responden dalam kehidupan
sehari-harinya seperti kebiasaan responden yang mandi kurang dari 2 kali dalam sehari,
mandi menggunakan air yang tidak bersih, tidak memisahkan pakaian khusus untuk
kerja dan di rumah, jarang mencuci tangan sehabis kerja, sering berinteraksi denga
pekerjaan yang membuat tangan dan kuku kotor, penggunaan handuk secara bersamaan
dengan anggota keluarga, tidak menjemur handuk setelah mandi, handuk yang dipakai
jarang dibersihkan atau lebih dari 2 minggu sekali.

Hasil bivariat menunjukkan bahwa masih terdapat 16 responden (29,6%) yang


memiliki kebersihan perorangan baik namun menderita dermatitis. Hal ini dikarenakan
responden memiliki teman yang menderita penyakit dermatitis sehingga responden
sering melakukan kontak fisik dengan penderita

Selanjutnya juga terdapat 11 responden (22,9%) yang kurang memiliki


kebersihan perorangan namun tidak menderita dermatitis. Hal ini dikarenakan
responden tidak pernah bertukar pakaian dan menjaga jarak dengan penderita dermatitis
lainnya, serta melakukan pencegahan secara dini seperti melakukan pemeriksaan di
Puskesmas khususnya Puskesmas Pamandati dengan rutin sehingga jika terdapat tanda
dan gejala penyakit dermatitis sehingga tenaga kesehatan dapat mengambil tindakan
secara cepat dan tepat untuk mencegah dan memberantas penyakit dermatitis tersebut
agar tidak terjangkit penyakit dermatitis, serta responden juga pernah memakai baju
temannya yang sedang menderita dermatitis. Hal inilah yang menyebabkan responden
menderita penyakit dermatitis walaupun ia memiliki kebersihan perorangan baik

Kebersihan perorangan yang kurang dan menurunnya daya tahan tubuh


menyebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit mudah masuk ke dalam tubuh.Pada
penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, infeksi dapat menyebar keseluruh
tubuh melalui aliran darah.Sedangkan pada penyakit kulit akibat infestasi parasit yang
hidup dirambut dan bertelur disana, siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa
dan dewasa.Kelainan kulit yang timbul akibat dari garukan gatal akibat exkret sarcoptes
kurang lebih sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis
dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika.Garukan dapat menimbulkan erosi,
ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Ganong, 2006 dalam jurnal Niken Kuswary,
Wa Ode Nova Noviyanti).

Anda mungkin juga menyukai