Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Riset Sains dan Teknologi e-ISSN: 2549-9750

Volume 1 No. 2 September 2017 p-ISSN: 2579-9118

EKSPLORASI EKSTRAK ETANOL BEBERAPA TUMBUHAN


BERPOTENSI SEBAGAI ANTIKETOMBE

EXPLORATION OF SOME POTENTIAL ETHANOLIC PLANT EXTRACT AS


ANTIDANDRUFF AGENT
Ernanin Dyah Wijayanti1* dan Endang Susilowati1
1Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

Jl. Barito 5 Malang


*E-mail: nanin.wijayanti@gmail.com

ABSTRAK
Histori Artikel: Ketombe merupakan salah satu masalah rambut yang disebabkan oleh
fungi Malassezia furfur sehingga untuk pengendaliannya diperlukan agen
antifungi. Beberapa tumbuhan telah digunakan secara empiris untuk
Submitted:
terapi antiketombe antara lain: inggu (Ruta angustifolia), bambu tali
05/08/2017 (Gigantochloa apus), johar (Senna siamea), jintan hitam (Nigella sativa),
apukat (Persea americana), dadap serep (Erythrina lithosprema), nagasari
(Palaquium rostratum), pisang (Musa paradisiaca), sidaguri (Sida
Revised: rhombifolia), tomat (Solanum lycopersicum), kethuk (Alocasia macrorrhiza)
dan komak (Dolichos lablab). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
12/08/2017
aktivitas antifungi ekstrak etanol tumbuhan uji dan menentukan nilai
Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimumnya (KBM).
Masing-masing simplisia tumbuhan uji diekstraksi dengan metode
Accepted: maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 5 hari. Pengujian
19/09/2017 aktivitas antifungi terhadap Malassezia furfur menggunakan metode difusi
sumuran, yang dilanjutkan dengan penentuan KHM dan KBM dengan
metode dilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak etanol
tumbuhan uji memiliki aktivitas antifungi yang bervariasi terhadap
Malassezia furfur. Aktivitas yang kuat ditunjukkan oleh ekstrak etanol kulit
buah pisang, daun bambu tali, daun komak, biji jintan hitam dan daun
inggu. Nilai KHM masing-masing ekstrak antara lain: kulit buah pisang,
daun bambu tali dan daun komak (10%), biji jintan hitam (20%), daun
inggu (30%), daun dadap serep dan daun johar (50%), daun tomat (60%),
daun apukat dan daun nagasari (70%). Ekstrak etanol daun sidaguri dan
daun kethuk tidak memiliki nilai KHM. Semua ekstrak etanol tumbuhan uji
tidak memiliki nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM).

Kata kunci: antifungi, ekstrak etanol, ketombe

ABSTRACT
Dandruff is one of hair problem caused by Malassezia furfur, which can be controlled by antifungal
agents. Empirically, some plants have been used as antidandruff treatment: rue (Ruta angustifolia),
bamboo tali (Gigantochloa apus), blackwood cassia (Senna siamea), black cummin (Nigella sativa),
avocado (Persea americana), Indian coral tree (Erythrina lithosprema), gutta percha (Palaquium
rostratum), banana (Musa paradisiaca), cuban jute (Sida rhombifolia), tomato (Solanum lycopersicum),
taro (Alocasia macrorrhiza) and lablab (Dolichos lablab). This research was aimed to observe
antifungal activity, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Fungicidal Concentration
(MFC) of these 12 potential plants against Malassezia furfur. Each of plant simplisia was extracted by
immersion in 70% ethanol for 5 days. Antifungal activity assay against Malassezia furfur were
conducted using agar well diffusion, followed by dilution method to determine MIC and MFC. The
results showed that all of plant ethanolic extract have various antifungal activity against Malassezia

75
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

furfur. Strong activity showed by banana peels extract, bamboo tali leaves extract, lablab leaves extract,
black cumin seeds extract and rue leaves extract. MIC values obtained were 10 % for banana peels
extract, bamboo tali and lablab leaves extract, 20% for black cumin seeds extract, 30% for rue leaves
extract, 50% for Indian coral and blackwood cassia leaves extract, 60% for tomato leaves extract, 70%
for avocado and gutta percha leaves extract. Whereas cuban jute and taro leaves extract did not show
MIC values. All of plant ethanolic extracts did not show MFC values.

Keywords: antifungal, dandruff, ethanolic extract

PENDAHULUAN antifungi sehingga mampu mengendalikan


Ketombe merupakan salah satu pertumbuhan ketombe, namun belum ada data
permasalahan rambut yang memperoleh penelitian yang membuktikan adanya aktivitas
banyak perhatian dalam bidang kosmetika. antifungi terhadap Malassezia furfur atau fungi
Ketombe menjadi masalah yang sangat umum penyebab ketombe. Oleh karena itu, penelitian
dikeluhkan oleh masyarakat. Leger (2005) ini dilakukan dengan tujuan untuk
dalam Turner et al. (2012) menyatakan bahwa membuktikan aktivitas antifungi ekstrak
setengah dari populasi dunia akan menderita etanol tumbuhan uji dan menentukan nilai
kondisi tersebut pada suatu waktu. Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar
Perkembangan ketombe disebabkan oleh Bunuh Minimumnya (KBM). Fungi indikator
3 faktor utama, antara lain kolonisasi yang digunakan adalah Malassezia furfur.
Malassezia, produksi sebum dan kondisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
individu. Gupta (2004) dalam Kumar (2013) data yang lengkap mengenai aktivitas antifungi,
menyatakan bahwa Malassezia furfur adalah sehingga dapat memberikan informasi
fungi (dikenal sebagai Pityrosporum) yang mengenai potensi tumbuhan tersebut sebagai
termasuk dalam genus Malassezia, yang antiketombe.
bertanggung jawab pada terjadinya beberapa
penyakit kulit termasuk ketombe pada rambut. METODE PENELITIAN
Untuk mengendalikan pertumbuhan Penelitian ini tergolong penelitian
Malassezia dibutuhkan agen antifungi. Bahan deskriptif dengan replikasi sebanyak 3 kali.
tersebut umumnya digunakan dalam produk Variabel penelitian meliputi aktivitas antifungi,
perawatan untuk ketombe, antara lain zinc nilai Kadar Hambat Minimum dan Kadar
pyrithione, asam salisilat, derivate imidazole Bunuh Minimum terhadap Malassezia furfur.
asam glikolat, steroid, sulfur dan derivate tar. Bahan utama penelitian meliputi Malassezia
Namun penggunaan bahan-bahan tersebut furfur, daun inggu, daun bambu tali, daun
terbatas karena masalah keamanan dan komak, daun johar, daun kethuk, daun apukat,
adanya keluhan konsumen serta sebagian daun tomat, daun sidaguri, daun nagasari,
besar tidak mencegah infeksi kembali. Selain daun dadap serep, kulit pisang, biji jintan
itu, kosmetik rambut yang sintetik hitam, ethanol 70% dan media Saboraud’s
menyebabkan berbagai efek samping misalnya Dextrose Agar. Alat yang digunakan antara lain
toksisitas terhadap mata, rambut menjadi glassware, bejana maserasi, pengayak No 25,
terlalu kering dan deposit garam pada helai evaporator, corong Buchner, autoklaf,
rambut (Agarwal et al., 2009; Halith et al., 2009 inkubator, spektrofotometer, jangka sorong,
dalam Naveen et al., 2012). cork borer.
Alternatif yang dapat digunakan untuk
terapi ketombe adalah menggunakan A. Ekstraksi Tumbuhan Uji
tumbuhan obat. Beberapa tumbuhan secara Sebanyak 100 gram simplisia ditambahkan
empiris telah digunakan untuk mengatasi dengan 1000 ml etanol 70%, kemudian
ketombe, antara lain inggu (Ruta angustifolia), dilakukan maserasi selama 5 x 24 jam sambil
bambu tali (Gigantochloa apus), johar (Senna sesekali diaduk. Setelah 5 x 24 jam disaring
siamea), jintan hitam (Nigella sativa), apukat kemudian filtrat dievaporasi untuk
(Persea americana), dadap serep (Erythrina mendapatkan ekstrak kental.
subumbrans), nagasari (Palaquium rostratum),
pisang (Musa paradisiaca), sidaguri (Sida B. Skrining Fitokimia
rhombifolia), tomat (Solanum lycopersicum), (1) Uji Alkaloid: Sampel dibasakan denagn
kethuk (Alocasia macrorrhiza) dan komak Ammonia 10 % ditambahkan CHCL3 lalu
(Dolichos lablab). Tumbuhan-tumbuhan digerus dan dikocok. Lapisan CHCL3 diambil
tersebut diduga mengandung senyawa lalu ditambahkan HCL 1N dan di kocok.

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 76
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

Diambil fasa airnya lalu dibagi 3 pada masing– konsentrasi tertentu (100% sampai 0%).
masing bagian ditambahkan: Pereaksi Biakan Malassezia furfur diinokulasikan pada
Dragendrof, Meyer, Bouchardat; (2) Uji media Sabouraud's dextrose broth, kemudian
Flavonoid: Sampel dipanaskan dengan ditambah dengan ekstrak tumbuhan uji
campuran logam magnesium dan asam klorida dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
2 %, kemudian disaring; (3) Uji Kuinon: Inkubasi dilakukan pada suhu 30˚C selama 24
Sampel dikocok dengan air panas lalu jam, selanjutnya diamati kekeruhan pada
dididihkan selama 5 menit, lalu disaring masing-masing tabung uji. Nilai Kadar Hambat
kedalam filtrat dan ditambahkan NaOH 1 %; (4) Minimum ditunjukkan oleh berkurangnya
Uji Tanin dan Polifenol: Sampel ditambahkan kekeruhan pada tabung uji. Tabung dengan
air panas dan dididihkan selama 5 menit, kekeruhan yang rendah atau tampak jernih,
setelah dingin disaring, fitratnya di bagi 2 diinokulasikan pada media Sabouraud's
masing–masing: ditambahkan FeCL3 1% dan dextrose agar dan diinkubasi pada 30˚C selama
Gelatin 10 %; (5) Uji Saponin: Sampel 3 hari, selanjutnya diamati ada tidaknya koloni
ditambah air panas dan dididihkan selama 5 Malassezia furfur yang tumbuh. Tidak adanya
menit, setelah dingin disaring. Fitratnya koloni pada media menunjukkan nilai kadar
diambil sebanyak 10 ml lalu dikocok selama 10 bunuh minimum.
detik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Uji Aktivitas Antifungi Eksplorasi ekstrak etanol dari beberapa
Biakan Malassezia furfur disuspensikan tumbuhan yang berpotensi sebagai
menggunakan Saboraud’s dextrose broth antiketombe dilakukan sebagai salah satu
kemudian diukur %T hingga diperoleh nilai 25. upaya pembuktian resep empiris yang
Suspensi fungi diinokulasikan pada cawan digunakan oleh masyarakat tertentu. Diketahui
petri sebanyak 1 ml, kemudian dituang media terdapat 12 tumbuhan yang telah digunakan
Saboraud’s dextrose agar dan dibiarkan hingga sebagai terapi antiketombe secara empiris
memadat. Media selanjutnya dilubangi antara lain inggu, bambu tali, johar, jintan
menggunakan cork borer berukuran 9 mm hitam, apukat, dadap serep, nagasari, pisang,
kemudian dimasukkan ekstrak ke dalam sidaguri, tomat, kethuk dan komak. Secara
sumuran tersebut. Inkubasi dilakukan selama umum, penggunaan tumbuhan tersebut adalah
24-48 jam pada suhu 37˚C, kemudian diamati dengan menumbuk bagian tumbuhan
dan diukur zona hambat yang terbentuk. kemudian dioleskan pada kulit kepala dan
dibiarkan beberapa saat.
D. Penentuan Kadar Hambat Minimum dan Masing-masing bahan tanaman diuji
Kadar Hambat Maksimum skrining fitokimia sebelum diuji aktivitasnya.
Ekstrak etanol tumbuhan uji yang Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1
memiliki aktivitas antifungi diencerkan hingga
.

Tabel 1. Hasil Uji Skrining Fitokimia


No Sampel Alkaloid Flavonoid Kuinon Saponin Tanin
1 Daun apukat + + + - +
2 Daun bambu tali - + - + -
3 Daun dadap serep + + - + +
4 Daun inggu + + + + +
5 Biji jintan hitam + - + + +
6 Daun johar + + + + +
7 Daun komak - + + + +
8 Daun nagasari + + + + +
9 Kulit buah pisang + + + - +
10 Daun sidaguri - + + - +
11 Daun kethuk - + + - -
12 Daun tomat + - + + -

Berdasarkan hasil skrining fitokimia dapat dengan informasi yang diperoleh dari
diketahui bahwa sebagian besar simplisia penelitian sebelumnya. Daun apukat
mengandung flavonoid, alkaloid, kuinon, mengandung saponin, tanin, flavonoid,
saponin dan tanin, dimana hal tersebut sesuai terpenoid (Ogundare and Oladejo, 2014), daun

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 77
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

bambu tali mengandung derivat fenol, et al., 2011), seskuiterpen dan alkohol (Huang
hidrokarbon siklik dan aromatik, asam lemak et al., 2012; Inoue, 2002 dalam Kobayashi et al.,
dan ester, keton rantai panjang, alkohol rantai 2012).
panjang, senyawa mengandung nitrogen Semua tumbuhan uji yang digunakan pada
(Mulyono et al., 2013), daun dadap serep penelitian ini mengandung senyawa yang
mengandung saponin, flavonoid, polifenol, berkhasiat sebagai antifungi, minimal satu
alkaloid, daun inggu mengandung asam amino, jenis senyawa. Berdasarkan hal tersebut, maka
saponin, alkaloid, flavonoid, kumarin, tanin, semua tumbuhan uji memiliki potensi untuk
minyak atsiri, glikosida, sterol, triterpen digunakan sebagai kandidat antiketombe. Arif
(Hnatyszyn et al., 1974; Chen et al., 2001 dalam et al., (2009) menyatakan bahwa golongan
Haddouchi et al., 2013), biji jintan hitam utama senyawa tumbuhan yang memiliki sifat
mengandung minyak atsiri, kalsium, protein, antifungi antara lain fenol, flavonoid, kumarin,
karbohidrat, serat, saponin (Raval et al., 2010), kuinon, saponin, xanthon, alkaloid, lektin dan
daun johar mengandung saponin, tanin, resin, polipeptida serta terpenoid dan minyak atsiri.
steroid (Bukar et al., 2009), daun kethuk Hasil pengujian aktivitas antifungi
mengandung flavonoid, kolesterol, asam amino, menunjukkan bahwa semua ekstrak etanol
glikosida, alkaloid (Mubeen et al., 2012), daun tumbuhan uji memiliki aktivitas antifungi
komak mengandung sterol, asam lemak, terhadap Malassezia furfur. Diameter zona
palmitat, palmitoleat, linoleat dan linolenat, bening yang dihasilkan bervariasi, beberapa
alkaloid, trigonelin (Nasrin et al., 2012), kulit menunjukkan diameter zona bening yang
buah pisang mengandung tanin, flobatanin, besar dan beberapa menunjukkan diameter
flavonoid, glikosida, terpenoid, alkaloid zona bening yang kecil. Diameter zona bening
(Ighodaro, 2012), daun sidaguri mengandung terbesar ditunjukkan oleh ekstrak etanol kulit
alkaloid, n-alkan, alkohol rantai panjang, sterol buah pisang dengan nilai rata-rata 65,6 mm,
(Prakash et al., 1981; Goyal and Rani, 1989 sedangkan zona bening terkecil ditunjukkan
dalam Logeswari et al., 2013), daun tomat oleh ekstrak etanol daun kethuk dengan nilai
mengandung alkaloid, steroid, flavonoid (Amid rata-rata 2,3 mm.

Tabel 2. Hasil Pengujian Aktivitas Antifungi


No. Ekstrak Etanol Rerata Diameter KHM (%) KBM (%)
Zona Bening (mm)
1 Daun apukat 9,5 70 -
2 Daun bambu tali 64,3 10 -
3 Daun dadap serep 18 50 -
4 Daun inggu 21 30 -
5 Biji jintan hitam 60 20 -
6 Daun johar 18 50 -
7 Daun komak 65 10 -
8 Daun nagasari 7,5 70 -
9 Kulit buah pisang 65,6 10 -
10 Daun sidaguri 3,3 - -
11 Daun kethuk 2,3 - -
12 Daun tomat 11,2 60 -

Berdasarkan data tersebut, aktivitas memiliki aktivitas antifungi yang sedang


antifungi dari ekstrak etanol tumbuhan uji antara lain daun dadap serep dan daun johar.
dapat dikategorikan menjadi kuat, sedang dan Ekstrak etanol lainnya yaitu daun apukat, daun
lemah. Upadhyay (2014) menyatakan bahwa, nagasari, daun sidaguri, daun kethuk dan daun
antimikroba tergolong lemah apabila diameter tomat tergolong memiliki aktivitas antifungi
zona hambat kurang dari 7 mm, tergolong yang lemah.
sedang apabila lebih dari 12 mm dan tergolong Hasil penentuan KHM dan KBM juga dapat
kuat apabila lebih dari 18 mm. Berdasarkan dilihat pada Tabel 2. Nilai KHM menunjukkan
katergori tersebut, maka ekstrak etanol konsentrasi ekstrak etanol terendah yang
tumbuhan uji yang tergolong memiliki mampu menghambat pertumbuhan Malassezia
aktivitas antifungi yang kuat antara lain daun furfur, sedangkan nilai KBM menunjukkan
bambu tali, daun inggu, biji jintan hitam, daun kadar terendah yang mampu membunuh fungi
komak dan kulit buah pisang. Sedangkan uji.
ekstrak etanol tumbuhan uji yang tergolong

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 78
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

KHM/MIC didefinisikan sebagai mengandung minyak atsiri sehingga


konsentrasi minimal suatu bahan yang menimbulkan bau yang khas pada tumbuhan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. tersebut.
KHM memungkinkan kuantifikasi sensitivitas Senyawa-senyawa antifungi yang
strain fungi tertentu terdapap agen antifungi. terkandung dalam tumbuhan uji memiliki
KHM pada umumnya ditentukan baik mekanisme antifungi yang bermacam-macam.
menggunakan metode makrodilusi maupun Senyawa golongan fenolik seperti flavonoid,
mikrodilusi. Metode mikrodilusi paling banyak tanin dan polifenol, memiliki mekanisme aksi
digunakan melalui teknik pengenceran 2 kali antifungi melalui gangguan pada membran sel,
yang standar. Penentuan KBM/MFC juga disfungsi mitokondria, penghambatan
diperlukan untuk mengetahui aktivitas pembentukan dinding sel dan penghambatan
fungisidal. KBM dapat ditentukan melalui pembelahan sel. Flavonoid mampu
peningkatan konsentrasi KHM (Murray et al., mengganggu homeostasis mitokondria tanpa
1999 dan Balows et al., 1991 dalam Vila et al., menyebabkan peningkatan level ROS
2013). intraseluler dan tidak melibatkan apoptosis.
Hasil penelitian yang diperoleh Flavonoid juga menunjukkan kemampuan
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun mengganggu integritas membran sel fungi
bambu tali, ekstrak etanol daun komak serta namun model aksinya belum jelas. Sedangkan
ekstrak etanol kulit buah pisang memiliki nilai mekanisme antifungi polifenol terjadi melalui
KHM paling rendah, dimana pada konsentrasi penahanan proses sklus sel pada fase S. Hal ini
10% telah mampu menghambat pertumbuhan menunjukkan bahwa polifenol mampu
fungi uji. Apabila dikorelasikan dengan hasil menghambat pembelahan sel sehingga
pengujian aktivitas antifungi, ketiga ekstrak mempengaruhi pertumbuhan sel fungi.
tersebut juga menunjukkan diameter zona Polifenol pada tumbuhan lain menunjukkan
bening yang paling besar. Selain ketiga ekstrak mekasnisme disfungsi mitokondria sehingga
tersebut, ekstrak etanol biji jintan hitam dan menyebabkan akumulasi ROS, serta
daun inggu juga memiliki nilai KHM yang penghambatan sintesis kitin pada dinding sel
cukup rendah yaitu 20% dan 30%. Sedangkan (Davidson and Taylor, 2007; Kang et. al., 2010;
ekstrak etanol lainnya menunjukkan nilai KHM Pinto et al., 2009; Smith et al., 2008; Wu et al.,
yang cukup besar, antara lain ekstrak etanol 2009; Wu et al., 2008 dalam Freiesleben and
daun dadap serep dan daun johar sebesar 50%, Jager, 2014).
ekstrak etanol daun tomat sebesar 60%, Senyawa saponin beraksi sebagai antifungi
ekstrak etanol daun apukat dan daun nagasari melalui mekasisme penggangguan membran
sebesar 70%. Ekstrak etanol daun sidaguri dan sel. Saponin beraksi langsung pada
daun kethuk tidak memiliki nilai KHM dimana biomembran dan beraksi seperti deterjen.
tingkat kekeruhan pada tabung uji tidak Saponin bergabung dengan bagian lipofilik
berkurang pada konsentrasi ekstrak tertinggi. pada membran bilayer setelah membentuk
Hasil penentuan KBM menunjukkan kompleks dengan kolesterol dan bagian
bahwa semua ekstrak etanol tumbuhan uji hidrofilik di luar sel. Karena pembentukan
tidak memiliki nilai KBM. Hal ini ditunjukkan kompleks dengan kolesterol, maka saponin
oleh masih adanya pertumbuhan fungi uji pada tidak spesifik untuk fungi, namun dapat
konsentrasi 100%. Berdasarkan hal tersebut, mempengaruhi sel mamalia (Morrissey and
maka ekstrak etanol tumbuhan uji yang Osbourn, 1999; Agostini-Costa et al., 2012;
digunakan tergolong bersifat fungistatik. Hostettmann and Marston, 1995; Cho et al.,
Pada dasarnya semua tumbuhan uji yang 2013; Keukens et al., 1992; Keukens et al.,
digunakan mengandung senyawa bioaktif yang 1995; Ashour and Wink, 2011 dalam
berpotensi sebagai antifungi dan dapat Freiesleben and Jager, 2014).
digunakan sebagai kandidat antiketombe. Senyawa alkaloid beraksi sebagai antifungi
Apabila dikorelasikan dengan hasil uji melalui mekasisme penggangguan membran
fitokimia, diketahui bahwa tumbuhan uji yang sel. Mekanisme tersebut terjadi melalui
digunakan mengandung senyawa-senyawa penghambatan biosintesis ergosterol atau
antifungi seperti alkaloid, flavonoid, tanin dan pembentukan kompleks dengan ergosterol
polifenol, saponin serta kuinon. Selain (Arneson and Durbin, 1968; Bagiu et al., 2012
senyawa-senyawa tersebut, beberapa dalam Freiesleben and Jager, 2014).
tumbuhan uji diketahui mengandung minyak Senyawa kuinon memiliki mekanisme aksi
atsiri yang juga memiliki peranan dalam antifungi melalui penghambatan pembentukan
aktivitas antifungi. Biji jintan hitam, daun dinding sel, disfungsi mitokondria,
inggu, daun apukat dan daun tomat diketahui penghambatan sintesis RNA-DNA-protein serta

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 79
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

penghambatan efflux pump. Naftokuinon sebesar 60%, ekstrak etanol daun apukat dan
beraksi melalui gangguan terhadap dinding sel daun nagasari sebesar 70%. Ekstrak etanol
fungi, transkripsi mRNA dan sintesis protein. daun sidaguri dan daun kethuk tidak memiliki
Sedangkan antrakuinon beraksi melalui nilai KHM. Semua ekstrak etanol tumbuhan uji
depolarisasi membran potensial mitokondria tidak memiliki nilai Kadar Bunuh Minimum
dan penghambatan efflux pump. Senyawa yang (KBM). Perlu dilakukan pengembangan
mampu menghambat efflux pump memiliki metode ekstraksi menggunakan variasi pelarut
potensi untuk digunakan dalam kombinasi yang sesuai sehingga mampu menyari senyawa
dengan obat antifungi yang lain untuk antifungi dalam tumbuhan uji secara maksimal.
mencegah resistensi obat (Kang et al., 2010;
Van Der Weerden et al., 2010 dalam DAFTAR PUSTAKA
Freiesleben and Jager, 2014). Amid, A., S. Semail, P. Jamal. (2011). Tomato
Minyak atsiri menujukkan aktivitas Leaves Methanol Extract Possesses
antifungi melalui perusakan membran sel. Antiinflamatory Activity via Inhibition of
Minyak atsiri termasuk golongan lipofilik Lipopolysacharide (LPS)-Induced
sehingga mampu masuk melalui dinding sel Prostaglandin (PGE2). African Journal of
dan membran sitoplasma fungi kemudian Biotechnology Vol. 10 (81): 18674-18678
mengganggu struktur komposisi membran. Arif, T., J. D. Bhosale, N. Kumar, T. K. Mandal, R.
Oleh karena itu minyak atsiri menyebabkan S. Bendre, G. S. Lavekar, R. Dabur. (2009).
membran fungi semakin permeabel. Studi lain Natural Products–Antifungal Agents
melaporkan bahwa kemampuan minyak atsiri Derived from Plants. Journal of Asian
dalam merusak membran sel secara langsung Natural Products Research Vol. 11 No. 7:
disebabkan oleh adanya komponen terpenoid 621-638
yang bersifat lipofilik (Bakkali et al., 2008; Jung Bukar, A., Mukhtar, M.D. and Hassan, A.S.
et al., 2007 dalam Freiesleben and Jager, 2014). (2009). Phytochemical Screening and
Meskipun semua tumbuhan uji Antibacterial Activity of Leaf Extracts of
mengandung senyawa antifungi, namun hasil Senna siamea (Lam) on Pseudomonas
yang diperoleh bervariasi mulai dari aktivitas aeruginosa. Bayero Journal of Pure and
antifungi yang kuat, sedang maupun lemah. Applied Sciences, 2(1):139 - 142
Mekanisme antifungi yang berbeda dapat Chhavi, S., D. Sushma, A. Mohammad. (2011).
memberikan pengaruh pada besar kecilnya Potential of Herbal As Antidandruff Agents.
aktivitas antifungi. Selain itu tidak semua International Journal Research of Pharmacy.
senyawa mampu tersari secara maksimal Vol 2 (3): 16-18
dengan metode maserasi menggunakan etanol Dhuhita, A. (2008). Aktivitas Minyak Atsiri
70%. Ekstrak etanol yang di dalamnya Rimpang Bengle (Zingiber cassumunar
mengandung senyawa antifungi dalam kadar roxb.) terhadap Pertumbuhan Malassezia
yang tinggi dapat memberikan aktivitas furfur In Vitro. Artikel Karya Tuis Ilmiah.
antifungi yang besar. Sebaliknya, apabila Universitas Diponegoro. Semarang
ekstrak etanol yang di dalamnya mengandung Freiesleben, S.H and A.K. Jager. (2014).
senyawa antifungi dengan kadar yang rendah Correlation between Plant Secondary
maka akan memberikan aktivitas antifungi Metabolites and Their Antifungal
yang kecil. Mechanisms-A Review. Medicinal and
Aromatic Plants Vol. 3 (2)
KESIMPULAN Haddouchi, F., T.M. Chaouche, Y. Zaouali, R.
Semua ekstrak etanol tumbuhan uji yang Ksouri, A. Attou, A. Benmansour. (2013).
digunakan memiliki aktivitas antifungi yang Chemical Composition and Antimicrobial
bervariasi terhadap Malassezia furfur. Aktivitas Activity of The Essential Oils from Four
yang kuat ditunjukkan oleh ekstrak etanol kulit Ruta Species Growing in Algeria. Food
buah pisang, daun bambu tali, daun komak, biji Chemistry 141: 253-258
jintan hitam dan daun inggu. Kobayashi, F., K. Ishida, H. Ikeura, S. Odake, Y.
Nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) Hayata. (2012). Application of Tomato
secara berurutan mulai dari yang terendah (Solanum lycopersicum) Leaf Volatiles as
antara lain ekstrak etanol kulit buah pisang, Antifungal Agents against Plant Pathogenis
daun bambu tali dan daun komak sebesar 10%, Fungi. Journal of Agricultural Sciences Vol.
ekstrak etanol biji jintan hitam sebesar 20%, 4 No. 8: 231-235
ekstrak etanol daun inggu sebesar 30%, Kumar, S. (2013). Analysis on the Natural
ekstrak etanol daun dadap serep dan daun Remedies to Cure Dandruff/Skin Disease-
johar sebesar 50%, ekstrak etanol daun tomat causing Fungus-Malassezia furfur.

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 80
Ernanin Dyah Wijayanti dan Endang Susilowati
Eksplorasi Ekstrak Etanol Beberapa Tumbuhan Berpotensi Sebagai Antiketombe

Advanced Bio Tech. ISSN: 2319-6750 Vol. dandruff Potential of Selected Medicinal
12 Issue 07: 01-05 Plants. Research Journal of Pharmaceutical,
Logeswari, P., V. Dineshkumar, S.M. Prathap Biological and Chemical Sciences Volume 4
Kumar, and P.T.A. Usha. (2013). In-Vivo Issue 3: 392-396
Antiinflammatory Effect of Aqueous and Novitasari. (2010). Efektivitas Ekstrak Kunyit
Ethanolic Extract of Sida rhombifolia L. (Curcuma domestica) dibandingkan
Root. International Journal of Dengan Ketokenazol 2% terhadap
Pharmaceutical Science and Research Vol. Pertumbuhan Malassezia sp. pada
4(1): 316-321 Ketombe. Semarang : Fakultas Kedokteran
Mita, S. R., D. Rusmiati, S. A. F. Kusuma. (2009). Universitas Diponegoro
Pengembangan Ekstrak Etanol Kubis Ogundare A.O., Oladejo B.O. (2014).
(Brassica oleracea var. Capitata L.) Asal Antibacterial Activities of Leaf and Bark
Kabupaten Bandung Barat dalam Bentuk Extract of Persea americana. American
Sampo Antiketombe terhadap Jamur Journal of Ethnomedicine 1 (1): 064-071
Malassezia furfur. Laporan Akhir Penelitian Pooja, A., N. Arun, K. Maninder. (2013).
Peneliti Muda (LITMUD) tidak diterbitkan. Screening Of Plant Essential Oils For
Bandung: Universitas Padjadjaran Antifungal Activity Against Malassezia
Mubeen, U. S., M. Vimlesh, B. Santanu. (2012). Furfur. International Journal of Pharmacy
Laxative and Diuretic Property of and Pharmaceutical Sciences Vol 5, Issue 2:
Ethanolic Extract of Leaves of Allocasia 37-39
macrorrhiza Linn. on Experimental Albino Raval, B.P., T.G. Shah, M.P. Suthar, A. L. Ganure.
Rats. International Research journal of (2010). Screening of Nigella sativa Seeds
Pharmacy 3 (2): 174-176 for Antifungal Activity. Annals of Biological
Mulyono, N., B. W. Lay, L. Ocktreya, S. Rahayu. Research 1 (1): 164-171
(2013). Antidiarrheal Activity of Apus Turner, G. A., M. Hoptroff, C. R. Harding. (2012).
Bamboo (Gigantochloa apus) Leaf Extract Stratum Corneum Dysfunction in Dandruff.
and Its Bioactive Compounds. American International Journal of Cosmetic Science
Journal of Microbiology 4 (1): 1-8 Vol 34 (4): 298-306
Nasrin, F., I.J. Bulbul, Y. Begum, S. Khanum. Upadhyay, R.K. (2014). Evaluation of
(2012). In Vitro Antimicrobial and Antibacterial and Antifungal Activities of
Cytotoxicity Screening of n-Hexane, Olive (Olea europea) Essential Oil.
Chloroform and Ethyl Acetate Extracts of International Journal Green Pharmacy Vol
Lablab purpureus (L.) Leaves. Agriculture 8 (3): 180-186
and Biology Journal of North America 3 (2): Vila, R., B. Freixa, S. Chanigueral. (2013).
43-48 Antifungal Compounds from Plants. Recent
Naveen S, Karthika S, Sentila R, Mahenthiran R, Advances in Pharmaceutical Sciences III:
Michael A. (2012). In-vitro evaluation of 23-43 ISBN: 978-81-7895-605-3
herbal and chemical agents in the Vyjayanthi, G., C. Kulkarni, A. Abraham, S.A.
management of dandruff. J. Microbiol. Kolhapure. (2004). Evaluation of Anti-
Biotech. Res., Vol. 2 (6): 916-921 Dandruff Activity And Safety Of Polyherbal
Nirmala Nithya R, Shanmathi S, Rohini M, Hair Oil: An Open Pilot Clinical Trial. The
Sekar Babu Hariram, Arumugam P and Antiseptic 101(9), 368-372
Sindhu S. (2013). Exploring the Anti-

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (75 – 81) 81

Anda mungkin juga menyukai