Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM H+3 PADA Ny. A

DI DESA ARGOPENI KEBUMEN

DISUSUN OLEH:

1. Siti Alfiah (A01702292)


2. Alvi Rahma Tussilmi (A01702301)
3. Anifah Fatmawati (A01702305)
4. Cahyanti (A01702311)
5. Dian Lusiana (A01702316)
6. Dwi Sudianingsih (A01702319)
7. Erlin Desi Rahayu (A01702323)
8. Fard Hamda Faradis (A01702325)
9. Ginda Dwi Wulandari (A01702331)
10. Indri Dian Kusuma W. (A01702337)
11. Khalifatun Khasanah (A01702341)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2019
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut


masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil ( Bobak,
2010).

Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau
obatobatan (prawiroharjo, 2000).

B. Anatomi Dan Fisiologi


Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di
dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia
eksterna, yang terletak di perineum. Struktur reproduksi interna dan
eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan
progesteron (Bobak, 2005).
1. Stuktur eksterna
a. Vulva
b. Mons pubis
c. Labia mayora
d. Labia minora
e. Vestibulum
f. Fourchetee
g. Perineum
2. Struktur interna
a. Ovarium
b. Tuba fallopi
c. Uterus
d. Vagina

C. Etiologi

Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah


cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain, dengan bantuan.

1. Partus dibagi menjadi 4 kala :


a. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12
jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan
interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada
pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua
kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh
putar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepala
dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan
sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan uterus menjadi bundar,
uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
Kla IV,dimaksudkan untuk melakukan observas karena
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama,
observasi yang dilakukan yaitu tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc (Manuaba, 1989)

D. PATOFISIOLOGI

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah


melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus
berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian
fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi
fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-
kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus
normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
E. PATHWAY

Proses keluarnya hasil konsepsi melalui jalan


lahir dengan letak sungsang

Kala IV

Setelah kala IV

Adaptasi Fisiologi Adaptasi psikologis

Taking in
hormon Post episiotomi

Taking hold
Estrogen dan Terputusnya jaringan
pembuluh darah, saraf –
progesteron
saraf diarea vagina &
Kurang
perinium
pengalaman
Menstimulasi
hipotesis
Merangsang
Kurang informasi
pengeluaran histomin
Anterior & posterior

Nyeri Akut
Pengeluaran ASI tidak Defisiensi
lancar pengetahuan

Ketidakefektifan pemberian
ASI
F. MANIFISTASI KLINIS
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
b. Kontraksi
c. Tempat plasenta
d. Lochea
e. Serviks
f. Vagina perineum
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
b. Hormon hipofisis
3. Sistem cerna
a. Nafsu makan
b. Mortilitas
c. Defekasi

Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :

1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.


2. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan
pada mukosa vagina.

G. DIAGNOSA
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d Suplai ASI tidak adekuat
3. Defisiensi pengetahaun cara mengasuh dan merawat bayi b.d kurang
informasi

H. INTERVENSI
1. lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi,
kualitas, keparahan nyeri dan pencetus nyeri
2. observasi ketidaknyamann nonverbal
3. ajarkan untuk teknik nonfarmaklogi missal: relaksasi, guide 5 jari,
terapi music, distraksi.
4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamnan missal suhu, lingkungan, cahaya,
kegaduhan.
5. Kolaborasi : pemberian analgetik sesaui indikasi

I. DAFTAR PUSTAKA
Badan Penerbit Universitas Diponegoro (1991). Pelatihan Gawat Darurat

Prenatal. Semarang : CV. Grafika Karya.

Carpenito, L. J. (1997). Hand Book of Nursing Diagnosis. Edisi VI.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

DEPKES RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta (1995).

Pencegahan dan Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan. Jakarta :

DEPKES RI

Doenges, M. E. (1999). Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and

Documentating Patient Care. Edisi III. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Long, Barbara. C (1996). Essential of Medical Surgical Nursing. Cetakan

I. Penerbit CV. Mosby Company, St. Louis, USA


BAB II

PEMBAHASAN

ASKEP POST PARTUM

A. IDENTITAS IBU
Nama : Ny. A
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Argopeni Kec.Kebumen
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal pengkajian :
Diagnosa Medik : Post Partum

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. F
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Argopeni Kec.Kebumen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri pada daerah jahitan perinium.

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Ibu mengatakan nyeri pada jahitan perinium, seperti ditusuk-tusuk dengan
skala 5 dirasakan hilang timbul dan sakit ketika bergerak. Ibu juga
mengatakan ASI keluar sedikit dan bayinya menangis ketika disusui
karena ASI keluar sedikit. Ibu juga mengatakan masih bingung cara
merawat bayinya karena ini adalah anaknya yang pertama, dan dalam
merawat banyinya ibu dibantu oleh nenek dari banyinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang
mengharuskan dirawat di rumah sakit.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, diabetes melitus, atau penyakit menurun lainnya.
G. GENOGRAM

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: klien/pasien

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 7 hari
dengan siklus 25 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak, encer,
berwarna merah pekat, dengan bau amis. Hari pertama menstruasi terakhir
(HPHT) 24-6-2018 dengan hari perkiraan lahir (HPL) 3-4-2019.
I. RIWAYAT DAN RENCANA KB
Ibu mengatakan belum pernah memakai KB. Ibu berencana tidak akan
memakai KB tetapi berencana ingin memiliki 3 anak.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan persalinan pertama yang
pernah dialami.

K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


1. Berapa kali periksa saat hamil
12 kali
2. Masalah kehamilan
Tidak ada
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Lama persalinan:
a. Kala I : 7 jam 30 menit
b. Kala II : 1 jam
c. Kala III : 10 menit
Total waktu persalinan 8 jam 40 menit

2. Tipe kelahiran spontan.


3. Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu
tidak diberikan analgesik dan anestesi.
4. Masalah selama persalinan tidak ada, bayi lahir spontan, terjadi
ruptur perineum derajat II. Jumlah perdarahan kala I 0 cc, kala II 0
cc, kala III 100 cc, kala IV 50 cc. Total perdarahan 150 cc.

M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
Selama hamil : Ibu mengatakan rutin memeriksakan
kandungannya.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya.
2. Pola nutrisi-metabolisme
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan menu
lauk, nasi, dan sayur, minum 6-8 gelas perhari.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan menu
lauk, nasi, dan sayur, minum 8-10 gelas perhari.
3. Pola aktifitas-latihan
Selama hamil : Ibu mengatakan aktivitasnya sebagai IRT tidak
terganggu dan sering jalan-jalan pagi.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan aktivitasnya sebagai IRT sedikit
terganggu karena jalannya sedikit susah akibat luka jahit pada
perinium.
4. Pola eliminasi
Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1x perhari dengan
konsistensi berbentuk, berwarna kuning dan berbau khas. BAK 5-7x
perhari dengan warna jernih dan berbau khas.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan belum BAB dan BAK 5-6x
perhari.
5. Pola isitirahat-tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan tidurnya sedikit terganggu pada
trimester 3 karena susah untuk miring, dan sering tidur sing selama 2
jam.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan tidurnya sedikit terganggu karena
sering terbangun pada malam hari akibat nyeri pada daerah perinum
dan bayinya yang menangis.

6. Pola persepsi-kognitif
Selama hamil : Ibu mengatakan senang dengan kehamilan yang
pertamanya ini.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
yang pertama ini.
7. Pola persepsi terhadap diri
Selama hamil : Ibu mengatakan tidak ada gangguan rasa percaya
diri dan panca indra berfungsi dengan baik.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan tidak ada gangguan pada fungsi
panca indranya.
8. Pola hubungan-peran
Selama hamil : Ibu mengatakan perannya sebagai istri sudah
dilakukan dan hubungan dengan keluarganya tidak ada masalah.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan perannya sebagi ibu kurang
karena belum bisa menyusui banyinya secara eksklusif karena ASI
yang keluar sedikit.
9. Pola seksualitas-reproduksi
Selama hamil : Ibu mengatakan membatasi hubungan seksualnya
dengan suami selama kehamilan.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan darah masih keluar dari vaginanya
dan suaminya memberi perhatian penuh terhadapnya dan bayi mereka.
10. Pola stress-koping
Selama hamil : Ibu mengatakan sering jalan-jalan pagi bersama
ibunya atau temannya.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan nyaman jika ditunggui oleh
suaminya.
11. Pola kepercayaan-nilai-nilai
Selama hamil : Ibu mengatakan melaksanakan sholatnya rutin 5
waktu sehari.
Setelah persalinan : Ibu mengatakan masih dalam masa nifas sehingga
ibdahnya dibatasi.

N. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 mmHg
b. RR : 22x/menit
c. Nadi : 60x/menit
d. Suhu : 39,1oC
3. Head to toe
a. Kepala
Bentuk mesocepal, rambut hitam panjang dan bersih.
b. Mata
Konjungtiva ananemis, sklera anikterik.
c. Hidung
Bersih, tidak ada sekret dan polip.
d. Telinga
Tidak ada gangguan pendengaran,tidak ada serumen.
e. Mulut
Mukosa bibir lembab, mulut tampak bersih.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada
1) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS ke 5
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi irama vesikuler
2) Paru-paru
Inspeksi : Dada kanan dan kiri tampak simetris
Palpasi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
3) Payudara
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada benjola, puting
susu menonjol/aninverted, aerola melebar, ASI sedikit keluar,
bayi menangis ketika disusui.
h. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan disekitar perut
Auskultasi : Bising usus 12x/menit
Perkusi : Thympani
Palpasi : Ada nyeri tekan.
Involus uterus : TU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras
Kandung kemih : Tidak penuh.
i. Perinium dan Genetalia
Vagina : Pengeluarah lochea sanguinolenta kurang lebih 50
cc berwarna kuning berisi darah dan lendir.
Perinium : Terdapat Jahitan Sepanjang Kurang Lebih 5cm
Tanda REEDA: R: tidak ada kemerahan, E: tidak bengkak, E: tidak
ada ekimosis, D: tidak ada pes, A: ada jahitan.
Kebersihan : Terdapat darah nifas
Lochea : jumlah 50cc, jenis/warna sanguinolenta/kuning
j. Ekstremitas
Ekstremitas bawah dan atas tidak ada masalah.
O. KEADAAN MENTAL
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya yang sehat mengingat usia
kandungan lebih dari 9 bulan (36 minggu), dan banyinya yang diterima
oleh semua anggota keluarga dengan senang.
P. KEMAMPUAN MENYUSUI
Ibu mengatakan belum bisa menyusui bayinya secara eksklusif karena air
susu ibu yang keluar sedikit, serta anaknya yang selalu menangis ketika
meminum asi dari ibu karena keluar sedikit.
Q. OBAT-OBATAN
Ibu mengatakan selama kehamilan tidak mengkonsumsi obat-obatan tetapi
mengkonsumsi suplemen penamba darah
R. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
S. PROGRAM TERAPI
Oral :
1. Amoxilin 3 x 500mg
2. Metronidiazol 3 x 500mg
3. Parasetamol 3 x 500mg

T. ANALISA DATA

NO Tangg Data Fokus Problem Etiologi Paraf


al/jam
1. 5 DS : Nyeri akut Agen cidera
April ibu mengatakan nyeri pada fisik
2019/ jahitan perineum
10.00 P : ibu mengatakan nyeri
WIB ketika bergerak
Q : ibu mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri terasa diarea
perinium
S : Skala 5
T :Hilang timbul

DO :
- Ibu tampak
meringis menahan
sakit ketika
bergerak
-

2 5 DS : Ketidakefek Suplai ASI


April Ibu mengatak ASInya tifan tidak
2019/ keluar sedikit pemberian adekuat
10.00 DO : ASI
WIB - ASI keluar sedikit
- Bayi menangis saat
menyusu
3 5 DS : Defisiensi Kurang
April Ibu mengatakan bingung pengetahau informasi
2019/ bagaimana cara merawat n cara
10.00 dan mengasuh bayi yang mengasuh
WIB benar dan
DO : merawat
- Ibu terlihat bayi
bingung cara
merawat dan
mengasuh bayi
- Ibu terlihat sering
bertanya

U. PIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d Suplai ASI tidak adekuat
3. Defisiensi pengetahaun cara mengasuh dan merawat bayi b.d kurang
informasi

V. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Waktu Dx. NOC NIC Pa


Kep ra
f
1. 5 Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
April akut keperawatan 3x24 jam Aktivitas
2019/ b.d diharapkan nyeri akut 1. lakukan
10.30 agen berkurang pengkajian
WIB cidera Tingkat nyeri nyeri secara
fisik Indikator Awal Tujuan menyeluruh
Melapork 2 4 meliputi
an nyeri lokasi,
berkuran durasi,
g atau kualitas,
hilang keparahan
Frekuensi 2 4 nyeri dan
nyeri pencetus
berkuran nyeri
g 2. observasi
Lamanya 2 4
ketidaknya
nyeri
mann
berlangsu
nonverbal
ng
3. ajarkan
Keterangan: untuk
1= Berat teknik
2= Cukup berat nonfarmakl
3= Sedang ogi missal:
4= Ringan relaksasi,
5= Tidak ada guide 5 jari,
terapi
music,
distraksi.
4. Kendalikan
faktor
lingkungan
yang dapat
mempengar
uhi respon
pasien
terhadap
ketidaknya
mnan
missal suhu,
lingkungan,
cahaya,
kegaduhan.
5. Kolaborasi :
pemberian
analgetik
sesaui
indikasi

2 5 Ketida Setelah dilakukan tindakan Konseling laktasi


April kefekti keperawatan 3x24 jam ( 5244)
2019/ fan diharapkan kkondisi ibu 1. Berikan
10.30 pembe membaik dengan kriteria hasil informasi
WIB rian mengenai
ASI C Awal Tujuan mmanfaat
b.d Kesejajar 2 4 menyusui
Suplai an tubuh baik
ASI yang fisiologis
tidak sesuai maupun
adekua dan bayi psikologis
t menempe 2. Koreksi
l dengan konsepsi
baik yang salah,
Genggam 2 4 informasi
an tangan yang salah,
bayi ke dan
areola ketidakefekt
dengan ifan pola
baik menyusui
Reflek 2 4
3. Jelaskan
menghisa
tanda
p
bahwa bayi
Keterangan: membutuhk
1= Berat an makan
2= Cukup berat (missal
3= Sedang reflek
4= Ringan rooting,
5= Tidak ada menghisap,
diam dan
terjaga)
4. Bantu
menjamin
adanya
kelekatan
bayi dengan
cara yang
tepat, bayi
memegang
dada ibu
serta adanya
suara
menelan
5. Instruksikan
posisi
menyusui
dengan
bervariasi
(menggendo
ng bayi
dengan
posisi
kepalanya
berada
disiku,meng
gendong
bayi
dibawah
lengan pada
sisi yang
digunakan
untuk
menyusui
dan miring)
6. Tunjukan
latihan
menghisap
jika
diperluakn
misalnya
menggunak
an jari yang
bersih untuk
menstimula
si reflek
hisap dan
pelekatan
mulut bayi
ke areola
dengan
tepat
7. Diskusikan
strategi
yang
bertujuan
untuk
mengoptima
lkan suplay
ASI
( misalnya
dengan pijat
payudara,
seringnya
mengeluark
an ASI,
perawatan
kanguru dan
pengobatan)
8. Penkes
breascare
3. 5 Defisie Setelah dilakukan tindakan Pendidikan orang
April nsi keperawatan 3x24 jam tua ; bayi (5568)
2019/ penget diharapkan kondisi ibu 1. Tentukan
10.30 ahaun membaik dengan kriteria hasil pengetahua
WIB cara Pengetahuan, perawatan bayi n, kesiapan
menga Indikator Awal Tujuan dan
suh Pertumbu 2 4 kemampuan
dan han & orangtua
meraw perkembn dalam
at bayi gan yang belajar
b.d normal mengenai
kurang Metode 2 4 perawatan
inform stimulasi bayi
asi bayi 2. Ajarkan
Teknik 2 4
orangtua
pemberia
cara
n makan
merawat
bayi
bayi
Keterangan: 3. Ajarkan
1= Berat orangtua
2= Cukup berat cara
3= Sedang menyiapkan
4= Ringan susu
5= Tidak ada formula dan
pemilihanya
4. Ajarkan
orangtua
cara
keterampila
n dalam
merawat
bayi baru
lahir
5. Berikan
bimbingan
antisipatif
mengenai
perubahan
pola
eliminasi
selama
tahun
pertama
6. Ajarkan
orangtua
merangsang
perkembang
an bayi
7. Berikan
contoh
maianan
yang aman
atau hal-hal
yang
digunakan
untuk
bermain
8. Sediakan
materi
tertulis
mengenai
kebutuhan
pengetahua
n
9. Berikan
informasi
bagi
orangtua
mengenai
bagimana
membuat
lingkungan
yang aman
bagi bayi

W. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam Dx Implementasi Evaluasi Formatif TTD


5 April 1 1. melakuka Ds: klien mengajakan
2019/10 n nyeri di bagian
.45 pengkajia perineum karena ada
WIB n nyeri luka jahitan diperinium
secara
menyelur Do: klien tampak
uh merintih kesakitan,
meliputi nyeri saat bergerak,
lokasi, skala 5
durasi,
kualitas,
keparahan
nyeri dan
pencetus
nyeri
2. mengobse Ds : klien mengatakan
rvasi tidak nyaman karena
ketidakny ada luka dan jahitan
amann diperinium
nonverbal
3. mengajark Do : klien tampak tidak
an untuk nyaman, gelisah dan
teknik mengurangi pergerakan
nonfarma
klogi Ds : klien mengatakan
missal: nyeri dan mengurangi
relaksasi, gerak untuk
guide 5 menghindari nyeri
jari, terapi Do : klien tampak lebih
music, baik setelah diajarkan
distraksi. teknik relaksasi, terapi
music untuk
mengurangi nyeri

4. mengenda Ds : klien mengatakan


likan merasa tidak nyaman
faktor ketika linggkungannya
lingkunga berisik
n yang
dapat Do : klien tampak
mempeng nyaman ketika
aruhi lingkungan tenang dan
respon nyrinya berkurang
pasien
terhadap
ketidakny
amnan
missal
suhu,
lingkunga
n, cahaya,
kegaduha
n.
5. mengkola Ds : klien mengatakan
borasi : minum obat untuk
pemberian mengurangi nyeri
analgetik Do : klien tampak
sesaui meminum obat yang
indikasi diberikan secara teratur

5 April 2 1. Memberik Ds: klien mengatakan


2019/10 an paham tentang manfaat
.45 informasi menyusui yang
WIB mengenai disampaikan oleh
manfaat perawat.
menyusui Do: klien tampak
baik memahami yang di
fisiologis sampaikan oleh
maupun perawat.
psikologis

2. Menginstr Ds : klien mengatakan


uksikan menyusui bayi dengan
posisi cara menggendong bayi
menyusui dengan posisi kepala
dengan bayi berada di siku.
bervariasi Do : klien tampak
(menggen menyusui dengan cara
dong bayi menggendong bayi
dengan dengan posisi kepala
posisi bayi berada di siku
kepalanya
berada
disiku,me
nggendon
g bayi
dibawah
lengan
pada sisi
yang
digunakan
untuk
menyusui
dan
miring)

3. Membant
Ds : klien mengatakan
u
jika sedang menyusi
menjamin
bayi memegang dada
adanya
ibu serta terdengar
kelekatan
suara menelan.
bayi
Do : Bayi tampak
dengan
memegang dada ibu
cara yang
saat menyusui dan
tepat, bayi
terdengar suara
memegan
menelan.
g dada ibu
serta
adanya
suara
menelan
4. Mendisku Ds : klien mengatakan
sikan pengeluaran asi sudah
strategi mulai bertambah.
yang Do: Bayi tampak
bertujuan menyusu pada ibu
untuk dengan nyaman.
mengopti
malkan
suplay
ASI
( misalnya
dengan
pijat
payudara,
seringnya
mengeluar
kan ASI,
perawatan
kanguru
dan
pengobata
n)
5. Menunjuk Ds : klien mengatakan
an latihan bayi terkadang dilatih
menghisa dengan mengisapkan
p jika jarinya kemulut bayi.
diperluak Do: Bayi tampak
n menghisap jarinya
misalnya dengan kuat.
mengguna
kan jari
yang
bersih
untuk
menstimul
asi reflek
hisap dan
pelekatan
mulut
bayi ke
areola
dengan
tepat

5 April 3 1. Mengajar Ds : klien mengatakan


2019/10 kan memhami cara
.45 orangtua merawat bayi yang
WIB cara telah di ajarkan oleh
merawat perawat
bayi Do: klien tampak
memahami cara
merawat bayi yang
telah perawat ajarkan

2. Mengajar Ds : klien mengatakan


kan telah mampu
orangtua menyiapkan susu
cara formula untuk bayinya
menyiapk Do: klien terlihat telah
an susu mahir dalam
formula menyiapkan susu untuk
dan bayinya
pemilihan
ya

3. Memberik Ds: klien mengatakan


an contoh memberikan
maianan memberikan yang
yang aman kepada bayinya.
aman atau Do: klien tampak
hal-hal meberikan mainan
yang yang cocok dan untuk
digunakan bayi .
untuk
bermain

4. Memberik
Ds : klien mengatakan
an
selalu menggendong
informasi
bayinya, saat bayi
bagi
menangis dan akan
orangtua
tidur.
mengenai
Do: klien tampak
bagimana
sering menggendong
membuat
bayinya
lingkunga
n yang
aman bagi
bayi

5. Mengajar
Ds : klien mengatakan
kan memahami apa yang di
orangtua ajarkan oleh perawat
merangsa untuk merangsang
ng perkembangan bayi
perkemba Do : klien tampak
ngan bayi memahami apa yang
dijelaskan oleh
perawat.
X. EVALUASI

PARA
WAKTU DX.KEP SOAP
F
5 April 1 S: ibu mengatakan nyeri pada jahitan
2019/11.00 perineum
WIB P : ibu mengatakan nyeri ketika bergerak
Q : ibu mengatakan nyeri seperti tertusuk-
tusuk
R : Nyeri terasa diarea perinium
S : Skala 5

O: Ibu tampak meringis menahan sakit


ketika bergerak

A: Masalah belum teratasi


Indikator Awal Akhir Tujuan
Melaporkan 2 3 4
nyeri
berkurang atau
hilang
Frekuensi 2 3 4
nyeri
berkurang
Lamanya nyeri 2 3 4
berlangsung
Keterangan:
1= Berat (skala 8-10)
2= Cukup berat (skala 6-7)
3= Sedang (skala 4-5)
4= Ringan (skala 1-3)
5= Tidak ada (skala 0)
Awal skala target 0
P: Lanjutkan intervensi
5 April 2 S: Ibu mengatak ASInya keluar sedikit
2019/11.00
WIB O: a. ASI keluar sedikit
b. Bayi menangis saat menyusu

A: Masalah belum teratasi


Indikator Awal Akhir Tujuan
Kesejajaran 2 3 4
tubuh yang
sesuai dan
bayi
menempel
dengan baik
Genggaman 2 3 4
tangan bayi ke
areola dengan
baik
Reflek 2 3 4
menghisap
Keterangan:
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
P: Lanjutkan intervensi
5 April 3 S: Ibu mengatakan bingung bagaimana b.
2019/11.00 cara merawat dan mengasuh bayi yang
WIB benar
O: a. Ibu terlihat bingung cara merawat
dan mengasuh bayi
b .Ibu terlihat sering bertanya

A: Masalah teratasi
Indikator Awal Akhir Tujuan
Pertumbuhan 2 3 4
&
perkembngan
yang normal
Metode 2 3 4
stimulasi bayi
Teknik 2 3 4
pemberian
makan bayi
Keterangan:
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada

P: lanjjutkan intervensi
Y. LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Teknik Distraksi dan Relaksasi

Sub Tema : Penatalaksanaan Distraksasi dan Relaksasi

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Waktu : 30 menit
Hari : 05-April-2019

Tempat : Desa Argopeni, Kebumen

Media : leaflet

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini audien dapat memahami tentang
cara distraksi relaksasi

B. Tujuan instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga dapat :
1. Menjelaskan pengertian teknk distraksi relaksasi dengan benar
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi relaksasi dengan benar
3. Menyebutkan tujuan distraksi relaksasi
4. Menjelaskan penatalaksanaaan distraksi relaksasi

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. MEDIA
Leaflet

E. KEGIATAN PENYULUHAN

Wakt Tahap Kegiatan


No
u kegiatan Penyuluh Sasaran
1 5 Pembuka      Memberi salam Pembuka       menjawab salam
menit an
      Memperkenalkan diri       mendengarkan
      Kontrak waktu       memberi respon
2 20 KegiatanPMenjelasan :       Mendengarkan
Meni inti
   1.    Menjelaskan Pengertian      Memperhatikan
t
distraksi relaksasi
   2.   Menjelaskan jenis-jenis
teknik distraksi relaksasi
    3.  Menjelaskan tujuan
distraksi relaksasi
     4. Menjelaskan manfaat
distraksi relaksasi
    5.   Menjelaskan tips
distraksi relaksasi
    6.   Menjelaskan
penatalaksanaan distraksi dan
relaksasi
3 10 Penutup       Tanya jawab       mengajukan
menit
      Menyimpulkan hasil pertanyaan
penyuluhan       memahami
      membalas salam
      Salam penutup

F. EVALUASI
Pre test : ibu dan keluarga diberikan pertanyaan seputar distraksi relaksasi.
Post test : ibu dan keluarga diberikan pertanyaan seputar distraksi relaksasi
setelah penyuluhan.

LAMPIRAN MATERI

TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI


A. Pengertian
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri
berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri.
jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat
menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau
tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang
dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum
berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya
modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi,
oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin
akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera
saja (Tamsuri, 2007).
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak
yang "lelah" dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika
seseorang melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang segar dan
otak yang siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali melibatkan
komponen-komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai,
misalnya pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler),
otak dan otot-otot rangka,

B. Jenis Tekhnik Distraksi antara lain :


1. Distraksi visual
2. Distraksi pendengaran
3. Distraksi pernafasan
4. Distraksi intelektual
5. Imajinasi terbimbing

C. Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan
2. Imagery
3. Senam
D. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang
yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada
pada situasi yang lebih menyenangkan.

E. Manfaat Latihan Relaksasi dan Distraksi


1. Membuat lebih mampu menghindari stress
2. Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan
stressseperti: sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah,
nyeri punggung dan nyeri lainnya.
3. Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5. Meningkatkan penampilan kerja dan social
F. Tips Melakukan Relaksasi dan Distraksi
1. Dilakukan secara rutin dan teratur atau 2x sehari, sebelum makan,
hendak tidur
2. Dilakukan dengan santai
3. Pikiran tidak terfokus pada penyakit atau perasaan anda
4. Cari tempat yang nyaman seperti sofa atau tempat tidur
5. Longgarkan pakaian yang terasa sempit, lepas jam tangan, kaca mata
dan libatkan semua panca indra ikat pinggang bila anda memakainya
6. Hilangkan pikiran yang mengganggu, kamar diberi penerangan yang
cukup
7. Siapkan diri anda sesantai-santainya, duduklah atau berbaringlah
ditempat yang anda pilih senyaman-nyamannya.
8. Libatkan semua panca indera
G. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976:
959), yaitu sebagai berikut :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru
2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan
rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu
4. Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-
lahan,
5. Biarkan telapak kaki rileks.
6. Konsentrasikan pikiran pada kaki
7. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut,
punggung dan kelompok otot-otot lain
8. Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat.
Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:
1. Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
2. Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau
suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih
musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu
seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
a. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian
banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang
Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa
penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan
emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh
Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan
sebagai “Efek Mozart”.
b. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi
pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan
daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah
kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun,
tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
3. Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk
memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan
melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu
sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut
secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan
terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini
hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan massase,
instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat
yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.
4. Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti
mengumpulkan perangko, menulis cerita.
5. Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan
yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan
tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian
terhadap nyeri.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE)

PADA IBU NIFAS

Pokok Bahasan : Post Natal Care (PNC)

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Payudara Pada Masa Nifas

Sasaran : Ibu-ibu Nifas


Waktu : 30 Menit

Tempat : Desa Argopeni, Kebumen

Hari : Jumat, 5 April 2019

A. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu nifas dapat
mengetahui tentang perawatan payudara yang baik dan dapat dilakukan
sendiri dirumah.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu
dapat:
1. Mengetahui pengertian perawatan payudara
2. Mengetahui manfaat dan tujuan perawatan payudara
3. Mengetahui akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
4. Mengetahui waktu pelaksanaan perawatan payudara
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perawatan payudara
6. Mengetahui langkah-langkah perawatan payudara
7. Mengetahui teknik perawatan payudara
8. Mengetahui perawatan payudara dengan masalah
C. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

No Wakt Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


. u
1. 5 Pembukaan:
menit a. Membuka kegiatan a. Menjawab salam.
dengan mengucapkan
salam.

b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan.

c. Menjelaskan tujua c. Memperhatiakan.


dalam memberikan
materi.
d. Menyebutkan materi d. Memperhatikan.
yang akan diberikan.
2. 15 Kegiatan inti:
menit a. Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian perawatan memperhatikan.
payudara
b. Menjelaskan manfaat Mendengarkan dan
dan tujuan perawatan memperhatikan.
payudara
a. Menjelaskan akibat Mendengarkan dan
jika tidak dilakukan memperhatikan.
perawatan payudara
b. Menjelaskan waktu Mendengarkan dan
pelaksanaan perawatan memperhatikan.
payudara
c. Menjelaskan hal-hal Mendengarkan dan
yang perlu memperhatikan.
diperhatikan dalam
melakukan perawatan
payudara
d. Menjelaskan langkah- Mendengarkan dan
langkah perawatan memperhatikan.
payudara
e. Menjelaskan teknik Mendengarkan dan
perawatan payudara memperhatikan.
f. Menjelaskan Mendengarkan dan
perawatan payudara memperhatikan.
dengan masalah
3. 5 Evaluasi:
menit a. Menanyakan kepada a. Menjawab
peserta tentang materi pertanyaan.
yang telah diberikan,
dan reinforcement
yang menjawab
pertanyaan.
4. 5 Terminasi:
menit a. Mengucapkan a. Mendengarkan.
terimakasih atas peran
serta peserta.
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam
penutup.

F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis pertanyaan:
1. Sebutkan pengertian perawatan payudara ?
JAWABAN:
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada
payudara ibu setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan
suatu cara yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar
dengan lancar.
2. Jelaskan bagaimana cara merawat payudara yang baik pada masa
nifas?
JAWABAN:
Cara merawat payudara yang baik pada masa nifas yaitu dengan
langkah
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby
oil selama ± 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
b. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
c. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah
bawah.Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri,
telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
d. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya
melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian
kedua tangan dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-30
kali
e. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara
payudara, gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke
bawah kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan,
lakukan 20-30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang
lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah
pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan
pada kedua payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan
yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal,
lakukan pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-30
kali dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
f. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan
dingin bergantian selama ±5 menit, keringkan payudara dengan
handuk bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan
menopang.
g. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
h. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu
menyusui) dan yang menyangga buah dada atau langsung susui
bayi.

3. Sebutkan akibat jika tidak dilakukan perawatan pada payudara?


JAWABAN:
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan
perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a. Puting susu mendelep
b. Anak susah menyusu
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.

MATERI PENYULUHAN

PERAWATAN PAYUDARA (Breast Care)

PADA MASA NIFAS

A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan
payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran payudara
sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan
payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan
dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
(Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada
payudara ibu setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara
yang dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar
(Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang
dilakukan oleh ibu pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara
kesehatan payudara dan membantu memperlancar produksi ASI.

B. Manfaat dan tujuan perawatan payudara


Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama
kehamilan dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara
sebelum terjadi laktasi.Jika persiapan kurang dapat terjadi gangguan
penghisapan pada bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep.
Akibat lain bisa terjadi produksi Asi akan terlambat serta kondisi
kebersihan payudara ibu tidak terjamin sehingga dapat membahayakan
kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat perawatan yang kurang pada saat
persalinan ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan
merasakan geli atau perih pada payudaranya.
C. Tujuan perawatan payudara
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan
bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan
sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya
D. Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan
perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a. Puting susu mendelep
b. Anak susah menyusu
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet.
E. Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
F. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak
melukai payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau
sebelum berangkat tidur.
G. Langkah-langkah perawatan payudara
1. Persiapan alat untuk perawatan payudara
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
2. Pelaksanaan
a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
H. Teknik Perawatan Payudara
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil
selama ± 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan
b. Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.
c. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping, lalu kearah
bawah.Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak
tangan kanan kearah sisi kanan.
d. Pengurutan diteruskan kebawah,kesamping selanjutnya melintang,
lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan
dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
e. Gerakan-gerakan pada perawatan payudara
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara,
gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah
kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-
30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain
mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke
puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua
payudara secara bergantian.
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang
lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan
pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali
dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
f. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin
bergantian selama ±5 menit, keringkan payudara dengan handuk
bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang.
g. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
h. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui)
dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi.
(Saryono, 2009)
I. Perawatan Payudara Dengan Masalah
1. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan kedua
sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan tarikan
pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan
gerakan memutar puting ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan
dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera
menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini,
Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu
ke ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang
akan membantu kelancaran ASI. Jadi biarkan bayi terus menghisap
maka akan keluar ASI. Jangan berpikir sebaliknya yakni menunggu
ASI keluar baru menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI
secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan
menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim untuk payudara yang
lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi
menetes pelan dan badan terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan
keras, juga sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air
susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di
ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas
wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa
menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh memerlukan
cairan lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai
dengan 10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)

Z. LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai