Imun 2
Imun 2
Pengkajian riwayat kesehatan difokuskan pada mendeteksi tanda dan gejala yang paling
umum dari gangguan sistem imun: perdarahan abnormal, limfadenopati (hipertrofi jaringan
limfoid, seringkali disebut pembengkakan kelenjar), keletihan, kelemahan, demam dan nyeri
sendi. Berfokus pada masalah sistem imun, tetapi pertahankan pendekatan holistik dengan
meminta keterangan tentang sistem yang lain dan tentang kekhawatiran yang berhubungan
dengan kesehatan. Masalah sistem imun dapat desebabkan oleh masalah sistem lain, atau dapat
merusak aspek-aspek kehidupan klien.
Contoh pertanyaan pada pola sehat dan sakit membantu perawat mengidentifikasi masalah
kesehatan aktual atau potensial yang berhubungan dengan imun. Pertanyaan pada kelompok pola
peningkatan dan perlindungan kesehatan membantu perawat menentukan bagaimana gaya hidup
dan perilaku klien dapat mempengaruhi sistem imun. Pertanyaan pada kelompok pola peran dan
hubungan membantu perawat menentukan bagaimana masalah imun mempengaruhi gaya hidup
dan hubungan klien dengan orang lain.
4. Pemeriksaan Fisik
Efek dari gangguan sistem imun biasanya sulit untuk diidentifikasi dan dapat berdampak
pada semua sistem tubuh. Berikan perhatian khusus pada kulit, rambut, kuku, dan membran
mukosa.
a. Inspeksi
1) Observasi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya erithema yang
mengindikasi inflamasi lokal dan plethora.
2) Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti kemerahan,
pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang lama, drainage luka,
induration (pengerasan jaringan) dan lesi.
3) Cek adanya rash dan catat distribusinya
4) Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.
5) Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis, dan clubbing.
6) Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan, dan
perdarahan
7) Inspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar atau ‘lump’ terutama
abnormalitas warna dan pembesaran nodus lymp yang visible
8) Observasi respirasi, ritme, dan energi yang dikeluarkan saat melakukan upaya bernafas.
Catat posisi pasien saat bernafas.
9) Kaji sirkulasi perifer. Inspeksi adanya Raynaud’s phenomenon (vasospasme arteriol
intermiten pada jari tangan atau kaki dan terkadang telinga dan hidung)
10)Inpeksi inflamasi pada anus atau kerusakan permukaan mukosa
b. Palpasi
1) Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler
2) Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness
3) Palpasi joint, cek pembengkakan. Tenderness, dan nyeri
4) Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla, epitrochlear, inguinal dan
popliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau kelainan lain, catat lokasi,
ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi, kesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu,
pulsasi, dan vaskularisasi dari nodus.
c. Perkusi
Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya.
Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi yang biasa terjadi pada pneumonia.
Hiperesonan (meningkatnya bunyi perkusi) dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti
pada asthma bronchial.
d. Auskultasi
1) Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang abnormal. Wheezing bisa
ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi. Crackles disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan seperti pneumonia.
2) Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal reveals hanya bunyi
jantung 1 dan 2.
3) Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimmun yang menyebabkan diare,
bunyi bowel meningkat. Scleroderma (pengerasan dan penebalan kuit dengan degenerasi
jaringan konektif) dan gangguan autoimmun lainnya yang menyebabkan konstipasi,
bunyi bowel menurun
5. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk klien dengan tanda dan gejala gangguan imun, berbagai pemeriksaan diagnostic dapat
memberikan petunjuk mengenai kemungkinan penyebab gangguan.
a. Aglutinin, Febrile/Cold
Nilai normal
Febrile aglitinin : tidak ada penggumpalan pada titer ≤ 1:180
Cold aglutinin : tidak ada penggumpalan pada titer ≤ 1:16
b. Acquired immunodeficiency syndrome AIDS serology (AIDS screening, HIV antibody tes,
western blot tes untuk HIV dan antibody, ELISA untuk HIV dan antibody)
Tipe tes : darah yang didapat dari pungsi vena sebanyak 7 ml
Nilai normal : tidak ada HIV antigen atau antibodi
c. Anticardiolipin antibody (aCL, ACA)
Tipe tes : darah 5-7 ml dari pungsi vena
Nilai normal
IgG anticardiolipin antibodi <23 g/L
IgM anticardiolipin antibodi <11mg/L
d. Aldolase
Tipe tes : darah yang didapat ddari vena pungsi sebanyak 7 ml
Nilai normal
Dewasa : 3.0 – 8.2 Sibley-Lehninger U/dl atau 22 – 59 mU dalam suhu 370c (SI
unit)
Anak : sekitar 2 kali nilai dewasa
Bayi : 4 kali nilai dewasa
e. Antimyocardial antibody (AMA)
Tipe tes : darah vena
Nilai normal : negative (jika positif, serum diencerkan)
f. Antinuclear antibody (ANA)
Tipe tes : darah vena pungsi 7 ml
Nilai normal : titer < 1:20
g. Complement assay
Tipe tes : darah vena pungsi 7 ml
Nilai normal
Total komplemen 75 – 160 U/ml atau 75 – 160 U/L (SI unit)
C3 : 55 – 120 mg/dl atau 0.55 – 1.20 gr/L (SI unit)
C4 : 20 – 50 mg/dl atau 0.20 – 0.50 g/L (SI unit)
h. C-reactive protein (CRP)
Tipe tes : darah 7 ml dengan pungsi vena periver
Nilai normal : <0.8 mg/dl
i. Cryoglobulin
Tipe tes : darah pungsi vena perifer 10 ml
Nilai normal : tidak terdeteksi adanya cryoglobulin
j. Epstein-Barr virus titer (EBV)
Tipe tes : darah pungsi vena perifer 5-10 ml
Nilai normal
Titer ≤ 1:10 non diagnostik
Titer 1:10 – 1:60 indikasi infeksi saat undetermin
Titer ≥ 1:320 menunjukan infeksi aktif
k. Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
Tipe tes : darah pungsi vena perifer 5-10 ml
Nilai normal
Metode westergren
Pria ≤ 15 mm/jam
Perempuan ≤ 20 mm/jam
Anak ≤ 10 mm/jam
Bayi 0-2 mm/jam
l. Human lymphocyte antigen (HLA)
Tipe tes : darah vena sekitar 10 ml dalam heparin.
Nilai normal : negatif
m. Human T-cell lymphotropic virus I/II antibody (HTLV)
Tipe tes : darah vena 7 ml
Nilai normal : negative
n. Imunoglobulin electrophoresis (Gamma Globulin Electrophoresis)
Tipe tes : darah pungsi vena 7 ml
Nilai normal
IgG:
Dewasa :565-1765 mg/dl
Anak:
4-12 tahun : 460-1600 mg/dl
2-3 tahun : 420-1200 mg/dl
1 tahun : 340-1200 mg/dl
6-9 bulan : 220-900 mg/dl
2-5 bulan : 200-700 mg/dl
1 bulan : 250-900 mg/dl
IgA:
Dewasa : 85-385 mg/dl
Anak:
4-12 tahun : 25-350 mg/dl
2-3 tahun : 18-150 mg/dl
1 tahun : 15-110 mg/dl
6-9 bulan : 8-80 mg/dl
2-5 bulan : 4-80 mg/dl
1 bulan : 1-4 mg/dl
IgM:
Dewasa :55-375 mg/dl
Anak:
9-12 tahun : 50-250 mg/dl
1-8 tahun : 45-200 mg/dl
6-9 bulan : 35-125 mg/dl
2-5 bulan : 25-100 mg/dl
1 bulan : 20-80 mg/dl
IgD dan IgE : minimal
o. Lymphocyte immunophenotyping
Tipe tes : darah pungsi vena 10 ml dalam sodium heparin, 5 ml dalam EDTA
Nilai normal
Sel Prosentase (%) Jumlah sel/μl
Sel T 60-95 800-2500
Thelper (CD4) 60-75 600-1500
T suppressor (CD8) 25-30 300-1000
Sel B 4-25 100-450
Natural killer cell 4-30 75-500
CD4/CD8 rasio >1.0