Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah usaha dalam meningkatkan taraf hidup


masyarakat yang dalam kondisi sekarang mengalami kemiskinan dan
keterbelakangan (Kartasasmita, 1997:11-12). Pemberdayaan masyarakat perlu
adanya proses, karena dalam pengertian pemberdayaan adalah proses yang
menunjuk pada rangkaian tindakan yang dilakukan secara kronologis sistematis
dengan adanya tahapan untuk mengubah kondisi yang awalnya belum berdaya
menjadi berdaya (Sulistiyani, 2004:77).
Pemberdayaan atau pembangunan di daerah diupayakan menjadi skala
proritas penting dalam pembangunan di masa sekarang maupun di masa yang
akan datang. Upaya demikian sekurang-kurangnya perlu memperhatikan tiga hal
penting antara lain, (a) bentuk kontribusi riil di daerah yang diharapkan oleh
pemerintah pusat dalam proses pembangunan dasar, (b) aspirasi masyarakat
daerah itu sendiri terutama yang terefleksi pada prioritas program-program
pembangunan daerah, dan (c) keterkaitan antardaerah dalam tata perekonomian
dan politik lokal. Pemberdayaan pada hakekatnya mencakup dua aspek yaitu,
togive or authority dan to give ability to enable. Dalam pengertian
pertama,pemberdayaan memiliki makna memberi kekuasaan, sedangkan dalam
pengertian kedua, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi
kemampuan atau keberdayaan, (Suparjan, dan Hempri, 2003, pp.42-43).

Kota Malang memiliki keragaman potensi wisata meliputi potensi wisata


alam dan potensi wisata budaya disertai dengan keramahtamahan masyarakatnya
sehingga menjadikan Kota Malang sebagai salah satu daerah tujuan wisata di
Indonesia. Keberhasilan Kota Malang dalam menarik wisatawan untuk
berkunjung telah banyak memberi manfaat kepada masyarakat, melalui
penciptaan lapangan kerja, mendorong hasil-hasil industri kerajinan serta sebagai
sumber devisa daerah yang mampu menjadi generator penggerak (leading sector)
perekonomian daerah. Salah satu penggerak perekonomian masyarakat Kota
Malang adalah dengan adanya sentra kerajinan gerabah yang sangat dikenal oleh

1
masyarakat dengan sebutan "Kingdom of Gerabah" yang beralamatkan di Jalan
Mayjend Panjaitan XVII-A/72, Kota Malang. Produk atau model yang dihasilkan
oleh pusat kerajinan ini cukup berkualitas dan tidak perlu diragukan
lagi(disperin.malangkota.go.id/).
Berdasarkan data laporan Dinas Perindustrian Kota Malang2018,bahwa di
"Kingdom of Gerabah"terdapat 14 total unit pelaku usaha industri gerabah dengan
volume produksi 653.220 unit produk dan dengan nilai produksi mencapai Rp.
940.000,00 per tahun. Untuk saat ini pelaku industri gerabah memiliki workshop
dan memiliki komunitas atau forum khusus untuk keperluan pemasaran.
Pengembangan sentra kerajinan gerabah selalu diikuti peran aktif masyarakat
sekaligus dalam usaha proses memberdayakan masyarakat setempat untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan dan pelestarian seni budaya.
Pemberdayaan juga merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat hal ini sejalan dengan disampaikan oleh Narayan yaitu:
Empowerment is key for: (a) Quality of life and human dignity, (b) good
governance, (c) Pro-poor growth dan, (d) Project effectiveness, (Narayan,
2002,p.8).
Selain dari peran aktif masyarakat yang berperan penting dalam
pengembangan kampung gerabah, pemerintah pun sering kali memberi perhatian
lebih kepada kampung gerabah sebagai salah satu ikon kota Malang sendiri.
Perhatian pemerintah sendiri dapat dilihat berupa seringnya diadakan pelatihan
oleh dinas terkait, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bu Niskha selaku Bagian
Umum Dinas Perindustrian Kota Malang,
“fokus pembinaan kami itu lebih ke peningkatan kemampuan
pengusahanya. Jadi sifatnya semacam pelatihan-pelatihan, kemudian
pemagangan. Lebih banyak kami di pelatihan desain.”
diberikannya bantuan berupa barang penunjang seperti mesin produksi
gerabah dan juga sering kali diadakan pameran untuk mempromosikan
hasil produksi dari kampung gerabah. Selain itu guna meningkatkan kualitas dari
produksi kampung gerabah pemerintah juga mengadakan study banding bagi
pengerajin gerabah yang dilaksanakan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.Hal
tersebut sesuai dengan tujuan pemberdayaan masyarakat dalam UU Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-
2004 dan Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dinyatakan bahwa dalam

2
tujuan pemberdayaan masyarakat ditujukan membuat masyarakat menjadi
berdaya melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat setempat,
penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, peningkatan
keswadayaan masyarakat luas untuk membantu dalam meningkatkan kehidupan
sosial,ekonomi dan politik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat pada industry pengrajin
gerabah yang ada di Jalan Mayjend Panjaitan XVII-A/72, Kota Malang yang lebih
dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Kingdom of Gerabah.”, karena peneliti
menganggap bahwa program pemberdayaan masyarakat berperan penting dalam
menggerakan perekonomian masyarakat Kota Malang, sehingga peneliti
menggambil judul penelitian “ Pemberdayaan Masyarakat dalam
Mengembangkan Kerajinan Gerabah” (Studi pada Kingdom of Gerabah
Kelurahan Penanggungan Kota Malang) dengan menggali informasi dari beberapa
informan, antara lain: masyarakat Desa Penanggungan, Ketua Paguyuban
Kingdom of Gerabah, Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen dan Dinas
Perindustrian Kota Malang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan kerajinan gerabah
di Kelurahan Penanggungan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui, mendiskiripsikan dan menganalisis pemberdayaan masyarakat
dalam mengembangkan kerajinan gerabah di Kelurahan Penanggungan.
D. Kontribusi Penelitian
a. Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sumbangan
pemikiran ilmiah mengenai pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan
kerajinan gerabah di Kelurahan Penanggungan.
b. Praktis
Agar masyarakat lebih mengetahui dan paham akan pentingnya pemberdayaan
masyarakat dalam mengembangkan kerajinan gerabah.

3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan upaya untuk menjadikan sumber daya manusia lebih
bertangung jawab terhadap pekerjaan mereka yang nantinya dapat meningkatkan kinerja
mereka. Memberdayakan orang dapat dilakukan dengan cara memindahkannya dari
posisi yang biasanya hanya melakukan apa yang disuruh, kedalam posisi yang memberi
kesempatan untuk lebih bertanggung jawab (Wibowo, 2007:410).
Pemberdayaan adalah pemberiantanggungjawab dan wewenang dari
manajerkepada karyawan, yang melibatkan adanya sharing informasi dan pengetahuan
untuk memandu karyawan dalam bertindak sesuai dengan tujuan organisasi (Baron dan
Rue,1997).
Jadi penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu
usaha seseorang untuk berorientasi pada masa depan dengan tanggung jawab yang
diembannya agar terlaksana dengan baik keputusan yang sudah diambil.
2. Tujuan Pemberdayaan
Adapun tujuan pemberdayaan menurut Tjokowinoto dalam Christie S (2005: 16)
yang dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya ;“
Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus mencakup seluruh bidang kehidupan yang
berguna dalam pembebasan kelompok masyarakat dari dominasi kekuasaan dalam bidang
ekonomi, politik dan sosial budaya. Konsep pemberdayaan dari sisi ekonomi menyangkut
usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang mandiri dan punya daya saing
tinggi dalam mekanisme pasar dan terdapat penguatan ekonomi golongan lemah. Dalam
pemberdayaan bidang politik sebagai usaha penguatan pengambilan keputusan dari
rakyat kecil yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai khususnya
atau kehidupan mereka secara umum. Terakhir dalam bidang sosial budaya menyangkut
usaha memperkuat rakyat kecil dalam penegakan dan nilai-nilai, norma, gagasan, serta
mendukung terciptanya organisasi sosial yang dapat melakukan kontrol atas perlakuan
politik dan ekonomi yang tidak sesuai dengan moralitas bangsa.”.

5
Jadi berdasarkan penjelasan tersebut tujuan dari pemberdayaan adalah upaya yang
dilakukan dan terencana secara sadar oleh masyarakat untuk memandirikan dirinya dan
lingkungannya.

3. Konsep Pemberdayaan

Konsep empowerment (Pemberdayaan) pada dasarnya adalah upaya menjadikan


suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural,
baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun
dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain. memberdayakan masyarakat menurut
kartasasmita (1996 : 144) adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Konsep utama pemberdayaan adalah tentang kekuasaan dan modal sosial.


Dimana kekuasaan biasanya diartikan dengan kemampuan individu untuk memengaruhi
individu yang lain sesuai apa yang dia harapkan,terlepas dari kepentingan mereka. Pada
dasarnya,  pemberdayaan  terletak  pada  kekuatan pada tingkat individu dan sosial
(Sipahelut, 2010).

Pemberdayaan  menunjuk  pada  kemampuan  manusia,  khususnya  kelompok 


yang kurang punya daya atau lemah sehingga mereka menjadi berdaya dalam :

(a) pemenuhan kebutuhan dasar  sehingga  mereka menjadi bebas,  dalam  arti  tidak
hanya bebas berpendapat tapi juga bebas kelaparan, kebodohan serta dari kesakitan; 

(b) bisa mendapat dan menggunakan ataupun memanfaatkan sumber-sumber  produktif 


untuk  meningkatkan  pendapatannya  dan  mudah mendapat barang-barang  dan  jasa-
jasa  yang  mereka perlukan;  dan 

(c) ikut serta dalam  proses  pembangunan  dan pengambilam keputusan yang
mempengaruhi diri mereka (Suharto 2005).

6
4. Definisi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah usaha memberi daya atau kekuatan kepada


masyarakat. Juga diartikan bahwa pemberdayaan masyarakat ialah kemampuan individu
yang tergabung dalam masyarakat untuk membangun berdayanya masyarakat yang saling
bersangkutan dan bertujuan untuk menghasilkan alternatif baru dalam pembangunan
masyarakat (Mardikanto, 2014).
Jadi berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah suatu usaha perubahan yang dilakukan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka melalui kegiatan pembelajaran atau keahlian yang
ditekuni.
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Mtujuan Pemberdayaan Menurut Mardikanto (2014:202), ada enam tujuan dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu:
1. Perbaikan kelembagaan (better institution). Dengan memperbaiki tindakan
yang dilakukan, diharapkan akan sisi kelembagaan juga akan mengembangkan
jaringan kemitraan usaha. 
2. Perbaikan usaha (better business). Peningkatan semangat belajar dalam
pendidikan, perbaikan aksesibilitas, aktivitas dalam memperbaiki kelembagaan,
harapannya untuk memperbaiki bisnis yang dilakukan.
3. Perbaikan pendapatan (better income). Dengan perbaikan bisnis yang
dilakukan, harapannya akan meningkatkan pendapatan keluarga dan masyarakat.
4. Perbaikan lingkungan (better environment). Dengan adanya perbaikan
pendapatan harapannya kondisi lingkungan akan semakin baik karena penyebab
kerusakan lingkangan adalah karena kemiskinan dan keterbatasan dana. 
5. Perbaikan kehidupan (better living). Adanya tingkat pendapatandan keadaan
lingkungan yang meningkat,harapannya meningkatkan taraf kehidupan keluarga
dan masyarakat 

7
6. Perbaikan masyarakat (better community).kehidupan yang berjalan lebih baik
dengan dukungan lingkungan baik fisik maupun sosial yang menjadi baik,
harapannya adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

6.Upaya Pemberdayaan Masyarakat


Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dikaji dari tiga aspek:
1. ENABLING, yaitu menciptakan suasana yang menungkinkan potensi
masyarakat dapat berkembang. Asumsinya adalah pemahaman bahwa
setiap orang, setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat
dikembangkan artinya tidak ada orang atau masyarakat tanpa daya.

2. EMPOWERING, yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat


melalui langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai
input dan pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat
masyarakat semakin berdaya.

3. PROTECTING, yaitu melindungi dan membela kepentingan


masyarakat lemah. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkutdiri dan
masyarakatnya merupakan unsur penting, sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat erat hubungannya dengan pementapan, pembudayan
dan penglaman demokraasi (Friedman,1994).

Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan tekanan pada otonomi


pengambilan keputusan dari kelompok masyarakat yang berlandaskan pada
sumberdaya pribadi, langsung, demokratis, dan pembelajaran sosial. Dalam hal ini
Friedmann menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas bidang
ekonomi saja tetapi juga secara politis, sehingga pada akhirnya masyarakat akan
memiliki posisi tawar (bargaining position) baik secara nasional maupun

8
internasional. Sebagai titik fokusnya adalah aspek lokalitas, karena civil society akan
merasa lebih siap diberdayakan lewat isu-isu lokal.

OUTLINE BAB III


METODE PENELITIAN

Jenis penelitian deskriptif menggambarkan secara sistematis, faktual, dan


Penelitian dengan pendekatan akurat mengenai program pemberdayaan
kualitatif (Creswell masyarakat dalam mengembangkan kerajinan
(2007) dalam Endriani gerabah yang ada di Jalan Mayjend Pandjaitan,
(2015: 37)) Kota Malang
Lokasi dan Lokasi penelitian lokasinya adalah pada Jalan Pandjaitan Kelurahan
Situs adalah tempat atau Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang,
Penelitian wadah diadakannya
suatu penelitian, situs penelitian di kampung gerabah Jalan Mayjend
sedangkan situs Pandjaitan Gang 17, dengan informan masyarakat
penelitian adalah Desa Penanggungan,Ketua Paguyuban Kingdom of
objek yang akan Gerabah, Kelurahan Penanggungan, Kecamatan
dilakukan suatu Klojen, dan Dinas Perindustrian Kota Malang.
penelitian
Fokus berisi pokok masalah Pemberdayaan masyarakat tersebut meliputi:
Penelitian yang masih bersifat 1. Enabling yaitu menciptakan suasana yang
umum memungkinkan potensimasyarakat dapat
(Sugiyono,2014:207) berkembang
2. Empowering yaitu memperkuat potensi
yang dimiliki masyarakat
melaluilangkah-langkah nyata
3. Protecting yaitu melindungi dan membela
kepentingan masyarakatlemah.
Sumber Data Sumber data primer a. Informan dalam penelitian ini adalah:
Sumber data sekunder 1. Ketua paguyuban Kingdom of Gerabah.

9
2. Ketua RW VI Kelurahan Penanggungan
3. Kepala Kelurahan Penanggungan
4. Pihak Dinas Perindustrian Kota Malang
Sumber Data Sekunder dalam penelitian ini antara
lain berupa profil Desa Penanggungan, artikel-
artikel ilmiah serta undang-undang pendukung
lainnya seperti:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat
2. UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun
2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah
(BAPPEDA).
Teknik Wawancara
Pengumpulan Observasi
Data Dokumentasi

Instrumen Peneliti sendiri


Penelitian Interview guide/
pedoman wawancara
Perangkat pendukung
Metode Analis Penelitian ini 1. mempersiapkan data yang relevan dengan
Data menggunakan analisis strategi pengembangan potensi wisata
data model Creswell kampung gerabah di Pandjaitan Gang 17.
2. menulis gagasan umum tentang strategi
pengembangan potensi wisata kampung
gerabah di Pandjaitan Gang 17.
3. Menganalisis lebih detail dengan meng-
coding data.
4. Mengetahui bagaimana strategi
pengembangan potensi wisata kampung

10
gerabah di Jalan Mayjend Pandjaitan Gang
17,
5. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab tidak berkembangnya Kingdom
Of Gerabah.
6. Menerapkan proses coding untuk
mendeskripsikan setting.
7. Menyajikan kembali dalam bentuk laporan
kualitatif.
8. Memberikan intrepretasi subyektif dan
mengkaitkannya dengan teori terkait strategi
pengembangan potensi kampung wisata
gerabah di Jalan Mayjend Pandjaitan Gang
17.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : suatu pendekatan prakti. ( Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta.
Cresswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dinas Komunikasi dan Informatika. 2018. Sejarah Malang. [Online]. Dikases melalui
https://malangkota.co.id/sekilas-malang/sejarah-malang-/. Pada tanggal 12 Desember 2019.
Emerson, Kirk dkk. 2012. An Integrative Framework for Collaborative Governance. Journal of
Public Administration Research and Theory, Volume 22, Issue 1, 1 January 2012, Pages 1–29
Freeman,R. 2006. Learning in Public Policy. In M. Moran, M. Rein, 7 R>E>Goodin, The
Oxford Handbook of Public Policy. New York : Oxford University Press.
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung Jawab Sosial
Korporasi). Bandung : Alfabeta.
Noor, Munawar. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS. Vol.1(2), No 90-97.
Perdana, G. A. 2016. Direksi dalam Implementasi Kebijakan Publik (Studi pada Implementasi
Kebijakan BPJS-Kesehatan di Puskesmas Kepanjen). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik. Vol.
2, No. 78-86
Sugiyono.2010. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung :Alfabeta.
Sukardi, 2016. Metode penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya. Jakarta:PT Bumi
Aksara.
Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Theresa, A Pardo. 2008. Collaborative Governance and Cross-Boundary Informa tion Sharing:
Envisioning a Networked and IT-Enabled Public Administration. Paper prepared for
presentation at the Minnowbrook III Conference, Lake Placid, New York, September 5-7, 2008.
Wasistiono, Sadu, 1998. Pemberdayaan Aparatur Daerah.Abdi Praja;Bandung.
Mubarak, Z. 2010. Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau Dari Proses Pengembangan
Kapasitas Pada Program PNPM Mandiri Perkotaan Di Desa Sastrodirjan Kabupaten
Pekalongan. Tesis. Program Studi Magister Teknik Pemberdayaan Wilayah Dan Kota. Undip.
Semarang.

12
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004.Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gava
Medika;Yogyakarta.
Chambers, R. (1985).Rural development : putting the last first. London ; New York:Longman.
Friedman, John, 1992. Empowerment The Politics of Alternative Development.Blackwell
Publishers, Cambridge, USA.
Kartasasmita, Ginandjar, 1996. Pembangunan Untuk Rakyat - MemadukanPertumbuhan dan
Pemerataan. Penerbit PT. Pustaka CIDESINDO, Jakarta.
Atmosoeprapto, Kisdarto, 2002. Menuju SDM Berdaya –Dengan Kepemimpinan Efektif dan
Manajemen Efisien. PT.Elex Media Komputindo : Jakarta.
Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Byars, Lloyd, L and Rue W, Leslie, 2004, Human Resource Management, Int.Edition, McGraw
Hill, Boston.

13

Anda mungkin juga menyukai