Anda di halaman 1dari 18

TELENURSING DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:
Rotua Sumihar Sitorus, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh:
Magdalena.C.Y.Manik 183302040057
Otomosi Hulu 183302040008
Selvia.E.Sitepu 183302040051
Yemima.S.Nadeak 183302040026

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat karunianya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan.Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata
kuliah Sistem Informasi Keperawatan dengan judul “Telenursing
Dalam Keperawatan”.
Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada Rotua
Sumihar Sitorus, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen mata kuliah Sistem
Informasi Keperawatan yang telah membimbing sehingga
terselesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019


Penulis

Kelompok 6

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
globalisasi dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk
berbenah diri. Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang adalah
menyangkut layanan keperawatan yang profesional, bermutu dan dapat
dijangkau oleh masyarakat.
Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan
perkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang membutuhkan
asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam “dunia
maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna
internet di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.
Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula
perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine,
telehealth dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan keperawatan.
Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi
karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan,
peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta
peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil.
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat,
menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar
dari rumah sakit.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan
menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan
kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke
rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien
dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video

4
converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan
sampai pengobatan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan
telenursing dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyarakat untuk menunjang tercapainya visi Indonesia sehat
2014.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan teknologi informasi (Telenursing)
dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan definisi telenursing
b. Menjelaskan prinsip prinsip dalam telenursing
c. Menjelaskan manfaat telenursing
d. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan telenursing
e. Menjelaskan riset tentang telenursing
f. Menganalisa aplikasi dari telenursing
g. Menjelaskan media yang digunakan dalam telenursing

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin, sehingga dapat memenuhi tugas IT dan Komputer yang diberikan
dan sebagai sarana media pembelajaran serta menambah wawasan
pengetahuan.

D. Batasan Penulisan
Fokus kami dalam penyusunan makalah ini adalah hubungan telenursing
dalam keperawatan.

5
E. Metode Penulisan
Makalah ini disusun melalui studi kepustakaan dengan pengumpulan data
dari berbagai sumber.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan untuk menghasilkan makalah yang baik, maka
pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Agar penulisannya lebih
terarah dan lebih mudah untuk dipahami, maka diperlukan adanya sistematika
penulisan yang teratur. Secara sistematis, penulis menempatkan materi
pembahasan keseluruhannya kedalam 3 (tiga) bab yang terperinci sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
BAB II: Tinjauan Pustaka
BAB III: Penutup

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Telenursing
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan
keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawat
untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal

6
video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh
menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau computer.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya
saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.

B. Prinsip-Prinsip Telenursing
Prinsip prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek
asuhan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi asuhan
keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan, dan
dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina
melalui penggunaan telepon, internet atau alat komunikasi lainnya.

C. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang
gawat darurat, rumah sakit
dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian
dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi

7
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang


pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga
digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran online dan
Multimedia Distance Learning.

D. Kelebihan Telenursing
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi
dibidang pelayanan ke perawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak jauh. Model pel ayanan ini memberikan keuntungan antara
lain :

1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.


2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya keperawatan.
3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan.
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah terisolasi.
5. Berguna dalam kasus kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu
perawatan di rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk
mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi
video dan internet( American Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang
lebih luas dan merata.
8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model
distance learning ) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien
9. mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).

8
10. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan
diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan klien
membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak
langsung. pasien dan keluarga serta meningkatkan kepatuhan.
Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen untuk memanggil
perawat agar mendapatkan saran kesehatan. Seorang perawat dengan
pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga
ini bermanfaat karena terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
serta meningkatkan

E. Kangan Telenursingekur
Menurut Aamy Peck (2005) ada tiga kategori dasar hambatan dalam
telenursing, meliputi : perilaku, legisatif, dan teknologi. Hambatan perilaku,
ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada
awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya
penguasaan terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi. Namun dengan
adanya pelatihan dan support system, perawat bisa merasakan manfaat
telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai
issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektonik Health Recrd (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa
bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan
dimanapun provider membutuhkannya.
Sumber lain menyebutkan, antara lain :
1. Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan
mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul
karena anggapan bahwa kontak langsung d engan pasien sangat penting
terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
2. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan teknolo gi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya
hubungan komunikasi akibat gangg uan cuaca dan lain sebagainya

9
sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berja lan, selain itu
juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen
klien.

F. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang
sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat
menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah,
glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di
dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga
mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan
dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun
keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
Telenursing dan home care :
1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan
meningkat 36 % atau lebih baik dalam 7 tahun ke depan.
2. Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah diganti
menjadi telenursing.
3. Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan memerlukan
tehnologi komunikasi.
4. Di USA merubah 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi
telehomecare visit, dan biaya dapat diturunkan 50 %.

10
5. Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih
menguntungkan dengan servis telekomunikasi.

Gambar 1.1 Alur telenursing

Di dalam pelaksanaan telenursing perlu menjaga privasi pasien.

11
Gambar 1.2 Tiga level keamanan untuk proteksi data pasien
Gambar 1.3. Tehnologi teleheath pada daerah pedesaan

G. Riset Telenursing
1. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul
Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With
Cancer With New Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya
bahwa telenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan
telemedicine dari pada face to face, tetapi menganggap face to face
adalah yang terbaik.
2. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial
of Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-
Centered Outcomes and Nursing Indicators.

12
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan
kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar
selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home
telecare; (b) telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun
lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari
penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada perawatan
diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan,
pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan
hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien.

13
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan
telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena
sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah

14
dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam
pelaksanaan telenursing.
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill
tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang
aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari
aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing
tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan
sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari
pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa
dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang sudah
banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak dimanfaatkan
untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan keperawatan.
Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat
darurat dan home care.

H. Media Telenursing
1. Telepon (telepon seluler)
2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic

15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telenursing adalah bagian integral dari telehealth. Telenursing dapat
digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional.
Telenursing dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta
partisipasi aktif keluarga. Telenursing efektif digunakan dalam seting
perawatan pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang
menyebabkan ketergantungan

B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Telenursing. Kami berharap agar pembaca dapat
memperluas pengetahuan tentang materi dari makalah ini. Dan kami juga
berharap pembaca dapat memahami semua penjelasan yang diberikan dalam
makalah ini, sehingga apabila ada yang kurang jelas atau kesalahn dalam
penyusunan makalah ini,pembaca dapat memberikan masukkan demi
sempurnannya penyusunan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Barret,et.all.(2009), Challenges faced in implementation of a telehealth enabled


chronic
woundcare system.The International Electronic Journalof Ruraland Remote
Health
Research, Education, Practiceand Policy. ARHEN: http//www.rrh.org.au Diakses
melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober 2017.
Borg dan Gall (1983), Educational Research: An Introduction. Front Cover.
Walter R.
Borg, Meredith Damien Gall. Longman, Sixth Edition, New York: Longman
Cady, et. all. (2009). A telehealth nursing intervention reduces hospitalizations in
children with complex health condition. Journal of Telemedicine and Telecare
2009; 15: 317-320.
Canadian Nurses Assosiation. (2015). Nurse One,the Canadian Nurses Portal
Ottawa.
Diperoleh melalui www.cna-alic.ca Tanggal 24 Oktober2016.
Canadian Nursing Informatics Assosiation. (2006). Satgger, Bragley-
Thompsonquotes.
Diperoleh melalui http://www.cnia.ca/about.htm Tanggal 20 Oktober 2016.
Center for E-Health Nursing. 2006. Diperoleh dari
http:/ /www. Center health nurse.com/center health.html. Tanggal 21 Oktober
2016.
Chamber, P. (2009). Millenial generation nurses at work inteletriage. AAACN
Viewpoint; Jul/Aug 2009; 31: 12-14. Diakses melalui www.proquest.com tanggal
20 Oktober 2017.
Durrani, H & Khoja. (2009).AsystematicreviewoftheuseoftelehealthinAsian
countries.
JournalofTelemedicineandTelecare 2009;15: 175-181
Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman A. 2006. Patient Safety, Telenursing and
Telehealth. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov. ch48
Graschew et. all.(2008). Network design for telemedicinee-health using satellite
technology. R.Latifi (Ed.): IOSPress. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal 30
Oktober 2016.
Hartford Kathleen. (2005). Telenursing and Patients’ Recovery from Bypass
Surgery.

18

Anda mungkin juga menyukai