Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA


Mengenai Media Pembelajaran

Dosen pengampu :
Inelda Yulita, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Klarasakti Nurannisa NIM. 180384204027

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2020
KATAPENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena


rahmat dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah dari mata kuliah
Multimedia Pembelajaran Kimia, yang diberikan oleh dosen Pengampu Ibu Inelda yulita,
S.Pd., M,Pd.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah
diberikan. Makalah yang saya susun ini berjudul “Media Pembelajaran”.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu saya ucapkan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya. Kami sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca sekalian
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah ilmu
pengetahuan kita.

Tanjungpinang, 1 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

KATAPENGANTAR............................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................................................2
B. Tujuan......................................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................................4
A. Pengertian Media Pembelajaran............................................................................................4
B. Peranan Media Pembelajaran................................................................................................5
C. Pentingnya Media Pembelajaran............................................................................................6
D. Landasan penggunaan media pembelajaran............................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................................................10
Daftar Pustaka....................................................................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar. Senada dengan apa yang dikatakan
oleh (Ruth Lautfer, 1999) bahwa media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru
untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian
siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk belajar,
mendorong siswa menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang. Dengan demikian, melalui
media pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin
hubungan baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat berperan untuk mengatasi
kebosanan dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, guru dituntut memberikan motivasi pada peserta
didik melalui pemanfaatan media yang tidak hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga yang ada di
luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Lantas apa yang terjadi
jika media pembelajaran tidak ada, yang terjadi adalah mengalami kesulitan dalam mengajar, materi
menjadi monoton dan siswa merasa bosan dengan apa yang diajar oleh pendidik. Oleh karena itu,
media pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dengan
demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan semakin tinggi pula
tingkat motivasi belajar siswa.

Pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi banyak memunculkan berbagai gejala
sosial dan perubahan dalam masyarakat, namun bukan berarti para tenaga pendidik menghindari dan
tidak mau mengikuti perkembangan yang ada. Menurut Presiden Republik Indonesia dalam
pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2017 di Istana
Negara, Kamis (18/5/017), Jokowi mengatakan, dunia berubah sedemikian cepatnya akibat teknologi,
bahkan negara-negaralain sudah sedemikian rupa berbicara ruang angkasa, sedangkan orang
Indonesia baru belajar menggunakan internet, belum lagi berkutat dengan demo, fitnah dan saling
menghujat melalui media sosial dengan menyebarkan berita-berita hoax. Oleh karena itu perlu
kesiapan dari sumber daya manusia dalam mengatasi setiap problem yang ada.Salah satu cara
mengatasinya permasalah yang ada adalah diperlukan program pendidikan yang berkualitas,
menyediakan berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang luwes, sehingga menghasilkan
sumber daya manusia yang tangguh, mandiri tanggung jawab dalam menghadapi tantangan global.
Itulah sebab, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajarannya sendiri, karena perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong ke arah
pembaharuan. Oleh karena itu, berdasarkan prolem di atas, maka penulis memberi judul karya tulis ini
yakni Media Pembelajaran. Karena media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan
media dalam pengajaran seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian dari guru
sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu setiap pendidik perlu
mempelajari bagaimana memilih dan menetapkan media pembelajaran agar pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan optimal. Sekalipun media pembelajaran ini
masih sering diabaikan dengan berbagai alasan diantaranya.

2
B. Tujuan
Dalam penyususan makalah ini terdapat beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami media pembelajaran
2. Mengetahui dan memahami peran media pembelajaran
3. Mengetahui pentingnya media pembelajaran
4. Memahami prisip landasan pengguanaan media pembelajaran

C. Rumusan Masalah
Dalam penyusun makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Bagaimana peranan media pembelajaran?
3. Mengapa media pembelajran begitu penting?
4. Bagaimana landasan penggunaan media pembelajaran?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

1) Definisi media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara (sadiman, dkk, 1996). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(1999) media merupakan alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film,
poster dan spanduk. Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam
proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan
komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan
dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana
untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123). Media dapat dibagai
dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran
(instructional media). Alat bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam
memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran
disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film bingkai (slide) foto,
peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan belajar
yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran. Lebih lanjut, media merupakan
sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian
keberhasilan belajar.

Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) yang dikutip


oleh Basyaruddin (2002) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses
penyaluran informasi”.

National Education Asociation (NEA). Media adalah sarana komunikasi, baik dalam bentuk
cetak maupun audio visual. Mencakup teknologi perangkat lunak dan perangkat kerasnya.

2) Definisi Media Pembelajaran

Berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian media pembelajaran menurut para


ahli diantaranya:
a) Menurut Azhar 2011
Pengertian media pembelajaran menurut Azhar (2011) adalah alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

b) Menurut E. De Corte

4
Media pembelajaran sebagai suatu sarana non personal (bukan manusia) yang
digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses
belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instruksional.

c) Menurut Briggs (1977)


Media pembelajaran diartikan sebagai sebuah sarana fisik untuk menyampaikan isi
atau materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu dalam
proses belajar mengajaruntuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

B. Peranan Media Pembelajaran

peran media juga sangat diperlukan dalam mendidik peserta didik. Hal ini dijelakan oleh (Iwan
Falahudin, 2014) bahwa peran pembelajar adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan
memotivasi para pembelajar agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga sumbe-sumber belajar yang lain.
Oleh karena itu, dalam meningkatkan kemampunya untuk belajar maka diperlukan sumber belajar.
Dengan adanya sumber belajar maka peserta didik dapat mengerti apa yang dipelajarinya. Salah satu
sumber belajar yang dikenal selama ini adalah media pembelajaran.
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar sangat penting dilaksanakan
oleh para pendidik saat ini, karena peranan media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pengirim kepada penerima dan melalui media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik
untuk menjelaskan sesuatu yang disampaikan oleh pendidik. Dengan penggunaan alat-alat ini guru
dan siswa dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah. Media
mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga
siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar (Putra Sumberharjo, dkk, 2015).
Menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar membantu untuk memperlancar
interaksi antara pendidik dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional bertujuan untuk: mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap dan kretif, mandiri dan menjadi warga yang keterampilan atau pun sikap (Mudhofir,
1993).
Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar. Selain penjelasan di atas, peranan media pembelajaran dalamproses belajar mengajar antara
lain:
1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme.
2. Membangkitkan minat atau motivasi
3. Menarik perhatian.
4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran
5. Mengaktifkan siswa dalam belajar.
6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

C. Pentingnya Media Pembelajaran

Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses inilah yang
menentukan tujuan belajar akan tercapai. Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan

5
adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta media
pembelajaran. Pada kenyataannya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses
pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-
sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam komunikasi antara
pengajar dan pelajar. Hal tersebut diatas masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.
Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat
diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru
pendidik dapat menciptakan bebagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai
dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik.
Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam
kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah
dimengerti oleh peserta didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan
proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.
Media pembelajaran bisa digunakan sebagai alat bantu yang berfungsi melancarkan jalannya
kegiatan belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Setiap mata pelajaran
mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi, ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu,
tetapi ada bahan pelajaran yang sangat sulit sehingga memerlukan alat bantu, karena memiliki tingkat
kesukaran yang tinggi yang sulit diproses dan dicerna oleh siswa. Siswa juga akan merasa bosan dan
kelelahan jika dalam proses belajar mengajar guru dalam memberikan penjelasan tidak fokus pada
masalah dan simpang siur.

Implementasi “Penggunaan Media Sumber Belajar “ dalam proses belajar mengajar pada
tingkat satuan pendidikan bukan sekedar luapan semangat desentralisasi yang berlebihan karena
berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 yaitu”
pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
berdasarkan standarpelayanan minimal dengan prinsip manajemen yaitu dalam PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 29 ayat 1”.

Dimasa lalu dalam proses belajar mengajar guru merupakan satu-satunya sumber belajar. Kegiatan
pendidikan cenderung masih tradisional. Contoh dalam berhitung siswa masih menggunakan kerikil,
lidi, korek api, sehingga untuk menghitung dalam jumlah besar masih kesulitan. Kemudian dengan
semakin pesatnya perkembangan teknologi mulai ditemukannya mesin hitung yaitu kalkulator.
Dengan kalkulator dapat menghitung lebih cepat dan jarang salah.

Selain alat hitung media pendidikan yang lain juga mengalami perkembangan,sehingga media tidak
hanya sebagai alat bantu tetapi sebagai sumber balajar. Dalam proses belajar mengajar ada media
yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja (radio, cassette, recorder, piringan hitam), dan
media yang mengandalkan penglihatan/visual saja (film strip/slides(film bingkai) foto, gambar,
lukisan, cetakan) serta media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar (sound slides, video
cassette, film suara).

Agar dalam penggunaan media yang dipilih itu tepat, maka harus memperhatikan factor-faktor
objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, kualitas teknik, keefektifan
dan efisiensi penggunaan.

Dengan menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat Sekolah Dasar
sangatlah penting. Sebab kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep
tertentu. Pada masa ini siswa masih berfikir konkret dan belum mampu berfikir abstrak, untuk itulah

6
guru seharusnya menggunakan media dan memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Ketidakmampun guru dalam menjelaskan suatu bahan dapat diwakili oleh peranan
media, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang telah direncanakan.

D. Landasan penggunaan media pembelajaran


Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan
Psikologis, Teknologis, Empiris, dan Filosofis.

1. Landasan psikologis

Belajar adalah proses yang kompleks dan unik, artinya seseorang yang belajar melibatkan
segala aspek-aspek kepribadiannya, baik itu fisik maupun mental. Keterlibatan dari semua aspek
kepribadian ini akan nampak dari perilaku belajar orang itu. Perilaku belajar yang nampak
adalah uni, artinya perilaku itu hanya terjadi pada orang itu dan tidak pada orang lain. Setiap
orang memunculkan perilaku belajar yang berbeda. Keunikan perilaku belajar ini disebabkan
oleh adanya perbedaan karakteristik yang menentukan perilaku belajar itu sendiri, seperti: gaya
belajar (visual vs auditif), gaya kognitif (field independent vs field dependent), bakat, minat,
tingkat kecerdasan, kematangan intelektual dan lainnya yang bisa diacukan pada karakteristik
individual siswa. Perilaku belajar siswa yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan
perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula untuk setiap siswa. Komponen
pembelajaran yang bertanggung jawab untuk menangani masalah ini adalah strategi
penyampaian pembelajaran, lebih khusus lagi media pembelajaran.
Strategi (media) pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individual
siswa. Ia sedapat mungkin harus memberikan layanan pada setiap siswa sesuai dengan
karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang memiliki gaya belajar visual harus
mendapatkan rangsangan belajar visual, seperti halnya siswa yang memiliki gaya auditif
harus mendapatkan rangsangan belajar auditif. Perubahan perilaku sebagai akibat dari
belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 aspek, yaitu: kognitif, sikap, dan keterampilan.
Setiap aspek menuntut penggunaan media pembelajaran yang berbeda-beda. Artinya,
belajar kognitif memerlukan media yang berbeda-beda dibandingkan dengan siswa yang
belajar menggunakan aspek lainnya. Atas dasar ini, diperlukan strategi penyampaian materi
pembelajaran yang menggunakan multimedia untuk memenuhi tuntutan belajar aspek yang
berbeda-beda. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal
yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan
kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat yaitu diantaranya:
1) Jerome Bruner, mengemukakan pendapatanya bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu menggunakan
kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya
untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.
2) Charles F. Haban, mengemukakan pendapatnya bahwa sebenarnya nilai dari media terletak
pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai
jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale,
mengemukakan pendapatnya bahwa dalam membuat jenjang konkrit-abstrak dimulai dari
siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian yang nyata, dilanjutkan siswa sebagai pengamat terhadap kejadian-
kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian-
kejadian yang disajikan dengan simbol.

2. Landasan Teknologis

Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan belajar siswa. Untuk
mencapai sasaran akhir ini, teknologi-teknologi dibidang pembelajaran mengembangkan

7
berbagai sember belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa sesuai dengan karakteristiknya
Dalam upaya itu, teknologi bekerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang
berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan
desainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog
untuk memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya dan
akhirnya menggunakannya baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi
(diseminasi). Semua kegiatan ini dilakukan oleh para teknologi dengan berpijak pada prinsip
bahwa suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh siswa
yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media
pembelajaran itu. Dengan demikian, proses belajar setiap siswa akan amat dimudahkan dengan
hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteriktinya. Jadi, dalam kaitannya dengan
teknologi, media pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan
komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.
Komponen-komponen tersebut meliputi pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

3. Landasan Empiris

Berbagai temuan penelitian yang menunjukan bahwa ada interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya
bahwa siswa akan mendapat keuntungan yang signifikat bila ia belajar dengan menggunakan
media yang sesuai dengan karakteristiknya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih
mendapatkan keuntungan dari menggunakan media visual, seperti film, video, gambar atau
diagram. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan
dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman suara, radio atau ceramah dari
guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka
pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar, karakteristik materi pelajaran,
dan karakteristik media itu sendiri. Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual siswa menjadi
semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan
atau kesenanangan pengajar, tetapi juga dilandaskan pada kecocokan media itu dengan
karakteristik siswa, disamping kriteria lain yang telah disebutkan sebelumnya.

4. Landasan Filosofis

Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi
baru dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata
lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benerkah pendapat
tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai
banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya.
Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak
perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian,
harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka
baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis. Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media

8
dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Disamping
itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. oleh sebab itu dalam pemilihan
media disamping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar memahami
makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi
hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara
efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,
(2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.

9
BAB III
Penutup

Kesimpulan

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu,dosen/guru dituntut memberikan motivasi pada peserta
didik melalui pemanfaatan media yang tidak hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga yang ada di
luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Sebagai saran demi
kelancaran dan efektivitas pembelajaran di kelas maka media pembelajaran salah satu alat
bantu/sumber belajar untuk meningkatkan daya minat belajar peserta didik. Oleh karena itu, para
guru/dosen sebaiknya memfungsikan media pembelajaran dengan baik. Lebih lanjut, alat
bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Dengan adanya media/alat bantu pembelajaran semakin memudahkan guru/dosen dalam pelaksanaan
pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mendorong siswa agar dapat mencapai
kompetensinya dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru atau dosen.

10
Daftar Pustaka

Sumberharjo. Putra, dkk. (2015). Media Pembelajaran Pengenalan Huruf Dan Angka Di Taman
Kanak-Kanak Tunas. Dalam Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume
7 No 3:24

Adam. Steffi dan Muhammad Taufik Syastra. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam. Dalam CBIS Journal, Volume 3 No
2:79

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdikbud. 1999. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai