Anda di halaman 1dari 23

Metodelogi Pembelajaran Matematika

Oleh Kelompok 2 :

Andina Yunita (1710206001)

Ardi Yusuf Setiawan (1730206037)

Ayu Repsiana (1730206041)

Astri Okta Wahyuni (1730206039)

Santi Anggraini (1730206100)

Yuni Maira Aprilyanti (1730206109)

Dosen Pengampu :

Anggun Pratiwi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN FATAH PALEMBANG

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam dicurahkan kepada
baginda besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat,
dan umat-Nya termasuk kita semua yang dimuliakan Allah SWT.
Adapun tujuan menyusun makalah ini yaitu selain sebagai salah satu syarat
memenuhi Mata kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika, juga untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang “Konsep pengertahuan sikap,
dan perilaku dalam kegiatan belajar mengajar dan model pendekatan, strategi,
metode, serta macam-macam pembelajaran”.
Kami mengucapkan terima kasih atas bimbingannya, khususnya pada dosen
mata kuliah ini yaitu Ibu Anggun Pratiwi,M.Pd. Sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Kami menyadari bahwa dalam penulisajn makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi
tercapainya kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A. Pendahuluan Pembelajaran ........................................................................2


B. Pengertian Pembelajaran ............................................................................2
C. Model Pembelajaran................................................................................... 3
D. Strategi Pembelajaran................................................................................. 7
E. Konsep pengetahuan sikap dan perilaku dalam kegiatan belajar mengajar..
9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................... 12

GLOSARIUM ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif ,inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun di luar
kelas diperlukan persiapan yang matang oleh pendidik semua mata
pelajaran. Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan
tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung dalam
jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses pendidikan
akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala
sesuatunya telah direncanakan secara matang
Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi dan metode yang
menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan
terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada
dan bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta
gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut
kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.
Pada makalah ini kami akan membahas lebih lanjut beberapa hal
mengenai sikap, perilaku belajar, pengertian, model, pendekatan,
strategi, dan metode pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan Pembelajaran

Kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung


pada perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran yang dilakukan guru. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah
membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku pembelajaran
tersebut terkait dengan penciptaan kondisi pembelajaran yang berorientasi
pada kebutuhan siswa dan tuntutan kualitas pembelajaran.

Berkenaan dengan penyempurnaan kurikulum, pendekatan dan model


pembelajaran, pemerintah telah mengeluarkan standar proses satuan
pendidikan, dimana dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah, seorang guru harus mampu menggunakan
pendekatan saintifik ( scientific approach ) dan pendekatan tematik
terpadu, hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna dan mudah
dipahami oleh siswa. Untuk menunjang kegiatan tersebut pemerintah
menganjurkan untuk menggunakan tiga model pembelajaran, yaitu model
pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran berbasis proyek, dan
model diskoveri ( discovery learning ). ketiga model pembelajaran
tersebut diharapkan dapat mengarahkan pada siswa agar mampu
memecahkan permasalahan dalam kehidupan dan mampu berbuat dalam
rangka mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam soft skill maupun
hard skill yang terintegrasi.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai


komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen
tersebut, meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat

2
komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menentukan media, metode, strategi dan pendekatan apa
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara guru dan


siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung, yaitu dengan berbagai media pembelajaran.
Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola
pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman


belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik,peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar1. (BSNP, 2006: 16 )

C. Model Pembelajaran

Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip


atau teori belajar. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, peskiatri,
analisis sistem, atau teori-teori lainnya. (Joyce & Weil, 1980). model-
model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan
menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola
umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Joyce & Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain. (Joyce & Weil, 1980:1). model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model

1
Rusman, 2017, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana) hlm. 84-85.

3
pembelajaran yang sesuai, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan2.

Model Pembelajaran berdasarkan Teori

1. Model Interaksi sosial

Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model


interaksi sosial menitik beratkan hubungan yang harmonis antara
individu dan masyarakat ( Learning to life together). Teori
pembelajaran Gestalk dirintis oleh Max Wertheimer (1912) bersama
dengan Kurt Koffka dan W.Kohler, mengadakan eksperimen
mengenai pengamatan visual dengan fenomena fisik. Percobaannya
yaitu memproyeksikan titik-titik cahaya (keseluruhan lebih penting
dari pada bagian).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran, sebagai


berikut:

a) Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan


berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara
mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skills
dalam bidang akademik.
b) Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman
mengenai diri sendiri dan rasa tangung jawab, baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap kelompok.
c) Pemecahan masalah sosial atau inquiry social, bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
sosial dengan cara perpikir logis.
d) Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi
melalui situasi tiruan.

2
Ibid, hlm. 244.

4
e) Simulasi sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami
berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

2. Model pemprosesan informasi

Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaged) dan


berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang
dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk
pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan:
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep,
dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan
informasi / kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan.

Model proses informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran


di antaranya:

a) Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan


berpikir dan membentuk teori.

b) Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi


yang memang diperlukan

c) Inquiry keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian


dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh
pengalaman dalam domain-domain disiplin ilmu lainnya.

d) Pembentukan konsep, bertujuan untuk mengembangkan


kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep, dan
kemampuan analisis.

e) Model pengembangan bertujuan untuk mengembangkan


inteligensi umum, terutama berpikir logis, aspek sosial dan
moral.

5
f) Advanced organizer model, bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap
dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna

Implikasi teori belajar kognitif (piaget) dalam pembelajaran,


diantaranya :

a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh
karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berpikir anak. Anak akan belajar dengan baik
apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
b) Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya sebaik mungkin (fasilitator, ing arso sung
tolado, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
c) Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi
tidak asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
d) Dikelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi
dan diskusi sebanyak mungkin3.

3. Model Personal ( Personal Model)

Model ini bertitik tolak teori humanistik, yaitu berorientasi


terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada
emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif
dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang
mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu
memproses informasi secara efektif.

Implikasi teori humanistik dalam pendidikan, sebagai berikut:

a) Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.

3
Ibid, hlm.245-249.

6
b) Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang (learning to
do).

c) Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi


diri.

d) Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari


konsepsinya sendiri

e) Mengajar adalah hal penting tetapi belajar siswa sangat penting


(learn how to learn).

f) Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan


suatu hubungan yang produktif dengan likungannya dan
memandang dirinya sendiri sebagai pribadi yang cakap.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu


bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan
tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan(reinforcement). Model ini lebih
menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologi dan perilaku
yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien
berurutan4.

D. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi


tentang rangkaian kegiatan yang di design untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kemp (1995) mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

4
Ibid, hlm. 250-251.

7
Jenis-jenis strategi pembelajaran dapat di klasifikasikan berdasarkan
berbagai pertimbangan :

1. Berdasarkan pertimbangan proses pengolahan pesan, yaitu :

 Strategi pembelajaran deduktif, merupakan strategi


pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian
materi secara verbal seorang guru/instruktur kepada sekelompok
peserta latih dengan maksud agar peserta latih dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal

 Strategi pembelajaran induktif

2. Berdasarkan pertimbangan pihak pengolah pesan, yaitu :

 Strategi pembelajran ekspositorik

 Strategi pembelajran heuristik

3. Berdasarkan pertimbangan instraksi guru dan siswa, yaitu ;

 Strategi pembelajaran tatap muka

 Strategi pembelajaran melalui media

4. Berdasarkan pertimbangan taksonomi hasil belajar, yaitu ;

 Strategi belajar mengajar kognitif

 Strategi belajar mengajar keterampilan

 Strategi belajar mengajar afektif

5. Pertimbangan pengaturan guru, yaitu ;

 Strategi pembelajaran seorang guru

 Strategi pembelajaran beregu

6. Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa, yaitu :

8
 Strategi pembalajaran klasikal

 Strategi pembelajaran kelompok kecil

 Strategi pembelajaran individual

Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2008 : 127)


“pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran. “istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka
pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakukan yang diterapkan terhadap masalah atau obejek kajian
yang akan ditangani.

E. Konsep pengetahuan sikap, perilaku dalam kegiatan belajar mengajar


1. Sikap siswa dalam pelajaran matematika
Sikap siswa pada pelajaran matematika dan kemandirian belajar
siswa merupakan faktor yang sangat dominan dalam pengaruhnya
pada kegiatan belajar matematika dan prestasi belajar matematika
siswa, karena jika dalam diri individu tertanam sikap negatif pada
pelajaran matematika maka pelajaran yang diterimanya akan sia-sia,
begitu sebaliknya jika di dalam diri siswa tertanam sikap positif pada
pelajaran matematika maka pelajaran yang dterimanya hasilnya akan
baik. Demikian pula apabila kemandirian belajar siswa tersebut baik,
kemungkinan besar prestasi belajar akan tercapai maksimal5.
Sikap terdiri atas tiga komponen yaitu: Komponen kognitif
(cognitive component), komponen afektif (affective component),
komponen perilaku (behavioral component). Komponen kognitif

5
Yani Purnomo, 2016, “pengaruh sikap siswa pada pelajaran matematika dan kemandirian belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika”, Vol. 02, No. 01, hlm. 95.

9
meliputi indikator kesadaran untuk berprestasi pada mata pelajaran
matematika dan kesadaran atas manfaat mata pelajaran matematika.
Komponen afektif meliputi indikator aktif mempelajari matematika
dan aktif mengerjakan tugas matematika. Sementara itu, komponen
perilaku dilhat dari indikator sungguh-sungguh dalam mempelajari
matematika dan sungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang
pelajaran matematika.6
2. Perilaku belajar matematika
Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh
individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau
berlangung secara spontan. Perilaku belajar tidak dirasakan sebagai
beban, tetapi sebagai kebutuhan. Hal ini tercipta karena secara terus
menerus dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan serta
keteldanan dalam semua aspek dan kreativitas pendidikan . Selain itu,
terdapat kondisi dan situasi pembelajaran yang memang diciptakan
untuk mendukung berlangsungnya kreativitas dan kegiatan-kegiatan
lain dalam konteks pembeljaran (Hamalik, 2007).
Menurut Saryanti (2010), perilaku belajar adalah di dalam diri
siswa, sehingga setelah belajar terjadi perubahan dalam diri siswa baik
dari sisi pengetahuan, sikap dan pengalaman.
Terdapat tiga macam perilku mencari bantuan yang biasa digunakan
siswa ketika mereka menghadapi kesulitan belajar matematika yaitu
sebagai berikut:7
a) Perilaku adaptive help-seeking (perilaku meminta bantua
adaptif) yang merupakan salah satu bentuk regulasi diri yang
dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan
memanfaatkan orang lain (dengan nmeminta bantua belajar
secara adaptif). Peserta didik akan meminta bantuan dari temn

6
Ibid,hlm. 98.

7
Nurul Rahmi, 2016, “Pegaruh Perilaku Adaptive-Seeking terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII
SMPN 6 Banda Aceh”, Vol. 01, No. 01, hlm. 41.

10
atau orang lain yang dirasa mampu membantunya untuk dapat
mengerjakan atau menyelesaikan soal matematika. Perilaku ini
dilakukan ketika dia benar-benar membutuhkan bantuan yaitu
ketika mereka tidak dapat lagi memecahkan masalah mereka
sendiri.
b) Perilaku mencari bantuan eksekutif. Perilaku ini terjadi ketika
peserta didik sering sekali meminta bantuan, meskipun mereka
tidak membutuhkannya. Dan cenderung meminta jawaban
darpada petunjuk. Biasanya tujuannya adalah untuk memperoleh
keelengkapan tugas mereka.
c) Perilaku mencari bantuan tertutup. Peserta didik yang
mengadopsi perilaku mencari bantuan ini menghindari mencari
bantuan terbuka seperti dengan menyalinn jawaban teman atau
menyontek.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori belajar. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, peskiatri,
analisis sistem, atau teori-teori lainnya.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang di design untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Sikap siswa pada pelajaran matematika dan kemandirian belajar
siswa merupakan faktor yang sangat dominan dalam pengaruhnya pada
kegiatan belajar matematika. Sikap terdiri atas tiga komponen yaitu:
Komponen kognitif (cognitive component), komponen afektif (affective
component), komponen perilaku (behavioral component).
Terdapat tiga macam perilku mencari bantuan yang biasa digunakan
siswa ketika mereka menghadapi kesulitan belajar matematika yaitu
perilaku meminta bantuan adaptif, perilaku mencari bantuan eksekutif,
dan perilaku mencari bantuan tertutup.

12
GLOSARIUM

Analisis sistem : Orang yang melakukan analisis atau melakukan


analisis

Advanced : Maju

Aktualisasi : Perihal mengaktualkan, pengaktualan

Afektif : Berkenaan dengan perasaan, mempengaruhi keadaan


perasaandan emosi

Behauristik : Perubahan tingkah laku

Discovery : Penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru baik


berupa suatu alat baru maupun ide baru

Domain : Daerah asal

Deduktif :Jenis paragraf yang dikembangkan dengan pola


deduksi, bermula dari pemaparan hal yang bersifat
umum kemudian menyebar ke hal khusus

Efektif : Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)

13
Efisien : Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan)
sesuai (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,
biaya), kemampuan menjalankan tugas dengan baikdan
tepat

Eksperimen : Percobaan yang bersistem dan berencana (untuk


membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya)

Emosional : Menyentuh perasaan, mengharukan, dengan emosi

Ekspositorik : Metode pembelajaran yang menekankan kepada


proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dengan maksud menguasai materi pelajaran
secara optimal

Fenomena : hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indera


dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
(seperti fenomena alam)

Fasilitator : orang yang menyediakan fasilitas, pemyedia

Hard skill : Sebuah kemampuan yang bersifat lebih kepada teknis


pekerjaan seperti kemampuan menguasai bahasa asing,
teknologi, dan kemampuan akademis

Harmonis : Selaras, serasi

14
Humanistik : Aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an
sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis.
Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada
dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia
dalam pengembangan teori psikologis

Heuristik : Seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan


suatu penemuan

Intelegensi : Kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir


secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif

Interpersonal : Komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih

Inquiry :Suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan


informasi dengan melakukan observasi dan atau
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pernyataan atau rumusan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis

Induktif : Bersifat (secara) induksi

Instruktur : orang yang bertugas mengajarkan sesuatu dan


sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya

Kognitif : Berhubungan dengan atau melibatkan kognisi

15
Konsepsi : Pengertian, pendapat, rancangan (cita-cita dan
sebagainya) yang telah ada dalam pikiran

Klasikal : Pengajaran bersama,sekelas

Logis : Masuk pada akal, sesuai kejadian yang telah atau


memang demikian seharusnya

Model : Pola, contoh, acuan dari sesuatu yang akan dibuat


atau dihasilkan

Moral : Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum


mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya,
akhlak, budi pekerti

Manipulasi : Tindakan untuk mengerjakan sesuatu dengan tangan


atau alat-alat mekanis secara terampil

Psikologis : Berkenaan dengan psikologis, bersifat kejiwaan

Produktif : Bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah


besar)

16
R

Reaksi : Kegiatan (aksi, protes) yang timbul akibat suatu


gejala atau suatu peristiwa

Sosiologi : Pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan


perkembangan masyarakat, ilmu tentang struktur sosial
dan perubahannya

Strategi : Ilmu dan seni memimpin untuk menghadapi musuh


dalam perang dalam kondisi yang menguntungkan

Tematik : Model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema


untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa

Terpadu : Sudah disatukan, dilebur menjadi satu, dan


sebagainya

Terintegrasi : Pembaharuan menjadi kesatuan yang utuh atau bulat

Taksonomi : Ilmu yang mempelajari identifikasi, tata nama dan


klarifikasi, yang biasanya terbatas pada objek biologi,
bila terbatas pada tumbuhan sering disebut sistematik
tumbuhan

17
Visual : Dapat dilihat dengan indra penglihatan

Verbal : Secara lisan (bukan tertulis)

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Saryanti, W. 2011. Kajian Empiris atau Perilaku Belajar, Efikasi Diri dan
Kecerdasan Emoional yang Berpengaru pada Stress Kuliah pada
Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Jurnal STIE
AUB Surakarta.

Purnomo, Yani. 2016. Pengaruh Sikap Siswa pada Pelajaran Matematika dan
Kemandirian Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika. Vol. 02,
No. 01.

Rahmi, Nurul. 2016. “Pegaruh Perilaku Adaptive-Seeking terhadap Hasil Belajar


Matematika Siswa Kelas VII SMPN 6 Banda Aceh”. Vol. 01, No. 01.

Rusman, 2017. Belajar dan Pembelajaran,. Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai