1. Protein.
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan
dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari
atau 75-100 gram. Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan
pangan dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan
hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah jadi cukup
sepertiga bagian saja.
2. Zat Besi.
Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan
kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan.
Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300% (1.040 nig selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat
diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan
dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum. Pemantauan
konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar
karena hal ini akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan zat besi. Vitamin C dan
protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi,
sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang-
kacangan) akan mengbambat penyerapan zat besi. Namun; demikian bukan berarti zat
makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak prmanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini
tetap dikonsumsi naraun jangan diminum bersamaan igan tablet zat besi. Berilah jarak
waktu kurang lebih dua jam dari pemberian zat besi.
Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu diperhatikan
bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet terbukti dapat
menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat Si dari makanan adalah
yang terbaik.
3. Asam Folat.
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat
selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme makanan menjadi energi,
pematangan sel darah merah, sintesis DNA, tumbuhan sel, dan pembentukan heme. Asam
folat juga merupakan salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam proses pembentukan
sistem saraf pusat, termasuk otak. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita
anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika
kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi
BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli,
sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang
kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena asam folat
tidak stabil dalam pemanasan, maka dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan
mentah dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing hilang. Oleh karena ada
kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya
Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan
besaran 280,660, dan 470 mikrogram untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya
diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan karena sumsum
tulang belakang dan otak dibentuk pada minggu pertama kehamilan.
4. Kalsium.
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar
kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang
optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah susu dan hasil olahannya,
udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti
sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada
beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan
ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik
(menyebabkan cacat pada janin).
b. Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.
c. Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi seperti hiu, marlin; yang
dapat mengganggu sistem saraf janin.
d. Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola dibatasi 300 mgper hari. Efek
yang dapat terjadi di antaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
e. Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat menyebabkan kelainafl bawaan.
f. Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi
untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja. Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat memperhatikan
reaksi obat terhadap kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra
dengan kehamilan.
5. Vitamin B2 ( Riboflavin).
Manfaat : Membantu melepas energi dari proterin sertamembantu memenuhi kebutuhan
protein yang meningkat selama hamil.
Jenis makanan : telur dan keju cheddar
6. Vitamin B 12.
Manfaat :
a) Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang,sistem saraf dan saluran penceranan.
Dengan demikian berbagai sel tubuh janinyang telah terbentuk berfungsi normal.
b) Membantu kelancaran pembentukansel darah merah.
Jenis makanan : produk olahan kacang kedelai tahu dan tempe,susu dan produk
lainnya.
7. Vitamin C
Manfaat :
a) Membantu penyerapan zat besi kacang-kacangan, buahserta sayuran.
b) Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi risiko pre-eklampsia
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jenis makanan : jeruk, kiwi, blimbing, paprika.
8. Vitamin D.
Manfaat :
a) Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantu keseimbangan mineral
dalam darah.
b) Untuk pembentukan tulang dan gigi.
Jenis makanan : Ikan salmon, ikan kering dan susu