Tumor yang
tumbuh di dalam otak disebut sebagai tumor otak primer, sedangkan tumor yang tumbuh di organ lain
lalu menyebar ke otak disebut tumor otak sekunder. Menurut Central Tumor Registry of the United
States, National Cancer Institute, dan American Cancer Society, diperkirakan terdapat 23.800 orang
dewasa terdiagnosis tumor otak primer pada tahun 2017 ini. Menurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), terdapat 4.200 kasus kanker otak di Indonesia pada tahun 2012. Kanker otak menempati urutan
ke-10 sebagai penyebab kematian, baik pada pria maupun wanita, dibandingkan dengan seluruh jenis
kanker. Angka mortalitas (jumlah kematian) akibat tumor otak adalah 4,25 per 100.000 penduduk per
tahun. Mortalitas lebih tinggi pada pria dibanding wanita.
Otak merupakan salah satu organ manusia yang paling kompleks. Otak mengatur tubuh kita melalui
pesan elektrik yang diantar oleh sel saraf. Otak dan medula spinalis (saraf tulang belakang) bersama-
sama membentuk sistem saraf pusat manusia.
Otak terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), dan batang
otak.
Screen%20Shot%202017-10-04%20at%208.11.11%20PM.png
Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak. Serebrum juga disebut sebagai otak depan. Serebrum
terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu hemisfer kanan dan kiri. Serebrum berfungsi untuk mengontrol
cara berpikir, memori, pemecahan masalah, emosi, pengolahan bahasa dan berbicara, penulisan, dan
gerakan volunter (gerakan yang disadari).
Tiap belahan hemisfer terbagi menjadi empat lobus: frontal, parietal, temporal, dan oksipital.
Lobus parietal berfungsi menafsirkan informasi sensorik, seperti pengecapan, suhu, dan sentuhan.
Lobus temporal berfungsi memproses informasi dari daya cium, pendengaran, dan tempat penyimpanan
memori.
Screen%20Shot%202017-10-05%20at%202.47.17%20AM.png
Serebelum disebut juga sebagai otak kecil atau otak belakang. Serebelum mengontrol pergerakan,
keseimbangan, dan postur tubuh.
Batang otak
Batang otak menghubungkan otak dan medula spinalis. Batang otak berfungsi mengontrol pernafasan,
denyut jantung, kesadaran, otot, dan saraf yang digunakan untuk melihat, mendengar, berjalan,
berbicara, menelan, dan batuk.
Screen%20Shot%202017-10-05%20at%202.55.52%20AM.png
Gambar 3. Gambaran otak depan, tengah, belakang, pons dan medulla oblongata.
PRODUKSI HORMON
Otak juga berfungsi untuk menghasilkan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh.
Hormon kelenjar pituitari (disebut juga hipofisis) memengaruhi pertumbuhan, metabolisme tubuh, serta
produksi sel telur dan sperma.
Hormon kelenjar pineal berfungsi dalam produksi melatonin yang mengatur pola tidur.
Screen%20Shot%202017-10-05%20at%203.11.41%20AM.png
CAIRAN OTAK
Cairan di dalam otak disebut sebagai cairan serebrospinal. Cairan ini menempati bagian otak yang
disebut ventrikel. Cairan serebropinal dapat bersirkulasi di sekitar dan sepanjang otak maupun medula
spinalis.
Screen%20Shot%202017-10-05%20at%203.16.00%20AM.png
Secara umum, tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Bedanya, tumor jinak tidak
bisa berpindah ke organ lain yang jauh (hanya membesar dan mendesak struktur di sekitarnya saja),
sementara tumor ganas bisa. Tumor ganas inilah yang disebut juga dengan kanker.
Jenis tumor otak diberi nama berdasarkan tipe sel yang berubah menjadi tumor dan lokasi pertama
terbentuknya tumor dalam otak. Tingkatan stadium tumor juga digunakan untuk membedakan tumor
yang perkembangannya cepat dan lambat. WHO membagi stadium tumor berdasarkan seberapa tidak
normalnya sel kanker terlihat di bawah mikroskop dan seberapa cepat tumor menyebar.
Stadium 1 dan 2 biasanya masih tergolong jinak, sedangkan stadium 3 dan 4 tergolong tumor ganas
(kanker).
GLIOMA
Glioma merupakan salah satu kumpulan jenis tumor otak yang paling sering. Glioma merupakan tumor
yang berasal dari sel glia. Sel glia merupakan sel pendukung pada jaringan otak dan mengikat sel saraf.
Sel ini membentuk komponen utama dari jaringan saraf otak. Tipe utama sel pendukung di dalam otak
ini meliputi astrosit, oligodendrosit, dan sel ependimal.
TUMOR NON-GLIOMA
Tumor ini tidak berasal dari sel glia atau jaringan pendukung otak.
Menurut panduan penatalaksanaan tumor otak dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari
seluruh tumor primer otak, 38% dari jumlah keseluruhan adalah astrositoma anaplastik dan
glioblastoma multiform, sedangkan meningioma dan tumor mesenkim lainnya mencapai 27%.
Terdapat beberapa jenis tumor lainnya yang sering menyebar ke otak dan membentuk tumor otak
sekunder, antara lain:
Kanker payudara
Kanker nasofaring
Penyebab utama tumor otak pada orang dewasa sebenarnya belum diketahui secara pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko untuk mengidap tumor otak, namun tidak
langsung menyebabkan tumor otak itu sendiri. Sebagian orang mempunyai banyak faktor risiko, namun
tidak terkena tumor otak, sementara orang lain yang tidak mempunyai faktor risiko dapat terkena tumor
otak. Namun demikian, orang mengetahui faktor risiko tumor otak dapat memperbaiki pola hidupnya
untuk mengurangi risiko mengalami tumor otak di kemudian hari.
Usia
Risiko terkena tumor otak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, walaupun beberapa jenis
tumor otak lebih sering terjadi pada anak-anak.
Jenis kelamin
Secara umum, tumor otak lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun, beberapa tipe
tumor otak tertentu, seperti meningioma, lebih sering terjadi pada wanita.
Anak-anak yang pernah terkena kanker lebih berisiko untuk terkena kanker pada usia dewasa. Begitu
juga dengan orang dewasa yang pernah mengidap penyakit leukemia (kanker sel darah putih) atau
limfoma non-Hodgkin (kanker kelenjar getah bening).
Radiasi
Radiasi jarang menyebabkan tumor otak, namun dapat terjadi pada orang yang pernah mendapatkan
radioterapi (terapi sinar), computed tomography scan (CT-scan), atau rontgen di daerah kepala.
HIV/AIDS
Seseorang dua kali lipat lebih mungkin untuk terkena tumor otak apabila mengidap human
immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) dibandingkan dengan orang
yang sehat.
Infeksi virus Epstein-Barr (EBV) meningkatkan risiko mengalami limfoma organ saraf pusat. Pada
beberapa penelitian, cytomegalovirus (CMV) juga ditemukan pada jaringan tumor otak. Penelitian juga
menunjukkan bahwa pasien dengan riwayat alergi memiliki risiko lebih rendah untuk terkena glioma.
Beberapa penelitian belum dapat membuktikan hubungan antara gelombang elektromagnetik, seperti
penggunaan telepon genggam (handphone) dengan tumor otak. Namun, WHO tetap menganjurkan
untuk membatasi penggunaan telepon genggam pada anak dan dewasa.
Gejala tumor otak sangat bervariasi, tergantung pada lokasi tumor, ukuran, dan perkembangan tumor.
Sakit kepala
Muntah menyemprot
Penglihatan terlihat lebih kabur dari sebelumnya dan tidak membaik dengan penggunaan kacamata.
Selain itu, penglihatan menjadi ganda.