Anda di halaman 1dari 3

2

GAAP mensyaratkan retur penjualan harus dibandingkan dengan penjualan terkait jika
jumlahnya material. Sebagai contoh, jika pengiriman pada periode berjalan dikembalikan
pada periode jeda (subsequent period), maka retur penjualan seharusnya dianggap sebagai
persediaan periode berjalan). Di kebanyakan perusahaan, retur penjualan dicatat pada periode
akuntansi di mana transaksi ini terjadi, dengan asumsi yang hamper sama, yaitu adanya
saling-hapus (offsetting) jumlah pada awal dan akhir periode akuntansi. Pendekatan ini dapat
diterima selama jumlahnya tidak material. Beberapa perusahaan menyediakan cadangan,
mirip dengan cadangan piutang tak tertagih, untuk jumlah retur yang diperkirakan terjadi
selama periode jeda.
Jika auditor yakin bahwa klien mencatat seluruh retur penjualan tepat pada waktunya,
maka pengujian pisah batas bias dilakukan dengan mudah dan langsung. Auditor dapat
menguji dokumen pendukung sebagai sampel untuk retur dan cadangan penjualan yang
dicatat selama periode jeda sampai tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan.
Jika auditor melihat bahwa jumlah yang dicatat selama periode jeda secara signifikan berbeda
dari retur dan cadangan penjualan di awal periode audit, maka mereka perlu melakukan
penyesuaian.

Pisah Batas Penerimaan Kas.


Dalam audit, biasanya penentuan pisah batas penerimaan kas dianggap tidak terlalu
penting  dibandingkan pisah batas untuk penjualan, retur, dan cadangan penjualan. Hal ini
disebabkan karena penentuan pisah batas penerimaan kas yang kurang tepat hanya akan
memengaruhi saldo kas dan piutang dagang, bukan laba. Jika salah saji tersebut material,
maka hal tersebut dapat memengaruhi penyajian wajar atas akun-akun ini, terutama ketika
jumlah kas kecil atau bersaldo negative.
Pengujian untuk salah saji pisah batas penerimaan kas (biasanya disebut holding the
cash receipts book open) cukup mudah dilakukan, yaitu dengan menelusuri pencatatan
penerimaan kas ke setoran bank pada periode jasa yang terdapat di laporan bank. Jika
beberapa hari tertunda, maka terdapat indikasi salah saji dalam penentuan pisah batas.Pada
tingkat tertentu, auditor dapat mengandalkan konfirmasi atas piutang dagang untuk
menemukan salah saji pada pisah batas penjualan, retur, dan cadangan penjualan, dan
penerimaan kas. Sulit membedakan salah saji pisah batas dari suatu beda waktu (timing
difference) normal yang terjadi karena pengiriman dan pembayaran dalam perjalanan pada
akhir periode.
Piutang Dagang Dinyatakan dalam Nilai Terealisasi
GAAP mensyaratkan perusahaan mencatat piutang dagang dalam jumlah tertinggi yang
dapat ditagih. Nilai terealisasi piutang dagang sama dengan jumlah total piutang dagang
dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih. Untuk menghitung cadangan, klien
mengestimasi jumlah total piutang dagang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Prediksi ini
tentunya tidak dapat dilakukan secara tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah klien
sudah menetapkan cadangannya secara masuk kal dengan mempertimbangkan semua fakta.
Untuk melakukan evaluasi ini, auditor sering kali menyiapkan skedul audit yang
menganalisis cadangan piutang tak tertagih.
Auditor sering kali mengevaluasi kecukupan cadangan dengan memeriksa akun-akun
jangka panjang pada neraca saldo secara hati-hati untuk menentukan mana yang belum
dibayar setelah tanggal neraca. Besaran saldo dan umur piutang yang belum dibayar dapat
dibandingkan dengan informasi serupa tahun-tahun sebelumnya untuk mengevaluasi apakah
jumlah piutang jangka panjang meningkat atau menurun selama kurun waktu tersebut.
Auditor dapat juga menilai kolektibilitas piutang dagang dengan memeriksa berkas-berkas
kredit, mendiskusikan dengan manajer kredit dan menganalisis berkas korespondensi klien.
Prosedur ini sangat penting jika terdapat hanya sedikit rekening bersaldo tingi yang tidak
tterbayarkan dengan basis regular.

Piutang Tak Tertagih Setelah auditor puas dengan akun cadangan, mudah baginya untuk
memeriksa piutang tak tertagih. Diasumsikan bahwa:
 Saldo awal akun cadangan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya.
 Jumlah tak tertagih yang dihapus diverifikasi sebagai bagian dari pengujian
substantive atas transaksi.
 Saldo akhir akun cadangan diverifikasi untuk berbagai tujuan.Piutang tak tertagih
merupakan saldo sisa yang diverifikasi dari perhitungan kembali.

Klien Berhak atas Piutang Dagang


Hak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit karena
piutang umumnya memang milik klien. Dalam beberapa kasus, ada bagian dari piutang
dagang yang dijadikan jaminan, ditujukan untuk pihak lain, atau dijual dengan nilai lebih
rendah. Umumnya, pelanggan tidak tahu-menahu tentang hal tersebut, sehingga konfirmasi
piutang pun tidak dapat memberikan kejelasan. Untuk mendapatkan informasi mengenai
keterbatasan hak klien atas piutangnya, auditor perlu mendiskusikan dengan klien, melakukan
konfirmasi ke bank, atau memeriksa kontrak utang sebagai bukti bahwa piutang dagang
dipakai sebagai jaminan, dan memeriksa berkas korespondensi.
Penyajian dan Pengungkapan Piutang dagang
Pengujian dari keempat tujuan audit-terkait penyajian dan pengungkapan dilakukan
sebagai bagian dari penyelesaian tahapan audit. Beberapa pengujian atas penuajian dan
pengungkapan dilakukan untuk memenuhi tujuan audit-terkait saldo.
Bagian penting dari evaluasi meliputi keputusan apakah klien telah memisahkan hal-hal
material yang memerlukan pengungkapan terpisah dalam laporan keuangan. Buku besar
gabungan dalam laporan keuangan juga perlu memisahkan saldo akun-akun yang tidak
relevan dengan pengguna eksternal laporan. Jika seluruh akun gabungan yang dimasukkan
dalam buku besar diungkapkan secara terpisah dalam laporan, maka hal ini akan
membingungkan pengguna laporan.

Anda mungkin juga menyukai