Anda di halaman 1dari 2

M Rayhant Fahreza 23117031

Hasil pengolahan data menggunakan metode Doodson

G r a f i k Pe n g o l a h a n Pa s a n g S u r u t K r u i Do o d s o n 1 J a n u a r i - 2 J a n u a r i 2 0 1 8
K e l o mp o k 6 B
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

Water Level (mm)


HWL LWL
MSL

Hasil pengolahan data menggunakan metode Admiralty

Hasil Pengolahan data menggunakan metode Least Square


M Rayhant Fahreza 23117031
Pada laporan ini menjelaskan tentang pengolahan data pasang surut (pasut). Pengolahan data tersebut menggunakan metode Doodson,
Admiralty, dan Least Square. Untuk pengolahan metode tersebut menggunakan perangkat lunak yaitu Ms.Excel dan Matlab. Untuk
pengolahan Doodson hanya menggunakan data pasut selama 2 hari. Pada metode doodson hanya mencari MLW, LWL, dan MSL
tidak mencari komponen-kompenen harmonic pasut, metode ini menggunakan chart datum sebagai perhitungannya sehingga tidak
bisa apakah pasut tersebut semidiurnal dan Diurnal. Pada metode Admiralty pengembangan dari Doodson tersebut. Mencari
komponen-komponen harmonic pasut sehingga bisa melihat nilai amplitude dan fase pada pasut. Metode Admiralty ini bertujuan
mencari bilangan Formzahl (F), pada laporan ini menggunakan pasut krui 2018 dari 1 januari sampai 29 januari, sekiranya 29 hari
pengamatan. Pada nilai F yang didapatkan yaitu sebesar 0,64969, berarti masuk ketentuan 0,25< F <1,5 yaitu pasang surut campuran
condong ke harian ganda. Pada metode Least Square bertujuan untuk menghitung pasut yakni amplitude dan fase serta komponen-
kompenen harmonic pasut sehingga metode ini bisa menghitung peramalam pasut untuk 100 tahun ke depan. Akan tetapi jika
dibandingkan komponen-komponen harmonic pasut metode Admiralty dengan Least Square berbeda nialnya, ini dikarenakan metode
Admiralty menggunakan data 29 hari pengamatan sedangkan metode Least Square menggunakan 31 hari pengamatan, hasil dari data
pengamatan 31 hari menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil dengan data pengamatan 29 hari. Jika
dibandingkan maka Nilai amplitudo antara metode admiralty dengan metode least square baik untuk data 29 dan 31 hari menunjukkan
nilai selisih amplitudo masing-masing komponen relatif kecil, sedangkan nilai beda fase antara metode admiralty dengan metode
least square baik untuk data 29 dan 31 hari menunjukkan nilai selisih beda fase masing-masing komponen cukup beragam. Pada
laporan ini metode yang lebih efektif dan bagus adalah Metode least square ,karena lebih efektif digunakan untuk melakukan prediksi
pasut jika dibandingkan dengan metode yang lain, hal ini ditunjukkan dengan nilai RMS error untuk metode least square memiliki
nilai RMS error paling kecil pada tiap rentang waktu prediksi yang dilakukan.

Kesimpulan
1. Nilai amplitudo antara metode admiralty dengan metode least square baik untuk data 29 dan 31 hari menunjukkan nilai
selisih amplitudo masing-masing komponen relatif kecil,
2. Nilai beda fase antara metode admiralty dengan metode least square baik untuk data 29 dan 31 hari menunjukkan nilai
selisih beda fase masing-masing komponen cukup beragam.
3. metode Admiralty menggunakan data 29 hari pengamatan sedangkan metode Least Square menggunakan 31 hari
pengamatan, hasil dari data pengamatan 31 hari menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil dengan
data pengamatan 29 hari.
4. Metode least square lebih efektif digunakan untuk melakukan prediksi pasut jika dibandingkan dengan metode yang lain,
hal ini ditunjukkan dengan nilai RMS error untuk metode least square memiliki nilai RMS error paling kecil pada tiap
rentang waktu prediksi yang dilakukan.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai