Anda di halaman 1dari 63
DPP - 2015 BAB 3 TRACK a 5. 5A. BAA. DPP - 2015 TA PENGADAAN REL RUANG LINGKUP. 1) Bagian ini mencakup persyaratan pengadaan rel termasuk menyediakan angkutan, penyimpanan, inspeksi/supervisi, pengujian dan asuransi 2) Rel yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah rel berat dan tahan aus untuk jalan rel PEDOMAN DAN STANDAR DAN PERATURAN YANG BERLAKU co Kementerian Perhubungan: = PM60 Tahun 2012: Persyaratan Teknik Jalur Kereta Api © International Union of Railways (UIC) * UIC 860-0 Technical specification for the supply of rails © European Standard + EN 136741 Part 1: Vignole Railway Rail 46 kg/and above JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan Dan Pengendalian Mutu” SUBMITTAL, Dalam hal pengadaan material tersebut diatas, Kontraktor berkonsultasi terlebih dahulu dengan Pihak Pemberi Kerja (Owner) maupun Konsultan dan harus membuat engajuan sesuai dengan persyaratan pada SUBMITTAL. PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL, Persyaratan Umum 1) Rel terbuat dari baja jenis ingots atau continuous casting blooms (C.C. blooms). 2) Rel harus diproduksi dan diperiksa oleh pabrikan sesuai standar EN 13674-1 Kontraktor_harus dapat menunjukkan Sertifikat Hasil Test dari pabrik pembuatnya 3) Profil rel yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah rel 541 4) Klasifikasi rel (rail grade) adalah minimal kekerasan 320 HB. 5) Klasifikasi profil untuk toleransi adalah profile kelas Y sesuai EN 13674-1 Table 7 atau Pasal 5.3.1 dalam spesifikasi ini. 6) Panjang dari rel adalah 25 m dengan toleransi sesuai EN 13674-1 Tabel 9 atau Pasal 5.3.3 dalam spesifikasi ini Tat wh DPP - 2015 7) Lubang untuk sambungan pada salah satu ujung rel paling banyak 15% dari total pengadaan atau sesuai dengan instruksi pemberi tugas. Toleransi diameter lubang sambungan rel, panjang dan kondisi ujung rel harus_memenuhi pesyaratan dalam EN 13674-1 Table 9 atau Pasal 5.3.3 dalam spesifikasi ini 8) Toleransi kelurusan, kerataan permukaan dan puntiran harus_memenuhi persyaratan rel Kelas A dalam EN 13674-1 Tabel 8 atau Pasal 5.3.4 dalam spesifikasi ini 5.2. PERSYARATAN 5.2.1. Penampang Rel c [Besaran PM 28-2011 UIC 860 EN 13674-1 Geometri Rel R54 uIcs4 B4E1 H (mm) 159.00 | 159.00 159.00 8 (mm) 740.00 | 140.00 140.00 (mm) 70.00 70.00 70.00 D (mm) 16.00 16.00 16.00 E (mm) 49.40 49.40 49.40 F (mm) 30.20 30.20 30.20 G (mm) 74.97 75 69.9 R (mm) 508: 508 508 Luas A (em?) 69.24 69.34 69.77 Berat W (kg/m) 54.43, 54.43 54.77 [Yo (mm) 76.20 74.97 75.13 1, (cm) 2346 2346 2337.9 Y, —_: Jarak tepi bawah rel ke garis netral he Momen inersia terhadap sumbu X Dimensi tambahan di kepala rel ‘A= 20.024 mm; 8 = 49.727 mm; 1 = Posisi penandaan Kemiringan samping kepala rel = 1:20 Ta2 DPP - 2015 5.2.2. Komposisi Kimia, Mechanical Properties dan Kekerasan Kelas. R260 Komposisi Kimia Cr) 0.70-0.82 [sire 0.13-0.60 Mn 1%] 065-125 P [%] ‘max. 0.025 sm ‘max. 0.025 [Ole] max. 20, | He [p.p.m] max. 2.0 Solid Mechanical Properties ‘Kuat Tarik (Nimm?) min 21175 Perpanjangan min 29% (elongation) [> ‘Kekerasan Kepala Rel Min 320 5.3. TOLERANSI 5.3.1. Toleransi Dimensi Profil Rel Toleransi profil rel sesuai EN 13674-1 adalah profil kelas Y, dengan toleransi sebagai berikut: Toleransi (mm) Tinggi rel H +0.5 = = 1.00 Bentuk Gi 40.6 kepala rel =03 Lebar kepala | WH +06 rel =05 ‘Asimetrirel_| As #12 Tinggi badan | HE 205 Tebal badan | WT +10 =05 Lebar kaki Wr 745 rel _-10 Tebal yung | TF +075 kaki rel | =05 Radius sudut 0.3 max dasar kakirel 5.3.2. Toleransi Berat Toleransi adalah perbandingan dari berat aktual per 1m panjang dengan berat rel pendek, masing-masing tidak kurang dari 300 mm dari panjangnya dengan toleransi -0.5% atau +1.% dari berat teoritis. Ta3 wy DPP - 2015 5.3.3. Toleransi Lubang Sambungan dan Potongan Ujung Rel Toleransi lubang untuk sambungan dan potongan ujung rel adalah Toleransi Diameter lubang 35mm £0.70 mm Kesikuan ujung rel 0.6 mm di semua arah a Panjang rel (ada lubang sambungan ‘maupun tidak) 5.3.4. Toleransi Kelurusan, Kerataan Permukaan dan Puntiran Kelurusan, kerataan permukaan dan Puntiran harus memenuhi persyaratan berikut Keterangan 1. V dan H: lokasi pengukuran untuk kerataan |() Overlap @eody 2. Posisi H berada antara Smm - 10mm Keterangan dibawah sudut kepala rel (@ Rel seluruhnya__@) End *E” (ujung rel) Lokasi Pengukuran wea BODY" | Kerataan vertical V7 [0.3mm | Sm" - dan som | ie | So Kerataan horizontal H | = 0.45 mm| 1.5 m™ ~ [END? [End ** 2m ' | Kelurusan vertikal <04mm | 2m + | dan c+ 0.3mm | 1m® L oi es 0.2 mm He>aF20em Ta ak DPP - 2015 Lokasi Pengukuran 5 i Kelurusan horisontal [306mm] 2m SS 0.4mm 1m? meres ———— OVERLAP | Panjang overlap 2m | | Kerataan vertikal V™ <0.3mm 2m | Kerataan horizontal s0.6mm| 2m" | i | ‘SWEEP | Upsweep dan 10 mm? 2 (rel downsweep L selurunnya) | Side sweep Radius lengkung SS a ol | ‘TWIST Rel seluruhnya Celah max 2.5mm (Puntiran) | End (Tm) Max rotasi puntiran 0,2° dan max puntiran relatif 0.0035 xo? 11: Penampang yang berada 1 m dari ujung rel 2: Alat pengukur; 3: Ujung rel 7 » @ a ° Pengukuran harus dilakukan secara otomatis untuk semua rel jka dimungkinkan, minimal di Bagian Body. Jka pengukuran seluruh rel di bagian Body masuk persyaratan, maka pengukuran di bagian End dan Overlap tidak dliwajibkan. Teknis pengukuran otomatis sangat rumit dan sangat sulit dterapkan. Tetapi kerataan rel dapat | diukur dengan pelat lurus seperti gambar di atas. 95% dari jumlah pengadaan rel harus masuk dalam persyaratan, 5% sisanya diperbolehkan tidak ‘masuk persyaratan dengan toleransi 0.1 mm, Titik awal L berada di atas En LUjung rel tidak boleh lebih dari 10 mm ketika rel berdiri di atas kakinya ditempat pemeriksaan. | Puntiran relatif adalah besar puntiran antara penampang ujung rel dengan penampang 1 m dari ‘jung rel yang harus diukur dengan alat ukur seperti gambar di atas. Jarak antara datum silinder fang berdiameter 20 mm di bawah kaki rel adalah 110 mm | Ths a lt 64. 6.2. 63. DPP - 2015 PRODUK METODE PRODUKS! 1) Rail harus diproduksi dan diperiksa oleh pabrikan sesual standar EN 1674-1. 2) _Akhir dari proses ingot dan bloom harus dipotong secukupnya untuk memastikan rel bebas dari cacat internal dan ampasiterak 3) Penampang rel di seluruh panjangnya harus seragam dan bebas dari segala cacat,, puntir dan cacat merugikan lainnya. 4) Luas penampang bloom yang akan dioll tidak boleh Kurang dari 9 kali luas penampang rel. 5) Semua ujung rel harus digergaji secara manual atau dengan menggunakan mesin. Bagian yang sudah dipotong harus tidak menunjukkan adanya pori atau cacat internal lainnya yang merugikan. 6) _Ujung tepi permukaan penampang rel dibentuk sudut dengan jarak 1,5 mm dari tepi penampang dengan gerinda. PENANDAAN: Penandaan meliputi 1) Nama produsen 2) Profil rel 3) Kekerasan rel 4) Bulan dan tahun produksi 5) Nama pemesan Penandaan dibuat melalui proses “hol stamp" berupa huruf timbul setinggi30 mm. dengan ketebalan timbul sekurang-kurangnya 1.5 mm pada kedua sisi badan rel, dicetak setiap 10 m. Contoh penandaan adalah: XXX-54E1-350-MM-YY-DEPHUB PENGUJIAN: 1) Pengujian untuk pengendalian mutu didasarkan pada 2 (dua) buah jenis engujian yaitu pengujian kualifitasi (qualifying test) dan pengujian penerimaan (acceptance test).Pengujian kualifkasi adalah pengujian khusus sesuai kriteria yang relevan dengan beberapa aspek dari kinerja rel. Pengujian penerimaan juga merupakan bagian dari pengujian kualifikasi. Pengujian penerimaan adalah Pengujian yang dilakukan sebagai bagian dari proses dan sistem control produksi, yang dipisahkan berdasarkan heat, urutan dan tonase. 2) Produsen atau kontraktor harus menyediakan semua maal dan alat ukur yang diperlukan, mempersiapkan dan menguji semua spesimen dan sampel baja, sample rel dan pemboran, dan menyediakan semua tenaga kerja dan peralatan untuk pengujian yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian oleh laboratorium independen dan menyediakan bantuan yang diperlukan dalam melakukan pengujian tersebut dan menentukan kualitas rel yang diproduksi sebelum pengiriman. Produsen juga harus melakukan pemboran untuk ae 6.3.1. 6.3.2. 3) 4) 5) 6) 7 DPP - 2015 mendapatkan spesimen pengujian dan sampel baja, untuk dilakukan analisis, kimia dan ujitarik sesuai dengan EN 13674-1. Maal atau alat ukur yang harus disiapkan oleh kontraktor sesual EN 1374-1, minimal adalah untuk tinggi rel, profil kepala rel, lebar kepala rel, asimetri rel, tinggi badan dan inkiInasinya, tebal badan, lebar kaki rel, tebal ujung kaki rel, diameter dan posisi lubang sambungan, posisi lubang dari kaki rel Sebuah spektrometer kimia atau vakum (Quantovac) analisis untuk elemen tertentu harus diambil dari hasil pengeboran rel yang menunjukkan komposisi kimia sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5.2.2. Pabrikan harus membuat satu analisis kimia untuk setiap tungku cor. Jka sampel tersebut gagal, dan tidak sesuai dengan ketentuan poin 5.2.2, maka para cor yang diwakili oleh analisis mungkin harus ditolak jika analisis kimia kedua tidak sesuai dengan Pasal 5.2.2. Cor yang terwakili dari analisa itu dapat dibatalkan jika analisa kimia yang kedua tidak sesuai dengan persyaratan. Pengujian Kualifikasi 1) 2) 3) 4) 5) 8) Uji Patah — Fracture toughness (Kic) Standar pengujian fracture toughness (Kic) mengacu pada ASTM E399 ~ Standard Test Method for Linear-Elastic Plane-Strain Fracture Toughness Ic of Metallic Materials. Hasil pengujian harus memenuhi tabel berikut Steel grades | Minimum single value | Minimum mean value Kic (MPa m") Kic (MPa m") R260 26 29 | R320Cr 24 26 J Uji Pertumbuhan Retak akibat Kelelahan — Fatigue crack growth rate Standar pengujian fatigue crack growth rate mengacu pada ISO 12108, Hasil pengujian harus memenuhi tabel berikut Steel grades | AK = 10 MPa m™ A K= 10 MPam” R260 _i7 miGe 55 miGe Uji Sifat Kelelahan ~ Fatigue test Standar pengujian fatigue mengacu pada ISO 1099. Hasil pengujian harus memenuhi persyaratan bahwa total strain amplitude deri 0.0001 36, live dari benda uji harus lebih besar dari 5x10° Uji Tegangan Sisa — Residual strees di kaki rel Longitudinal tegangan sisa maksimum di kaki rel harus 250 MPa untuk semua grade. Uji Kekuatan Tarik - Tensile strength and Perpanjangan — elongation sesual Pasal 5.2.2. Segregation ‘Standar pengujian segregation/sulfur print harus mengacu pada ISO 4668.Hasil pengujian dinilai dan diklasifikasi sesuai EN 13674-1 Annex D. Pengujian Penerimaan Laboratorium 1) Pengujian Laboratorium dan Jumlah Sampel Tay aw DPP - 2015 Pengujian laboratorium harus dilakukan, selama produksi, dengan jumlah sampel seperti tertera pada tabel berikut: Pengujian EN 13674-4 | Steel Grades Pasal__| Komposisikimia | 9.1.3 | Satu per heat [Hydrogen 9.1.3.2 | Satu per heat (2 tes dari heat yang pertama | berurutan) Total Oxygen 94.3.3 | Satu per urutan™ Struktur miro 9.1.4 | Tidak diperlukan untuk R260 | Satu per 1000 ton atau bagiannya untuk | R320Cr Decarburisation | 9.1.5 | Satu per 1000 ton atau bagiannya Oxide cleanness | 9.1.6 | Satu per urutan™ Sulfur print 9.1.7 | Satu per 500 ton atau bagiannya Hardness 9.1.8 | Satu per heat Tensile 9.1.9 | Satu perhitungan per heat atau satu per 2000 ton ®”") "Sampel harus diambll secara acak tetapi hanya rel dari bloom di war mixing zone diantara heat ketika pengecoran kontinu secara berurutan | Sampel harus dipotong setelah rolling 2) Kandungan unsur kimia harus masuk dalam persyaratan sesuai Pasal 5.2.2 3) Kandungan unsur kimia lainnya (%) maksimum adalah R260 R320Cr Mo 0.02 0.02 Ni 010 0.10 cu 015 015 Sn 0.030 ~~ 0.030 Sb 0.020 0.020 Ti 0.025 0.025 ND 00 0.01 Cu 10Sn 0.35 0.35 Lainnya 0.35 (Cr + Mo + Ni* Cu + V) 0.16 (Ni* Cu) 4) Kandungan Hidrogen a) Kandungan hidrogen maksimum harus sesuai Pasal 5.2.2 b) Sampel untuk pengujian kandungan hidrogen diambil dalam bentuk cairan baja dengan jumiah sesuai Pasal 6.3.2 ayat 1 ©) Jika kandungan hidrogen pada sampel pertama dari heat pertama, kedua dan seterusnya tidak memenuhi persyaratan pada Pasal 5.2.2, maka bloom yang dibuat sebelum pengambilan sampel tersebut, harus didinginkan dengan perlahan atau dengan cara isothermal. Jika setelah adanya perbaikan, sampel tetap gagal, maka heat tersebut harus ditolak 5) Kandungan Oksigen a) Kandungan oksigen maksimum harus sesuai Pasal 5.2.2 Tas ak 6) 7) DPP - 2015 b) Jumlah sampel sesuai dengan Pasal 6.3.2 ayat 1. Sample untuk pengujian kandungan oksigen dapat diambil dalam bentuk cairan baja atau dalam bentuk padat dari lokasi seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. ©) Untuk pengadaan rel lebih dari 5000 ton, minimal 95% dari total heats mempunyai kandungan oksigen maksimum 20 ppm. Sejumlah 5% dari heats mempunyai kandungan oksigen maksimum 30 ppm. Heat dengan kandungan oksigen lebih dari 30 ppm harus ditolak. d) Untuk pengadaan rel kurang dari 5000 ton, hanya satu sampel mempunyai kandungan oksigen maksimum 20 ppm. Heat dengan kandungan oksigen lebih dari 30 ppm harus ditolak. Heat dengan kandungan lebih dari 20 ppm, heat selanjutnya harus diyji Kembali sampai mempunyai Kandungan oksigen kurang dari 20 ppm Struktur Mikro a) Pengujian struktur mikro hanya dilaksanakan pada rel dengan kekerasan R320Cr. b) Struktur mikro harus sepenuhnya peariitic (terlinat 2 fase struktur lapisan), tanpa martensite, bainite atau batas butiran. Sampel diambil dari lokasi di kepala rel seperti yang ditunjukan gambar berikut: Dekarburisasi — Hilangnya Karbon dari permukaan rel (Decarburisation) a) Dalamnya di kepala rel untuk pengujian dekarburisasi harus sama dengan pengujian kekerasan. b) Tidak boleh ada jaringan ferrite di 0.5 mm dibawah permukaan kepale rel c) Sampel diambil dari lokasi di kepala rel seperti yang ditunjukan gambar berikut T19 ak DPP - 2015 8) Oxide cleannes a) Sampel harus disiapkan dan dinilai sesuai EN 10247 ~ Micrographic eaxmination of the non-metalic inclussion content of steel using standard pictures. Sampel harus diambil dari broom terakhir dari heat teakhir yang berurutan tetapi 2 buah benda uji dari tiap sampel harus dij b) Untuk pengadaan rel Kurang dari 5000 ton, hanya satu sampel dengan nilai 3 lebih dari 10 dan kurang dari 20 yang dibolehkan, c) Untuk pengadaan rel lebih dari 5000 ton, batas nilai K3 untuk adalah sebagai berikut: 40 11 m,, maka lebar sepur pada pertengahan panjang rel idah diukur. 3) Perlengkapan wesel ; Bentuk dan dimensi perlengkapan wesel yang dipakai seperti fishplate, fishbolt & ‘nut dan spring washer mengacu pada gambar rencana dengan toleransi sebagai berikut Ukuran Toleransi untuk Fishplates item Toleransi Length +30 mm Thickness 205 Hole Diameter +1.0,-05 Distance between holes £1.0 Chamber Center upwards 2 Center downward 07 Center outward to rail 20 Center inwards to rail 20 Clearance between fishplate and | + 1.5,-0.5 rail template Ukuran toleransi Fishbolts and Nuts ; Tem Toleransi Bolt Width of Head = 1mm Height of Head #4 Length under Head #2 Length of Thread Portion | +6,-0 Shank Diameter +.0.95, - 0.35 Nut Width Across flat a Height of Nut 1 a 25 DPP - 2015 Spring Washers ; Tem Toleransi Internal Diameter +1,-0mm Diameter = 05 Komposisi bahan item Fishplate Fishbolt | Nut | Spring washer Carbon [0.40% - 0.55% | 0.38% - 0.43% | 0.37% -0.48% | 0.59%-0.86% | Silicon 0.40% max. | 0.15% - 0.35% | 0.15% - 0.35% | 0.15% - 0.35% Manganese | 0.55% - 1.00% | 0.60% - 0.85% | 0.60% - 0.90% | 0.60% - 0.90% Phosphorus | 0.04% max. | 0.03% max. | 0.03% max. | 0.04% max. Sulphur | 0.045% max. | 0.03% max. | 0.035% max. _| 0.04% max. 4) Syarat Mekanis ; Tem Fishplate Fishbolt Nut Tensile Strength 70 Kgfimm? min 110Kgfimm? min | 85 Kgfimm? min Elongation | 42% min 10% min 13% min Hardness HB 262 - 331 HRG 32 - 46 HRC 40 — 46 5.3. PELAKSANAAN 5.3.4. Penyimpanan 5.4. 1) 2) 3) Bagian logam harus dilindungi terhadap karat selama periode penyimpanan; dan dengan metode dan cara seperti yang diusulkan dan disetujui Seluruh permukaan, terutama bagian mesin wesel, harus ditutupi dengan lapisan pelindung Bekas kemasan yang digunakan untuk pengiriman sebelumnya, tidak dijinkan untuk digunakan kembali dengan tujuan apapun. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada material wesel, Perakitan dan Pemasangan 1) 2) Kontraktor harus menginspeksi semua bagian wesel sebelum dilakukan pemasangan untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang ada telah lengkap dan sesuai dengan spesifikasi dari pabrik. Kontraktor harus memeriksa dan memperbaiki semua kerusakan sebelum pemasangan wesel dilanjutkan. Penyediaan balas, pengangkutan, penggelaran, pemadatan dan pengisian harus dilakukan sesuai Bagian T10 Pengadaan Balas, Pengiriman, dan Pengeceran; pada posisi sebenarya. Sebuah platform untuk perakitan harus disiapkan pada posisi yang datar dan kokoh, 126 DPP - 2015 3) Semua bantalan harus diatur secara akurat seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Besar celah rel harus 6 mm pada sambungan mekanik (dengan fish plates) atau seperti yang diarahkan oleh Konsuitan 4) Sebuah garis lurus dari talilbenang diletakkan 300 mm disamping wesel untuk dijadikan patokean. ETT 5) Tanda setiap lima bantalan untuk memudahkan pemasangan. 6) Pasang dahulu rel lantak, rel lidah dan rel paksa di bagian yang lurus. II HHI Hillii| WaT I || | wn HH] UU AH HU 7) Pasang rel lantak, rel lidah, rel sayap, rel paksa di bagian yang lurus di hadapannya fnnonannnannannannannnnnannaggannnaganonannnnno WAAC ATL 8) Pasang komponen wesel di bagian lengkung dan sepur belok. FRADE Dane TT nannnon - + Lu a II] wuUuUUUUUUUUUL 9) Lakukan pengukuran lebar sepur untuk memastikan posisi komponen wesel sudah benar. 10) Bagian geser antara rel lidah dan pelat geser harus dibersihkan dari semua karat; gemuk dan oli pelumas mesin harus diberikan agar licin. 11) Setelah semua bagian dan material wesel terpasang, Kontraktor harus mengukur dimensi dan elevasi tiap bagian dari wesel dan memeriksa apakah daeran sambungan sudah sesuai. Toleransi dari kesesuaian dan penerimaan harus seperti apa yang telah disetujui oleh Konsultan, 12) Sebelum pemasangan wesel di lokasi sebenamya, Kontraktor_harus menyerahkan rencana urutan pekerjaan dan jadwal pekerjaan untuk disetujui oleh Konsultan. T27 DPP - 2015 13) Perkakas dan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, misalnya pengangkat panel track, dongkrak, gergaji, trol, harus dipersiapkan dan diatur sesuai urutan kerja, 414) Kontraktor harus melakukan percobaan pemindahan wesel dengan metode yang dipilih, sebelum benar-benar mulai bekerja.Metode pemindahan dari tempat perakitan rel ke tempat terakhir harus dilakukan dengan menggeser di atas rel yang telah disiapkan. Pemindahan searah jalan rel di jalur existing dilakukan dengan troli. Pengoperasian troli di jalur track eksisting harus seljin petugas di stasiun terdekat 15) Menaikkan dan menurunkan wesel dilakukan dengan pengangkat panel track Penyesuaian elevasi jalan rel dan alinyemen dilakukan dengan menggunakan dongkrak. Namun, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif metode untuk pekerjaan ini dengan persetujuan Konsultan 16) Setelah pemasangan wesel, Kontraktor harus memeriksa semua penambat rel. Konfirmasi operasi antara wesel dan sinyal harus dibuat untuk persetujuan Konsultan. 17) Ketika perakitan wesel selesai dan siap untuk diterima oleh Konsultan, setiap penyimpangan track sewaktu wesel dioperasikan harus dalam toleransi berikut. a) Penyimpangan alinyemen as jalan rel (kontrol horisontal) dari posisi patok yang diinginkan sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan harus kurang dari 5 mm. b) Penyimpangan elevasi dari kepala rel (control vertikal) dari elevasi yang diinginkan sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan harus kurang dari 5 mm, 18) Kontraktor harus menyerahkan hasil pengukuran ke Konsultan setelah penambahan balas selesai T28 5A. DPP - 2015 T3 PENGADAAN SISTEM PENAMBAT RUANG LINGKUP. 4) Bagian ini mencakup persyaratan pengadaan dan type Penambat yang digunakan termasuk kelengkapannya. 2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan kuantitas bahan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai yang tercantum dalam gambar tipikal dan gambar detil serta sesuai dengan spesifikas ini PEDOMAN DAN STANDAR © Standar Nasional Indonesia (SNI) = SNI11-3677-1995 _Penjepit elastis rel kereta api = SNI11-4040-1996 Alas rel untuk penambat elastis rel kereta api dari bahan polietilen = SNI11-4041-1996 Insulator untuk penambat elastis rela kereta api dari bahan plastik nilon JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU ‘Sesuai dengan ketentuan dalam "Jaminan dan Pengendalian Mutu” SUBMITTAL, ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Submital” PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL 1) Tipe yang digunakan adalah elastis; 2). Material fastening untuk bantalan beton yang harus disediakan oleh Kontraktor adalah 1 buah Rail Pad, 4 buah Insulator, 4 buah Clip/penambat untuk setiap bantalan, 3) Spesifikasi material yang digunakan adalah a. Insulator Glass reinforced nylon - MARANYL A 190 BLACK; b. Clip Silicon Manganese Spring Steel sesuai standar JIS G 4801 SUP 7 or BS 970 Part 5-250A 53 or equivalent; ¢. Rail pad Material karet beralur ketebalan 100 mm dan harus sesuai dengan JIS E 1117 or equivalent 4) Jepit penambat harus cukup kuat untuk menjamin daya tahan merengkak rel pada bantalan lebih besar dari daya tahan merengkak bantalan pada stabiltas dasar balas. Gaya jepit penambat berkisar antara 20 KN - 25 KN (2040 Kg T34 a 5) 8) 7 8) 9) DPP - 2015 2550 kg) perpasang dan perlawanan rangkanya berkisar antara 10 KN — 15 Kn (1020 kg ~ 1530 kg) Daya jepit penambat cukup selama beberapa tahun, meskipun tidak dapat dihindari terjadi sedikit kelonggaran pada angker bantalan. Frekuensi getaran alami dari penambat pada dasarnya harus lebih besar dari pada frekuensi getaran alami rel. Sehingga kehilangan kontak antara penambat rel dengan rel selama lalu lintas melalui jalan rel dapat dihindari Bahan material penambat harus mempunyai kualitas balk agar supaya dapat mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu pemasangan dan pembongkaran. Bahan material penambat harus lulus uji setiap 100.000 unit berdasarkan UIC 864-5. Harus mampu dan kuat sebagai penggabungan susunan isolasi listik dan muah diganti bila terjadi kerusakan. 13:2 4 DPP - 2015 T4 PENGADAAN PELAT SAMBUNG RUANG LINGKUP. 4) Bagian ini mencakup persyaratan pengadaan dan type Pelat sambung yang digunakan termasuk kelengkapannya 2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan kuantitas bahan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dikerjakan sesual yang tercantum dalam gambar tipikal dan gambar detil serta sesuai dengan spesifikasi ini. PEDOMAN DAN STANDAR 1) American Society for Testing and Materials (ASTM): A36 ‘Structural Steel 2) Japanese Industrial Standard (JIS): G3101 Rolled Steel for General Structure 64801 Spring Steels G 5502 Spheroidal Graphite iron Casting 3) International Union of Railways (UIC) 864-6 Technical specification for the supply of base-plates or sections for base-plates made of rolled steel JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu" SUBMITTAL ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Submital” PERSYARATAN TEKNIS 1) Plat sambung harus sesuai dengan JIS, G 3101 Jenis S41 atau setara, dan akan diproduksi dari baja. Mechanical properties shall be as follows Tensile strenath: 41 ~ 52 kglmm? Elongation 17% or more Tat a ® 2) Dimensional tolerances shall be as follows: Thickness: Width Length Distance between shoulders Deviation from flat surface Deviation of hole centerline Hole diameter Distance between holes 1.0mm +20mm +4.0mm. £1.0-0.0mm 1.0mm +1.0mm £1.0-05mm 44.0mm. DPP - 2015 3) Screw Spike harus dibuat dari baja digulung sesuai dengan JIS, 3101 Tipe G S841, atau ASTM A seng 36, Screw lonjakan harus dicelupkan panas dilapisi sesuai dengan JIS, H 8641 Tabel 2, kelas 2 atau 3. Lapisan seng tidak akan mempertahankan lebih dari 2% dari hal-hal asing. Isi aluminium maksimum harus 0,2%. Pelapis harus rapi, halus, bebas dari tonjolan, tetesan, retak, atau cacat lainnya. 4) Toleransi dimensi sebagai berikut: ‘Shank Diameter: Head, all parts: Length under head to point: Thickness of head: Angle, underside of head: =0.5mm £0.5mm 3.0mm 1.0mm 1 degree 142 ® DPP - 2015 TS PENGADAAN IRJ RUANG LINGKUP 1) 2) Bagian ini mencakup persyaratan pengadaan dan type IRJ yang digunakan termasuk kelengkapannya Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan kuantitas bahan yang diperlukan untuk pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai yang tercantum dalam gambar tipikal dan gambar detil serta sesuai dengan spesifikasi ini PEDOMAN DAN STANDAR 1) 2) 3) ‘American Society for Testing and Materials (ASTM): A36 Structural Steel Japanese Industrial Standard (JIS): 3101 Rolled Steel for General Structure 4801 Spring Steels 65502 Spheroidal Graphite iron Casting International Union of Railways (UIC) 864-6 JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu” SUBMITTAL ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Submital” PERSYARATAN TEKNIS TS x 2 5A. DPP - 2015 T.6 PENGADAAN BANTALAN BETON DAN SISTEM PENAMBAT RUANG LINGKUP, Pekerjaan ini meliputi pengadaan bantalan beton sampai di lokasi terdeket, clipfpenambat, shoulder, insulator, rubber pad. PEDOMAN DAN STANDAR JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu" SUBMITTAL Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittal” PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL, 1) Bantalan Beton Kualitas bantalan beton pratekan harus memenuhi syarat AREMA dan sesuai dengan Pengujian dari lembaga independen seperi LUK (Lembaga Uji Konstruksi). Desain Kriteria Bantalan harus memenuhi a. Tekanan gandar 18 ton b. Type Rel Rel R. 54 c. Kecepatan KA 4120 km / jam d. Jarak spasing antara bantalan 600 mm e. Lebar Sepur 41067,1072,1077,1082 mm {. Kemiringan dudukan kaki rel 1:40 @. Type penambat Elastis h. Luas tumpuan bantalan 0,48 m2 i. Tebal balas minimum 25 cm i. Kekuatan beton = 50 Mpa ( min ) k. Kawat stressing |. Tegangan putus min m, Total peregangan pada pembebanan 161 transfer — 30 Mpa ( Min ) 28 hari Plain BA type, Low relaxion 1.655 Mpa 4% min DPP - 2015 n. Tegangan kawat max. Setelah transfer: 70 % UTS ©. Pengerasan Sistim pemanasan p. Mutu beton K. 500 a. Dimensi Panjang 200 cm ( toleransi + 4 dan - 2 mm), lebar 260 mm (toleransi + 3 dan - 1 mm) tinggi 220 mm ( toleransi + 4 dan -Omm) Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai trapesium, dengan luas penampang bagian tengah bantalan tidak kurang dari 85 % luas bagian bawah rel Penulangan bantalan beton menggunakan sistim prategang (pretension) dengan menggunakan angkur permanen pada setiap bantalan. Pemakaian pada jalur lurus digunakan lebar sepur 1067 mm, dan untuk agian lengkung dengan radius kurang dari 600 m digunakan bantalan dengan lebar sepur 1072 mm, 1077 mm, 1082 mm dan 1087 mm sesuai dengan radius lengkung, sedangkan untuk lengkung dengan radius kurang dari 200 m bantalan harus mampu beban yang bekerja pada Rail Guard. u. Kapasitas momen yang harus mampu ditahan oleh bantalan beton minimum didudukan rel Momen positf 1500 kgm, momen negatif 750 kgm, di tengah bantalan Momen positif 600 kgm dan Momen negatif 930 kgm. v. Memiliki sertifkat penggunaan bantalan beton yang telah disahkan oleh Ditjen Perkeretaapian. w. Tes - tes bantalan beton = Rail seat positive bending test ( statis ) = Rail seat positive repeated load test = Centre negative bending test ( statis ) - Centre negative repeated load test - Bond develoment, tendon, achorage and ultimate load = Electrical resistance and impedance. 2) Penambat a. Tipe yang digunakan adalah elastis; b. Material fastening untuk bantalan beton yang harus disediakan oleh Kontraktor adalah 1 buah Rail Pad, 4 buah Insulator, 4 buah Clip/penambat untuk setiap bantalan. c. Spesifikasi material yang digunakan adalah: = Insulator : Glass reinforced nylon - MARANYL A 190 BLACK; - Clip Silicon Manganese Spring Steel sesuai standar JIS G 4801 SUP 7 or BS 970 Part 5-250A 53 or equivalent, - Rail pad Material karet beralur ketebalan 100 mm dan harus sesuai dengan JIS E 1117 or equivalent 4. Jepit penambat harus cukup kuat untuk menjamin daya tahan merengkak rel pada bantalan lebih besar dari daya tahan merengkak bantalan pada stabilitas dasar balas. Gaya jepit penambat berkisar antara 20 KN ~ 25 KN 62 DPP - 2015 (2040 Kg - 2550 kg) perpasang dan perlawanan rangkanya berkisar antara 10 KN — 15 Kn (1020 kg ~ 1530 kg) e. Daya jepit penambat cukup selama beberapa tahun, meskipun tidak dapat dihindar terjadi sedikit kelonggaran pada angker bantalan. {. Frekuensi getaran alami dari penambat pada dasamya harus lebih besar dari pada frekuensi getaran alami rel. Sehingga kehilangan kontak antara penambat rel dengan rel selama lalu lintas melalui jalan rel dapat dihindari g. Bahan material penambat harus mempunyai kualitas baik agar supaya dapat mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu pemasangan dan pembongkaran. h. Harus mampu dan kuat sebagai penggabungan susunan isolasi listrik dan mudah diganti bila terjadi kerusakan. PELAKSANAAN 1) 2) 3) i lokasi kerja, bantalan ditimbun maksimum 10 batang dan setiap tumpukan dibatasi oleh papan kayu lunak setebal 4 cm yang disediakan Kontraktor, ditempatkan diatas permukaan bantalan, sehingga bantalan tidak bertumpu pada bahu bantalan di bawahnya. ‘Sepatu bantalan yang disediakan oleh Kontraktor harus digunakan waktu muat bantaian diatas Kereta kerja, truk atau alat angkut lain yang membawanya ke tempat kerja. ‘Sepatu bantalan yang masih baik dapat digunakan kembali, tambahan sepatu yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor. 63 ae cS 4 DPP - 2015 ay BANTALAN KAYU RUANG LINGKUP 4) Bagian ini mencakup persyaratan yang harus dipenuhi mengenai pengadaan bantalan kayu untuk dipasang pada sambungan rel atau maksud lain pada komponen sepur di lintas maupun di stasiun. 2) Pengadaan bantalan kayu mencakup alat penambat, pelat landas dan baut penguneittirpun. STANDAR DAN PERATURAN YANG BERLAKU 1) Standar Nasional Indonesia (SNI - 2002) JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu’ SUBMITAL Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittal” PERSYARATAN TEKNIS 1) Bentuk dan ukuran a. Bentuk = Berbentuk lurus dengan penampang persegi ( sisi vertikal dan sisi horizontal harus parale! dan sisi horizontal harus tegak lurus terhadap sisi vertkal.) = Lendutan merupakan deviasi arah panjang arah tebal dari bantalan kayu, Lendutan sebesar 5 Cm masin diljinkan - Variasi ketebalan yang merupakan perbedaan ketebalan bagian yang satu dengan yang lain harus tidak lebih dari 1 Cm sedang varias! lebarnya tidak lebih dari 2 Cm, b. Ukuran dan toleransi bantalan kayu yang dijinkan adalah sebagai berikut atau menurut petunjuk Konsultan NO | UKURAN STANDARD TOLERANS! A PANJANG 200. Cm 2Cm-+ 4Cm *200 s.d. 400 Cm B. LEBAR 220m -1m-+2Cm c. TEBAL 48cm ocm-+1Gm *) khusus untuk lokasi pemasangan wesel Ta RR 5A. 514. 30 5.1.2. 52. DPP - 2015 2) Jenis dan Mutu bahan : a. Jenis kayu Jenis-jenis kayu yang disetujui untuk bantalan kayu lokal meliputi = Ulin ( Eusiteroxylon swageri T et E ) - Merbau ( Intsia spp ) - Damarlaut ( Shorea spp and Hopea spp ) - Bengkirai ( Shorea laeviflia Endert ) b. Mutu Kayu Mutu bantalan kayu harus mempunyai kadar air maksimum 25%, Kayu harus dalam keadaan baik, dari pohon yang bermutu baik, keras dengan serat-serat yang kompak PRODUK Permukaan bantalan 4) Permukaan tumpuan rel merupakan permukaan dimana rel akan dipasang dan terletak diantara 30 Cm dan 60 dari Ujung tepi bantalan. ‘AREA TUMPUAN REL 30 «+ ea 60. Z x 60 — . 2) Permukaan banfélan harus bebas dari pembuSukan, galih, pecah, retak-retak, pecah arah melintang, lubang mata kayu, mata kayu yang rusak dan lain-lain yang dapat mengurangi kekuatan bantalan kayu, 3) Retak-retak pada kedua ujung bantalan diperbolehkan sejauh kedalaman retakan tidak lebih dari 10 om. 4) Kedua muka ujung bantalan dipasang Gang Nail untuk mencegah retakan pada bantalan yang tidak retak dan mencegah retakan bertambah panjang sesual butir 3), PENAMBAT Penambat yang digunakan adalah penambat jenis elastis ganda, termasuk andas dan aksesorisnya PENYIMPANAN 1) Kontraktor harus memeriksa bantalan dan alat penambat pada saat bantalan tiba di lokasi pekerjaan untuk memastikan telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan 2) Apabila bantalan dan alat penambat rusak, hilang, atau tidak sesuai persyaratan, sesegera mungkin harus dilakukan penggantian, sehingga performansi pekerjaan dan jadwal tidak terganggu. 172 5.3. DPP - 2015 3) Kontraktor dalam menyimpan Bantalan kayu harus dilakukan sedemikian hingga tidak terjadi kerusakan dan penurunan mutu serta harus memperhatikan keamanannya. PENGUJIAN Pengujian dilaksanakan secara visual sebelum dilakukan pemasangan oleh Tim Penguji terdiri dari Kontraktor, Konsultan dan Pemberi Tugas / Satuan Kerja yang bersangkutan. 173 2 DPP - 2015 T8 PENGADAAN BAHAN DAN PENGELASAN REL RUANG LINGKUP, 1) Bagian ini mencakup_ persyaratan dalam pengadaan dan pelaksanaan pengelasan las Aluminothermic untuk penyambungan rel. 2) Kontraktor bertanggung jawab untuk pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk las Aluminothermic sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam spesifikasi teknis ini, termasuk pengujian hasil pengelasan. PEDOMAN DAN STANDAR 1) Standar Nasional indonesia (SNI): SNI11-4013-1996 Mutu dan Cara Uji Sambungan Las Thermit Rel Kereta Api 2) Australian Standard (AS) ‘AS 1085.20-2008 Railway Track Material - Welding of Stee! Rail AS 2207-1994 Non-destructive testing — Ultrasonic testing of fusion ‘welded joints in carbon and low alloy steel 3) Japanese Industrial Standards (JIS) 22243 Method of Brinell Hardness Test; 22248 Method of Bend Test for Metallic Materials; and 23060 Method for Ultrasonic Examination for Welds of Ferrite Steel 4) European Standard (EN) EN 14730-1 Aluminothermic welding of rails - Part 1: Approval of welding processes EN 14730-2 Aluminothermic welding of rails ~ Part 2: Qualification of aluminothermic welders, approval of contractors and acceptance of welds 5) British Standard (BS) BS 240 Method for Brinell Hardness Test JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu’ SUBMITAL Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittal” T84 rk DPP - 2015 PERSYARATAN TEKNIS 5.1, MATERIAL, 5.1.1. Material dan Peralatan 4) Kontraktor harus menyampaikan brosur bahan dan _peralatan las aluminothermic, termasuk sertifikat Tukang Las dari Pemasok/Perusahaan spesialis yang akan melaksanakan pekerjaan pengelasan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan. 2). Material thermit maupun proses pengelasannya harus sesuai untuk pengelasan rel R54 ( R320Cr) 5.2, PELAKSANAAN 5.2.1. Standar Mutu 4) Sebelum pekerjaan pengelasan dimulai, jenis proses pengelasan yang akan digunakan harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan. Kontraktor wajib menyampaikan secara lengkap perihal peralatan las yang akan digunakan, rencana pengujlan baik di laboratorium maupun di lapangan 2) Kontraktor harus memastikan bahwa hanya Tukang Las, Mandor dan Pengawas yang telah disetujui yang dipekerjakan di lapangan. 5.2.2, Dokumentasi 1) Rekaman hasil pengelasan harus minimal menyebutkan: - Tanggal dan Waktu - Lokasi (km) ~ Rel yang mana - Grade rel - Temperatur rel - Nama Konsultan Pengawas - Nama Tukang Las - Nama Mandor Las - _ Nomor identifkasi las = Hasil pemeriksaan dan tipe pemeriksaan seperti yang ditentukan pada - Kondisi cuaca 2). Data-data lain yang relevan dengan dapat ditambahkan sendiri oleh Kontraktor. 3) Data-data tersebut diberikan kepada Konsultan setiap hari 5.2.3. Tempat pelaksanaan dan panjang Rel; 1) Pada prinsipnya pengelasan dilakukan setelah rel terpasang diatas bantalan, diatur dan ditempatkan pada posisi definitifnya. Atau di tempat lain, baik di bengkel kerja ataupun di lokasi yang berdekatan dengan lokasi rencana pemasangan track 2) Panjang satu batang rel standar adalah 25 meter. Pengelasan rel dilakukan untuk menyambung rel standar sepanjang 300 meter atau lebih sesuai petunjuk 182 ek 5.2.4, 5.2.5. 3) DPP - 2015 Konsultan. Jika didapati panjang rel kurang dari rel standar, maka jarak minimum pengelasan antara 2 titik adalah 6 m. Pemotongan rel harus menggunakan mesin gergaji rel dan tidak boleh ‘menggunakan mesin potong blander. Persiapan dan Penyetelan Rel; 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Pengelasan Rel 1) Metode dan prosedur pengelasan rel harus sesuai dengan pengajuan yang telah disetujui Konsultan Kontraktor tidak diperbolehkan untuk melakukan pengelasan bila kondisi cuaca hujan dan berangin. Kondisi ini dapat menyebabkan hasil pengelasan dibawah kualitas Kedua ujung rel yang akan disambung harus bersih dari kotoran yang akan mengurangi mutu pengelasan. Kedua batang rel diberi pengaku untuk menjamin kelurusan dan geometrik rel. Kedua rel yang akan disambung harus mempunyai celah sebesar 22 - 26 mm dan diatur sesuai dengan temperatur pada saat pengelasan. Lokasi pengelasan rel harus terlindung dari pengaruh cuaca, debu atau Pengaruh lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan pengelasan. Kerataan sambungan di bagian dalam rel jika diukur dengan mistar 1 meter mempunyai toleransi : 0 mm NiBseD EDGE Pada jarak 150 mm dari kedua ujung rel, permukaan harus bersih dari minyak, oli, debu dan kotoran lainnya Titik pengelasan hanya boleh dilakukan diantara bantalan dan tidak boleh berjarak kurang dari 6 m dari titi las lainnya, ‘Secara umum prosedur pengelasan adalah - Menyiapkan peralatan preheating - _ Memasang cetakan sesuai profile rel yang digunakan = Memasang crucible - Memasang kotak serbuk thermit = Preheating = Masukan serbuk thermit 183 *R 5.2.6, 5.2.7. DPP - 2015 - Cetakan tidak boleh dibuka/dilepas sampai waktunya sesuai dengan spesifikasi dari pabrikan, 2) Pemotongan (trimming) bagian las harus menyisakan minimum 2mm untuk Penggerindaan akhir setelah pemeriksaan alinyemen dan level 3) Setelah peralatan pengelasan di lepas, bajijpasak di kaki rel di lepas dan penambat dipasang kembali Finishing ; 1) Penggerindaan kepala rel menggunakan mesin gerinda (MP12) 2) Setiap tik las yang telah dilas diberikan nomor pengelasan dengan menggunakan cat. Pemeriksaan dan Toleransi 1) Hasil pengelasan pada panjang 1 meter antara pengelasan bengkok kesamping ALAM BENGKOK KESANPING 2) Hasil pengelasan pada panjang 1 meter antara pengelasan geser kesamping 0,0mm DALAM (GESER KESAMPING 3) Hasil_ pengelasan pada panjang 1 meter antara pengelasan geser keatas/kebawah 0,0 mm 1000 7 GGESER KE ATAS KE BAWWAH 4) Hasil pengelasan pada panjang 1 meter antara pengelasan bengkok keatas/kebawah 0,4 mm = zi —— a= 2 SSS Deere vere Du 184 ee 5) 6) 7 8) 9) DPP - 2015 Hasil pengelasan pada panjang 1 meter antara pengelasan bengkok dan geser keatas/kebawah 0,4 mm Celah maksimum permukaan rel setelah penggerindaan selesai, maksimum 0.2 mm pada jarak 200 mm Setiap dilakukan uji ultrasonik dan kekerasan, Prosedur pengujian kekerasan sesuai dengan SNI 11-4013-1996, Nilai kekerasan harus lebih dari HB 350 pada titik las. Prosedur uji lentur sesuai dengan JIS Z 2248. Nilai beban dan lendutan tidak boleh lebih kecil dari Posisi kepala rel Kepala rel di atas_| Kepala rel di bawah Beban (ton) 85 85 Lendutan (mm) 210 213 Jarak tumpuan 1000 mm 10) Apabila pengujian pertama gagal, maka uji ulang harus dilaksanakan dengan cara yang sama seperti uji pertama dengan jumlah percontoh dua kali uj pertama dari kelompok yang sama. Jika seluruh percontoh uji ulang memenuhi syarat maka kelompok dinyatakan lulus uji. 11) Apabila hasil pengujian tidak memenuhi syarat harus dilakukan perbaikan dan pengelasan baru 12) Untuk rel baru toleransi diusahakan 0 mm kesegala arah 5.2.8. Periode Garansi ; 1) 2) Periode garansi adalah dua ( 2 ) tahun mulai dari tanggal pengelasan pada sepur. Jika las rusak / cacat seperti hasil pengujian ultrasonik gagal dan atau rel patah selama masa pemelinaraan maka Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan menggantinya 85 eK DPP - 2015 To PENGADAAN REL KOMPROMIS RUANG LINGKUP 1) Bagian ini mencakup persyaratan untuk pengadaan Compromise rail dalam kontrak ini 2) Bagian ini juga mencakup persyaratan untuk manufaktur.toleransi dimensi dan Kondisiteknis yang terkait untuk pasokan produk seperti yang diperlukan, 3) Kompromis Rel harus dipasang pada jalur yang menghubungkandua rel profil yang berbeda.Jenis-jenis profil yang akan digunakan untuk rel R54 adalah untuk R42, R64 R33 PEDOMAN DAN STANDAR (Tidak beriaku) JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu’ ‘SUBMITTAL ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittal” PERSYARATAN TEKNIS 1) Kompromis rel terbuat dari R54,R42,R33,R25 dan memotong rel yang tergantung pada ukuran yang dibutuhkan. Setiap panjang rel tergantung pada ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar. 2) Material R42, R33 dan R25 yang diperlukan harus diadakan oleh kontraktor dan tidak tersedia rel baru untuk menyiapkan rel kompromis. Dimensi rel lama harus sesuai toleransi yang diperkenankan, 3) Rakitan rel kompromis adalah sebagai berikut a) Memotong rel R.54 dan Rel R.42 minimal panjang 6 meter dengan gergaji rel ») Stapling rel, disetel dan dilakukan pengelasan untuk menyambung rel. ©) Rel sisi atas digerinda agar sejajar/datar, dan sisi rel bagian dalam harus lurus 4) Kedua ujung rel Kompromis disiapkan lubang untuk sambungan. 4) Layout dan rincian rel kompromis adalah sesuai dengan Gambar 5) Toleransi rel kompromis adalah sebagai berikut: a. Panjang £7,0mm b. Tinggi +£0,8 mm sampai 0,4 mm ©. Lebar kepala rel dan web 0,8 mm sampai 0,4 mm T94 eK 4d. Panjang bagian variasi e. Posisi bagian variasi PEMASANGAN Pemasangan kompromis rel Tamping” DPP - 2015 + 25,0 mm sampai-10,0 mm. £15,0mm sesuai ketentuan dalam “Track laying including 19.2 FQ 4. 5A. DPP - 2015 T.10 PENGADAAN BALAS, PENGIRIMAN DAN PENGECERAN RUANG LINGKUP Pekerjaan Balas metiputi pekerjaan pengadaan balas dan pengiriman ke lokasi Pekerjaan, serta penyebaran/pengeceran. PEDOMAN DAN STANDAR JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu" ‘SUBMITTAL, Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittar’ PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL 1) Persyaratan Umum Balas harus dari batu pecah yang diperoleh dari batuan yang homogen, non Porous, padat, keras dan berdaya tahan tinggi terhadap impact, abrasi dan Cuaca yang dapat diperoleh dengan cara peledakan, mesin mesin berat atau manual dimana proses pemecahan menjadi balas harus dilakukan oleh stone crusher. Pada lapangan sumber batuan (quarry), semua bahan-bahan berupa kepingan - kepingen serta bahan-bahan yang dapat merugikan harus disingkirkan oleh kontraktor. 2) Quarry (Sumber Bahan) yang disetujui Sumber balas (ballast quarry) yang dipertimbangkan yaitu bila hasil-hasil engujian memenuhi syarat yang ditentukan sebagai berikut @. Ballas harus merupakan batu pecah, mempunyai kekerasan yang tinggi, besisi kasar, tidak mengandung pelapukan dan tidak mengandung bahan. bahan yang merugikan (debu, kotoran-kotoran dil). Porositas ballas batu pecah < 3% Tingkatkan kehilangan berat sesudah 500 putaran (AASHTO 96) maks, 25%: Massa jenis > 1,4 m3 (ASTM C29); Partikel pipih < 5 % (ASTM D4791); Kuat tekanan rata-rata > 900 kg/om2: Kadar Lumpur < % (ASTM C142); er>eang T1901 ae 5.3. DPP - 2015 h. Ballas batu pecah memiliki gradasi sesuai ASTM E11 sebagai berikut Ukuran Saringan % Lolos |____(mm) 63.5 100 50.8 80 - 100 38,1 35-75 25,4 0-40 79.4 0-5 i, Untuk ‘setiap 10.000 m3 balias dilakukan pengujian dengan diambil 50 kg atau sesuai kebutuhan pengujian yang diperlukan J. Pengujian dapat ilakukan di lembaga pengujian material yang independen. 3) Tempat Penimbunan (Stock Pile) Tempat penimbunan balas tidak boleh mengganggu aktifitas lain, — tidak menggangu lingkungan terutama di sekitar rumah sakit, sekolah, dan Perumahan padat serta harus bersih untuk menjaga kebersinan balas. PERALATAN Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah 1) Back hoe / loader / Bulldozer KONSTRUKSI 1) Pengiriman material dapat dilakukan dari quarry atau stock pile ke lokasi Pekerjaan dengan menggunakan kereta api atau truk tergantung kondisi yang ada, 2) Penggelaran balas dilakukan 2 kali, lapis pertama setebal 20 om dan lapis berikutnya sesudah track laying sebagaimana ditunjukkan pada Gambar, 102 ti 2 5A. 5.2. DPP - 2015 TAL PEMASANGAN TRACK DAN PEMECOKAN AWAL RUANG LINGKUP. Pekerjaan pemasangan track dan pemecokan awal meliputi pengeceran dan Pemasangan bantalan beton, pemasangan rel dan pemecokan awal (HTT). PEDOMAN DAN STANDAR JAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU Sesuai dengan ketentuan dalam “Jaminan dan Pengendalian Mutu’ SUBMITTAL ‘Sesuai dengan ketentuan dalam “Submittar PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL, 1) Bantalan Beton 2) Bantalan Kayu atau bantalan sintetis, 3) Penambat rel 4) Rel 5) Bantalan Beton 6) Las rel 7) Fishplate dan kelengkapannya PERALATAN Peralatan minimal yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1) Mesin gitas 2) HIT 3) Track gauge 4) Temperatur rel 5) Pan Puller 8) Bor mesin 7) Rel Mover 8) Gergaji Re! Taba HW DPP - 2015 KONSTRUKSI Track Laying 1) Melakukan pemadatan balas yang sudah digelar setebal 20 om dengan menggunakan mesin penggilas besi ringan atau perelatan lain yang disetujui konsultan (maksimum 3 kali passing) 2) Mengecer dan mengatur jarak bantalan beton dengan jarak 60 om harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan. Tidak diperbolehkan sama sekali untuk melempar bantalan beton selama operasi bongkarimuat (khususnya menurunkan), mesin pengangkat harus digunakan sedapat mungkin. Bantalan yang rusak harus segera diganti, 3) Kontraktor harus mencegah kerusakan terhadap lubang angkur bahu /shoulder bantalan beton. 4) Bantalan harus diletakkan tegak lurus terhadap rel dengan berjajar dan dengan jarak yang sama sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Kerja. 5) Bantalan kayu atau bantalan sintetis harus diletakkan dengan tepat sebelum proses penyetelan/pemasangan pelat landas, 6) Bagian bawah rel, pelat landas dan permukaan bantalan harus dibersihkan sebelum rel diletakkan, 7) Rel ditempatkan diatas bantalan beton dengan rail pad diantaranya, sebelum Pemasangan rel dan alat penambat. Posisi rail pad bisa dikoreksi jika diperlukan ketika mengencangkan alat penambat. Rail pad diletakkan diatas permukaan bantalan ketika bantalan-bantalan tersebut dipasang pada track 8) Semua tirepon harus dipasang dengan sudut yang tepat terhadap pelat landas. Dalam situasi apapun, pengencangan tirepon tidak boleh terlalu rapat atau kendor, Pelepasan tirepon cara sekali tarik tidak diperbolehkan. Ketika tirepon lepas, bekas lubang harus disumbat dengan penyumbat dengan ukuran yang tepat agar benar-benar mengisi lubang dengan aman 9) Rel Panjang Menerus (RPM) atau Continuos Welded Rail (CWR) terdiri dari 12 batang rel standar panjang 25 m yang di las sesuai Bagian T8. Pengadaan dan Pengelasan Rel. vika radius lengkung kurang dari 300 m, track dibuat per 100 meter terdiri dari 4 buah batang rel standar panjang 25 m yang di las sesuai Bagian T8, Pengadaan dan Pengelasan Rel. 11) Untuk memberikan celah yang tepat bagi rel sebelum memasang penambat digunakan ganjal/baji pengatur siar rel yang telah disetujui oleh Konsultan, 12) Untuk menentukan celah sambungan rel digunakan sebuah termometer rel. Pada saat setting rel, persyaratan celah sambungan tergantung pada suhu rel sebenarnya, sesuai dengan tabel berikut: 10 Rail Temp. [24 ] 26 [28 [30 | 32 [34 ] 36 | 38 [40 142 ]44 [46 (c%) Rail Joint Gap [76 [45/13 [77 [40 [8 [7 75 [4 ]3 ]3 |2 (mm) Tara FX DPP - 2015 13) Untuk menyambung dua rel panjang (300 meter) dipergunakan ssambungan ‘mekanik (fishplate) melayang yang dipasang secara siku (segaris) 14) Pengukuran lebar track dengan track gauge harus dilakukan pada saat ‘memasang rel. Lebar track di jalur lurus harus 1067 mm sedangkan di lengkung sesuai dengan radius. 15) Pemotongan rel harus dilakukan dengan gergaii dan ujung penampang rel harus siku terhadap as memanjang rel 16) Melubangi rel dengan blender tidak boleh dilakukan dalam keadaan apapun. Jika diperlukan, melubangi rel harus dengan bor mesin 17) Rel harus dibentuk lengkung terlebih dahulu sebelum diletakkan di daerah lengkung 18) Pada lokasi sambungan mekanik rel, badan rel yang bersentuhan dengan fishplate harus dilapisi dengan pelumas, demikian pula dengan lubang-lubang baut dari fishplate harus dilapisi dengan pelumas. 19) Sambungan mekanik tidak boleh diletakan di jembatan, terowongan dan perlintasan jalan, 20) Jarak antara ujung jembatan dengan sambungan rel, tidak kurang dari 25 m. 21) Semua sambungan rel isolasi dan rail bond harus dipasang sesuai persetujuan Konsultan. 22) Pada lengkungan, elevasi rel luar dibuat lebih tinggi dari pada rel dalam sesuai Gambar. Peninggian rel dicapai dan dihilangkan secara berangsur-angsur ‘sepanjang lengkung peralihan 23) Pelebaran sepur pada lengkungan dicapai dengan menggeser rel dalam kearah dalam. Besarnya pelebaran sepur untuk berbagai tikungan adalah sebagai berikut: atau sesuai tabel berikut Pelebaran sepur Radius lengkung (mm) (m) 0 R> 600 5 550

Anda mungkin juga menyukai