Anda di halaman 1dari 4

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI
PADA IBU POST PARTUM
Oleh :
Novita Sari Batubara1), Sri Sartika Sari Dewi1)
1,2
STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan
1
novitabatubara87@gmail.com,
2
srisartikasari82@gmail.com

Abstrak
Berdasarkan data UNICEF (2013), sebanyak 136,7 juta bayil ahir diseluruh dunia dan hanya 32,6%
dan mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Berdasarkan target program pemerintah tahun
2014 adalah sebesar 80%, hal ini tentu saja masih jauh dari terget,begitu juga dengan persentase pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0–6 bulan di provinsi Sumatra Utara di tahun 2014 sebesar 37,6% maka secara nasional
cakupan pemberian ASI belum mencapai target. ASI bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh bayi karena
mengandung zat anti infeksi. Oleh karena itu, untuk memperlancar produksi ASI dapat dilakukan dengan
merangsang refleks oksitosinya itu dengan pijat oksitosin. Dengan dilakukan pijat oksitosin, ibuakan merasa
rileksdan kelelahan setelah melahirkan akan hilang sehingga dapat membantu merangsang pegeluaran hormon
oksitosin. Tujuan Penelitian untuk mengidentifikasi perbedaan kelancaran ASIsebelumdan sesudah dilakukan
pijat oksitosin. Metode penelitian adalah quasy eksperimen yaitu rancangan yang berupaya untuk
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimen dengan rancangan post test only. Hasil uji wilcoxon menunjukkan (p=0,001), secara statistik
terdapat perbedaan kelancaran ASI yang bermakna antara kelompok eksperimen dengan perlakuan pijat
oksitosin dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan.

Kata kunci: Pijat Oksitosin, Kelancaran ASI ,Post Partum

1. PENDAHULUAN yaitu zat immune modulator serta zat gizi yang


World Health Organization (WHO) uniks eperti karbohidrat berupa laktosa, lemak
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif yang banyak (asam lemak tak jenuh ganda),
sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama protein utama berupa lactabumin yang mudah
kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan dicerna, kandungan vitamin dan mineral yang
pendamping sampai usia 2 tahun. American banyak ( Venter et al, 2008).
Academy of pediatrics( AAP), Academy of Oleh karena itu,untuk memperlancar
Breastfeeding Medicine (ABM) dan ikatan dokter produksi ASI dapat dilakukan dengan merangsang
anak indonesia (IDAI) merekomendasikan hal refleks oksitosinya itu dengan pijat oksitosin. Pijat
yang sama tentang pemberian ASI Eksklusif oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang
sekurang-kurangnya 6 bulan (Suradi,2010). belakang leher, punggung atau sepanjang tulang
Cakupan Pemberian ASI eksklusif selama belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima
6 bulan pertama kelahiran dapat mencengah sampai (Nugroho,2011).
kematian sekitar 1,3 juta bayi diseluruh dunia tiap Pijat oksitosin dilakukan untuk
tahun. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada merangsang oksitosin atau reflexlet down. Pijat
bayi usia 0 sampai 6 bulan di Indonesia pada tahun oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada
2014 sebesar 52,3%. Berdasarkan target program daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang
pemerintah tahun 2014 adalah sebesar 80%, hal ini belakang. Dengan dilakukan pemijatan ini,
tentu saja masih jauh dari terget,begitujuga dengan ibuakan merasa rileksdan kelelahan setelah
persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 melahirkan akan hilang sehingga dapat membantu
bulan diprovinsi Sumatra Utara di tahun 2014 merangsang pegeluaran hormoneoksitosin
sebesar 37,6% maka secara nasional cakupan (Mardiyaningsih, 2010).
pemberian ASI belum mencapai targe Tujuan Penelitian
t(SDKI,2014). Tujuan Penelitian adalah
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota mengidentifikasi perbedaan kelancaran ASI
Padangsidimpuan tahun 2017,dari 9 buah sebelum dan sesudah dilakukan pijat oksitosin.
puskesmas yang ada di kota Padangsidimpuan,
Puskesmas Labuhan Rasoki merupakan 2. METODE PENELITIAN
puskesmas yang memiliki cakupan paling rendah Desain Penelitian
sebesar 2,3%. Hal ini masih jauh dari target Desainyang digunakan dalam penelitian
nasional sebesar 80%. ini adalah quasy eksperimen yaitu rancangan yang
ASI bermanfaat untuk menjaga ketahanan berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab
tubuh bayi karena mengandung zat anti infeksi akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 117
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
disamping kelompok eksperimen dengan Pekerjaan
IRT (Ibu 13 39,4 24 72,7
rancangan post test only. 1 Rumah
Tempat Penelitian Tangga)
Penelitian dilakukan di Wilayah 2 PNS 2 6,1 2 6,1
3 Wiraswasta 5 15,2 2 6,1
Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota 4 Petani 13 39,4 5 15,2
Padangsidimpuan. Jumlah 33 100 33 100
Populasi dan Sampel Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik
Populasi responden berdasarkan umur mayoritas ibu post
Populasi dalam penelitian ini adalah partum berumur 20-35 tahun berjumlah 27 orang
keseluruhan ibu dengan menyusui di Wilayah (81,8%) kelompok kasus dan 19 orang (57,6%)
Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki Kota kelompok kontrol. Karakteristik responden
Padangsidimpuan. Data dari kunjungan bulan berdasarkan pendidikan mayoritas ibu post partum
Januari-Juni 2018 sebanyak 80 orang. berpendidikan SMA berjumlah 12 orang (36,4%)
Sampel pada kelompok kasus dan 16 orang (48,5 %) pada
Sampel adalah sebagian dari populasi kelompok kontrol. Karakteristik responden
yang mewakili populasi. Untuk menentukan besar berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu post partum
sampel peneliti menggunakan rumus : mayoritas bekerja sebagai IRT (ibu rumah tangga)
dan petani masing-masing 13 orang (39,4%) pada
N kelompok kasus dan bekerja sebagai IRT (Ibu
n rumah tangga) 24 orang (72,2%).
1  N (d ) 2 Keterangan :
Tabel 5.2 Distribusi Kelancaran ASI Responden
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol
d = ketetapan relatif (0,05) Kelompok
Kelancaran Kelompok Kasus
No kontrol
Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah ASI
N % n %
sampel yang dijadikan responden pada penelitian 1 Lancar 28 84,8 13 39,4
2 Tidak Lancar 5 15,2 20 60,6
ini, yaitu : Jumlah 33 100 33 100
80 Berdasarkan tabel 5.2kelancaran ASI
n=
1  80(0,05) pada responden ibu post partumpada kelompok
kasus mayoritas 28 orang (84,8%) lancar dan pada
80 kelompok kontrol 20 orang (60,6%) tidak lancar.
n n = 66
Analisa Bivariat
1,195
Analisa data bivariat dilakukan dengan
Dengan demikian jumlah sampel yang menggunakan uji statistik yaitu Wilcoxon signed
akan diteliti adalah 66 orang. Dimana 33 rank test merupakan uji non parametrik yang
responden pada kelompok intervensi dan 33 digunakan untuk menganalisis data berpasangan
responden pada kelompok kontrol. Tekhnik karena adanya dua perlakuan yang berbeda.
pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan Ranks
menggunakan accidental sampling. Sum of
N Mean Rank Ranks
Kelompok Negative
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kontrol - Ranks
17a 10.00 170.00
Analisa Univariat Kelompok Positive Ranks 2b
10.00 20.00
Analisis univariat ini bertujuan Eksperimen
Ties 14c
mendeskripsikan data yang bersifat numerik dicari Total 33
mean dan standar deviasinya. Data karakteristik a. Kelompok Kontrol < Kelompok Eksperimen
responden yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan b. Kelompok Kontrol > Kelompok Eksperimen
pada kelompok intervensi dan kontrol. c. Kelompok Kontrol = Kelompok Eksperimen
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Test Statisticsa
Kelompok Kontrol - Kelompok
Responden berdasarkan umur, Eksperimen
pendidikan dan pekerjaan pada Z -3.441b
Kelompok Kasus dan Kelompok Asymp. Sig. (2-tailed) .001
Kontrol a. Wilcoxon Signed Ranks Test
Kelompok b. Based on positive ranks.
Kelompok Kasus
No Umur kontrol
n % n % Perbandingan kelancaran asi antara
1 >20 tahun 3 9,1 7 21,2 kelompok kasus setelah diberi pijat oksitosin
2 20-35 tahun 27 81,8 19 57,6
3 >35 tahun 3 9,1 7 21,2
dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan,
Jumlah 33 100 33 100 terdapat 17 ibu pada kelompok kontrol mengalami
Pendidikan asi tidak lancar, 14 ibu tetap dan 2 rang ibu pada
1 SD 5 15,2 2 6,1
2 SMP 10 30,3 12 36,4
kelompok eksperimen tetap mengalami asi tidak
3 SMA 12 36,4 16 48,5 lancar setelah diberi perlakuan.
4
Perguruan 6 18,2 3 9,1 Hasil uji wilcoxon menunjukkan
Tinggi
Jumlah 33 100 33 100
(p=0,001), secara statistik terdapat perbedaan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 118
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
kelancaran asi yang bermakna antara kelompok Kecemasan dapat menyebabkan pikiran
kasus dengan perlakuan pijat oksitosin dengan ibu terganggu dan ibu merasa tertekan (stress).
kelompok kontrol tanpa perlakuan. Bila ibu mengalami stress maka akan terjadi
Pembahasan pelepasan adrenalin yang menyebabkan
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik vasokonstriksi pembuluh darah pada alveoli
responden berdasarkan umur mayoritas ibu post sehingga terjadi hambatan dari let-down-reflex
partum berumur 20-35 tahun berjumlah 27 orang sehingga air susu tidak mengalir. Kecemasan dan
(81,8%) kelompok kasus dan 19 orang (57,6%) kelelahan ibu akan mempengaruhi let-down-
kelompok kontrol. reflexdan menurunnya produksi ASI (Wulandari
Menurut penelitian umur ibu berpengaruh dan Handayani, 2011).
terhadap produksi ASI ibu yang berumur 20-35 Berdasarkan tabel 5.2kelancaran ASI
tahun merupakan umur yang sistem reproduksinya pada responden ibu post partum pada kelompok
masih sehat sehingga banyak memproduksi ASI kasus mayoritas 28 orang (84,8%) lancar dan pada
dibanding dengan ibu yang lebih tua. Ibu yang kelompok kontrol 20 orang (60,6%) tidak lancar.
lebih muda dapat menghasilkan cukup ASI Menurut peneliti, kelancaran ASI yang
dibandingkan dengan umur ibu diatas 35 Tahun. dialami ibu Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan
Hal tersebut sesuai denga terori Rasoki setelah dilakukan pijat oksitosin
Biancuzzo bahwa ibu-ibu yang lebih muda atau pengeluaran ASI lancar. Pengeluaran ASI dapat
umurnya kurang muda akan lebih banyak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan
memproduksi ASI daripada ibu-ibu yang lebih tua. pengeluaran. Produksi ASI diproduksi dipengaruhi
Ibu dibandingkan ibu-ibu yang sudah tua. Hal oleh hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan
tersebut juga sesuai teori Soetjiningsih bahwa ibu keluar melalui pijatan pada tulang belakang ibu
yang umurnya muda akan lebih banyak post partum, dengan pijatan pada tulang belakang
memproduksi ASI dibandingkan ibu yang sudah ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan
tua. ambang rasa nyeri dan mencintau bayinya,
Berdasarkan tabel 5.1 Karakteristik sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar
responden berdasarkan pendidikan mayoritas ibu dan ASI pun cepat keluar.
post partum berpendidikan SMA berjumlah 12 Hal ini sesuai dengan penelitian yang
orang (36,4%) pada kelompok kasus dan 16 orang dilakukan Hanum, dkk (2012) dengan judul
(48,5 %) pada kelompok kontrol. “efektivitas pijat oksitosin terhadap produksi ASI”
Menurut penelitian pendidikan menengah yang menyatakan bahwa efek terhadap produksi
SMA tergolong pendidikan lebih tinggi ASI, produksi ASI lebih banyak dan ASI keluar
dibandingkan dengan pendidikan dasar SD lancar lebih awal yaitu pada hari ke-2. Sedangkan
sehingga ibu dengan pendidikan menengah mudah responden yang tanpa dilakukan pijat oksitosin
mencerna, menganalisa informasi yang memiliki produksi ASI yang sedikit, meskipun
didapatkan, oleh karena itu ibu tidak kesulitan ASI keluar namun ASI keluar lebih lama yaitu
mengaplikasikan informasi yang didapatkan. pada hari 3-4 tahun.
Menurut (Notoadmodjo, 2012) semakin Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
pula pengetahuan dibandingkan dengan tingkat tulang costaekelima-keenam dan merupakan usaha
pendidikan rendah pndidikan yang rendah untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam setelah melahirkan. Pijatan ini berfungsi untuk
menghadapi dan memecahkan suatu masalah. Oleh meningkatkan hormon oksitosin yang dapat
karena itu, semakin tinggi pendidikan seseorang menenagkan ibu, sehingga ASI pun keluar.
makan tuntutannnya terhadap kualitas kesehatan Hasil uji wilcoxon menunjukkan
akan semakin tinggi, dengan tingkat pendidikan (p=0,001), secara statistic terdapat perbedaan
yang lebih tinggi umumnya akan mempunyai kelancaran asi yang bermakna antara kelompok
pengetahuan tentang gizi yang lebih baik dan eksperimen dengan perlakuan pijat oxitoxin
mempunyai perhatian lebih besar terhadap dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan.
kebutuhan gizi anak. Perbandingan kelancaran asi antara
Berdasarkan tabel 5.1 Karakteristik kelompok eksperimen setelah diberi pijat oxitoxin
responden berdasarkan pekerjaan mayoritas ibu dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan,
post partum mayoritas bekerja sebagai IRT (ibu terdapat 17 ibu pada kelompok kontrol mengalami
rumah tangga) dan petani masing-masing 13 orang asi tidak lancar, 14 ibu tetap dan 2 rang ibu pada
(39,4%) pada kelompok kasus dan bekerja sebagai kelompok eksperimen tetap mengalami asi tidak
IRT (Ibu rumah tangga) 24 orang (72,2%). lancar setelah diberi perlakuan.
Menurut peneliti pekerjaan juga mempengaruhi Menurut peneliti, kelancaran bisa
pemberian ASI, karena apabila seorang ibu kurang disebabkan beberapa faktor diduga bayi tidak
beristiraht, stress atau merasa cemas maka akan mendapatkan ASI dengan baik salah satunya dalah
mempengaruhi jumlah ASI yang di produksi dan faktor pengetahun ibu. Keengganan ibu untuk
dapat menyebabkan nutrisi bayi berkurang. menyusui, kekhawatiran ibu mengenai perubahan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 119
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.4 Edisi Nopember 2019
payudara setelah menyusui, rasa sakit saat Saran
menyusui, kelelahan saat menyusui dan merasa 1. Bagi Ibu Post Partum
ASI nya tidak cukup mengakibatkan penurunan Diharapkan bagi ibu post partum supaya
produksi ASI. mengikuti apabila ada penyuluhan atau
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan dari tenaga kesehatan tentang pijat
dengan diberikan pijat oksitosin akan lebih oksitosin yang bermanfaat untuk kelancaran
memperlancar produksi ASI pada ibu postpartum. produksi ASI.
Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, 2. Bagi Petugas Kesehatan
neurotransmitter akan merangsang medulla Diharapkan petugas kesehatan khususnya
oblongata langsung mengiri pesan ke bidan di puskesmasuntuk melakukan
hypothalamus di hypofise posterior untuk penyuluhan atau pelatiahan pijat oksitosin di
mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan kelas ibu hamul khususnya ibu hamil trimester
buah dada mengeluarkan air susunya. Pemijatan III yang akan menghadapi persalinan.
didaerah tulang belakang ini juga akan merileksasi 3. Peneliti Selanjutnya
ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan Untuk dapat hasil penelitian yang lebih
begitu hormon oksitosin keluar dan akan baik, diharapkan peneliti selanjutnya meneliti
membantu pengeluaran ASI (Hamranani, 2010). tentang nutrisi ibu post partum terhadap
Hasil penelitian ini sesuai dengan kelancaran ASI.
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Wijayanti (2015) dengan judul “Pengaruh pijat 5. REFERENSI
oksitosin pada ibu postpartum terhadap produksi Dinas Kesehtan Kota Padangsidimpuan. Profil
ASI di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta”, Kesehatan Kota Padangsidimpuan:
didapatkan hasil adanya pengaruh pijat oksitosin Padangsidimpuan.
pada ibu postpartum terhadap produksi ASI Mardiyanti, 2010. Efektivitas Kombinasi Teknik
dengan p value 0,032 (<0,05). Sejalan dengan Marmrt dan Pijat Oksitosin Terhadap
hasil penelitian yang dilakukan Maita (2016) Produksi ASI Ibu Post Partum di Rumah
dengan judul “Pengaruh pijat oksitosin terhadap Sakit Wilayah Jawa Tengah. Tesis.
produksi ASI ibu nifas di BPM Ernita, Amd.Keb Universitas Indonesia.
Pekanbaru tahun 2016” didapatkan hasil p value Notoatmodjo, 2012. Metodelogi Penelitian Ilmu
0,000 (<0,05) yang artinya adanya pengaruh pijat Keperawatan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
oksitosin terhadap produksi ASI ibu nifas. Nugroho, T, 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Delima, Nifas (Askeb 3). Yogyakarta: Nuga
dkk. (2016) dimana dengan judul “Pengaruh pijat Medika.
oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu SDKI, 2014. Survey Demografi Kesehatan
menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin Indonesia (SDKI) 2013. Jakarta: Badan
Bukittinggi 2016” dengan hasil p value 0,000 ( Pusat Statistik.
<0,05) yang artinya adanya pengaruh pijat WHO.2017.Global Breast
oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu feedingCollective(GBC) Data: Babies
menyusui. and Mothers World wide Failedby Lackof
Investmentin Breast
4. KESIMPUAN DAN SARAN feeding.http://www.who.int/news-
Kesimpulan room/detail/01-08-2017. (diakses 23
1. Kelancaran ASI ibu post partum setelah April2018).
dilakukan pijat oksitosin di Wilayah Kerja Wulandari SR, Handayani S, 2011. Asuhan
Puskesmas Labuhan Rasokipada kelompok Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:
kasus sebagian besar pengeluaran lancar 28 Gosyen Publishing.
orang (84,8%).
2. Kelancaran ASI ibu post partum di Wilayah
Kerja Puskesmas Labuhan Rasoki pada
kelompok kontrol sebagian besar pengeluaran
tidak lancar 20 orang (60,6%).
3. Terdapat perbedaan kelancaran asi yang
bermakna antara kelompok kasus dengan
perlakuan pijat oksitosin dengan kelompok
kontrol tanpa perlakuan. Ada
PengaruhPijatOksitosinTerhadapKelancaranA
SI padaibupost partum di Wilayah
KerjaPuskesmasLabuhan Rasoki.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 120

Anda mungkin juga menyukai