Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No.

2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357


E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
PERBEDAAN PENGELUARAN ASI PERTAMA ANTARA PIJAT
OKSITOSIN DAN BREAST CARE PADA IBU NIFAS DI
WILAYAH NATAR LAMPUNG SELATAN
Yusari Asih*, I Gusti Ayu Mirah WS*, Tiya Setiawati*
Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
E-mail: yusariasih@@gmail.com

Berdasarkan data cakupan pemberian Asi ekslusif di Provinsi Lampung masih rendah (54,9%) dibandingkan
dengan target Indonesia. Berdasarkan data di puskesmas wilayah natar cakupan pemberian ASI hanya
62,3%, hasil ini dibawah target yaitu sebesar 80%. Hasil survei di wilayah Natar terdapat 8 ibu dari 40 ibu
post partum yang tidak memberikan ASI kepada bayinya, 3 diantaranya karena putting susu tidak keluar, 5
diantaranya tidak memberikan ASI dikarenakan ASI sedikit dan memberikan PASI sebagai gantinya.
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya cakupan pemberian ASI. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan rancangan eksperimen menggunakan Quasy Eksperimen dengan pendekatan posttest
Only Control Group Design dilakukan pada tahun 2018, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post
partum normal di BPM Siti Hajar. Teknik sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data yang
diambil adalah data primer alat yang digunakan berupa ceklist dan lembar observasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dengan rerata dan bivariat dengan Mann-Whitney. Hasil uji statistik dapat
disimpulkan terdapat perbedaan signifikan pengeluaran ASI antara Pijat Oksitosin dan Breast Care dengan p-
value 0,002. Diharapkan petugas kesehatan mengajarkan pijat oksitosin agar dapat memperlancar
pengeluaran ASI.

Kata kunci: Pengeluaran ASI, Pijat Oksitosin, Breastcare

LATAR BELAKANG Action Network (IBFAN) 2014, Indonesia


menduduki peringkat ke tiga terbawah dari
Air susu ibu (ASI) merupakan 51 negara di dunia yang mengikuti penilaian
makanan ideal untuk bayi. ASI mengandung status kebijakan dan program pemberian
gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk makanan bayi dan anak (Infant- Young Child
kesehatan bayi, bahkan Badan Kesehatan feeding).
Dunia (WHO) merekomendasikan bayi Proses mulai menyusui terjadi pada 1-
untuk mendapatkan ASI ekslusif selama 6 jam setelah kelahiran 35,2% dan kurang
enam bulan. Namun ternyata, capaian ASI dari 1 jam ( inisiasi menyusui dini) sebesar
ekslusif di Indonesia belum mencapai angka 34,5%, sedangkan proses mulai menyusui
yang diharapkan. terendah terjadi pada 7-23 jam setelah
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) kelahiran yaitu sebesar 3,7% (Profil
tahun 2016 masih menunjukkan rata-rata Kesehatan Indonesia, 2015). Berdasarkan
angka pemberian ASI ekslusif di dunia baru data Ditjen Kesehatan Masyarakat,
berkisar 38 persen. Di Indonesia meskipun Kemenkes RI, 2016 cakupan pemberian ASI
sejumlah besar perempuan (96%) menyusui ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan di
anak mereka dalam kehidupan mereka, Indonesia 55,7%, sedangkan pada Provinsi
hanya 42% dari bayi yang berusia dibawah 6 Lampung yaitu 54,9% (Profil Kesehatan
bulan yang mendapatkan ASI ekslusif. Indonesia 2016). Berdasarkan data di atas
Jika dibandingkan dengan target WHO diketahui bahwa Lampung mempunyai
yang mencapai 50%, maka angka tersebut cakupan ASI yang cukup rendah
masih jauh dari target. Berdasarkan data dibandingkan dengan target Indonesia.
yang dikumpulkan International Baby Food

[231]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
Berdasarkan data dari seluruh METODE
puskesmas di wilayah Kabupaten Lampung
Selatan tahun 2014 cakupan pemberian ASI Jenis penelitian kuantitatif, penelitian
ekslusif untuk bayi 0-6 bulan mencapai dilakukan di wilayah Natar Lampung Selatan
(71,6%). Hasil ini dibawah target yaitu selama satu bulan yaitu pada Maret-April
sebesar 80%, dan di wilayah natar cakupan 2018. Rancangan penelitian quasy
pemberian ASI hanya 62,3%. Jika dilihat eksperimen dengan pendekatan one group
dari data diatas wilayah Natar belum post test only design. Populasi dalam
mencukupi target cakupan ASI Kabupaten penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di
Lampung Selatan. salah satu BPM wilayah Natar Lampung
Dampak yang dapat ditimbulkan dari Selatan, sejumlah 32 orang.
rendanya cakupan pemberian ASI secara Sampel pada penelitian ini sebanyak
ekslusif ini dapat berdampak pada kualitas 16 orang ibu nifas Jumlah sampel ditambah
hidup generasi penerus bangsa dan juga pada 10% sebesar 1,6=2 untuk kemungkinan drop
perekonomian nasional. Rendahnya cakupan out. Jadi sampel yang dilakukan pijat
pemberian ASI disebabkan oleh banyak oksitosin 18 ibu nifas dan 18 orang ibu nifas
faktor yang mempengaruhi produksi dan diberikan breast care, sehingga sampel yang
pengeluaran ASI tersebut salah satunya yaitu digunakan adalah 36 ibu post partum.
disebabkan karna kurangnya pengetahuan Variabel dependen dalam penelitian ini
Intervensi/ teknik yang dapat merangsang adalah pengeluaran ASI pertama.Variabel
pengeluaran ASI yaitu teknik breast care independen dalam penelitian ini adalah pijat
dan pijat oksitosin. oksitosin dan breast care. Analisis univariat
Upaya atau rangsangan untuk dilakukan dengan analisis distribusi
meningkatkan produksi dan pengeluaran frekuensi dan hasil statistik deskriptif dari
ASI yang banyak di lakukan di BPM baru variabel yang diteliti meliputi mean, median,
breast care, itupun hanya dilakukan di standart deviasi, nilai minimal dan
klinik. Ketika pasien sudah pulang biasanya maksimal. Analisa bivariat dilakukan untuk
tidak dilakukan karena kendala kurangnya melihat perbedaan pengeluaran asi pertama
pengetahuan dari keluarga. Sementara ada antara pijat oksitosin dan breast care pada
metode baru yaitu pijat oksitosin yang dapat ibu nifas, analisis bivariat dilakukan dengan
dilakukan oleh keluarga terutama suami cara Uji Mann-Witney.
karna selain dapat meningkatkan hormon
oksitosin juga memberikan kenyamanan
bagi ibu pada saat menyusui. Diharapkan HASIL
dengan melakukan intervensi yaitu pijat
oksitosin dan breast care dapat membantu Analisis Univariat
cakupan pemberian ASI agar sesuai dengan
target yang diharapkan. Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan
Berdasarkan hasil wawancara pada Pengeluaran ASI Menggunakan
bulan Oktober 2017 terdapat 8 ibu dari 40 Pijat Oksitosin
ibu post partum yang tidak memberikan ASI
kepada bayinya, 3 diantaranya karena Pengeluaran ASI f %
putting susu tidak keluar, 5 diantaranya tidak 2 hari 3 18,75
memberikan ASI dikarenakan ASI sedikit 3 hari 10 62,5
dan memberikan PASI sebagai gantinya. 4 hari 3 18,75
Jumlah 16 100

[232]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
Berdasarkan Tabel di atas diperoleh Berdasarkan tabel di atas dapat
hasil dari 16 responden yang diberikan diketahui bahwa rata-rata pengeluaran ASI
teknik pijat Oksitosin pengeluaran ASI 2 pertama dengan menggunakan teknik breast
hari 3 responden,pengeluaran ASI 3 hari 10 care adalah 3.8 hari (95% CI: 3.5227-
responden,pengeluaran ASI 4 hari 3 4.1023), dengan standar deviasi 0.543 hari.
responden. Pengeluaran ASI tercepat 3 hari dan
terlamabat 5 hari. Disimpulkan bahwa 95%
Tabel 2: Distribusi Rerata Pengeluaran ASI diyakini bahwa rata-rata pengeluaran ASI
Pertama dengan Menggunakan adalah diantara 3.5227 sampai dengan
Teknik Pijat Oksitosin 4.1023 hari

Variabel Mean SD Min-Maks 95% CI Analisis Bivariat


Pijat 3 0,632 2-4 2.663-3.337
Oksitosin
Normalitas data diuji dengan
Berdasarkan tabel di atas didapatkan menggunakan Test of Normality Saphiro-
rata-rata pengeluaran ASI pertama dengan Wilk. Hasil uji normalitas data menunjukan
menggunakan teknik Pijat Oksitosin adalah bahwa data pengeluaran asi pertama
3 hari (95% CI: 2.6630- 3.3370), dengan kelompok pijat oksitosin dan breast care
standar deviasi 0,632 hari. Pengeluaran ASI memiliki nilai kemaknaan 0.002. Data kedua
tercepat yaitu 2 hari dan terlambat 4 hari. kelompok memiliki nilai kemaknaan (p)
Dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa rata-rata pengeluaran ASI adalah data tidak berdistribusi dengan normal. Data
diantara 2.6630 sampai dengan 3.3370 hari. yang diperoleh dari kedua kelompok
berdistribusi tidak normal sehingga uji
Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan hipotesis yang dilakukan adalah uji
Pengeluaran ASI Menggunakan Breast komparatif dua kelompok tidak berpasangan
Care yaitu uji Mann-Whitney.

Pengeluaran ASI f % Tabel 5: Hasil Uji Hipotesis Mann-Whitney


2 hari 4 25 Data
3 hari 11 68,75 Pengeluaran Asi Pertama Antara
4 hari 1 6,25 Pijat oksitosin dan Breast Care
Jumlah 16 100
Test Statistik
Berdasarkan tabel di atas diperoleh Nilai
hasil dari 16 responden yang diberikan Mann- Whitney U 48.500
Wilkoxon W 184.500
teknik breast care pengeluaran ASI 3 hari 4 Z -3.284
responden,pengeluaran ASI 4 hari 11 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.001
responden,pengeluaran ASI 5 hari 1 Exact Sig.2 (1- tailed Sig) 0.002
responden.

Tabel 4: Distribusi Rerata pengeluaran ASI Tabel di atasi menunjukkan hasil uji
pertama dengan menggunakan hipotesis dengan Mann- Whitney diperoleh
teknik Breast Care nilai signifikansi 0.02. Nilai signifikansi
(p)<0,005 sehingga dapat disimpulkan
Variabel Mean SD Min-Maks 95% CI bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
Breast pengeluaran ASI dengan teknik pijat
Care 3.8 0.543 3–5 3.5227- 4.1023
oksitosin dan breast care pada ibu Nifas.

[233]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
PEMBAHASAN memperbanyak ASI dengan melakukan
pemijatan atau masase untukmemberikan
Rerata pengeluaran ASI pertama rangsangan pada otot-otot payudara/
dengan menggunakan teknik pijat oksitosin kelenjarar ASI untuk memproduksi ASI.
pada ibu nifas di BPM Natar Lampung Perawatan payudara (breast care)
Selatan Tahun 2018. Hasil analisis diketahui adalah suatu cara merawat payudara yang
bahwa pengeluaran ASI pertama responden dilakukan pada saat kehamilan atau masa
di BPM Kecamatan Natar Lampung Selatan nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk
tahun 2018 berbeda-beda. Berdasarkan tabel kebersihan payudara dan bentuk putting susu
4.2 didapatkan nilai rerata pengeluaran ASI yang masukke dalam atau datar. Putting susu
pertama pada responden yang diberikan demikian sebenarnya bukanlah halangan
intervensi pijat oksitosin yaitu 3 hari. bagi ibu untuk menyusui dengan baik
Hal ini sesuai dengan pendapat dengan mengetahui sejak awal, ibu
(Biancuzzo, 2003: Indiyani 2006, Yohmi & mempunyai untuk mengusahakan agar
Roeslli, 2009) pijatan oksitosin ini berfungsi putting susu lebih mudah sewaktu
untuk meningkatkan hormon oksitosin yang menyusui,disamping itu juga sangat penting
dapat menenangkan ibu, sehingga ASI memperhatikan kebersihan personal hygine
otomatis keluar, sedangkan menurut (Bobak, (Rustam, 2007).
2005) Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel Berdasarkan uraian tersebut di atas,
otot halus di sekitar alveoli mengerut maka menurut peneliti breast care adalah
sehingga memeras ASI untuk keluar. cara yang tepat untuk membantu agar
penyebab otot-otot ini mengerut adalah suatu pengeluaran ASI tidak terganggu yaitu
hormon yang dinamakan oksitosin. dengan cara mencegah payudara tersumbat.
Berdasarkan uraian di atas, maka Pengurutan pada bagian payudara dapat
menurut peneliti pijat oksitosin merupakan merangsang kelenjar air susu sehingga
salah satu cara yang efektif untuk membantu produksi ASI lancar.
proses pengeluaran ASI, dikarenakan pijatan Maka dari itu penting bagi bidan agar
yang dilakukan pada sepanjang tulang dapat memberikan informasi tentang breast
belakang dapat menekan titik-titik care lebih awal yaitu pada masa kehamilan
pengeluaran ASI pada punggung yang agar ibu dapat menjaga personal hygine dan
sejajar dengan payudara sehingga dapat memperbaiki bentuk putting yang
merangsang hormone oksitosin atau reflek bermasalah.
pengeluaran ASI. Hasil penelitian juga mengetahui
Maka dari itu penting bagi tenaga adanya perbedaan pengeluaran ASI petama
kesehatan untuk memberikan informasi antara pijat oksitosin dan breast care pada
terbaru dan mengajarkan cara melakukan ibu nifas. Hasil analisis uji hipotesis dengan
pijat oksitosin kepada keluarga dengan baik uji mann-Whitney diketahui nilai p=0,002
dan benar sehingga dapat bermanfaat bagi yang artinya ada perbedaan antara pijat
ibu dan bayi. oksitosin dan breast care terhadap
Hasil analisis diketahui bahwa pengeluaran ASI pada ibu nifas di BPM
pengeluaran ASI pertama responden di BPM Kecamatan Natar Lampung Selatan.
Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun Pijat oksitosin dapat menstimulasi
2018 berbeda-beda. Berdasarkan hasil pelepasan hormon oksitosin dari kelenjar
didapatkan nilai rerata pengeluaran ASI hipofisis posterior, yaitu pemijatan
pertama pada responden yang diberikan sepanjang tulang belakang (vertebra) sampai
intervensi breast care yaitu 3.8125 atau 3,8 costae kelima atau keenam. Melalui pijatan
hari. atau rangsangan pada tulang belakang,
Menurut (Bahiyatun, 2009) breast neurotransmiter akan merangsang medulla
care merupakan salah satu usaha untuk oblongata langsung mengirim pesan ke
[234]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
hipotalamus di hipofisis posterior untuk KESIMPULAN
mengeluarkan oksitosin akan meningkatkan
pengeluaran ASI (Suryani dkk, 2013 ) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
Berbeda halnya dengan breast care, dari 16 responden yang diberikan teknik
bertujuan untuk melancarkan sirkulsi darah pijat oksitosin pengeluaran ASI pertama
dan mencegah tersumbatnya saluran susu selama 2 hari 3 responden, selama 3 hari 10
sehingga memperlancar pengeluaran ASI, responden,selama 4 hari 3 responden. Rerata
serta menghindari terjadinya pembengkakan pengeluaran ASI pertama pada ibu nifas
dan kesulitan menyusui, selain itu juga yang diberikan teknik pijat oksitosin adalah (
menjaga kebersihan payudara agar tidak 3 hari). Sedangkan dari 16 responden yang
mudah terinfeksi (Kristiyanasari, 2009). diberikan Breast Care pengeluaran ASI
Berdasarkan uraian tersebut di atas, pertama selama 3 hari 4 responden,selama 4
maka menurut peneliti pengeluaran ASI hari 11 responden,selama 5 hari 1 responden
pertama dipengaruhi oleh beberapa faktor Rerata pengeluaran ASI pertama pada ibu
salah satunya rangsangan dari luar yang nifas yang diberikan teknik Breast Care
dapat membuat proses pengeluaran ASI adalah ( 3,8 hari ).
menjadi lebih cepat, rangsangan dari luar Selanjutnya penelitian juga
yang dapat dilakukan oleh ibu adalah breast menyimpulkan adanya perbedaaan
care selain itu ada metode baru yang dapat pengeluaran ASI pertama antara pijat
membuat pengeluaran ASI menjadi lebih oksitosin dan breast care tehadap ibu nifas.
cepat yaitu pijat oksitosin.
Maka dari itu penting pula bagi tenaga
kesehatan terutama bidan untuk dapat DAFTAR PUSTAKA
menyampaikan informasi baru kepada ibu
hamil, agar sebelum mereka melahirkan Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan
mereka dapat mengetahui bagaimana agar Kebidanan Nifas Normal. Jakata: EGC
pengeluran ASI mereka normal dan Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Asuhan
memberikan kesiapan kepada ibu untuk Keperawatan Maternitas Edisi 4.
proses menyusui nantinya. dan diharapkan Jakarta : EGC
bidan dapat mengajarkan pijat oksitosin ini Kristiyanasari, W. (2009). ASI, Menyusui
kepada keluarga atau kepada ibu nifas agar dan Sadari.Yogjakarta : NuhaMedika
pijat oksitosin ini dapat dilakukan dengan Roesli, Utami. (2004). Mengenal ASI
segera setelah proses persalinan sehingga Ekslusif. Jakarta : PT Pustaka
dapat membuat ibu yang telah bersalin pembangunan Swadaya Nusantara.
menjadi rileks dan merasakan mendapat Rustam, M. (2007). Sinopsis Obstetri.
perhatian khusu dari pihak keluarga melalui Jakarta : EGC
pijatan yang diberikan dan hal ini dapat Suryani & Astuti. (2014). Pengaruh Pijat
membuat ASI ibu lebih cepat keluar. Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu
Post Partum di BPM Wilayah
Kabupaten Klaten. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan. 41-155.

[235]

Anda mungkin juga menyukai