Anda di halaman 1dari 16

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA


VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI BAGIAN PESISIR KOTA KENDARI TAHUN
2017

Sarnita Nurnaningsi1 Dr. Yusuf Sabilu M.Si2 Andi Faisal Fachlevy S.KM., M.Kes3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123
sarnitanurnaningsi01@gmail.com1 yusufsabilu@yahoo.com2strauss.levi003@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan kematian pada anak diberbagai negara
termasuk Indonesia. Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Abeli bagian pesisir Kota Kendari tahun
2017. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah 61 balita yang berdomisili di wilayah
pesisir yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja puskesmas
Abeli, diantaranya kelurahan Lapulu, kelurahan Poasia, dan kelurahan Talia. Hasil uji statistik
pada tingkat signifikasi alpha 0,05 diperoleh hasil, (1) ada hubungan yang bermakna antara
sarana penyediaan air bersih dengan kejadian diare balita (ρValue = 0,000), (2) ada hubungan yang
bermakna antara pembuangan air limbah dengan kejadian diare balita (ρValue = 0,000), (3) ada
hubungan yang bermakna antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare balita
(ρValue = 0,022), (4) ada hubungan yang bermakna antara pembuangan tinja dengan kejadian
diare balita (ρValue = 0,000), (5) ada hubungan yang bermakna antara kepadatan lalat dengan
kejadian diare balita (ρValue = 0,048). Diharapkan kepada masyarakat untuk menjadikan
penelitian ini sebagai informasi terkait penyebab meningkatnya Diare yang sering terjadi pada
masyarakat sebagai upaya pencegahan awal terhadap penyakit Diare dan bagi peneliti
selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

Kata Kunci :Penyakit Diare, Sarana Penyediaan Air Bersih Pembuangan Air Limbah,
Sarana Pembuangan Sampah, Pembuangan Tinja Dan Kepadatan Lalat.

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,

FACTORS ASSOCIATED WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA AMONG CHILDREN UNDER FIVE
YEARS OF AGE IN WORKING AREA OF ABELI HEALTH CENTER AT KENDARI COASTAL TOWN IN
2017

Sarnita Nurnaningsi1 Dr. Yusuf Sabilu M.Si2 Andi Faisal Fachlevy S.KM., M.Kes3
Faculty of Public Health Halu Oleo University123
sarnitanurnaningsi01@gmail.com1 yusufsabilu@yahoo.com2strauss.levi003@gmail.com3

ABSTRACT
Diarrheal disease remains one of the important public health problems because it is a
major contributor to morbidity and mortality in children in different countries, including
Indonesia. This study aims to determine the factors associated with the diarrhea in children
under five years of age in the working area of Abeli Health Center coastal part of Kendari in
2017. The method used was observational analytic with cross sectional study approach. The
sample in this study were 61 children under five years of age who live in coastal areas that
spread over three villages that are included in the working area of Abeli Health Centers,
including Lapulu Villages, Poasia Village, and Talia Village. The results of the statistical test
based on significance alpha level = 0.05 was obtained, (1) there is a significant association
between water supply facilities with diarrhea among children under five years of age (ρValue =
0.000), (2) there is a significant association between the waste water disposal with diarrhea
among children under five years of age (ρValue = 0.000), (3) there is a significant association
between the waste disposal facility with diarrhea children under five years of age (ρValue =
0.022), (4) there is a significant association between feces disposal with diarrhea children under
five years of age (ρValue = 0.000), (5) there is a significant association between the flies
density with diarrhea of children under five years of age (ρValue = 0.048). Expected to
society to make this study as information about the factors associated with Diarrhea that is
common in the community as early prevention efforts against diarrhea diseases and for further
research are expected to develop further research.

Keywords: Diarrhea, Water Supply Facilities, Waste Water Disposal, Waste Disposal Facility, Feces
Disposal and Flies Density.

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
PENDAHULUAN Kendari tahun 2012 menunjukan jumlah penderita
Data World Health Organization (WHO) diare pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3.197
diare membunuh dua juta anak di dunia setiap kasus (3,20%). Tahun 2013 jumlah penderita diare
tahunnya. Diare hingga kini masih merupakan pada
penyebab utama kesakitan dan kematian pada
bayi dan anak-anak secara global di seluruh dunia.
Dari semua kematian yang terjadi pada anak usia
di bawah lima tahun 14,0% diakibatkan oleh
diare1.
Berdasarkan International Vaccine Acces
Center (IVAC) pada tahun 2015, jumlah kematian
balita akibat penyakit pnemonia dan diare
diperkirakan akan mencapai 5,9 juta di seluruh
dunia. Konstribusi kematian balita keseluruhan
akibat penyakit pneumonia dan diare tahun 2015
agak stabil mencapai 15-16% untuk penyakit
pneumonia dan 9% untuk penyakit diare.
WHO/UNICEF berhasil mengurangi 1.990
kematian atau 2/3 balita pada tahun 2015.
Meskipun jumlah kematian anak pada tahun
2015 mengalami penurunan dibandingkan 2013
(6,4 juta). Setiap menit, enam anak meninggal
akibat pneumonia atau diare. Kedua penyakit ini
merenggut nyawa hampir 1,5 juta anak di bawah
usia lima tahun dalam satu tahun2.
Indonesia yang merupakan negara
berkembang, penyakit diare menjadi penyebap utama
kematian pada balita yaitu 25,2% lebih tinggi di
bandingkan pneumonia 15,5%. Angka kesakitan
diare sekitar 200-400 kejadian diantara 1000
penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di
Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian
setiap tahunnya, sebagian besar (70-80%) dari
penderita ini adalah anak usia dibawah lima tahun
(Balita). Sebagian dari penderita (1-2%)
mengalami dehidrasi dan jika tidak ditolong (50-
60%) diantaranya dapat meninggal. Sebanyak
25,2% penyebap kematian anak balita adalah penyakit
diare. Tahun 2013 angka kematian bayi di
Indonesia mencapai 34 per 1000 kelahiran3.
Sulawesi Tenggara tahun 2011, angka
kejadian penyakit diare pada Balita sebanyak
13.002 kasus (13,02%), dan tahun 2012
sebanyak 14. 669 kasus (14,67%). Untuk tahun
2013 kejadian diare pada Balita sebanyak 14.754
kasus (14,76%). Untuk tahun 2014 kejadian diare
pada balita sebanyak 1.753 kasus (1,75%).
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat Sulawesi Tenggara, walaupun secara
umum angka kesakitan dan kematian diare yang
dilaporkan oleh sarana pelayanan kesehatan di Kota
Kendari mengalami penurunan, namun demikian diare
sering meninbulkan KLB dan berujung pada kematian4.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
balita usia 0-59 bulan sebesar 3.048 kasus
(3,05%). Tahun 2014 jumlah penderita diare pada
balita usia 0-
59 bulan sebesar 2.976 kasus (2,98%). Tahun 2015
jumlah penderita diare pada balita usia 0-59
bulan sebesar 2.860 kasus (2,86%)5.
Pervalensi penyakit diare pada wilayah
pesisir juga sangat tinggi. Berdasarkan data
registrasi pasien penderita diare di wilayah kerja
Puskesmas Abeli khusus daerah pesisir angka
kejadian penyakit diare pada balita (0-59 bulan)
sangat tinggi di bandingkan dengan daerah
wilayah kerja Puskesmas Abeli bagian daratan.
Wilayah kerja Puskesmas Abeli terdapat 3 (tiga)
kelurahan yang berdomisilih di daerah pesisir yaitu
Kelurahan Lapulu , Kelurahan Poasia Dan
Kelurahan Talia. Berdasarkan data kejadian diare
di wilayah kerja Puskemas Abeli bagian pesisir
pada tahun 2012 terdapat 217 kasus (2,17%).
Tahun 2013
terdapat 181 kasus (1,81%), tahun 2014 terdapat
175
kasus (1,75%), pada tahun 2015 terdapat 111 kasus
(1,11%) dan pada tahun 2016 terdapat 172 kasus
(1,72%)6.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Dalam penelitian cross
sectional peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat tertentu.
Pengukuran variabel dalam satu saat bukan
berarti semua obyek diamati tepat dalam waktu
yang sama, tetapi artinya tiap subyek hanya di
observasi satu kali saja dan pengukuran
variabel subyek dilakukan pada saat
pemeriksaan tersebut7. Populasi dalam penelitian
ini yaitu semua anak balita yang berdomisili di
wilayah pesisir yang tersebar di 3 (tiga)
kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja
puskesmas Abeli, diantaranya kelurahan Lapulu,
kelurahan Poasia, dan kelurahan Talia dengan
rincian yaitu kelurahan lapulu terdapat 362
populasi, kelurahan poasia terdapat 198 populasi,
dan kelurahan Talia terdapat 154 populasi. Jadi,
jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
714 balita. Besarnya sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian dari populasi yang berdomisilih
di wilayah kerja puskesmas Abeli bagian pesisir
yaitu berjumlah 61 orang.

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
HASIL Tabel 5. Distribusi Sampel Menurut Kejadian Diare
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli bagian pesisir
Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2017.
bagian pesisir Kota Kendari Tahun 2017. No. Kejadian Diare Jumlah (n) Persen (%)

No 1 Tidak Diare
J P
22 36.1
(Bulan) (n) (%) u e
Kelompok 2 Diare 39
1 0–9 17 27.9 m r
umur 63.9
2 10 – 19 14 23.0 l s
a e Total 61
3 20 – 29 13 21.3
h n 100
4 30 – 39 10 16.4
5 40 – 49 3 4.9 Sumber: Data Primer,
6 50 – 59 4 6.6 Maret 2017
Total 61 100 Tabel 5
menunjukan bahwa
dari 61 sampel yang
diteliti, yang
mengalami diare
sebanyak 39 orang
(63.9%) dan yang
tidak mengalami diare
sebanyak 22 orang
(36.1%).
Tabel 6. Distribusi
Responden
Berdasarkan Sarana
Sumber: Data Primer, Penyediaan Air Bersih
Maret 2017 Di Wilayah Kerja
Tabel 2 Puskesmas Abeli
menunjukan Bagian Pesisir Kota
bahwa sebagian
besar Kendari Tahun 2017.
sampel berada pada hi
No
kelompok umur 0 – 9 sy
Sarana
bulan yaitu berjumlah Penyedia ar
17 jiwa (27.9%), dan an at
a
sebagian kecil berada i
pada kelompok umur r
40 – 49 bulan yaitu
b
berjumlah 3 orang e
(4.9%). r
s
i
h
1. T
i
d
a
k
m
e
m
e
n
u
3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
Jumlah (n) 36 responden yang
(%) 1.
68.9 syarat memiliki kondisi
Tabel 3. Distribusi 2. Memenuhi syarat 2. Memenuhi sanitasi air limbah
25
Sampel Berdasarkan syarat 19 yang tidak memenuhi
Total
Kelompok Berat Badan 100 Total syarat yaitu sebanyak
di Wilayah Kerja 100 42 responden (68.9%),
Sumber: Data Primer,
Puskesmas Abeli bagian Maret 2017 (%) Sumber: Data Primer, sedangkan responden
pesisir
1 Kota
0.0 – Kendari
4.5 15 Berdasarkan 24.6 Maret 2017 dengan kondisi
Tahun
2 2017 4.6 – 9.0 26 6 diketahui
tabel 42.6 Berdasarkan sanitasi air bersih
3 (kg)9.1
badan – 13.5 (n)
Jumlah bahwa dari 27.9
17 sampel tabel 7 diketahui bahwa yang memenuhi
4
Persen 13.6 – 18.0 3
sebanyak 4.9
61 sebagian sebagian besar syarat sebanyak 19
Total besar61 responden100 yang responden (31.1 %).
memiliki kondisi Tabel 8. Distribusi Tabel 11. Hubungan
sanitasi air bersih Responden Berdasarkan Sarana Penyediaan
yang tidak memenuhi Sarana Pembuangan Air Bersih Dengan
syarat yaitu sebanyak Sampah Di Wilayah Kejadian Diare Pada
36 responden (59.0 Kerja Puskesmas Abeli Balita Di Wilayah
Sumber: Data Primer, %), sedangkan Bagian Pesisir Kota Kerja Puskesmas Abeli
Maret 2017 responden dengan Kendari Tahun 2017 Bagian Pesisir Kota
Tabel 3 kondisi sanitasi air Kendari Tahun
menunjukan bersih yang memenuhi 2017.
No Jumlah
bahwa syarat sebesar 25
sebagian besar responden (41.0%). Sarana (n)
pembuanga
Tabel 7. Distribusi n
Responden s (%)
Berdasarkan Sarana a
m 48
Pembuangan Air p
Limbah Di Wilayah a 78.
Kerja Puskesmas h
Tidak 7
Abeli Bagian Pesisir Kota memenuh
Kendari Tahun2017. i syarat
sampel berada pada
kelompok berat badan Sara Ju Pe 2. Memenuhi Tabel 9. Distribusi
na m r syarat
4.6 – 9.0 pembuan Responden
No l s 21.3 Berdasarkan Sarana
kg yaitu berjumlah 26 gan air
jiwa (42.6%), dan limbah a e Pembuangan Tinja Di
Ti Total
sebagian kecil berada da h n Wilayah Kerja
pada kelompok berat k ( Sumber: Data Primer, Puskesmas Abeli Kota
m Maret 2017
badan 13,6 – 18.0 kg e n ( Kendari Tahun2017.
m ) % Berdasarkan Sarana
en tabel 8 diketahui bahwa No
u ) Jumlah
hi (n) Persen
sebagian besar (%)
yaitu berjumlah 3 jiwa Sumber: Data Primer, pembuangan
responden yang tinja
(4.9%). Maret 2017 memiliki kondisi 1. Tidak memenuhi
Tabel 4. Distribusi Tabel 4 sanitasi pengololaan 34
Sampel Berdasarkan menunjukan bahwa sampah yang tidak 55.7
Jenis Kelamin Di jenis kelamin laki- laki syarat
memenuhi syarat yaitu
Wilayah Kerja lebih banyak yaitu 2. Memenuhi syarat
sebanyak 48 responden
Puskesmas Abeli berjumlah 33 jiwa 27
(78.7%), sedangkan
Bagian Pesisir Kota (54.1%) dibandingkan 44.3
responden dengan
Kendari Tahun 2017 dengan jenis kelamin Total 48
kondisi sanitasi 100
No Jenis kelamin Jumlah (n)
perempuan yaitu 28 pengololaan sampah
1 Laki-laki jiwa (45.9%). yang memenuhi syarat
2 Perempuan sebanyak 13 responden
Total (21.3 %).
4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
0rang (11.4%) tidak (0,000) ≤ 0,05 Tabel 12
mengalami kejadian yang berarti bahwa menunjukan bahwa
diare, sedangkan dari ada hubungan yang dari sejumlah sampel
sejumlah sampel yang bermakna antara yang memiliki sarana
memiliki sarana sarana penyediaan air pembuangan air limbah
penyediaan air bersih bersih dengan kejadian yang tidak memenuhi
yang memenuhi syarat diare balita atau syarat berjumlah 42
yaitu berjumlah 25 dengan kata lain orang, terdapat 34
Tabel 13 orang (100%), ditolak dan orang (81,0%)
menunjukan bahwa terdapat 7 orang diterima. mengalami kejadian
dari sejumlah sampel (30.8%) mengalami Tabel 12. Hubungan diare dan 8 orang
yang memiliki sarana kejadian diare dan 18 Sarana Pembuangan (19,0%) tidak
penyediaan air bersih orang (69.2%) tidak Air Limbah Dengan mengalami kejadian
yang tidak memenuhi mengalami kejadian Kejadian Diare Pada diare, sedangkan dari
syarat yaitu berjumlah diare. Balita Di Wilayah Kerja sejumlah sampel
36 orang (100%), Hasil uji statistik Puskesmas Abeli memiliki sarana
terdapat 32 orang di peroleh nilai Bagian Pesisir Kota pembuangan limbah
(88.9%) mengalami ℎ = Kendari Tahun 2017. yang memenuhi syarat
kejadian diare dan 4 berjumlah
21.155 atau lebih besar dari (3,841)
Sumber: Data Primer, memiliki pengukuran
Maret 2017 kepadatan lalat yang
Berdasarkan rendah yaitu sebanyak
tabel 9 diketahui bahwa 22 responden (36.1
sebagian besar %), sedangkan
responden yang responden yang
memiliki kondisi memiliki pengukuran
sarana kepadatan lalat yang
pembunaganyang tinggi sebesar 39
tidak memenuhi responden (63.9%). 19 orang, terdapat 5 Sarana Pembuangan
syarat yaitu sebanyak orang (26,3%) Sampah Dengan
34 responden (55.7%), mengalami kejadian Kejadian Diare Pada
sedangkan responden diare dan 14 orang Balita Di Wilayah Kerja
dengan kondisi sanitasi (73,7%) tidak Puskesmas Abeli Bagian
jamban yang memenuhi mengalami kejadian Pesisir Kota Kendari
syarat sebesar 27 diare. Tahun 2017.
responden (44.3 %). Berdasarkan hasil uji
Tabel 10. Distribusi statistik di peroleh nilai
Responden
ℎ = 14,649
Berdasarkan atau
Kepadatan Lalat Di besardari
Kepadatan lalat Jumlah (n) Persen (%)
Wilayah Kerja (3,841) dan
Puskesmas
1 Abeli
RendahKota 22 36.1 (0,000) ≤ 0,05
2
Kendari Tinggi
Tahun2017. 39 63.9 yang berarti
Total 61 100 bahwa ada
hubunganyang
bermakna antara
Tabel 13
sarana pembuangan air
menunjukan bahwa dari
Sumber: Data Primer, limbah dengan kejadian
sejumlah sampel yang
Maret 2017 diare pada balita atau
memiliki sarana
Berdasarkan dengan kata lain
pembuangan sampah
tabel 10 diketahui ditolak dan
yang tidak memenuhi
bahwa sebagian besar diterima.
syarat berjumlah 48
responden yang Tabel 13. Hubungan
5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
orang, terdapat 27 Tabel 14 diare, sedangkan dari
orang (56.2%) menunjukan bahwa sejumlah sampel yang
mengalami kejadian dari sejumlah sampel memiliki pengukuran
diare dan 21 orang yang memiliki sarana yang yang rendah
(43.8%) tidak pembuangan tinja yaitu berjumlah 22
mengalami kejadian yang tidak memenuhi orang, terdapat 10
diare, sedangkan dari syarat berjumlah 34 orang (45,5%)
sejumlah sampel orang, terdapat mengalami kejadian
memiliki sarana 30 orang (88,2%) diare dan 12 orang
pembuangan sampah mengalami kejadian (54.5%) tidak
yang memenuhi diare dan 4 orang Tabel 15 mengalami kejadian
syarat berjumlah 13 (11,8%) tidak menunjukan bahwa diare.
orang, terdapat 12 mengalami kejadian kepadatan lalat dari Hasil uji
orang (92.3%) diare, sedangkan dari pengukuran statistik di peroleh nilai
mengalami kejadian sejumlah sampel menggunakan fly grill ℎ = 3,920
diare dan 1 orang memiliki sarana (alat pengukuran atau lebih besar dari
(7,7%) tidak pembuangan tinja kepadatan lalat) (3,841) dan
mengalami kejadian yang memenuhi syarat sejumlah sampel yang (0,048) ≤ 0,05 yang
diare. berjumlah memiliki sarana berarti bahwa ada
Hasil uji 27 orang, terdapat 9 pengukuran hubungan antara
statistik di orang (33,3%) kepadatan lalat yang kepadatan lalat dengan
peroleh nilai mengalami kejadian kejadian diare balita di
tinggi yaitu berjumlah
(0,022) wilayah kerja
diare dan 18 orang 35 orang, terdapat 29
≤ 0,05 yang berarti puskesmas abeli
(66.7%) tidak orang (74,4%)
bahwa ada hubungan bagian pesisir kota
mengalami kejadian mengalami kejadian
yang bermakna antara kendari tahun 2017
diare. diare dan 10 0rang
sarana pembuangan atau dengan kata lain
Hasil uji (25,6%) tidak
sampah dengan ditolak dan
statistik di peroleh nilai mengalami kejadian
kejadian diare pada diterima.
ℎ = 17,364
balita atau dengan
atau lebih besar dari Tabel 16. Hasil Uji tabel 18 diketahui
kata lain ditolak dan
(3,841) Regresi Logistik bahwa dari tiga variabel
diterima.
dan (0,000) ≤ Berganda Variabel Yang yang terjaring untuk
Tabel 14. Hubungan
yang berarti bahwa Merupakan Faktor Yang analisis multivariat
Sarana Pembuangan
ada hubungan yang Berhubungan Dengan dengan uji regresi
Tinja Dengan Kejadian
bermakna antara sarana Kejadian Diare Pada logistik berganda
Diare Pada Balita Di
pembuangan tinja Balita Di Wilayah melalui metode enter
Wilayah Kerja
dengan kejadian Kerja Puskesmas Abeli menunjukan hanya tiga
Puskesmas Abeli
diare balita di wilayah Bagian Pesisir Kota variabel yang bermakna
Bagian Pesisir Kota
kerja puskesmas abeli Kendari Tahun 2017. terhadap kejadian diare
Kendari Tahun 2017.
bagian pesisir kota yaitu sarana penyediaan
kendari tahun 2017 air bersih dengan nilai (
atau dengan kata lain 0,002<0,05)
ditolak dan dan nilai OR
diterima. Tabel 15. =36,417 (95% CI. 3,610-
Hubungan Kepadatan 367,403) yang artinya
Lalat Dengan Kejadian bahwa responden yang
Diare Pada Balita Di sarana penyediaan air
Wilayah Kerja bersih yang tidak
Puskesmas Abeli memenuhi syarat
Bagian Pesisir Kota memiliki risiko 36,417
Kendari Tahun 2017 kali lebih besar terkena
diare dibandingkan
dengan responden yang
Berdasarkan
6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
memiliki sarana ≤ α (0,05) dinyatakan penyediaan air bersih tetapi dalam hal
penyediaan air bersih bahwa ada hubungan dengan kejadian diare kualitas syarat fisik air
yang memenuhi antara sarana pada balita diwilayah bersih kebanyakan
syarat. sarana kerja Puskesmas Abeli tidak memenuhi syarat,
pembuangan air bagian pesisir Kota air bersih tidak selalu
limbah dengan nilai Kendari 2017. tersedia setiap saat
0,004<0,05) dan nilai Dimana, sampel yang dan kuantitas air selalu
OR= 37,441 (95% CI. memiliki sarana tidak cukup untuk
3,080-455,128) yang penyediaan air bersih kebutuhan sehari –
artinya bahwa yang tidak memenuhi hari. Selain itu,
responden yang sarana syarat yaitu berjumlah berdasarkan observasi
pembuangan air 36 orang (100%), yang telah peneliti
limbahnya yang tidak terdapat 32 orang lakukan jika dilihat dari
memenuhi syarat (88.9%) mengalami perilaku hidup bersih
memiliki risiko 37,441 kejadian diare dan 4 dan sehat (PHBS)
kali lebih besar orang (11.1%) tidak rumah tangga masih
terkena diare mengalami kejadian tergolong kurang baik.
dibandingkan dengan diare. Sedangkan Hal ini dibuktikan
responden yang proporsi sampel yang karna masih adanya
memiliki sarana memenuhi syarat dari sebagian sampel
pembuangan air 25 orang (100%) yang sarana penyedian air
limbahnya yang mengalami diare bersihnya tidak
memenuhi syarat, sebanyak 7 orang tertutup dan jarang
dan sarana (28,0%) dan tidak diare dibersihkan atau
pembuangan tinja sebanyak 18 orang dikuras. Sedangkan,
dengan nilai ( (72,0%). dari hasil penelitian 4
0,007<0,05) dan nilai Berdasarkan orang (11.4%) sampel
OR= 14,554 (95% CI. hubungan sarana yang memiliki sarana
2,099-100-935) yang penyediaan air bersih penyediaan air bersih
artinya bahwa dengan kejadian diare yang tidak memenuhi
responden yang sarana pada balita, sampel syarat tetapi tidak
pembuangan tinjanya yang memiliki sarana mengalami kejadian
yang tidak memenuhi penyediaan air bersih diare hal ini
syarat memiliki risiko yang tidak memenuhi dikarenakan walaupun
14,554 kali lebih besar syarat yaitu berjumlah air yang dikonsumsi
terkena diare 36 orang (100%), tidak memenuhi
dibandingkan terdapat 32 orang syarat penyediaan air
responden yang (88.9%) mengalami bersih namun
memiliki sarana kejadian diare dan 4 berdasarkan proses
pembuangan tinja yang orang (11.1%) tidak wawancara terhadap
memenuhi syarat. mengalami kejadian sampel untuk
diare. Hal ini keperluan minum dan
DISKUSI disebabkan karena keperluan masak
Hubungan Antara banyaknya sarana sehari- hari, sampel
Sarana Penyediaan penyediaan air bersih terlebih dahulu
Air Bersih Dengan masyarakat yang memasak airnya hingga
Kejadian Diare Balita tidak memenuhi syarat mendidih dan
Berdasarkan standar kesehatan. sebagian besar
tabel 11 diketahui Sesuai dengan hasil responden selalu
bahwa hasil uji statistik observasi sebagian menampung air untuk
hubungan antara sarana sampel rumah memiliki keperluan minum dan
penyediaan air bersih air bersih dan memasak dalam wadah
dengan kejadian diare pendistribusiannya tertutup sehinga sedikit
pada balita sig (0,000) menggunakan pipa, kemungkinan untuk
7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
terkontaminasi terdapat 7 orang hubungan sarana sebanyak 5 orang
dengan bakteri (28.0%) mengalami penyediaan air bersih (26.3%) dan tidak diare
penyebab kejadian kejadian diare dan 18 dan jenis jamban sebanyak 14
diare. orang (72.0%) tidak keluarga dengan kejadian orang (73.7%).
Berdasarkan mengalami kejadian diare pada anak balita di Berdasarkan
hubungan sarana diare. Dimana 7 orang wilayah kerja Puskesmas hubungan sarana
penyediaan air bersih (28,0%) yang memiliki Pilolodaa Kecamatan pembuangan air limbah
dengan kejadian diare sarana penyediaan air Kota Barat Kota dengan kejadian diare
pada balita, sampel bersih yang Gorontalo Tahun 2012 pada balita, sampel
yang memiliki sarana memenuhi syarat yang mengatakan yang memiliki sarana
penyediaan air bersih tetapi mengalami bahwa ada hubungan pembuangan air limbah
yang memenuhi syarat kejadian diare antara sarana yang tidak memenuhi
yaitu berjumlah 25 dikarenakan penyediaan air bersih syarat yaitu berjumlah
orang (100%), walaupun air yang dengan kejadian diare 42 orang (100%),
dikonsumsi telah air perusahaan daerah pada anak balita8. terdapat 34 orang
memenuhi syarat air minum (PDAM) Hubungan Antara (81.0%) mengalami
penyediaan air tidak selalu mencukupi Sarana Pembuangan kejadian diare dan 8
bersihnya namun kebutuhan masyarakat Air Limbah Dengan orang (19,0%) tidak
berdasarkan hasil sehari-hari. Dimana Kejadian Diare Balita mengalami kejadian
observasi terhadap ketika air PDAM yang Berdasarkan diare. Hal ini
sampel proses digunakan masyarakat tabel 12 diketahui disebabkan karena
pengolahan air bersih tidak mencukupi bahwa hasil uji statistik banyaknya sarana
yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, hubungan antara pembuangan air
keperluan memasak masyarakat terpaksa sarana pembuangan limbah masyarakat
sehari-hari tidak mengambil air sumur air limbah dengan yang tidak memenuhi
dimasak terlebih untuk mencukupi kejadian diare balita syarat. Sesuai dengan
dahulu atau keperluan sehari-hari. sig (0,000) ≤ α (0,05) hasil observasi yang
menggunakan air Sedangkan menurut dinyatakan bahwa ada telah peneliti lakukan
mentah. Selain itu observasi peneliti hubungan antara sampel kebanyakan
masih ada sebagian dilapangan sumur gali sarana pembuangan air bermukim disekitaran
sampel masih ada yang digunakan limbah dengan kejadian laut dan diatas laut.
yang menampung air masyarakat tidak diare balita di Wilayah Sampel yang berukim
untuk keperluan minum memenuhi syarat fisik Kerja Puskesmas Abeli disekitaran laut
dan memasak dalam air bersih diantaranya bagian pesisir Kota memiliki sarana
wadah yang terbuka air berwarna dan Kendari. Dimana, pembuangan air
sehingga besar berasa. Hal ini sampel yang memiliki limbah tetapi tidak
kemungkinan untuk dikarenakan topografi sarana pembuangan air memenuhi syarat
terkontaminasi dengan tanah di daerah limbah tidak memenuhi pembuangan air
bakteri penyebap tersebut kurang baik syarat yaitu berjumlah limbah rumah tangga
kejadian diare. untuk membuat sumur 42 sampel (100%) yang layak sesuai
Sumber air yang gali atau sumur bor. terdapat 34 orang standar kesehatan
digunakan oleh Kemudian masyarakat (81,0%) mengalami yang harus memiliki
masyarakat di wilayah disana tetap kejadian diare dan 8 saluran pembuangan
kerja Puskesmas Abeli menggunakan sumber orang (19.0%) tidak air limbah tertutup,
bagian pesisir air tersebut karena mengalami kejadian tidak mencemari air
diantaranya Kelurahan tidak adanya sumber air diare. Sedangkan permukaan, tidak
Lapulu, Kelurahan lain yang bisa proporsi sampel yang dihinggapi oleh
Poasia, Dan Kelurahan dimanfaatkan selain memenuhi syarat sarana serangga penyebab
Talia yaitu dari sumber air PDAM pembuangan air limbah penyakit, tidak
menggunakan air (Perusahaan Daerah dari 19 orang (100%) menimbulkan aroma
perusahaan daerah air Air Minum). yang mengalami diare tidak sedap dan tidak
minum (PDAM ) dan Penelitian ini menggenangi disekitar
menggunakan sumur sejalan dengan lingkungan tempat
gali. Dimana kuantitas penelitian yang berjudul tinggal. Hal ini
8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
dibuktikan karena kejadian diare dan 14 bahwa hasil uji statistik tempatnya dan
masih adanya orang (73,7%) tidak hubungan antara sarana kurangnya perhatian
sebagian hasil air mengalami kejadian pembuangan sampah pemerintah petugas
limbah rumah diare. Dimana 5 orang dengan kejadian diare kebersihan untuk selalu
tangga yang (26,3%) yang pada balita sig (0,022) mengangkut sampah
langsung dibuang ke memiliki sarana ≤ α (0,05) dinyatakan yang telah penuh di
saluran drainase pembuangan air bahwa ada hubungan tempat pembuangan
dekat rumah dan limbah yang antara sarana sampah. Masyarakat
kemudian air limbah memenuhi syarat pembuangan sampah disana cenderung
tersebut langsung ke tetapi mengalami dengan kejadian diare membuang sampahnya
laut. Sedangkan kejadian diare pada balita diwilayah disembarangan tempat
sampel yang dikarenakan kerja Puskesmas Abeli dari pada membuat
bermukim diatas laut walaupun sarana bagian pesisir Kota tempat sampah khusus.
air limbah rumah pembuangan air Kendari. Dimana, Hal ini juga dapat
tangganya langsung limbahnya memenuhi sampel yang memiliki dilihat dari banyaknya
dibuang kelaut syarat namun sarana pembuangan sampah-sampah yang
sehingga mencemari berdasarkan observasi sampah yang tidak berserahkan disekitar
permukan air laut. peneliti masyarakat memenuhi syarat yaitu pekarangan rumah
Sedangkan dari 8 masih ada yang berjumlah 48 orang warga dan pesisir
orang (19,0%) yang menyajikan makanan (100%), terdapat 27 pantai. Sampah organik
memiliki sarana diatas meja makan orang (56,2%) dan anorganik yang
pembuangan air dalam keadaan terbuka mengalami kejadian telah bercampur dan
limbah yang tidak sehingga kemungkinan diare dan 21 orang berserahkan di mana-
memenuhi syarat besar makanan yang (43,8%) tidak mana yang sangat
tetapi tidak dikonsumsi oleh anak mengalami kejadian merusak pemandangan
mengalami kejadian balita telah diare. Sedangkan sehingga tempat
diare hal ini terkontaminasi oleh proporsi sampel yang sampah menjadi habitat
kemungkinan besar serangga penyebab memenuhi syarat dari dan perkembang biakkan
karena air limbah penyakit diare. 13 orang (100%) yang vektor atau serangga
yang dibuang jauh Hasil penelitian mengalami diare pembawa penyakit
mengalir ke laut. ini sejalan dengan sebanyak 12 orang terutama penyakit diare.
Berdasarkan penelitian yang (92.3%) dan tidak Sesuai dengan hasil
hubungan sarana menyatakan ada diare sebanyak 1 observasi dan wawancara
penyediaan air limbah hubungan antara orang (7,7%). yang dilakukan terhadap
dengan kejadian diare pembuangan air Berdasarkan sampel sebagian besar
pada balita, sampel limbah dengan hubungan sarana sampel tidak
yang memiliki sarana kejadian diare pada pembuangan air limbah mempunyai tempat
pembuangan air balita. Penularan dengan kejadian diare sampah di dalam
limbah yang secara tidak langsung pada balita, sampel maupun dihalaman
memenuhi syarat dapat terjadi melalui yang memiliki sarana rumah, sedangkan
yaitu berjumlah 19 vektor yang penyediaan air bersih sebagian kecil sampel
orang (100%), berkembang biak di yang tidak memenuhi yang memiliki tempat
terdapat 5 orang sarana pembuangan syarat yaitu berjumlah sampah tidak memenuhi
(26,3%) mengalami 48 orang (100%), syarat yang ditentukan,
air limbah yang tersebut dikonsumsi terdapat 27 orang mulai dari
terbuka sehingga dapat manusia, sehingga (56,2%) mengalami penampungan,
mencemari air dan dapat menimbulkan kejadian diare dan 21 pengumpulan dan
permukaan tanah. penyakit diare9. orang (43,8%) tidak pengangkutan. Sebagian
Kemudian vektor Hubungan Antara mengalami kejadian besar sampel memiliki
tersebut Sarana Pembuangan diare. Hal ini kebiasaan sampah
mengkontaminasi Sampah Dengan disebapkan karena rumah tangga di
makanan dan Kejadian Diare Balita kurangnya kesadaran tampung dalam
minuman, lalu Berdasarkan masyarakat untuk kantong besar atau
makanan dan minuman tabel 13 diketahui membuang sampah pada karung lalu di buang di
9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
tempat sampah berserahkan di sekitar Kejadian Diare pembuangan tinja
sehingga tempat tempat sampah. Balita dengan kejadian diare
sampah tersebut Sedangkan dari 21 Berdasarkan pada balita, sampel
penuh dan dibiarkan orang (43,8%) yang tabel 14 diketahui yang memiliki sarana
membusuk dan memiliki sarana bahwa hasil uji pembuangan tinja
pembuangan sampah statistik hubungan yang tidak memenuhi
yang buruk tetapi antara sarana syarat yaitu berjumlah
tidak terkena diare pembuangan tinja 34 orang (100%),
dikarenakan rata-rata dengan kejadian diare terdapat 30 orang
sampel pembuangan pada balita sig (0,000) (88.2%) mengalami
sampahnya langsung ≤ α (0,05) dinyatakan kejadian diare dan 4
dibuang di laut dan bahwa ada hubungan orang (11.8%) tidak
dibak sampah yang antara sarana mengalami kejadian
tersedia dipinggir jalan pembuangan tinja diare. Berdasarkan hasil
yang cukup jauh dari dengan kejadian diare observasi kebanyakan
rumah warga tanpa pada balita diwilayah sampel yang tinggal di
ditampung kerja Puskesmas Abeli atas laut atau di
disekitaran rumah. bagian pesisir Kota wilayah pesisir pantai
Berdasarkan Kendari. Dimana, dan sebagian besar
hubungan sarana sampel yang memiliki sampel mempunyai
pembuangan sampah sarana pembuangan jamban, tetapi tidak
dengan kejadian diare tinja yang tidak memenuhi syarat
pada balita, sampel memenuhi syarat yaitu kesehatan. Dari 4
yang memiliki sarana berjumlah 34 orang orang (11.8%) sampel
sarana pembuangan (100%), terdapat 30 yang memiliki
sampah yang orang (88.2%) pembuangan tinja yang
memenuhi syarat mengalami kejadian tidak memenuhi
yaitu berjumlah 13 diare dan 4 orang syarat tetapi tidak
orang (100%), terdapat (11.8%) tidak mengalami kejadian
12 orang (92,3%) mengalami kejadian diare karena menurut
mengalami kejadian diare. Sedangkan hasil observasi dan
diare dan 1 orang proporsi sampel yang wawancara banyak
(7,7%) tidak memenuhi syarat dari sampel yang tidak
mengalami kejadian 27 orang (100%) memiliki jamban, dan
diare. yang mengalami diare sampel yang tidak
Hasil penelitian sebanyak 9 orang memiliki jamban
ini sejalan dengan (33,3%) dan tidak tersebut biasa
penelitian bahwa ada diare sebanyak 18 numpang di jamban
hubungan antara orang (66,7%). cemplung milik
sarana tempat Berdasarkan tetangga.
pembuangan sampah hubungan sarana
dengan kejadian Berdasarkan mengalami kejadian
diare10. bahwa sampah hubungan sarana diare. Dimana 9 orang
erat hubungannya pembuangan tinja (33,3%) sampel yang
dengan aspek dengan kejadian diare memiliki sarana
kesehatan pada balita, sampel pembuangan tinja
masyarakat karena yang memiliki sarana yang memenuhi syarat
dari sampah akan pembuangan tinja yang tetapi terkena diare
hidup mikroorganisme memenuhi syarat yaitu kemungkinan besar
berbagai penyakit berjumlah 27 orang, dikarenakan walaupun
seperti diare11. terdapat 9 orang sarana pembuangan
Hubungan Antara (33,3%) mengalami tinjanya memenuhi
Sarana Pembuangan kejadian diare dan 18 syarat namun
Tinja Dengan orang (66.7%) tidak berdasarkan observasi
10
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
peneliti masyarakat yang tinggi yaitu membuktikan secara Berdasarkan
masih ada yang berjumlah 39 orang ilmiah dengan hasil penelitian
menyajikan makanan (100%), terdapat 29 menggunakan uji chi- diketahui bahwa dari
diatas meja makan orang (74,4%) square bahwa tiga variabel yang
dalam keadaan terbuka mengalami kejadian kepadatan lalat terjaring untuk
sehingga kemungkinan diare dan 10 orang memiliki hubungan analisis multivariat
besar makanan yang (25,6%) tidak signifikan dengan dengan uji regresi
dikonsumsi oleh anak mengalami kejadian kejadian diare. logistik berganda melalui
balita telah diare. Sedangkan Semakin tinggi metode enter
terkontaminasi oleh proporsi sampel yang kepadatan lalat, menunjukan hanya tiga
serangga penyebab rendah 22 orang semakin besar peluang variabel yang
penyakit diare. (100%) yang terjadinya diare pada bermakna terhadap
Hasil penelitian mengalami diare anak balita13. . kejadian diare yaitu
ini sejalan dengan sebanyak 10 orang Variabel Yang Paling sarana penyediaan air
penelitian tentang (45,5%) dan tidak diare Erat Hubungannya bersih dengan nilai (
pembuangan tinja yang sebanyak 12 orang Dengan Kejadian 0,002<0,05) dan nilai OR
sembarangan akan (54,5%). Diare Balita =36,417 (95% CI.
menimbulkan Cara peneliti Untuk 3,610-367,403) yang
penyebaran penyakit menentukan angka mengetahui variabel artinya bahwa
yang multi kompleks. kepadatan lalat yaitu yang paling erat responden yang sarana
Penyebaran penyakit peneliti meletakkan fli hubungannya dengan penyediaan air bersih
yang bersumber dari grill (alat pengukur kejadian diare pada yang tidak memenuhi
feses dapat melalui lalat) di rumah sampel balita di wilayah kerja syarat memiliki risiko
berbagai macam jalan didalam dan luar rumah puskesmas abeli 36,417 kali lebih besar
dan cara baik melalui di beberapa titik bagian pesisir peneliti terkena diare
air, tangan, lalat dilakukan secara menggunakan dibandingkan dengan
maupun tanah yang berulang-ulang untuk analisis multivariat responden yang
terkontaminasi oleh mendapatkan hasil regresi logistic memiliki sarana
tinja dan ditularkan yang mewakili angka ganda. Analisis penyediaan air bersih
lewat makanan dan kepadatan lalat di multivariat digunakan yang memenuhi syarat.
minuman secara rumah sampel. Waktu untuk mengetahui sarana pembuangan air
langsung atau melalui yang diperlukan dalam hubungan antara limbah dengan nilai
vektor serangga mengukur kepadatan variabel bebas secara 0,004<0,05) dan nilai
(lalat, kecoa)12. lalat pada setiap titik bersama-sama dengan OR= 37,441 (95% CI.
Hubungan Antara adalah 30 detik di ukur variabel terikat, 3,080-455,128) yang
Kepadatan Lalat menggunakan Stop selanjutnya untuk artinya
Dengan Kejadian Diare wacth. Lalat yang memperkirakan bahwa responden
Balita hinggap pada fly grill di besarnya resiko yang sarana
Berdasarkan hitung dengan variabel bebas pembuangan air
tabel 15 diketahui menggunakan alat terhadap variabel limbahnya yang tidak
bahwa hasil uji statistik counter hand. terikat dengan uji memenuhi syarat
hubungan kepadatan Penelitian regresi logistik memiliki risiko 37,441
lalat dengan kejadian lainnya sejalan dengan berganda. Hasil kali lebih besar
diare pada balita sig hasil penelitian menunjukan variabel terkena diare
(0,048) ≤ α (0,05) mengenai hubungan sarana penyediaan air dibandingkan dengan
dinyatakan bahwa ada kepadatan lalat dengan bersih merupakan responden yang memiliki
hubungan antara kejadian diare pada variabel yang paling sarana pembuangan air
kepadatan lalat dengan anak balita di bantar dominan dengan limbahnya yang
kejadian diare pada gebang dan kejadian diare pada memenuhi syarat, dan
balita diwilayah kerja balita dari pada sarana pembuangan
Puskesmas Abeli bagian variabel sarana tinja dengan nilai (
pesisir Kota Kendari. pembuangan air 0,07<0,05) dan nilai OR=
Dimana, sampel yang limbah dan sarana 14,554 (95% CI. 2,099-
memiliki kepadatan lalat pembuangan tinja. 100,935) yang artinya
11
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
bahwa responden faktor yang antara sarana SARAN
yang sarana berhubungan dengan pembuangan air 1. Bagi masyarakat.
pembuangan tinjanya kejadian diare sifatnya limbah dengan hendaknya dapat
yang tidak memenuhi tidak tunggal. Artinya kejadian diare memberikan
syarat memiliki risiko faktor yang satu pada balita di informasi tentang
14,554 kali lebih dengan yang lainnya Wilayah Kerja faktor hubungan
besar terkena diare saling berkaitan dan Puskesmas Abeli antara
dibandingkan mempengaruhi bagian pesisir Kota penyediaan air
responden yang kejadian diare. Kendari Tahun bersih, sarana
memiliki sarana Kemudian bila dilihat 2017. pembungan air
pembuangan tinja pada tabel model 3. Ada hubungan limbah, sarana
yang memenuhi summary dengan nilai antara sarana pembuangan
syarat. nagelkerke R square pembuangan sampah, sarana
Hasil penelitian = 0,761 sampah dengan pembuangan tinja,
ini menunjukan bahwa kejadian diare dan kepadatan
menggambarkan bahwa jamban yang pada balita di lalat dengan
variabel independent menggunakan papan- Wilayah Kerja kejadian diare
(sarana penyediaan air papan yang tidak layak Puskesmas Abeli pada anak balita
bersih, sarana pakai, dinding jamban bagian pesisir Kota sehingga
pembuangan air yang sudah lapuk, tidak Kendari Tahun masyarakat dapat
limbah, sarana tersediahnya sabun 2017. melakukan upaya
pembuangan tinja) dijamban, sebagian 4. Ada hubungan pencegahan kasus
memberi pengaruh jamban tidak aman antara sarana diare pada balta
sebesar 76,1% terhadap digunakan, air yang pembuangan tinja lebih awal.
kejadian diare dan tersedia tidak dengan kejadian 2. Bagi instansi
sisanya 23,9% (100- mencukupi dalam diare pada balita di kesehatan.
76,1), di pengaruhi kamar mandi atau Wilayah Kerja Petugas
faktor lain. jamban, lantai jamban Puskesmas Abeli kesehatan
Dari hasil regresi yang mudah berlumut bagian pesisir Kota memberikan upaya
logistic ganda dan licin karna terbuat Kendari Tahun promotif dan
menunjukan bahwa dari semen. Selain itu 2017. preventif pada
pembuangan tinja kondisi jamban 5. Ada hubungan masyarakat
merupakan variabel cemplung yang antara kepadatan mengenai kejadian
utama yang digunakan masyarakat lalat dengan diare pada balita
menyebapkan balita sangat memprihatinkan, kejadian diare yang dapat
menderita diare. Sesuai sebap tidak memiliki pada balita di dilakukan
hasil observasi di closed dan pit tempat Wilayah Kerja kerjasama dengan
lapangan, sebagian menginjakkan kaki Puskesmas Abeli instansi kesehatan
besar masyarakat yang terbuat dari bahan- bagian pesisir Kota lainnya, misalnya
tinggal di wilayah kerja bahan seadanya. Kendari Tahun meningkatkan
puskesmas Abeli 2017. informasi kepada
bagian pesisir SIMPULAN 6. Ada hubungan yang masyarakat
diantaranya kelurahan 1. Ada hubungan paling erat mengenai
lapulu, kelurahan antara antara kaitannya dengan pentingnya
talia, kelurahan poasia sarana penyediaan kejadian diare mencegah lebih
didapatkan bahwa air bersih dengan pada balita di awal
sebagian besar sampel kejadian diare Wilayah Kerja terhadapkejadian
menggunakan jamban pada balita di Puskesmas Abeli diare pada balita
dalam rumah dan Wilayah Kerja bagian pesisir Kota 3. Bagi peneliti
jamban cemplung yang Puskesmas Abeli Kendari Tahun selanjutnya. perlu
tidak memenuhi syarat bagian pesisir Kota 2017. adanya penelitian
dan kondisi fisiknya Kendari Tahun yang akan
seadanya saja. Hal ini 2017. mengukur variabel-
dilihat dari kondisi fisik 2. Ada hubungan variabel lain yang
12
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARA
VOL.2 .NO6. / MEI2017I;SSN 25-0731X,
berpengaruh Puskesmas
terhadap kejadian Perawatan Abeli
diare pada balita. Tahun 2016,
Kendari.
DAFTAR PUSTAKA 7. Sastroasmoro,
1. WHO. Diarrheal S., Ismael, S.,
Disease; 2014 2010. Dasar-
[diakses 5 dasar
februari 2017]. Metodologi
Available from : Penelitian Klinis
http://www.who.in Ed.3 Cet.2.
t/media Jakarta:
center/factsheet SagungSeto:2
2. International 9-56
Vaccine Access 8. Bumolo, S (2012) .
Center (IVAC), hubungan sarana
Johns Hopkins penyediaan air
Bloomberg bersih dan jenis
School Of Public jamban keluarga
Health. (2015). dengan kejadian
Pneumonia And diare pada anak
Diarrhea Progress balita di wilayah
Report 2015, kerja Puskesmas
Baltimore Usa. Pilolodaa
Retrieved From Kecamatan Kota
Www.Jhsph.Edu/R Barat Kota
esearch/Centers Gorontalo Tahun
And- 2012. Skripsi
Institutes/Ivac/ Program Studi
Resources/Ivac- Kesehatan
2015 Pneumonia- Masyarakat
Diarrheaprogress Fakultas Ilmu-
-Report.Pdf. Ilmu Kesehatan
3. Kemenkes RI. Dan Keolahragaan
(2013). Riset Universitas Negeri
Kesehatan Dasar Gorontalo.
2013.
9. Sharfina, Hanifati.
Jakarta: 2016. Pengaruh
Kementerian
Faktor Lingkungan
Kesehatan RI.
Dan Perilaku
4. Dinkes Sultra.
Terhadap Kejadian
2013. Profil
Diare
Kesehatan
Sulawesi
Tenggara,
Kendari.
5. Dinkes Kota
Kendari. 2013.
Profil Kesehatan
Kota Kendari,
Kendari.
6. Puskesmas Abeli.
2016. Buku
Registrasi

13
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Tabuk Kabupaten Banjar. Jurnal Publikasi
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.3 No.3
10. Nuraeni. 2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Skripsi. Depok: Univeristas
Indonesia.
11. Notoatmodjo S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar
Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Pt Rineka Cipta.
12. Dini, Fitra. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan
Dengan Kejadian Diare Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2013.Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(2).
13. Wijayanti, P. D., 2009. Hubungan Kepadatan
Lalat Dengan Kejadian Diare Pada Balita yang
Bermukim Sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sampah Bantar Gebang. Skripsi, FKM
Universitas Indonesia, Depok

Anda mungkin juga menyukai