NAMA KELOMPOK :
Kelarutan dari teofilin yaitu : larut dalam lebih kurang 180 bagian air;lebih
mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol
(95%) p, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia
encer P(Anonim, 1979).
III.2 Prednison
Prednisolon merupakan serbuk hablur : putih atau hampir putih ;
tidak berbau; rasa pahit. Prednisolon mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0 % C 21H28O5. Sangat sukar larut dalam
air; agak sukar larut dalam etanol ( 95%) P dan dalam aseton P; sukar
larut dalam kloroform P ; larut dalam methanol P dan dalam dioksan P.
IV.2 Interpretasi Waktu saat obat mencapai kadar maksimum dalam plasma
(tmax)
Menurut data pada jurnal,hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
praperlakuan prednison dosis 3,6 mg/kg BB ternyata mempengaruhi t max dari
teofilin jika dibandingkan dengan kontrol secara signifikan, ditunjukkan
dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p>0,05).
Hasil interpretasi data menurut hasil penelitian yakniberkaitan dengan
definisi dari tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat
maksimum setelah pemberian obat. Menurut jurnal, terdapat pengaruh tmax
teofilin terhadap kontrol dan perlakuan. Penambahan prednison, ternyata
dapat mempercepat konsentrasi plasma mencapai puncak karena semakin
kecil waktu yang dibutuhkan bagi plasma untuk mencapai puncak. Hal ini
berkaitan dengan proses abrsopsi yang akan berlangsung jauh lebih cepat.
Nilai ini merupakan resultant dari kecepatan disolusi obat dari bentuk
sediaannya dari pelarutannya dalam lingkungan tempat absorpsi, proses
absorpsi itu sendiri, dan proses lebih jauh yang mungkin telah berlangsung,
yakni distribusi dan eliminasi. Semakin kecil tmax maka semakin sedikit waktu
dan hambatan yang dibutuhkan obat terabsorpsi dalam darah dan proses
eliminasi obat menjadi lebih cepat.
Tabel 2. Kurva Kadar teofilin dalam darah tikus terhadap waktu pada kelompok
kontrol dan pra perlakuan prednisone
Gambar 1. Grafik kurva baku AUC vs kadar teofilin dalam darah tikus Wistar secara in
vitro
Gambar 2. Kurva kadar teofilin dalam darah tikus terhadap waktu pada
kelompok kontrol dan praperlakuan prednisone
Dilihat dari data grafik kurva baku AUC vs kadar teofilin dalam darah tikus
Wistar secara in vitro dapat ditentukan farmakokinetiknyayaitu termasuk kedalam
model kompartemen 1 terbuka. Adapun persamaan kurva baku teofilin yang
diperoleh adalah y = 16515,81585 x – 5665,56072 ; dengan r = 0,999, dimana x
adalah kadar teofilin dalam darah dan y adalah luas area di bawah puncak
kromatogram (AUC) dari teofilin hasil pengukuran dengan HPLC. Sedangkan
setelah menggunakan panjang gelombang maksimum didapatkan grafik pada
gambar 2 yang menunjukan model kompartemen 2 terbuka karena pada grafik
tersebut terdapat dua fase yaitu fase distribusi dan fase eliminasi.
KESIMPULAN
Pada Jurnal Penelitian ini Pengaruh praperlakuan prednison terhadap
bioavailabilitasTeofillin pada tikus wistar jantan Praperlakuan prednison dosis
3,6 mg/kg BB secara oral dengan frekuensi 1 kali sehari selama 7 hari pada tikus
putih jantan galur Wistar dapat mempengaruhi tmaks teofilin secara bermakna,
yaitu mengalami penurunan sebesar 51,19% (p<0,05).
DAFTAR PUSTAKA
Arronson, J.K., 2005, Meyler’s Side Effects of Drugs, Fifteenth Edition, Elsevier,
United Kingdom, 3361-3370
Shargel, L., Pong, S.W., Yu, A.B.C., 2004, Applied Biopharmaceutics &
Pharmacokinetics, Fifth Edition, McGraw Hill’s, New York