Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT HEPATITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pengampu : Supriyadi ,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Lu’lu’ Luthfiatun Ulinnuha ( 2018610082 )


Annisa ( 2018610007)
Armince Nudi Tana ( 2018610042)
Ardian Fredianto Billi ( 2018610072)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS TRIBHUWANA THUNGGADEWI
MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

A. PENGERTIAN
1. Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh salah satu dari lima agen
virus yang berbeda, hepatitis dapat ringan dan dapat disembuhkan sampai
kronis dan fatal (carpenito L.J, 1996 page 1332).
2. Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat, atau alkohol (Dr. Jan Tambayog, 2000).
3. Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).
4. Hepatitis adalah infeksi sistematik oleh virus disertai dengan nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening Sari, 2008)
5. Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi
atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Cowrn
Elizabeth J, 2001)
6. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi
secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E mempunyai
cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan hepatitis B, C dan D
mempunyai banyak karakterik yang sama (Smeltzer Suzanne 2002).

B. ETIOLOGI
Menurut Prince DAN Wilson ( 2005 : 485 ) secara umum hepatitis disebabkan
oleh:
1. Virus
a. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/ Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai
tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat
terjadi pada usia anak-anakdan dewasa muda. Cara penulatan fekal-oral,
makanan, penularan melalui air parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan
penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari pada
usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan pada sanitasi buruk,
daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan seksual dengan
orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi dengan
atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakanvirus RNA kecil berdiameter 27nm yang dapat
dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya
kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan
untuk mendiagnosis secara tepatadanya suatu infesi HAV. Setelah masa
akut antibodi IgA anti-HAV menjad dominan dan bertahan seterusnya
hingga menunjukan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di
masa lampau dan memiliki imunitas sedangkan keadaan kaeler tidak pernah
ditemukan.
b. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/hepatitis serum dengan agen virus DNA
berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya
parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak langsung, kontak
seksual, oral-oral dan parenteral. Masa inkubasinya 50-180 hari dengan
rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas homoseksual,
pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan IV,
hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, transfusi darah dan bayi
lahir dengan ibu terinfeksi.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel
HbcAg, HbsAg, HbeAg, dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam
hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif lama
sehingga menungkinkan penularan virus tersebut.
c. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus
RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan
terutaa melaului darah hubungan seksual dan parinteral. Masa inkubasinya
15-160 hari dengn rata-rata 50 hari. Resiko penularannya pada pengguna
obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan kesehatan, hubungan
seksual, resipien infeksi sebelum juli 1992, resipien faktor pembekuan
sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60 nm,
pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV banyak
mengahasilkan negatif-palsu sehingga digunakan pemeriksaan rekombinan
suplemental (recombinant assay, RIBA)
d. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen
virus RNA rantai tunngal, dapat terjad pada semua usia. Cara penularan
terutama darah tapi sebagian melalui hun=bungan seksual dan parenteral.
Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-40 hari rata-rata 40 hari yang terjad pada
semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV, penderita hemofilia
dan respien konsentart faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat beberapa kasus hepatitis B, karena memerlukan
antigen pemukaan hepatitis B untuk replikasinya., maka hanya penderita
hepatitis B yang berisiko terkena hepatitis D. Antibodi antidelta dengan
adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium memastikan diagnosis
tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B kecuali pasiennya lebih
cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi
hepatitis aktif yang kronis serta sisrosis hati.
e. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan
agen virus RNA untai tunggal, tak berkapsul. Cara penularannya fekaloral
dan melalui air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa
inkubasinya 15 sampai 60hari rata-rata 40 hari. Resiko penularannya pada
ari minum terkontaminasi dan wisatawan pada daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil berdiameter
kurang lebih 32-24 nm dan tidak berkapsul HEV adalah jenis hepatitis non-
A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV menggunakan pemeriksaan
imun enzim yang dikodekan khusus.
2. Bakteri
Beberapa bakteri yang menyebabkan hepatitis diantaranya
Salmonellatipy dan Pneumokokkus
3. Obat – obatan yang bersifat toksik
Obat – obatan yang dapat menyebabkan kerusakan langsung terhadap
sel- sel hati adalah tetrasiklin , paracetamol , karbon tetrakholride , isoniazid ,
methyldopa , methotreksate , halothanc.
Sedangkan obat – obatan yang menyebabkan kelainan hati berdasarkan
reaksi hipersensitifitas diantaranya : chlorpromazine , phanotazin ,
sulphonamide, nitrofurantin , obat – obatan anti hyroid , diphenylhidantoin ,
phenylbutazon .
4. Racun ( hepatotoksik )
5. Alcohol

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Masa Tunas
Virus A : 15-45 hari ( rata – rata 25 hari )
Virus B : 40 – 180 hari ( rata – rata 75 hari )
Virus non A dan non B : 15 – 150 hari ( rata – rata 50 hari )
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas . keluhan yang disebebkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari . nafsu makan menurun ( pertama kali timbul ) ,
nausea , vomitus , perut kanan atas ( ulu hati ) dirasakan sakit . seluruh badan
pegal – pegal terutama dipinggal , bahu dan malaise , lekas capek terutama sore
hari , suhu badan meningkat sekitar 39 C berlangsung selama 2 -5 hari , pusing
nyeri persendian . keluhan gatal – gatal mencolok pada hepatitis virus B .
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti the pekat , tinja berwarna pucat , penurunan suhu badan
disertai dengan bradikardi . Ikterus pada kulit dan sclera yang terus meningkat
pada minggu I , kemudian baru menetap dan baru berkurang setelah 10 – 14 hari
. kadang – kadang disertai gatal – gatal pada seluruh badan , rasa lesu dan lekas
capek dirasakan 1-2 minggu.
4. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda – tanda ikterus , rasa mual , rasa sakit diulu
hati , disusul dengan bertambahnya nafsu makan , rata – rata 14 – 15 hari setelah
timbulnya masa ikterik . warna urine tampak normal , penderita mulai merasa
segar kembali , namun masih sedikit lemas dan lekas capek .

D. KLASIFIKASI HEPATITIS
1. Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah,
demam, diare, mual nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.
Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis
A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasinya 30
hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses
pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan
kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya
terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4
minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan
suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seksual
termasuk homseks merupakan ressiko tinggi tertular hepatitis A
2. Hepatitis B
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu yaitu hilangnya nafsu makan mual,
muntah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia
sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan resiko tertular hepatitis B
adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain
3. Hepatitis C
Hepatitis C mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis viral dan
paling sering ditularkan melalui yang ditransfusi dari donor asimtomatik,
berbagi jarum dengan pengguna obat intra vena dan cairan tubuh atau didapat
dari tato
4. Hepatitis D
Hepatitis D virus (HDV) atau virus delta adalah virus yang unik, yang
tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B.
Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan hubungan darah. Gejala
penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-
infeksi) atau amat progresif.
5. Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal linu, lelah, hilang nafsu makan
dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (self-limited), kecuali bila
terjadi pada kehamilan , khususnya trimester ketiga dapat mematikan.
Penularan melalui air yang terkontaminasi feses.
6. Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis
B atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminant ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfuse darah jarum. Hepatitis B, dapat terjadi tanpa gejala
namun dapat juga terjadi artalgia dan ruam pada kulit.

E. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh reaksi
toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia serta infeksi virus melalui
cairan tubuh seperti darah, saliva, semen dan cairan vagina. Setelah virus hepatitis
sampai di tubuh melalui peredaran darah akan menyerang hati dan akan
menyebabkan peradangan atau inflamasi pada hepar sehingga menyebabkan
kerusakan hati di lobules dan generasi sel, nekrosis parenkim hati dan menyebabkan
penurunan fungsi sel hati sehingga mempengaruhi kekebalan tubuh, adanya reaksi
antara antigen antibody menimbulkan respon imun seperti demam sehingga timbul
hipertermi, respon imun yang timbul kemudian mendukung respon peradangan.
Perangsangan komponen dan lisis sel serta serangan antibody langsung terhadap
antigen-antigen virus menyebabkan degenerasi sel-sel yang terinfeksi sehingga hati
menjadi edematosa (hepatomegaly). Terjadinya hepatomegaly menimbulkan
keluhan seperti nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, nyeri pada epigastrium,
nyeri di hulu hati sehingga menimbulkan perubahan kenyamanan dan perubahan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat
dan disertai dengan hipemetabolik sehingga akan menimbulkan keletihan.
Akibat lain dari hipemegali yaitu blokir drainase hepar yang menyebabkan statis
empedu dan empedu tetap menjugasikan bilirubin, tetapi bilirubin tidak dapat
mencapai usus halus sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekresi
urobilinogen di tinja sehingga tinja berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi tersebut
akan masuk kealiran darah sehingga terjadi icterus pada sclera mata, kulit dan
membrane mukosa lainnya sehingga menimbulkan kerusakan integritas jaringan.
Pada kulit biasanya menyebabkan terjadinya pruritus yang akan menyebabkan
terjadinya kerusakan integritas kulit sebagian besar dari bilirubin terkonjugasi
tersebut akan diekresikan melalui ginjal sehingga warna urin menjadi berwarna
sangat gelap.
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan menurut Marilyn E. Doenges, 2000 anatara
lain;
1. Laboratorium
a. Tes fungsi hati seperti;
- AST (SGOT)/ALT (SGPT) ; awalnya dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
- Alkali fospatase ; agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
- Bilirubin serum ; di atas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosi
seluler).
b. Darah lengkap ; SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup
SDM (gangguan enzim hati).
c. Leukemia; trombositopenia mungkinada (spenomegali)
d. Feses; warna tanah liat, stetorea (penurunan fungsi hati)
e. Albumin serum menurun
f. Anti-HAVIgM; positif pada tipe A
g. HbsAG ; peninggian kadar bilirubin, protein/hematuria dapat terjadi.
h. Tes eksresi BSP; kadar darah meningkat
2. Radiologi
a. Faktor polos abdomen; menunjukan densitas klasifikasi pada kandung
empedu, pancreas, hati juga dapat menimbulkan splenomegaly
b. Skan hati; membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
3. Pemeriksaan tambahan
a. Biopsi hati; menunjukan diagnosis dan luasnya nekrosis
b. Laparoskopi ; operasi lubang kecil pada sayatan

H. KOMPLIKASI
1. Edema selebral, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan,
hipoglikemi, hipotensi dan sepsis.
2. Sindroma guilain baire
3. Hepatitis kronik persiten
4. Hepatitis agresif
5. Perkembangan karsinoma hepato seluler

I. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan
asupan yang lazim
2. Diet TKTP, pemberian makanan intra vena mungkin perlu selama fase akut
apabila pasien terus menerus muntah
3. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala – gejala mereda dan tes
fungsi hati kembali normal
4. Terapi sesuai intruksi dokter
5. Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan
6. Alat – alat makan disterilkan
7. Alat – alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik

J. PENCEGAHAN
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis , maka penekanan lebih diarahkan pada
pencegahan, diantaranya sebagai berikut :
1. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi ( HBIG) dan vaksin untuk
pencegahan dan pengobatan HBV , utamanya bagi petugas yang terlibat dalam
kontak resiko tinggi misalnya pada hemodialysis , transfusi tukar dan terapi
parenteral perlu sangat hati – hati dalam menangani peralatan parenteral
tersebut
2. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis
akut
3. Pelihara personal hygine dan lingkungan
4. Alat – alat disposable untuk suntik
5. Alat – alat yang terkontaminasi disterilkan
DAFTAR RUJUKAN

Heri Wahyudi .2017. Hepatitis . Skripsi . SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana .( Online ) Hal. 5-15
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/aafa43ca8f7914ac9fde6
a5d19ff3094.pdf) Diakses 7 Maret 2020 Pukul 15.00 WIB

Lia Fitriani . 2016. Laporan Pendahuluan Hepatitis Diruang Perawatan Safir RS


Dr,Moch Anshari Saleh Banjarmasin . Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia Banjarmasin . Online .

(https://www.academia.edu/26532197/LAPORAN_PENDAHULUAN_HEPATITIS
) Diakses 7 Maret 2020 Pukul 15.00 WIB

Muhlis Setia Budi . 2013 . Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan : Hepatitis Di Bangsal Dahlia RSUD Banyudono
Boyolali .Skripsi . Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta . Online . (
http://eprints.ums.ac.id/25445/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ) Diakses 7 Maret
2020 Pukul 15.00 WIB

Very Asward Samiun . 2017. Hubungan Riwayat Vaksinasi Hepatitis B Dengan


Kejadian Hepatitis B Pada Pasien Hemodialisa Dirumah Sakit Perguruan
Tinggi Negeri Unniversitas Hassanudin . Skripsi . Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Hassanusin Makasar. ( Online ) Hal .8
(http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NmE2Njg
yYWVhMjhlMWE1OGQ4ZTRjNzc3N2FkOTUyNGY1MmJjMjc ) Diakses 7
Maret 2020 Pukul 15.00 WIB .

Anda mungkin juga menyukai