Anda di halaman 1dari 11

- Ruang lingkup ekologi dengan cabang-cabang ilmu ekologi yang terkait

Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa


batas wilayah kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batas wilayah
kerja dari ilmu lain. Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas tentang batas
wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat digunakan konsep model dari Miller.
Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu
ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Dalam suatu
ekosistem satu atau sekelompok komponen tak dapat berdiri sendiri terlepas dari
kelompok kesatuan lain. Dalam hal ini kesatuan kelompok komponen pertama
akan merupakan satuan kelompok kedua, kesatuan kelompok komponen kedua
akan menyusun kesatuan kelompok ke tiga, demikian seterusnya. Atas dasar
pemikiran itu Miller menyusun konsep model atas ekosistem alam semesta.
Konsep model dimaksud dapat dituangkan dalam bentuk grafik.

Menurut konsep tersebut bagian-bagian atom akan membentuk satuan


atom. Satuan atom akan membentuk satuan molekul, dan satuan-satuan molekul
seterusnya akan membentuk satuan protoplasma, demikian proses pembentukan
satuan lainnya. Dalam konsep model tersebut ditetapkan selanjutnya batas-batas
wilayah kerja dari berbagai pengetahuan.

Kita melihat batas-batas dari: (1) daerah mati atau daerah tanpa adanya
jasad-jasad hidup, (2) daerah hidup atau daerah yang dihuni oleh jasad-jasad
hidup dan (3) daerah yang masih merupakan tanda tanya. Dipaparkan pula batas-
batas yang dinamakan: (1) daerah dari benda-benda submikroskopis, (2) daerah
dengan benda dan jasad mikroskopis, (3) daerah makroskopis, dan (4) daerah
kosmis.

Dalam model tersebut ditampilkan batas wilayah kerja ilmu ekologi, yaitu
batas terbawah adalah tingkat organisme atau tingkat individu dan batas teratas
adalah tingkat biosfer. Secara ringkas, ruang lingkup ekologi dapat digambarkan
melalui spektrum biologi, yang menggambarkan aras-aras organisasi kehidupan
sebagai berikut :

1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik
yang kompleks, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.

2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma dan
inti yang terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen
yang menjadi pemisah dari satuan dasar lainnya.

3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama,
misalnya jaringan otot.

4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang
mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan
daun atau akar pada tumbuhan.

5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis,
seperti kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan
antara hidung dengan tangan.

6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.

7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan


beranak pada suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa,
populasi banteng di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan
populasi ayam kampung di Jawa Barat.

8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang


menempati suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi
berinteraksi satu dengan lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi
dengan populasi harimau di Pulau Sumatra atau populasi ikan mas
berinteraksi dengan populasi ikan mujair.

9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara


segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air,
udara, atau kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem
ekologi.

10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan


biosfer kira-kira 9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah
permukaan tanah, dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.

Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ


tubuh ——> sistem organ ——> organisme ——> populasi ——>
komunitas ——> ekosistem ——> biosfer.

Karena luasnya wilayah kerja ada bagian-bagian dari ilmu ekologi yang
mengkhususkan penelitiannya pada bagian-bagian wilayah kerja tertentu. Pada
mulanya pakar-pakar ekologi tumbuhan menaruh perhatian terhadap hubungan
antartumbuhan. Misalnya bagaimana hubungan pertumbuhan padi dengan gulma
yang sama-sama tumbuh pada suatu petak sawah. Para pakar ekologi hewan
mempelajari dinamika populasi dan perilaku hewan, misalnya bagaimana populasi
badak bercula satu di Ujung Kulon, berikut penyebarannya sampai di mana,
jumlah hewan jantan dan betina, dan cara berkembang biaknya.

Studi ekologi tumbuhan dan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu


autekologi dan sinekologi. Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik
suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat
eksperimental dan induktif. Sinekologi merupakan studi dari kelompok
organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan
umumnya deskriptif. Contoh studi autekologi adalah ekologi tikus yang diberi
perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang geraknya terbatas, sebagian yang lain
ruang geraknya bebas, lalu diukur perkembangan otaknya setelah waktu tertentu
dan dibandingkan satu sama lain. Contoh studi sinekologi adalah ekologi hutan
hujan tropis yang mengkaji berbagai jenis tumbuhan yang ada, populasi masing-
masing jenis, kerapatan persatuan luas, fungsi berbagai tumbuhan yang ada,
kondisi hutan atau tingkat kerusakan, hubungannya dengan tanah, air, atau
komponen fisik lainnya. Mengacu kedua contoh tersebut, jelas kedua pendekatan
sangat berbeda.

Pada perkembangannya autekologi telah mempelajari berbagai jenis hewan


maupun tumbuhan. Demikian pula sinekologi yang kemudian dapat dibedakan
lagi, antara lain menjadi ekologi perairan tawar, ekologi daratan (terestrial), dan
ekologi lautan. Sinekologi juga telah berkembang ke berbagai ekosistem yang ada
di permukaan bumi. Perkembangan ekologi jelas sangat diharapkan dalam dunia
ilmu pengetahuan terutama dalam menunjang pembangunan. Di samping
pengelompokan tersebut, ada pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi
menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena
itu ada istilah ekologi bahari atau kelautan, ekologi perairan tawar, ekologi darat
atau terestrial, ekologi estuaria (muara sungai ke laut), ekologi padang rumput,
dan lain-lain. Pengelompokan yang lain adalah menurut taksonomi, yaitu sesuai
dengan sistematika makhluk hidup, misalnya ekologi tumbuhan, ekologi hewan
(ekologi serangga, ekologi burung, ekologi kerbau, dan lain sebagainya), serta
ekologi mikroba atau jasad renik.

- Perkembangan ekologi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang biasa dikenal dengan nama
IPTEK merupakan faktor yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
Dengan adanya iptek kebutuhan jasmani dan rohani manusia dapat tercukupi
dengan baik. Maka dari itu iptek tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Adapun dampak positif dan dampak negatif dari IPTEK, diantaranya adalah :
1. Dampak Positif
Terdapat beberapa damnpak positif dari iptek , yaitu :

• Memberikan Kemudahan

Seperti yang dapat kita rasakan kini perkembangan dan kemajuan


daripada iptek memberikan berbagai kemudahan. Penemuan baru di
bidang iptek dapat membantu mempermudah segala aktivitas manusia,
terutama dibidang telekomunikasi dan perindustrian.

• Menambah Pengetahuan dan Wawasan

Kini komputer merupakan perangkat yang tidak bisa lepas dari


kehidupan manusia. Padahal sebelumnya perangkat ini hanya dapat
dimiliki dan dioperasikan oleh orang – orang tertentu saja. Akan tetapi,
perkembangan iptek telah mampu membalikkan keadaan. Kini perangkat
canggih tersebut dapat dimiliki semua orang dan dapat pula dioperasikan
oleh orang dewasa maupun anak dibawah umur. Dengan demikian,
perkembangan iptek telah memberikan dampak positif untuk menambah
pengetahuan dan wawasan masyarakat.

2. Dampak Negatif

Selain dampak positif, perkembangan iptek juga tidak lepas dari dampak negatif,
yaitu :

• Mempengaruhi Pola Pikir

Masyarakat indonesia termasuk kategori yang agresif dan memiliki


penasaran yang sangat tinggi. Masyarakat Indonesia pun sangat senang
mengetahui hal baru. Dengan adanya berbagai perubahan dan kemudahan
media elektronik, seakan masyarakat dimanjakan untuk mengenal hal baru.
Dengan perkembangan iptek yang sedemikian rupa ternyata telah
mempengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat berpikirkini semakin
mudah mendapatkan berbagai hal ajaib.

• Menghilangkan Budaya Tradisional

Perkembangan iptek memang telah mendukung kemajuan berbagai


sarana pembangunan. Namun hal itu secara langsung dapat menggerus
budaya tradisional. Contohnya, kegiatan perdagangan yang dahulu terjadi
di pasar tradisional kini berpindah ke pasar modern. Seperti itulah dampak
daripada IPTEK terhadap perkembangan manusia, tidak hanya dampak
positif saja yang diterima dampak negatif pun ternyata juga diterima oleh
masyarakat kita.

Dengan berkembangnya IPTEK, pembangunan juga akan terus berjalan dan


sangat berpengaruh pada lingkungan. Jenis – jenis kegiatan pembangunan yang
dapat menimbulkan pencemaran, yaitu:

• Kegiatan Industry, adalah kegiatan yang paling banyak membentuk


limbah dan dibuang kelingkungan, seperti industry kimia yang
menghasilkan zat – zat buangan yang berbahaya dan beracun (B3).
• Kegiatan Pertambangan, berupa terjadinya perusakan instalasi,
kebocoran, pencemaran udara dan rusaknya lahan bekas pertambangan.
• Kegiatan Transportasi, kegiatan yang berupa kepulan asap yang
menaiknya suhu udara dikota,kebisingan mesin kendaraan bermotor, dan
tumpahan BBM dari kapal tangker dilaut.
• Kegiatan Pertanian, akibat dari residu pemakaian zat – zat kimia
(Herbisida, Insektisida, Pestisida, Fungisida dan pupuk organik).

Upaya pencegahan kerusakan lingkungan

• Diadakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia


tanggal 5 – 6 Juni 1972 dan menghasilkan :
– Deklarasi Tentang Lingkungan Hidup Manusia, terdiri dari Preambule
dan 26 azas yang lazim disebut dengan Stockholm Declaration.
– Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia (Action Plan) terdiri dari 109
Rekomendasi termasuk 18 rekomendasi tentang perencanaan pengelolaan
pemukiman manusia.

• Deklarsi Rio de Janeiro 3 – 14 Juni 1992 yaitu menghasilkan :

– 27 prinsip fundamental tentang lingkungan dan pembangunan.


– Prinsip – prinsip kehutanan yang merupakan consensus Internasional
terdiri atas 26 Pasal yang mencakup aspek pengelolaan, aspek konservasi,
aspek pemanfaatan dan pengembangan.

Strategi yang digunakan oleh Wced dalam mndekati permasalahan lingkungan


dan pembangunan

1. Keterkaitan (interdepency), permasalah tentang lingkungan dan pembangunan


tidak lagi mengenal batas – batas wilayah Negara, karena permasalahan tersebut
saling keterkaitan oleh karena itu penyelesaiannya perlu dilakukan dengan
pendekatan lintas sektoraldan antar Negara.

2. Berkelanjutan (suistainability), pengembangan berbagai sector seperti


pertanian, kehutanan, industri energy, perikanan, investasi, perdagangan, bantuan
ekonomi memerlukan bantuan sumber daya alam yang harus dilestarikan
kemampuannya untuk menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan.
Untuk itu perlu dikembangkan kebijakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.

3. Pemerataan (Eguaity),desakan kemiskinan dapat mengakibatkan ekploitasi


sumber daya alam secara berlebihan sehingga perlu diikhtiarkan kesempatan
secara merata untuk memperoleh Sumber Daya Alam bagi pemenuhan kebutuhan
pokok seperti tanah, air, udara, dll.
4. Security dan Resiko Lingkungan, Perlombaan persenjataan dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan. Begitu pula cara – cara pembangunan tanpa
memperhitungkan dampak negative terhadap lingkungan dapat memperbesar
resiko terhadap lingkungan.

5. Penduduk dan Komunikasi, penduduk dan komunikasi sangat perlu


ditingkatkan diberbagai tingkatan dan lapisan masyarakat.

6. Kerjasama Internasional, pola kerjasama internasional dipengaruhi oleh


perkembangan sektoral, sedangkan pertimbangan lingkungan kurang begitu
diperhatikan dan diperhitungkan. Karena itu perlu dikerjasama yang lebih mampu
menanggapi pembangunan berwawasan lingkungan.

- Hubungan antara ilmu ekologi dengan ilmu-ilmu yang terkait dan


mendasarinya

Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari


perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan
hampir semua ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-
pautnya ekologi, persoalnnya harus dipandang dalam hubungan antara organisme
dan lingkungan, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan tentang komponen-
komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sanagt diperlukan. Jika berbicara
mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan,
penggunaan energy, kenaikkan suhu bumi karena efek rumah kaca atau
pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya, hal ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungannya
ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa
semua orang harus memahami ekologi dan jika tidak berlebihan dapat dikatakan
bahwa ekologi merupakan ilmu dasar dari semua cabang ilmu yang ada. Ekologi
merupakan salah satu cabang biologi dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada gambar spectrum biologi.
Ekologi memperhatikan secara luas sebelah kanan dari spectrum tersebut, yaitu
tingkat-tingkat system setelah atau di atas tingkat-tingkat organism. Didalam
ekologi populasi dinyatakan sebagi golongan-golongan individu-individu dari
setiap spesies organisme. Sedangkan komubitas adalah semua populasi-populasi
yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup
berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui
bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukkan pada spectrum yang
dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan sisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat
menghasilkan system-sistem fungsional yang khas. Di mana system itu
mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara
teratur berinterakk si satu  sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk
satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah di mangerti hubungan organisme
dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap makhluk
hidup  dan lingkungan sangat di perlukan. Penyebaran, adptasi dan aspek aspek
fungsi organisme dari komunitas  banyak dipelajari dalam ekologi dan erat
hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti teksonomi morfologai,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan fisika dan
biologi sangat diperlukan  bagi seorang ahli ekologi untukdapat mengungkapkan
hubungan antara lingkungan dan dunia lingkungan.
Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan penelitiaan ekologi secara
kuantitatif dari ekosistem yang besar dan kompleks. Dengan model matematika
serta pengolahan secara computer maka akan dapat diramal apa yang akan terjadi
bila sesuatu parameter dalam model itu diubah dan ini menimbulkan bidang baru
yang dikenal sebagai ekologi stetistik dan ekologi sistem (model-model
ekosistem). Kalau direnungkan kemajuan teknologi dapat dikatakan merupakan
pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk menghancurkannya. Oleh karena
itu agar teknologi yang ditemukan manusia itu, bermanfaat ubtuk kesejahteraan
manusia, maka manusia sebagai insan peemakai harus mmpertimbangkan prinsip-
prinsip ekologi.
Kaitan Ekologi dengan Biologi
Penyebaran adaptasi  dan aspek-aspek fungsi organisme dari komunitas
banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi
lainnya seperti taksonomi misalnya untuk mengetahui spesies pohon dan
tetumbuhan lainnya dalam hutan dibutuhkan sifat generatif yang berdasar pada
sifat-sifat bunga dan buah. Untuk pengenalan spesies tumbuhan tersebut
diperlukan buku-buku praktis mengenai flora dan pengenalan spesie pohon.
Begitupun dalam ilmu genetika, seperi yang kita tahu bahwa ilmu genetika
mempunyai peranan besar dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan 
makhluk hidup. Pengaruh genetik dari tumbuhan atau hewan yang satu terhadap
tumbuhan lainnya dapat diketahui dengan ilmu genetika. Apabila dua atau lebih
tumbuhan yang hidup berdekatan akan menyebabkan terjadinya perkawainan
silang atau hibridisasi di antara mereka. Akibat perkawinan silang ini akan
muncul keturunan baru yang memiliki sifat hampir sama dengan kedua induknya.
Untuk itu, pengetahuan tentang genetika diperlukan untuk mengenal sifat-sifat
berbagai spesies tumbuhan dan makhluk hidup yang lain termasuk sifat-sifat
ekologinya.
Kaitan Ekologi dengan Ilmu Tanah
Kesuburan tanah mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbh di
atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang terbentuk
serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu, tanah
merupakan salah satu faktor pembatas alam dan mempengaruhi pertumbuhan
semua spesies tumbuhan, struktur dan komposisi vegetasi sehingga  bisa
memberikan pengaruh pada tipe hutan.
Kaitan Ekologi dengan Ilmu Iklim (Klimatologi)
Dari segi ilmu iklim atau klimatologi, pengaruhnya terhadap kehidupan
tetumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang
bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi
atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya
perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam komunitas hutan.
Kaitan Ekologi dengan Ekonomi
Banyak ekolog menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
 Lynn Margulis mengatakan bahwa studi ekonomi bagaimana manusia
membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap binatang lainnya
membuat kehidupan.
 Mike Nickerson mengatakan bahwa “ekonomi tiga perlima ekologi” sejak
ekosistem menciptakan sumber dan membuang sampah, yang mana
ekonomi menganggap dilakukan “untuk bebas”.
Ekonomi ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan
pertanyaan ekonomi dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir
ekonomi baru saja menjadi bagian ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah.
“Modal alam” ialah 1 contoh 1 teori yang menggabungkan 2 hal itu.
Kaitan Ekologi dengan Antropologi
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya
menggunakan banyak metode buat mempelajari satu hal yang yang kita tak bisa
tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita are
dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita
dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
Beberapa orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma
mekanistik bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi —
masalah subyek-obyek. Namun dalam psikologi evolusioner atau
psikoneuroimunologi misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan
ekonomi berkembang bersama. Dengan baik ditetapkan Antoine de Saint-
Exupery: “Bumi mengajarkan kita lebih banyak tentang diri kita daripada seluruh
buku. Karena itu menolak kita. Manusia menemukan dirinya sendiri saat ia
membandingkan dirinya terhadap hambatan.”

Anda mungkin juga menyukai