Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBIJAKAN MONETER

Oleh :

Ni Wayan Sinta Della Ade Widyawati


( 1817051208 )

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
JJURUSAN EKONOMI & AKUNTANSI
PRODI S1 AKUNTANSI
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, atas segala limpahan kesehatan dan kesempatan yang diberikan
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “
Kebijakan Moneter “ Tidak lupa pula saya menghanturkan banyak terimakasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Komputer, yang telah memberi
banyak ilmu baik dalam pemilihan materi yang saya sajikan, dan penataan materi
didalam makalah ini.
Saya sebagai penulis, tidak luput dari adanya kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik dalam penyampaian materi, pemilihan kalimat, ataupun
penyusunan materi. Untuk itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
ditunjukan kepada makalah saya, demi perbaikan kedepannya.
Akhir kata, saya sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
pembaca dan penyimak makalah ini, semoga dapat mengambil manfaat dari
pemaparan dari materi saya.

Singaraja, 23 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Definisi Kebijakan Moneter...........................................................................3
2.2 Tujuan Kebijakan Moneter.............................................................................5
2.3 Macam-macam Instrumen Kebijakan Moneter..............................................5
2.4 Peran dan Dampak Kebijakan Moneter yang Dilakukan Indonesia...............7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, peranan uang dirasakan
sangat penting. Hampir tidak ada satu pun bagian dari kehidupan ekonomi
manusia yang tidak terkait dengan keberadaan uang. Pengalaman menunjukan
bahwa jumlah uang beredar di luar kendali dapat menimbulkan konsekuensi atau
pengaruh buruk dari kurang terkendalinya perkembangan jumlah uang beredar
tersebut antara lain dapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan
variabel-variabel ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga.

Kebijakan moneter dengan menerapkan target inflasi yang diambil oleh


pemerintah mencerminkan arah ke sistem pasar. Artinya, orientasi pemerintah
dalam mengelola perekonomian telah bergeser ke arah makin kecilnya peran
pemerintah. Tujuan pembangunan bukan lagi semata-mata pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, tetapi lebih kepada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang


bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
Menurut (Iswardono, 1997 : 126) kebijakan moneter merupakan salah satu
bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan
untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan

1
keseimbangan neraca pembayaran. Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan
dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut
Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum,
intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk
meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas

2
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan pada makalah ini yaitu :
1. Apa Definisi Kebijakan Moneter?
2. Apa Tujuan Kebijakan Moneter di Indonesia?
3. Apa aja macam-macam Instrumen Kebijakan Moneter di Indonesia?
4. Bagaimana Dampak dan Peran Kebijakan Monoter yang dilakukan di
Indonesia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang diharakan dalam


pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi Kebijakan Moneter.
2. Untuk mengetahui tujuan kebijakan moneter di Indonesia.
3. Untuk mengetahui macam-macam instrumen kebijakan moneter di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui dampak dan peran Kebijakan Monoter yang dilakukan
di Indonesia.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu :


1. Dapat memahami definisi Kebijakan Moneter.
2. Dapat memahami tujuan kebijakan moneter di Indonesia.
3. Dapat memahami macam-macam instrumen kebijakan moneter di
Indonesia.
4. Dapat memahami dampak dan peran Kebijakan Monoter yang dilakukan
di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter sebagai salah satu kebijakan ekonomi makro, pada
dasarnya kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah di bidang
keuangan dalam mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga
yang bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter  merupakan kebijakan yang
mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaa uang sebuah negara
untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebiajakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak
sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan
ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu,
maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Menurut (Iswardono, 1997 : 126) kebijakan moneter merupakan salah satu
bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan
untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan

3
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan
keseimbangan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja
penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam
uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. Pengaturan jumlah uang yang
beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi
jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy


Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kelebihan kebijakan moneter:

1) Dapat mengatur jumlah dan jenis uang yang beredar.

2) Dapat mengatur suku bunga dan kredit bank.

3) Bersifat mudah diubah dengan cepat karena tidak melewati


birokrasi rumit.
Kekurangan kebijakan moneter:

1) Tidak selalu dapat mempengaruhi tabungan dan investas i m as


yarakat

2) Menghilangkan kepercayaan mas yarakat terhadap uang.

4
2.2 Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan kebijakan moneter antara lain untuk mencapai hal-hal sebagai berikut :
1. Menjaga Stabilitas Ekonomi stabilitas ekonomi merupakan suatu keadaan
yang menujukkan pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan
berkelanjutan. Pertumbuhan arus barang atau jasa dan arus uang berjalan
seimbang.
2. Menciptakan kesempatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi positif, maka
kegiatan usaha atau kegiaatn produksi meningkat. Peningkatan produksi akan
di ikuti dengan terbukanya kesempatan kerja, pendapatan masyarakat
meningkat sehingga dapat meningkatkan akan taraf hidup masyarakat.
3. Kestabilan Harga. Kondisi ekonomi yang baik akan ditandai dengan tingkat
harga barang yang stabil. Harga barang terjangkau oleh masyarakat sehingga
daya beli masyarakat meningkat.
4. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange)
dalam perekonomian.
5. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat
terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
6. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat dengan jalan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke
dalam negeri atau sebaliknya.
2.3 Macam-macam Instrumen Kebijakan Moneter

Untuk mencapai kebijakan moneter yang ditentukan,baik menambah


maupun mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral dapat menggunakan
berbagai alat (instrumen) yang dikenal dikenal dengan instrumen moneter,yaitu
kebijakan diskonto,kebijakan operasional pasar terbuka,kebijakan rasio kas,
pengawasan kredit secara selektif, dan persuasi moral.
A. Kebijakan Diskonto ( politik diskonto)
Kebijakan pemerintah dibidang keuangan dengan jalan menaikan atau
menurunkan tingkat suku bunga. Jika Pemerintah menginginkan jumlah uang
yang beredar di masyarakat berkurang, maka pemerintah tinggal menaikan

5
tingkat suku bunga. Sebaliknya, jika pemerintah menginginkan jumlah uang
yang beredar berkurang, maka tingkat suku bunga tinggal dinaikkan. Dengan
demikian, bank juga akan menaikkan suku bunga tabungan dan kredit. Bila
tingkat suku bunga naik maka masyarakat akan berbondong-bondong untuk
menabung atau mendepositikan uangnya ke bank.
Sebaliknya jika pemerintah menginginkan jumlah uang yang beredar
bertambah, maka tingkat suku bunga kredit atau tabungan diturunkan. Bank
juga akan menurunkan suku bunganya. Bila hal ini terjadi masyarakat kurang
terpacu untuk menabung di bank. Dengan kebijakan diskonto tersebut
diharapkan inflasi dapat dikendalikan.
B. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka ( open market operation )
Kebijakan pemerintah menjual ataupun membeli obligasi ke pasar
bebas dengan tujuan mengendalikan  jumlah  uang  yang  beredar (money
supply ). Jika pemerintah menghendaki jumlah uang yang  beredar di
masyarakat berkurang, maka pemerintah akan menjual obligasi ke
masyarakat. Sebaliknya jika pemerintah menghendaki jumlah uang yang
beredar bertambah, maka pemerintah akan melakukan pembelian kembali
obligasi dari masyarakat.
Pada saat ini pemerintah melakukan penjualan surat berharga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) dan SPBU (Surat Berharga Pasar Uang).
C. Kebijakan Rasio Kas (Cadangan Minimum)
Kas adalah kebijakan pemerintah dengan cara mengubah cadangan
mimimum. Cadangan minimum adalah perbandingan antara uang tunai yang
disimpan di Bank (uang yang tidak dipinjamkan pada nasabah) dengan
jumlah simpanan para nasabah yang meliputi giro, deposito dan lain-lain.
Simpanan itu disebut giro wajib minimum (GWM).
Pada saat ini setiap bank wajib menyimpan 5% dari dana bank yang
dihimpun dari masyarakat. Artinya jika seorang nasabah menyimpan Rp.
100.000,00 di bank maka 5%-nya atau Rp.5000,00 disimpan oleh pemerintah.
Sementara sisa tabungannya yaitu Rp 95.000,00 dapat digunakan bank untuk
investasi atau pinjaman.

6
Jika pemerintah menginginkan jumlah uang yang beredar berkurang
maka rasio kasnya dinaikkan. Misalnya, dinaikkan menjadi 10%, maka uang
jumlah uang nasabah tersebut di bank menjadi Rp 10.000,00. Sebalinya jika
pemerintah menginginkan jumlah uang yang bertambah, maka rasio kas
diturunkan.
D. Pengawasan kredit secara selektif.
Kebijakan ini bertujuan agar bank-bank yang memberikan kredit
(pinjaman) dan yang melakukan investasi harus sesuai dengan keinginan
pemerintah. Jadi, kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk mengawasi jumlah
uang yang beredar melainkan untuk mengurangi jenis pinjaman dan sasaran
investasi.
E. Persuasi moral
Kebijakan ini dilakukan oleh bank indonesia dengan meminta atau
menghimbau bank sentral untuk selalu mempertimbangkan kondisi makro
ekonomi maupun kondisi makro masing-masing bank dalam menyusun renca
ekspansi kredit yang realistis. Kebijakan persuasi moral ini pada dasarnya
untuk mendorong perbankan agar senantiasa menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam memberikan kredit namun dengan tetap memberikan kebebasan
bagi perbankan untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan mekanisme
pasar.
Kebijakan diskonto juga memiliki pengaruh bagi konsumen. Sebagai
contoh, jika jumlah uang beredar sedikit sedangkan bunga tinggi, maka akan
sulit bagi seseorang untuk membeli rumah. Karenanya hanya ada sedikit
rumah yang dibangun dan lapangan kerja pun menyempit. Sebaliknya jika
uang beredar banyak dan bunga bank rendah. Maka akan mudah bagi
seseorang untuk membeli rumah maka, permintaan rumah juga akan
meningkat dan akan terbuka kesempatan kerja baru.
Lembaga keuangan meminjam uang pada Bank Indonesia tidak hanya
dalam masalah pinjaman atau investasi. Mereka juga bisa meminjam uang
pada saat terjadi penarikan uang besar-besaran seperti yang pernah terjadi di
indonesia pada tahun 1998.

7
2.4 Peran dan Dampak Kebijakan Moneter yang Dilakukan Indonesia
Kebijakan moneter yang dilakukan Indonesia dan dampaknya terhadap
Perekonomian Indonesia. Dalam sistem nilai tukar bebas dan perfect capital
mobility, kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan kebijakan fiskal dalam
upaya mencapai keseimbangan dan stabilitas makro ekonomi. Kebijakan moneter
lebih berperan dalam menstimulasi pemulihan ekonomi. Kebijakan moneter yang
efektif menjanjikan tercapainya inflasi yang rendah,stabilitas nilai tukar,dan suku
bunga.
Salah satu dampak dari kapitalisme yakni uang berfluktuasi tak terkontrol tanpa
ada standar acuan yang baku. Konsep uang yang semula digunakan sebagai:

1. alat pertukaran atau media pembayaran


2. alat untuk menyimpan nilai
3. alat satuan hitung
4. juga dipakai sebagai alat spekulasi.

Ketika uang diperdagangkan di pasar valuta asing nilainya akan terus


berfluktuasi mengikuti harga pasar (supply and demand). Berdasarkan realita,
kurs pertukaran uang sesungguhnya dengan fiat money, dimana uang dijadikan
komoditas perdagangan amat sangat merugikan individu maupun tatanan
masyarakat. Sebagai contoh jumlah hutang luar negeri Indonesia yang semula
US$ 102 Milyar hanya dalam waktu satu tahun naik lima kali lipat menjadi US$
510 Milyar, akibatnya dana yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk
mensejahterakan kehidupan rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945, sebagian
besar disedot untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Untuk menutup
defisit APBN kembali pemerintah harus mengandalkan hutang sebagai sumber
pendanaan.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kebijakan Moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa


moeneter (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan
kredit, yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang
beredar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang


diharapkan dapat membuka peluang Kesempatan Kerja, Kestabilan harga,
Neraca Pembayaran Internasional.

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen


kebijakan moneter, yaitu antara lain : Operasi Pasar Terbuka, Fasilitas Diskonto,
Rasio Cadangan Wajib, Himbauan Moral, Kredit selektif, Politik sanering.

Peran diterapkannya Kebijakan moneter di Indonesia yang lebih efektif


menjanjikan tercapainya inflasi yang rendah,stabilitas nilai tukar,dan suku bunga.
Salah satu dampak dari kapitalisme yakni uang berfluktuasi tak terkontrol tanpa
ada standar acuan yang baku. Konsep uang yang semula digunakan sebagai:

9
1. alat pertukaran atau media pembayaran
2. alat untuk menyimpan nilai
3. alat satuan hitung
4. juga dipakai sebagai alat spekulasi

3.2 Saran
Berdasarkan kajian mengenai kebijakan moneter, dari segi kapasitas dan
kualitas dari tiap-tiap komponen kebijakan yang ada di Indonesia sudah sangat
baik. Namun, progresif atau tidak kebijakan itu tergantung pada pengguna di
bidang sektor perbankan atau realita yang sudah dilakukan di Indonesia.
Kebanyakan teori memang dapat dianggap sebagai acuan kita. Tapi, hal
ketidaksiplinan pengguna dalam menerapkan teori tersebut yang menyebabkan
menjadi sia-sia. Oleh karena itu di samping teri yang dibuat harus memiliki
kualitas yang baik, jika hal itu sudah terlaksana dengan baik pengguna dalam
bidang perbankan dapat merasakan dampak baik yang akan ditimbulkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S. (2000). Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia. Jakarta: PT.


Gramedia.
Penerapan di Indonesia. (1998). Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan ,
Volume 1.
Solikin, P. W. (2003). Kebiajkan Moneter di Indonesia. Jakarta : Pusat pendidkan
dan Studi Kebanksentralan .

11

Anda mungkin juga menyukai