Anda di halaman 1dari 47

Hubungan Penggunaan High Heels Terhadap Kejadian

Low Back Pain pada Sales Promotion Girl di


Matahari Departemen Store Manado

Proposal Skripsi
Diajukan guna memenuhi persyaratan
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Disusun oleh:

Boling, Kathleen Sharon


NIM: 106011610078

UNIVERSITAS KLABAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
JANUARI, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

kasih sayang-Nya peneliti dapat menyusun proposal dengan judul: “Hubungan

Penggunaan Sepatu High Heels Terhadap Kejadian Low Back Pain pada Sales Promotion

Girl di Matahari Departemen Store Manado”. Proposal ini dimaksudkan untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat.

Peneliti juga ingin menyapaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah

memberikan bantuan baik dalam bentuk saran, motivasi, semangat, dan doa, dan bantuan

finansial, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal tepat pada waktunya. Melalui

kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Lovely G Sepang, BSN., M.K.M sebagai dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Klabat yang telah memberikan surat izin untuk pengumpulan

data awal dan memberikan izin untuk sidang proposal.

2. Ailine Yoan Sanger, BSN., MSN, sebagai ketua program studi Fakultas

Keperawatan Universitas Klabat yang telah membantu dalam kelas skripsi

3. Andreas Rantepadang sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, motivasi, semangat dan pengertian dalam membimbing.

4. Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.kes, sebagai ahli statistik yang

membantu dalam pemilihan rumus

5. Kepada pihak Matahari Departemen Store yang telah memberikan izin

dalam pengambilan data awal

i
ii

6. Kepada orang tua Bapak Alfred Edison Boling, Ibu Rismiati Muloke dan

kakak Arline Sheryl Boling serta adik Ariel Kenneth Dale Boling dan

Angely Margareth Boling yang sudah memberikan dukungan emosional

maupun finansial pada pembuatan proposal.

7. Kepada sahabat-sahabat Tesalonika Pinontoan, Paloma Ayorbaba,

Patriceni Padati, Kenly Muaja, Emylia Linggar, Ricky Risakotta, Oeilie

Gara, Friskila Medelin, Monika Blinkon, Richard Tololiu, Rivaldo Jeremy

yang sudah memberikan dukungan emosional dan sudah membantu dalam

penyusunan dan pengeditan.

Dalam menulis proposal ini peneliti mengakui masih banyak kekurangan

yang perlu diperbaiki, oleh kare itu apabila terdapat kesalahan dalam

penulisan ini, peneliti mengharapkan saran dan kritik dalam

penyempurnaan penulisan dikemudian hari. Tuhan Yesus Memberkati.

Airmadidi, Februari 2019

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Pernyataan Masalah Penelitian...............................................................................................4
Tujuan Penelitian...................................................................................................................4
Kegunaan Penelitian...............................................................................................................4
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian..................................................................................6

Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan Dalam Penelitian......................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................8


Low Back Pain.......................................................................................................................8
Sepatu High Heels................................................................................................................15
Sales Promotion Girl (SPG).................................................................................................16
Kerangka Konseptual...........................................................................................................17

Hipotesis..............................................................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................................18


Desain Penelitian..................................................................................................................18
Analisa Data.........................................................................................................................18
Populasi dan Sampel............................................................................................................19
Instrumen Penelitian.............................................................................................................20
Proses Pengumpulan Data....................................................................................................21
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................................21

Pertimbangan Etika dalam Penelitian...................................................................................21

iii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................23

Daftar Gambar

Gambar 1 Bagian-Bagian Vertebra..........................................................................9


Gambar 2. Anatomi Kolumna Vertebra.................................................................10
Gambar 3 Stiletto...................................................................................................19
Gambar 4 Pump.....................................................................................................19
Gambar 5 Platform.................................................................................................20
Gambar 6 Wedge....................................................................................................20
Gambar 7 Kitten Heel............................................................................................21
Gambar 8 Peep Toe................................................................................................21
Gambar 9 Mules.....................................................................................................22
Gambar 10 Kerangka Konseptual..........................................................................22

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Low back pain adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah,

diantara sudut iga paling bawah sampai sacrum dan merupakan jenis nyeri yang

paling sering dijumpai pada pekerja [ CITATION Pan \l 1033 ]. Menurut Hoy, et al.,

(2014) dari 291 penyakit yang diteliti, low back pain merupakan salah satu

penyebab terbesar kecacatan dan ketidakmampuan untuk bekerja, yang diukur

melalui years lived with disability (YLD). Berdasarkan informasi dari Institute for

Health Metrics and Evaluation pada tahun 2010, low back pain menduduki

peringkat ketujuh penyebab ketidakmampuan untuk bekerja didunia dan

mengalami peningkatan pada tahun 2017 menjadi peringkat kedua [CITATION Ins17

\l 1057 ]. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2019) 26%

pekerja dewasa mengalami low back pain.

Di Amerika Serikat, pada tahun 2012, 25,5 juta orang kehilangan rata-rata

11,4 hari kerja karena low back pain [ CITATION Cen12 \l 1057 ]. Pada tahun 2016,

hampir 18 juta orang dewasa (6% dari populasi) dilaporkan tidak mampu

melakukan kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berdiri dari tempat duduk, dan

pergi ke kamar mandi akibat masalah muskuloskeletal salah satunya low back

pain [ CITATION Bon16 \l 1057 ]. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI (2013) memperkirakan prevalensi penyakit

1
2

muskuloskeletal di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis oleh tenaga

kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%. Khusus

untuk low back pain, prevalensi pada tahun 2018 sebesar 18% [ CITATION Kem \l

1033 ]. Di Manado sendiri, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Poliklinik

Saraf RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado didapati dari 1 Januari 2014 hingga

31 Desember 2014, pasien yang mengunjungi poliklinik saraf dengan keluhan

nyeri nosiseptif sebanyak 41.9%, dan sebagian besar dari keluhan nyeri nosiseotif

tersebut adalah low back pain [ CITATION Tan16 \l 1033 ]. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang telah dilakukan di Matahari Department Store yang ada di

Manado tepatnya di Manado Town Square Mall pada Kamis 6 Februari 2020,

didapati dari 15 sales promotion girl, 10 diantaranya mengeluh merasakan low

back pain.

Beberapa penyebab low back pain antara lain sikap duduk saat kerja yang

kurang baik seperti duduk tidak tegap saat menggunakan komputer, posisi tangan

yang kurang baik saat mengetik, duduk tanpa sandaran, posisi kaki menekuk,

leher dan punggung terlalu condong kedepan, menggunakan tas punggung dengan

berat melebihi 15%-20% dari total berat badan, posisi kerja yang statis dalam

jangka waktu yang panjang sehingga kurang gerak seperti lama duduk, beban

kerja fisik seperti mengangkat benda-benda yang berat dan sebagainya serta

penggunaan sepatu high heels. ([ CITATION Zam14 \l 1033 ], [ CITATION Sep19 \l

1033 ], [ CITATION AZR19 \l 1033 ], [ CITATION Ast19 \l 1033 ], [ CITATION Kar19 \l

1033 ], [ CITATION Afz17 \l 1033 ]).

Sepatu high heels adalah sepatu yang biasanya digunakan oleh wanita

dimana bagian tumit lebih tinggi dari kaki bagian depan [ CITATION Cam20 \l 1033 ].
3

Sepatu ini menonjolkan betis pengguna, menyebabkan perubahan postur, serta

membuat gaya berjalan pengguna terlihat lebih menarik [ CITATION Wul16 \l 1033 ].

Untuk memenuhi kebutuhan fashion dan mendapat keuntungan terlihat lebih

tinggi, generasi muda mayoritas perempuan banyak menggunakan sepatu high

heels [ CITATION Pan \l 1033 ]. Penggunaan sepatu high heels pada zaman sekarang

ini berkaitan erat dengan pekerjaan, seperti pada sales promotion girl (SPG) yang

banyak dijumpai di pusat perbelanjaan salah satunya di Matahari Departemen

Store. SPG dituntut harus berpenampilan menarik agar dapat menarik perhatian

konsumen [ CITATION Akb20 \l 1033 ].

Menurut Nadeem, et al., (2018) sepatu ini berbahaya untuk tulang

belakang karena meningkatkan reaksi pijakan kaki serta aktivitas kelistrikan otot

penyangga tulang belakang, mengubah keselarasan tulang belakang, mengganggu

efisiensi otot dalam berjalan, sehingga terjadi perubahan postur yaitu tubuh

tampak lebih berlekuk, menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan pada otot

punggung bagian bawah. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan

nucleus pulposus pada intervertebral disc menjulur keluar dan menekan syaraf-

syaraf tulang belakang [ CITATION Dey16 \l 1033 ].

Penelitian yang dilakukan oleh ALSerhany & ALAnazi (2015)

menemukan kejadian low back pain dan ketidakmampuan untuk bekerja lebih

banyak terjadi pada wanita yang menggunakan sepatu high heels dibandingkan

dengan wanita yang menggunakan sepatu flat. Lebih jelas lagi penelitian dari

ALSerhany & ALAnazi ini menyatakan ada hubungan yang positif antara

penggunaan sepatu high heels dalam jangka waktu yang lama dengan keparahan

low back pain sehingga meningkatkan resiko ketidakmampuan bekerja. Penelitian


4

lain yang dilakukan oleh Kumar, Prasanna, Sundar, & Venkatesan (2015)

mendapati dari 100 sukarelawan wanita, yang menggunakan sepatu high heels, 56

menderita sakit punggung, dan banyak yang mengalami keluhan nyeri tumit dan

nyeri punggung. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Bahrizal &

Meiyanti (2017) di salah satu department store di Cengkareng, Jakarta Barat,

mayoritas (68%) pramuniaga berusia antara 20-25 tahun dengan status gizi normal

dan menggunakan sepatu high heels dengan tinggi lima sampai tujuh sentimeter

serta penggunaan lebih dari satu tahun mengeluhkan low back pain.

Virginia Henderson dalam teori keperawatannya yaitu 14 kebutuhan dasar

manusia menyatakan salah satu diantaranya ialah kebutuhan bergerak dan dapat

mempertahankan postur tubuh dengan baik [ CITATION All14 \l 1033 ]. Yang

menjadi fokus penilaian pada penelitian ini adalah bagaimana peran perawat

mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan dari penggunaan sepatu high heels

terhadap mempertahankan postur tubuh yang baik yang merupakan kebutuhan

dasar manusia.

Dari latar belakang masalah yang didapat, maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul “Hubungan Penggunaan High Heels Terhadap Kejadian Low

Back Pain pada Sales Promotion Girl di Matahari Departemen Store Manado”.

Pernyataan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang

dapat diambil adalah :


5

1. Bagaimana gambaran kejadian low back pain pada sales promotion girls

di Matahari Department Store di Manado?

2. Bagaimana gambaran penggunaan sepatu high heels pada sales promotion

girls di Matahari Department Store di Manado?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan penggunaan high heels dengan

kejadian low back pain pada sales promotion girls di Matahari Department

Store di Manado?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan

sepatu high heels terhadap kejadian low back pain pada sales promotion girl di

Matahari Departemen Store Manado.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian terbagi dua, yaitu secara teoritis (bagi praktek

keperawatan dan bagi fakultas keperawatan Universitas Klabat) dan secara

praktikal (bagi masyarakat, bagi Matahari Departemen Store dan peneliti).

Teori

Praktek Keperawatan

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pencegahan kepada

para pengguna sepatu high heels lewat pemahaman akibat buruk yang dapat

ditimbulkan pada postur tubuh oleh penggunaan sepatu tersebut.


6

Fakultas Keperawatan Universitas Klabat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa keperawatan

Universitas Klabat dalam pemahaman tentang penggunaan sepatu high heels dan

dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya ilmu pengetahuan mengenai

low back pain juga dapat dipertimbangkan untuk menjadi materi pelajaran dalam

mata kuliah medical surgical Patient Safety and Occupational Health

(Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan).

Praktikal

Masyarakat

Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya yang berprofesi

sebagai sales promotion girl untuk dapat mengerti bagaimana penggunaan sepatu

high heels dapat berdampak buruk bagi kesehatan tulang belakang agar dapat

mencegah terjadinya low back pain.

Matahari Departement Store

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Matahari

Department Store dan bahan pertimbangan dalam kebijakan penggunaan sepatu

high heels bagi para sales promotion girls saat bekerja.


7

Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan informasi

mengenai akibat penggunaan sepatu high heels dengan kejadian low back pain

dan dapat memenuhi tuntutan tugas akhir perkuliahan yaitu skripsi.

Cakupan dan Batasan dalam Penelitian

Cakupan dalam penelitian ini adalah sales promotion girl di Matahari

Departement Store yang bersedia ikut serta dalam penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yang dinyatakan melaui informed consent, yang menggunakan sepatu

high heels dengan tinggi lima sentimeter keatas dan penggunaan selama lebih dari

satu tahun. Yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sales promotion girl

di Matahari Departement Store yang tidak hadir atau cuti pada saat penelitian

dilakukan dan yang tidak menggunakan sepatu high heels serta yang tidak

menandatangani informed consent.


8

Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan Dalam Penelitian

Sepatu High Heels

Sepatu high heels dalam penelitian ini merupakan sepatu yang bagian

tumitnya lebih tinggi dari bagian telapak kaki dan jari-jari kaki lebih khusus lagi,

tinggi tumit yaitu lima sentimeter keatas.

Low Back Pain

Low back pain dalam penelitian ini merupakan nyeri yang terasa diantara

sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal dengan

tanda-tanda nyeri seperti sensasi terbakar, tertusuk atau nyeri tumpul serta kaki

dan otot terasa tegang.

Sales Promotion Girls

Sales promotion girls dalam penelitian ini merupakan wanita-wanita

pekerja yang bekerja sebagai promoter suatu produk yang menggunakan sepatu

high heels yang bekerja di Matahari Department Store di Manado.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka pada penelitian ini akan membahas tentang variable

independent dan variable dependen. Low back pain, sepatu high heels akan

diuraikan pada kerangka konsep.

Anatomi Vertebra

Kolumna vertebralis yang disebut juga tulang belakang terdiri dari urutan

vertebra yang masing-masing terpisah dan diantarai oleh intervertebral disk.

Bersama-sama, vertebra dan intervertebral disk membentuk kolom vertebra yang

fleksibel. Kolom fleksibel inilah yang menopang kepala, leher, dan tubuh dan

memungkinkan gerakan mereka. Ini juga melindungi saraf-saraf, yang melewati

punggung melalui lubang terowongan di tulang belakang. Disetiap sisi tulang

belakang, ada saluran tulang kecil yang disebut neural foramen dimana saraf

tulang belakang keluar melalui saluran tulang kecil tersebut [ CITATION Bet17 \l

Gambar 1 Bagian-Bagian Vertebra

1033 ].

9
10

Kolumna vertebra terdiri dari 26 tulang yang terbagi menjadi 5 bagian,

yaitu servikal, toraks, lumbal, sacrum dan coccyx. Tujuh tulang pertama adalah

tulang servikal, 12 tulang selanjutnya adalah toraks, lima tulang selanjutnya

adalah lumbal, terskhir adalah sacrum coccyx [ CITATION Wau14 \l 1033 ].

Gambar 2. Anatomi Kolumna Vertebra [ CITATION Bet17 \l 1057 ]


11

Low Back Pain

Definisi

Low back pain adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah,

dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya [ CITATION

Del12 \l 1033 ]. Menurut Duthey (2013) nyeri punggung bawah didefinisikan

sebagai nyeri dan ketidaknyamanan di bawah batas kosta dan di atas lipatan

glutealis inferior, dengan atau tanpa nyeri yang mengarah ke kaki. Sedangkan

menurut Chou (2011) nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri, ketegangan otot,

atau kekakuan yang terlokalisasi di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis

inferior, dengan atau tanpa linu panggul. Nyeri punggung bawah yang tidak

spesifik adalah nyeri yang tidak dikaitkan dengan patologi yang dapat dikenali

misalnya infeksi, tumor, osteoporosis, artritis reumatoid, fraktur, peradangan

[ CITATION Béa13 \l 1033 ].

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari low back pain adalah terasa diantara sudut iga

terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal [ CITATION Del12 \l

1033 ] Lebih khusus untuk karakteristik nyeri yang dirasakan yaitu nyeri dengan

sensasi terbakar, tertusuk-tusuk, nyeri tumpul, serta kaki dan otot terasa tegang,

nyeri bisa saja muncul tiba-tiba bisa juga muncul secara bertahap [ CITATION Béa13

\l 1033 ]. Lebih lanjut lagi jika nyeri tidak diidentifikasi dengan cepat untuk

mendapatkan penanganan, nyeri yang timbul akan disertai nyeri radiculopathy


12

dan sciatica yang merupakan tanda apabila gangguan yang terjadi sudah

mempengaruhi saraf-saraf. Radiculopathy merupakan nyeri akibat terjadi

kerusakan pada akar saraf di sekitar area tulang bagian cervical [ CITATION Kem \l

1033 ]. Sciatica adalah nyeri yang timbul akibat adanya tekanan pada saraf sciatica

dan nyeri menjalar sampai ke pantat, dibagian belakang paha, ke betis dan kaki

[ CITATION Min19 \l 1033 ] Gejala lainnya juga adalah kejang otot paravertebral

(tonus otot-otot postural belakang sangat meningkat), dan ketidakmampuan untuk

berdiri tegak serta hilangnya lekukan normal lumbar dan kemungkinan terjadi

kelainan bentuk tulang belakang [ CITATION Wil10 \l 1033 ].

Penyebab

Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh salah satu dari banyak

masalah muskuloskeletal, termasuk strain lumbosakral akut, ligamen lumbosakral

yang tidak stabil dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang

belakang, masalah diskus intervertebralis [ CITATION Wil10 \l 1057 ]. Beberapa

penyebab low back pain antara lain sikap duduk saat kerja yang kurang baik

seperti duduk tidak tegap saat menggunakan komputer, posisi tangan yang kurang

baik saat mengetik, duduk tanpa sandaran, posisi kaki menekuk, leher dan

punggung terlalu condong kedepan, menggunakan tas punggung dengan berat

melebihi 15%-20% dari total berat badan, posisi kerja yang statis dalam jangka

waktu yang panjang sehingga kurang gerak seperti lama duduk, beban kerja fisik

seperti mengangkat benda-benda yang berat dan sebagainya serta penggunaan

sepatu high heels. ([ CITATION Zam14 \l 1033 ], [ CITATION Afz17 \l 1033 ], [ CITATION

Sep19 \l 1033 ], [ CITATION AZR19 \l 1033 ], [ CITATION Ast19 \l 1033 ], [ CITATION


13

Kar19 \l 1033 ]). Sehubungan dengan masalah postural, menurut Afzal & Manzoor

(2017) penggunaan yang berkepanjangan dari sepatu high heels meningkatkan

peluang terjadinya low back pain.

Pathofisiologi

Ketika menggunakan sepatu high heels, postur alami pengguna berubah,

punggung bagian bawah menjadi lebih berlekuk, kaki terlihat lebih panjang, paha

dan lutut terdorong kedepan. Sepatu high heels membuat tubuh lebih condong

kedepan, sementara tulang punggung dan otot-otot betis berusaha

mempertahankan keseimbangan tubuh. Penggunaan berulang dalam jangka waktu

yang lama dari sepatu ini mengakibatkan beban tekanan yang berlebihan pada

tulang punggung khususnya lumbal serta spasme otot-otot punggung dan betis.

Kondisi inilah yang meningkatkan resiko terjadinya low back pain.

Klasifikasi Low Back Pain

Low back pain akut. Low back pain akut adalah nyeri yang dirasakan hingga

enam minggu [ CITATION Wau14 \l 1057 ]. Fase akut awal yaitu nyeri yang muncul

kurang dari dua minggu dan fase akut akhir yaitu nyeri yang muncul dua hingga

enam minggu. Low back pain dapat terjadi secara berulang. Jika terjadi kembali

setelah pemulihan total, ini dianggap akut berulang [ CITATION Bet17 \l 1057 ].
14

Low back pain subakut. Low back pain subakut merupakan nyeri dengan

durasi lebih dari enam minggu tetapi tidak lebih dari 12 minggu [ CITATION

Béa13 \l 1033 ].

Low back pain kronis. Low back pain kronis adalah nyeri yang dirasakan lebih

dari 12 minggu. Low back pain kronis memberi pengaruh yang cukup signifikan

pada fungsi atau kualitas hidup [ CITATION Wil10 \l 1057 ].

Faktor Resiko Low Back Pain

Adapun faktor risiko terjadinya low back pain dapat dibedakan menjadi

dua faktor, yaitu faktor individu dan faktor pekerjaan.

Faktor individu. Berdasarkan faktor individu antara lain:

a). Usia. Seiring bertambahnya usia, hilangnya kekuatan tulang akibat

osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, dan pada saat yang sama elastisitas

otot dan tonus berkurang. Cakram intervertebralis mulai kehilangan cairan dan

fleksibilitas seiring bertambahnya usia, yang mengurangi kemampuannya untuk

melindungi tulang belakang. Risiko stenosis spinal juga meningkat dengan

bertambahnya usia [ CITATION Fau151 \l 1033 ].

b). Indeks Massa Tubuh (IMT). Kelebihan berat badan, obesitas, atau

bertambahnya berat badan dengan cepat dapat membuat stres pada punggung dan

menyebabkan nyeri punggung bawah [ CITATION Alh15 \l 1033 ].

c). Jenis kelamin. Prevalensi low back pain yang lebih tinggi pada anak

perempuan usia sekolah daripada anak laki-laki usia sekolah kemungkinan karena

faktor psikologis, fluktuasi hormon wanita, dan menstruasi. Dibandingkan dengan


15

subyek muda dan paruh baya, prevalensi low back pain lebih lanjut pada

perempuan dibandingkan laki-laki tercatat setelah usia menopause [ CITATION

YìX16 \l 1033 ].

d). Merokok. Nikotin, melalui efek rangsangannya, mengubah persepsi dan

ambang rasa sakit serta meningkatkan pelaporan nyeri. Dengan demikian, paparan

nikotin yang lebih besar dapat meningkatkan persepsi nyeri. Merokok juga

meningkatkan tingkat sirkulasi sitokin pro-inflamasi, yang memberi signal ke

sistem saraf pusat sehingga menyebabkan perluasan rasa nyeri. Merokok juga

meningkatkan peradangan yang bisa saja terjadi di punggung bagian bawah

[ CITATION Gre16 \l 1033 ].

e). Kehamilan. Kehamilan umumnya disertai dengan nyeri punggung bawah,

yang merupakan hasil dari perubahan panggul dan perubahan beban berat. Gejala

punggung hampir selalu sembuh setelah melahirkan [ CITATION Man19 \l 1033 ].

f). Genetik Faktor-faktor risiko utama yang dilaporkan dari kejadian low back

pain parah yang menyebabkan kelumpuhan pada wanita Inggris antara lain tingkat

lumbal disc degeneration (LDD) yang ditaksir melalui MRI, juga kelebihan berat

badan dan heritabilitas genetic [CITATION GLi11 \l 1033 ].

g). Kesehatan mental. Beberapa faktor risiko psikososial independen seperti

depresi, tekanan psikologis, strategi koping pasif dan keyakinan penghindaran

ketakutan terbukti memiliki hubungan dengan kejadian low back pain [ CITATION

Ram10 \l 1033 ].
16

h). Sepatu high heels. Penggunaan sepatu ini mengubah keselarasan tulang

belakang, mengganggu efisiensi otot dalam berjalan, sehingga terjadi perubahan

postur yaitu tubuh tampak lebih berlekuk, menyebabkan ketidaknyamanan dan

kelelahan pada otot punggung bagian bawah. Penggunaan jangka panjang

mengakibatkan nucleus pulposus pada intervertebral disc menjulur keluar dan

menekan syaraf-syaraf tulang belakang [ CITATION Nad18 \l 1033 ].

Faktor pekerjaan. Memiliki pekerjaan yang membutuhkan pengangkatan,

mendorong, atau menarik yang berat, khususnya yang menggerakkan tulang

belakang seperti memutarbalikkan badan dapat menyebabkan cedera dan sakit

punggung. Pekerjaan yang tidak aktif atau pekerjaan di atas meja juga dapat

menyebabkan rasa sakit terutama jika anda duduk dengan postur yang buruk atau

duduk di kursi dengan dukungan punggung yang tidak memadai.sepanjang hari.

Juga ketidakseimbangan hubungan antara keluarga dan pekerjaan, paparan

lingkungan kerja yang tidak bersahabat, ketidakamanan kerja, jam kerja yang

panjang dan kelompok pekerjaan tertentu meningkatkan resiko terjadinya low

back pain [ CITATION Yan16 \l 1033 ].

Pemeriksaan Low Back Pain

Karena penyebab low back pain dapat diidentifikasi dari penyebaran nyeri,

ketidakmampuan fungsional, dan beberapa tanda klinis, jadi pemeriksaannya

dumulai dengan mengkaji hal-hal tersebut, kemudian diikuti dengan pemeriksaan

radiologi seperti MRI (magnetic resonace imaging), radionuclide scanning, CT


17

scan atau radiografi untuk mengetahui apakah penyebab low back pain merupakan

penyebab yang serius seperti infeksi, tumor atau fraktur [ CITATION Béa13 \l 1033 ].

Pada penelitian ini analisis keluhan low back pain akan diukur menggunakan

instrument Visual Analogue Scale (VAS) yang merupakan alat ukur sederhana

untuk mengukur intensitas nyeri secara subjektif.

VAS memiliki skala nyeri yang terdiri dari garis horizontal dengan

panjang 10 sentimeter. Garis ini merepresentasikan gambaran intensitas nyeri

yang dirasakan oleh pasien. Skala VAS dimulai dari skala 0 dengan tanda ”tidak

ada rasa nyeri” hingga skor 10 dengan tanda “rasa nyeri yang sangat parah”. VAS

ditandai sendiri oleh penderita dengan menempatkan garis tegak lurus pada garis

VAS tepat di titik yang mewakili intensitas nyeri yang dirasakan. Interpretasi

skoring VAS adalah: tidak ada nyeri (0-4 milimeter), nyeri ringan (5-44

milimeter), nyeri sedang (45-74 milimeter) dan nyeri parah (75-100 milimeter)

[CITATION Haw11 \l 1033 ].

Gambar 3 Visual Analogue Scale [CITATION Haw11 \l 1057 ]


18

Sepatu High Heels

Definisi

Sepatu high heels adalah sepatu yang biasanya digunakan oleh wanita

dimana bagian tumit lebih tinggi dari kaki bagian depan [ CITATION Cam20 \l 1033 ].

Menurut Barnish, Morgan, & Barnish, (2018) sepatu hak tinggi (high heels)

adalah bentuk alas kaki yang menaikkan tumit kaki pemakainya secara substansial

di atas tingkat jari kaki, membuat pemakainya lebih tinggi.

Efek Sepatu Hak Tinggi

Menurut [ CITATION Ter16 \l 1033 ] efek penggunaan sepatu high heels

yaitu:

nyeri pada kaki [ CITATION Bar16 \l 1033 ], tekanan berlebih pada kaki [ CITATION

Hap14 \l 1057 ], penurunan keseimbangan [ CITATION Jon18 \l 1033 ], perubahan

postur [ CITATION Tit15 \l 1033 ], meningkatkan resiko terjadinya keseleo [ CITATION

Cro20 \l 1033 ], menambah beban lutut sehingga meningkatkan resiko terjadinya

osteoartritis [ CITATION Tit15 \l 1057 ], meningkatnya kerja otot-otot betis, sendi dan

tulang belakang khususnya lumbal menyebabkan low back pain [ CITATION Afz17 \l

1057 ].

Jenis-Jenis Sepatu High Heels

Stiletto. Sepatu high heels stiletto adalah sepatu yang tipis, dengan tumit yang

tinggi dan cenderung runcing, bagian depannya lebih sempit dari pada bagian

tumit [ CITATION Mer20 \l 1057 ]. Sepatu ini merupakan salah satu gaya high heels
19

paling klasik dan populer, dengan nama awal yaitu belati stiletto, dan model

sepatu ini populer pada tahun 1930-an. [ CITATION Cor19 \l 1057 ].

Gambar 4 Stiletto [ CITATION Jes19 \l 1057 ]

Pump. Sepatu high heels pump biasanya memiliki hak yang lebih rendah

dibandingkan dengan stiletto dengan tipe hak yang tidak tajam. Umumnya bagian

ujung hak sepatu jenis ini lebih lebar. Biasanya sepatu ini dipakai dalam suasana

formal [ CITATION Les15 \l 1057 ]

Gambar 5 Pump [ CITATION Vea20 \l 1057 ]


20

Platform. Platform adalah sepatu dengan sol yang sangat tebal yang

mengangkat kaki dari tanah lebih tinggi dari biasanya [CITATION Cam \l 1057 ].

Gambar 6 Platform [ CITATION Cha201 \l 1057 ]

Wedge. Wedge adalah sepatu high heels dengan sol tebal pada bagian tumit,

bentuknya seperti irisan biasanya berbahan karet. Desain ini populer di zaman

Yunani kuno yang kemudian dipopulerkan oleh Salvatore Ferragamo ke pasar

Italia pada akhir 1930-an [ CITATION Edu20 \l 1057 ].

Gambar 7 Wedge [ CITATION Cor19 \l 1057 ]


21

Kitten Heel. Kitten heel merupakan sepatu high heels semacam stiletto namun

bagian tumit lebih rendah [ CITATION Col20 \l 1057 ].

Gambar 8 Kitten Heel [ CITATION Cha20 \l 1057 ]

Peep Toe. Sepatu peep toe merupakan sepatu high heels dengan ciri khas

dimana jari-jari kaki pemakai dapat terlihat. Desain ini biasanya digabungkan

dengan desain lain seperti stiletto, wedge, atau platform [ CITATION Bes19 \l

1057 ].

Gambar 9 Peep Toe [ CITATION Vea20 \l 1057 ]

Mules. Mules adalah jenis sepatu high heels yang desainnya terbuka dibagian

tumit seperti bedroom slipper dan hanya menutupi bagian jari-jari kaki hingga

punggung kaki. Desain sepatu mules dengan ditambahkan hak baru muncul tahun
22

1970-an meskipun model mules ini sudah ada sejak lama [ CITATION Kum19 \l

1057 ].

Gambar 10 Mules [ CITATION JoM20 \l 1057 ]

Untuk menunjang penampilan saat bekerja, sales promotion girl dituntut

untuk menggunakan sepatu high heels dan sepatu yang pada umumnya digunakan

oleh mereka adalah sepatu high heels model pump [ CITATION Age16 \l 1057 ].

Kerangka Konseptual

Penggunaan sepatu high heels saat bekerja merupakan salah satu cara bagi

sales promotion girl untuk membuat diri terlihat lebih menarik bagi konsumen.

Namun penggunaan sepatu ini dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan

masalah-masalah kesehatan salah satunya bagi sistem muskuloskeletal yaitu low

back pain mengakibatkan sulit mempertahankan postur tubuh yang baik dan

menurunkan efisiensi kerja penggunanya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen yaitu

sepatu high heels dan variabel dependen yaitu low back pain. Berdasarkan

tinjauan dan landasan teori yang diuraikan, kerangka konseptual yang dapat

disimpulkan pada gambar 10 :

Variabel Independen Variabel Dependen

Sepatu High Heels Low Back Pain


23

Gambar 11 Kerangka Konseptual

Hipotesis

H0: Ada hubungan yang signifikan antara penggunaan sepatu high heels dengan

kejadian low back pain pada sales promotion girl (SPG) di Matahari

Department Store Manado


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi desain penelitian dan

penggunaan statistik dalam proses analisa data, populasi dan sampel, instrumen

penelitian, proses pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, dan

pertimbangan etika dalam penelitian.

Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan penuntun dalam melakukan proses penelitian

diantaranya dalam menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel,

pengumpulan data serta analisa data. Penelitian ini menggunakan desain

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah

penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relative pendek

dan tempat tertentu. Cara pengambil data variabel independen dan dependen

dilakukan sekali waktu secara bersamaan [ CITATION Don17 \l 1057 ].

Analisa Data

24
25

Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia,

kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian [ CITATION Nur13 \l 1057 ].

Proses analisis data dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah

dalam penelitian. Analisis data bertujuan untuk menarik kesimpulan tentang

karekteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh sampel dan untuk

mendeskripsikan data. Proses pengambilan kesimpulan melalui pendugaan atau

pengujian hipotesis [ CITATION Don17 \l 1057 ].

Untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua yaitu bagaimana

gambaran penggunaan sepatu high heels dan kejadian low back pain pada sales

promotion girl digunakan rumus frekuensi dan presentase.

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga yaitu mengetahui apakah ada

hubungan antara penggunaan sepatu high heels dengan kejadian low back pain

pada sales promotion girl, jika distribusi data normal digunakan rumus Pearson

Correlation dan jika distribusi data tidak normal, digunakan rumus Spearman

Correlation.

Menurut Sugiyono (2011) kriteria untuk interpretasi mengenai derajat atau

kekuatan hubungan antara dua variabel yang diberikan, dilihat pada tabel 1

Tabel 1.
Tabel Korelasi
Nilai Hubungan Korelasi
0,00 – 0,199 Hubungan sangat rendah
0,20 – 0,399 Hubungan rendah
0,40 – 0,599 Hubungan sedang
0,60 – 0,799 Hubungan kuat
26

0,80 – 1,000 Hubungan sngat kuat

Populasi dan Sampel

Populasi adalah obyek yang mempunyai karakteristik beserta kualitas

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti[CITATION Sug \l 14345 ]. Populasi dalam

penelitian ini adalah sales promotion girl di Matahari Department Store Manado

Sampel adalah sebagian dari total atau sebagian dari populasi atau bagian

kecil yang diambil dari populasi[CITATION Sor15 \l 14345 ]. Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Puposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan keinginan peneliti [CITATION Nur13 \t \l 14345 ].

Populasi pada penelitian ini adalah semua sales promotion girl (SPG) yang

memakai sepatu hak tinggi. Metode sampling yang digunakan adalah metode

consecutive sampling. Rumus sampel yang digunakan adalah rumus slovin.

Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatan pengumpulan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

mempermudah peneliti. Pembuatan instrumen harus mengacu pada variabel

peneliti, definisi operasional dan skala pengukuran (Sujarweni, 2014). Instrumen

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi penggunaan sepatu

high heels dan lama keluhan low back pain serta skala nyeri VAS.
27

Proses Pengumpulan Data

Proses pengumumpulan data dimulai dengan : a) Peneliti menyiapkan

surat izin penelitian. Surat izin tersebut diperoleh dari dekan fakultas keperawatan

Universitas Klabat, kemudian diberikan kepada wakil rektor 1 Universitas Klabat

Airmadidi Minahasa Utara, b) Setelah ijin diberikan oleh wakil rektor 1

Universitas Klabat, peneliti mengambil data populasi sales promotion girl.

Setelah mendapatkan data, peneliti menentukan jumlah sampel, c) Responden

diberikan informasi dan petunjuk mengenai penelitian. Apabila di setujui peneliti

memberikan kuesioner untuk diisi responden, d) setelah data terkumpul peneliti

melakukan editing, cooding, scoring, tabulating dengan uji korelasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dilakukan penelitian ini bertempat di Matahari Department Store di

Manado. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu kurang lebih 60 menit, disesuaikan

dengan situasi.

Pertimbangan Etika dalam Penelitian


28

Penelitian ini dilakukan dengan memeperhatikan prinsip-prinsip etika

penelitian meliputi : (Hidayat, 2011)

Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan kepada

responden tentang penelitian yang akan dilakukan untuk mengetahui tujuan

penelitian secara jelas. Jika responden setuju maka diminta untuk mengisi

lembar persetujuan dan mentandatanganiya, dan sebaliknya jika responden

tidak bersedia, maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden.

Privacy

Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain dan mungkin

oleh peneliti sendiri sehingga responden dapat secara bebas untuk menentukan

pilihan jawaban dari kuesioner tanpa takut diintimidasi oleh pihak lain.

Confidentiality

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasianya

dijamin kerahasiannya oleh peneliti, responden diberikan jaminan bahwa data

yang diberikan tidak akan berdampak terhadap kondite dan pekerjaan. Data

yang sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan dipergunkan hanya untuk

pelaporan penelitian ini serta selanjutnya dimusnahkan.

Benefience dan maleficence


29

Responden harus dipelakukan secara adil. Peneliti harus bersikap

terbuka kepada semua responden penelitian. Semua responden harus mendapatkan

perlakuan yang sama.


DAFTAR PUSTAKA

Afzal, F., & Manzoor, S. (2017). Prolong Wearing of High Heeled Shoes Can
Cause Low Back Pain. Journal of Novel Physiotherapies.

Agencyjakarta. (2016, Agustus 4). SEPUTAR SPG INFORMASI SALES


PROMOTION GIRL (SPG) DAN USHER. Dipetik Mei 3, 2019, dari
Agency Jakarta: http://spg.agencyjakarta.co.id

Alhalabi, M. S., Alhaleeb, H., & Madani, S. (2015). Risk factors associated with
chronic low back pain in Syria. Avicenna Journal of Medicine.

Allegri, M., Montella, S., Salici, F., Valente, A., Marchesini, M., Compagnone,
C., . . . Fanelli, G. (2016). Mechanisms of Low Back Pain: A Guide for
Diagnosis and Therapy. F1000 Reserch.

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorist and Their Work 8th Edition. Elsevier.

ALSerhany, H., & ALAnazi, F. (2015). Effect of Prolonged Wearing High Heeled
Shoes on Occurrence of Low Back Pain (LBP) and Disability Among
Females in ALJouf City. International Journal of Advanced Research,
1715-1722.

Amalia, A. F., Runtunewe, T., & Kembuan, M. A. (2016). Profil Nyeri di


Poliklinik Syaraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari
2014 - 31 Desember 2014. Jurnal e-Clinic, 3.

Andini, F. (2015). Risk Factors of Low Back Pain in Workers. MEDICAL


JOURNAL OF LAMPUNG UNIVERSITY.

Andini, F. (2015). Risk Factors of Low Back Pain in Workers. MEDICAL


JOURNAL OF LAMPUNG UNIVERSITY, 12-19.

Aristianti, S. (2016, Oktober 10). Jenis-Jenis High Heels Dari Dulu Hingga
Sekarang. Dipetik Mei 3, 2019, dari Gadis: www.gadis.co.id

Asfihan, A. (2020, Januari 6). SPG Adalah. Diambil kembali dari Adalah.Co.Id:
https://adalah.co.id/spg/

Astuti, I., Septriana, D., Romadhona, N., Achmad, S., & Kusmiati, M. (2019).
Nyeri Punggung Bawah serta Kebiasaan Merokok, Indeks Massa Tubuh,
Masa Kerja, dan Beban Kerja pada Pengumpul Sampah . Jurnal Integrasi
Kesehatan & Sains , 74-78.

30
31

AZ, R., Dayani , H., & Maulani . (2019). Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Jenis
Kelamin Dengan Keluhan Nyeri Low Back Pain . REAL in Nursing
Journal , 66-71.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


(2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kamus Besar Bahasa


Indonesia Daring. Dipetik Mei 3, 2019, dari kbbi.kemdikbud.go.id:
kbbi.kemdikbud.go.id

Bahrizal, A. R., & Meiyanti. (2017). Association Between Heel-Height and Low
Back Pain in Sales Promotion. Indonesian Journal of Medicine and
Health, 198-204.

Barnish, M. S., & Barnish, J. (2016). High-heeled shoes and musculoskeletal


injuries: a narrative systematic review. BMJ Open.

Barnish, M., Morgan, H. M., & Barnish, J. (2018). The 2016 High Heels: Health
Effects and Psychosexual Benefits (HIGH HABITS) Study: Systematic
Review of Reviews and Additional Primary Studies. BMC Public Health.

Bestari, A. (2019, April 25). Jenis-Jenis Sepatu Hak Tinggi yang Harus Anda
Ketahui. Diambil kembali dari Bazaar:
https://www.harpersbazaar.co.id/articles/read/4/2019/6776/Jenis-Jenis-
Sepatu-Hak-Tinggi-yang-Harus-Anda-Ketahui

Betts, J. G., Desaix, P., Johnson, E., Johnson, J. E., Korol, O., Kruse, D., . . .
Young, K. A. (2017). Anatomy and Physiology by OpenStax. Texas:
Openstax.

Bilondatu, F. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Low Back Pain
pada Operator PT. Terminal Petikemas Makassar .

Bone and Joint Initiative USA. (2016). The Impact of Musculoskeletal Disorders
on Americans - Opportunities for Action. United States of America:
United States Bone and Joint Initiative.

Bonilla, C. (2019, Agustus 1). 8 Types of High Heels Everyone Should Know.
Diambil kembali dari Bazaar:
https://www.harpersbazaar.com/fashion/trends/g28557780/types-of-high-
heels/

Cambridge Academic Content Dictionary. (2020, February 12). Diambil kembali


dari Cambridge Dictionary Press: https://dictionary.cambridge.org
32

Cambridge Dictionary. (2020, 2 12). Meaning of platform shoes in English.


Diambil kembali dari Cambridge Dictionary:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/platform-shoes

Center for Disease Control and Prevention. (2012). National Health Interview
Survey - 2012 Data Release. Diambil kembali dari Center for Disease
Control and Prevention Saving Lives, Protecting People:
https://www.cdc.gov/nchs/nhis/nhis_2012_data_release.htm

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2019, Juli 8). Low Back Pain
among Workers: The Problem and What to Do About It. Diambil kembali
dari Centers for Disease Control and Prevention. CDC twenty four seven.
Saving Lives, Protecting People: https://blogs.cdc.gov/niosh-science-
blog/2019/07/08/lbp/

Charles & Keith. (2020). Block Heel Platform Shoes. Diambil kembali dari
Charles & Keith.

Charles & Keith. (2020). Classic Kitten Heel Pumps. Diambil kembali dari
Charles & Keith.

Chou, R. (2011, Agustus 15). Clinical Evidence Handbook Low Back Pain
(Chronic). Diambil kembali dari American Family Physician:
https://www.aafp.org/afp/2011/0815/p437.html

Collins English Dictionary. (2020). Collins Dictionary. Diambil kembali dari


Definition of 'kitten heel':
https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/kitten-heel

Cronin, N. J., Barrett, R. S., & Carty, C. P. (2020). Long-term Use of High-heeled
Shoes Alters the Neuromechanics of Human. American Physiological
Society, 1054-1058.

Delitto, A., George, S. Z., Dillen, L. V., Whitman, J. M., Sowa, G. A., Shekelle,
P., . . . Godges, J. J. (2012). Clinical Practice Guidelines Linked to the
International Classification of Functioning, Disability, and Health from the
Orthopaedic Section of the American Physical Therapy Association. US
National Library of Medicine National Institute of Health.

Dewi, N., & Duana, I. (2013). Keluhan Muskuloskeletal Pada Sales Promotion
Girl (SPG) Mall Pemakai Sepatu Tumit Tinggi di Kota Denpasar.
Community Health.

Deyo, R. A., & Mirza, S. K. (2016). Herniated Lumbar Intervertebral Disk. The
New England Journal of Medicine, 1763-1772.
33

Donsu, J. D. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:


PustakaBaruPress.

Duthey, B. (2013). Low back pain. Priority Medicines for Europe and the World
"A Public Health Approach to Innovation", 1-29.

Educalingo Dictionary. (2020, Februari). Meaning of "wedge heel" in the English


dictionary. Diambil kembali dari Educalingo:
https://educalingo.com/en/dic-en/wedge-heel

Fatoye, F., Gebrye, T., & Odeyemi, I. (2019). Real-World Incidence and
Prevalence of Low Back Pain Using Routinely. Rheumatology
International , 619–626.

Fauzan, M. T. (2014). Hubungan Antara Faktor Pekerjaan Dengan Kejadian


Lowback Pain Pada Pekerja Servis Industri Bengkel Mobil di Makassar.
Perpustakaan Pusat Unhas.

Green, B. N., Johnson, C. D., Snodgrass, J., Smith, M., & Dunn, A. S. (2016).
Association Between Smoking and Back Pain in a Cross-Section of Adult
Americans. Cureus.

Hapsari, V. D., Xiong, S., & Yang, S. (2014). High heels on human stability and
plantar pressure distribution: Effects of heel height and shoe wearing
experience. Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society.

Hawker, G. A., Mian, S., Kendzerska, T., & French, M. (2011). Measures of
Adult PainVisual Analog Scale for Pain (VAS Pain), Numeric Rating
Scale for Pain (NRS Pain),McGill Pain Questionnaire (MPQ), Short-Form
McGill Pain Questionnaire (SF-MPQ),Chronic Pain Grade Scale (CPGS),
Short Form-36 Bodily Pain Scale. Arthritis Care & Research, 240-252.

Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Healht Books


Publishing.

Hoy, D., March, L., Brooks, P., Blyth, F., Woolfs, A., Bain, C., . . . Buchbinder,
R. (2014). The Global Burden of Low Back Pain: Estimates from the
Global Burden of Disease 2010 Study. Annals of Rheumatic Diseases,
949-950.

Institute for Health Metrics and Evaluation. (2010). The Global Burden of
Disease: Generating Evidence, Guiding Policy. Seattle: IHME.

Institute for Health Metrics and Evaluation. (2017). Findings from the Global
Burden of Disease Study 2017. Seattle: IHME.
34

Jessica Buurman. (2019). Singh Basic Stiletto Heel Pumps. Diambil kembali dari
Shop Jessica Buurman.

Jo Mercer. (2020). Portia High Heel Mules Black Leather. Diambil kembali dari
Jo Mercer.

Jong , H. W., & Hyun , G. C. (2018). The Influence of High Heeled Shoes On
Balance Ability and Walking in Healthy Women. The Journal of Physical
Therapy Science.

Kantana, T. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain


pada Kegiatan Mengemudi TIM Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading
Jakarta Tahun 2010.

Karyati, S., Indanah, & Maryani, W. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan
Keluhan LBP pada Perawat di Ruang Rawat Dalam dan bedah Rumah
Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati. University Research Colloqiu,
869-877.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018, September 12). Low Back


Pain (LBP). Dipetik Mei 3, 2019, dari Yankes Kemkes:
http://www.yankes.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan. (2018,


September 5). RADIKULOPATI. Dipetik Februari 9, 2020, dari Yankes
Kemkes: http://yankes.kemkes.go.id/read-radikulopati-4946.html

Kumar, N. V., Prasanna, C., Sundar, V. S., & Venkatesan, A. (2015). High Heels
Footwear Causes Heel Pain and Back Pain: Myth or Reality? International
Journal of Scientific Study.

Kumparan Style. (2019, April 6). Mengenal 9 Jenis Heels yang Jadi Favorit
Perempuan. Diambil kembali dari Kumparan:
https://kumparan.com/kumparanstyle/mengenal-9-jenis-heels-yang-jadi-
favorit-perempuan-1qpiclYKUh1

Lestari, R. (2015, Oktober 5). Perbedaan High Heels, Stiletto, dan Pump Shoes.
Dipetik Mei 3, 2019, dari MedCom: www.medcom.id

Lestari, R. (2017, Oktober 5). Berikut Ini Perbedaan High Heels, Stiletto, dan
Pump Shoes. Diambil kembali dari Medcom.id:
https://www.medcom.id/rona/keluarga/Dkq3nPQN-berikut-ini-perbedaan-
high-heels-stiletto-dan-pump-shoes
35

Lewis, D. M., Russell, E. M., Al-Shawaf, L., Ta, V., Senveli, Z., Ickes, W., &
Buss, D. M. (2017). Why Women Wear High Heels: Evolution, Lumbar
Curvature, and Attractiveness. Frontiers in Psychology.

Livshits, G., Popham, M., Malkin, I., Sambrook, P. N., MacGregor, A. J., Spector,
T., & Williams, F. M. (2011). Lumbar disc degeneration and genetic
factors are the main risk factors for low back pain in women: the UK Twin
Spine Study. US National Library of Medicine National Institutes of
Health.

Manyozo, S. D., Nesto, T., Bonongwe, P., & Muula, A. S. (2019). Low back pain
during pregnancy: Prevalence, risk factors and association with daily
activities among pregnant women in urban Blantyre, Malawi. Malawi
Medical Journal, 71-76.

(2018). Matahari Annual Report. Tangerang: PT Matahari Department Store.

Merriam Webster Dictionary. (2020, Februari 3). Stiletto Heel. Diambil kembali
dari Merriam Webster Dictionary: https://www.merriam-
webster.com/dictionary/stiletto%20heel

Miniato, M. A., & Varacallo, M. (2019, Maret 9). Anatomy, Back, Lumbosacral
Trunk. Dipetik Februari 19, 2020, dari National Center for Biotechnology
Information: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539878/

Nadeem, I., Kashif, M., Mushtaq, S., Hussain, R., Naseem, N., Darain, H., &
Khan, D. (2018). High Heels and Low Back Pain in Young Female
Students. 87-91.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (2019, 8 13). Low Back
Pain Fact Sheet. Diambil kembali dari National Institute of Neurological
Disorders and Stroke: www.ninds.nih.gov

Ni Kadek Novita Dewi, & I Made Kerta Duana. (2012). Keluhan Muskuloskeletal
Pada Sales Promotion Girls (SPG) Mall Pemakai Sepatu Tumit Tinggi di
Denpasar. Community Health, 143-150.

Notoatmodjo. (2011). Perilaku Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Nur, F. H., Dewi, D. R., & A, S. N. (2015). HUBUNGAN LAMA DUDUK


SAAT JAM KERJA DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH. Jurnal Vokasi Kesehatan, 70-74.

Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta, Indonesia: Salemba Medika.
36

Pannel, S. (2012). The postural and biomechanical effects of high heel shoes: A
literature review. A senior Research Project Submitted in Partial
Requirement for the Degree of Doctor of Chiropractic.

Par, K., Kim, Y., Chung, Y., & Hwang, S. (2016). Effects of the height of shoe
heels on muscle activation of cervical and lumbar spine in healthy women.
The Journal of Physical Therapy Science.

Patrianingrum, M., Oktaliansyahh, E., & Surahman, E. (2015). Prevalensi dan


Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif,
47-56.

Pratiwi, M. H., Setyaningsih, Y., Kurniawan, B., & Martini. (2009). Beberapa
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.

Purnamasari, H., Gunarso, U., & Rujito, L. (2010). Overweight Sebagai Faktor
Resiko Low Back Pain padaPasien Poli Saraf RSUD Prof. DR. Margono
Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health.

Ramond, A., Bouton, C., Richard, I., Roquelaure, Y., Baufreton, C., Legrand, E.,
& Huez, J.-F. (2010). Psychosocial risk factors for chronic low back pain
in primary care—a systematic review. Oxford University Press, 2-20.

Risdianti, D. (2018). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Keluhan Low Back
Pain (LBP) pada Kuli Panggul Perempuan di Pasar Legi Surakarta.

Runtunewe, T., Kembuan, M. A., & Amalia, A. F. (2016). Profil nyeri di


poliklinik saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari
2014 – 31 Desember 2014. Jurnal e-Clinic.

Russell, B. S., Muhlenkamp, K. A., & Hoiriis, K. T. (2012). Measurement of


lumbar lordosis in static standing posture with and without high-heeled
shoes. Journal of Chiropractic Medicine, 145-153.

Sepriyanti, N. A., Muliarta, I. M., & Adiputra, L. H. (2019). HUBUNGAN


ANTARA BERAT TAS PUNGGUNG DENGAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PAKSEBALI
DI KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG. E-JURNAL
MEDIKA.

Simonsen, E., Stevendsen, M., Noreslet, A., Baldvinssen, H., Heilskov, H. T.,
Larsen, P. K., . . . Henriksen, M. (2012). Walking on high heels changes
muscle activity and the dynamics of human walking significantly. US
National Library of Medicine National Institute of Health, 8-20.
37

Sora. (2015, Maret 16). Populasi dan teknik sampling. Diambil kembali dari
Pengertianku: http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-populasi-
dan-sampel-serta-teknik-sampling.html

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif. Bandung, Indonesia:


AFABETA.

Titchenal, M. R., Asay, J. L., Favre, J., Andriacchi, T. P., & Chu, C. R. (2015).
Effects of High Heel Wear and Increased Weight on the Knee During
Walking. Journal of Orthopaedic Research, 405-411.

Umami, A. R., Hartanti, R. I., & Sujoso, A. D. (2014). Hubungan antara


Karakteristik Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri
Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis (The
Relationship Among Respondent Characteristic and Awkward Posture
with Low Back Pain in Batik Workers). e-Journal Pustaka Kesehatan.

Veaul. (2020). Womens Shoes. Diambil kembali dari Veaul.

Waugh, A., & Grant, A. (2014). Protection and Survival. Dalam R. &. Wilson,
Anatomy & physiology in Health and Illness 12th Edition (hal. 401).
Philadelpia: Elsevier.

Widjasena, B., Destianti, I., & Jayanti, S. (2015). Hubungan Antara Tinggi dan
Tipe Hak Sepatu dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
Pramuniaga di Department Store X di Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat e-Journal.

William, L., & Wilkins. (2010). Low Back Pain. Dalam W. Kluwer, Handbook
for Brunner & Suddarth's Text Book of Medical-Surgical Nursing (hal.
85). Ney York: Philadelphia.

Wulan, A. J., & Rahayu, A. (2016). Risiko Pemakaian Sepatu Hak Tinggi bagi
Kesehatan Tungkai Bawah. Majority, 22-27.

Yang, H., Haldeman , S., Lu, M.-L., & Baker, D. (2016). Low Back Pain
Prevalence and Related Workplace Psychosocial Risk Factors: A Study
Using Data From the 2010 National Health Interview Survey. J
Manipulative Physiol Ther, 459-472.

Yì , X. J., Wáng, Jùn, Q. W., & Káplár, Z. (2016). Increased Low Back Pain
Prevalence in Females than in Males After Menopause Age: Evidences
Based on Synthetic Literature Review. Quantitative Imaging in Medicine
and Surgery, 199-206.
38

Yohana, V. F., & Winata, H. (2016). Pengaruh Penggunaan Hak Tinggi Terhadap
Low Back Pain Pada Sales Promotion Girls di Pekanraya Jakarta. Artikel
Penelitian, 3-5.

Yusepi, T. T. (2016, Desember 19). Bahaya dan Efek Samping dari Penggunaan
Sepatu Hak Secara Rutin. Dipetik Mei 3, 2019, dari Liputan 6:
www.liputan6.com

Zaman, M. K. (2014). Hubungan Beberapa Faktor dengan Keluhan Nyeri


Punggung Bawah pada Karyawan Kantor. Jurnal Kesehatan Komunitas,
163-167.
39

BURAM
Teori lama penggunaan HH sehingga muncul keluhan LBP:

Mayoritas pramuniaga berusia antara 20-25 tahun dengan status gizi


normal dan menggunakan tinggi hak sepatu lima sampai tujuh sentimeter lebih
dari 1 tahun. Sebesar 68% mengeluhkan low back pain, dimana 11% subjek
didapatkan suspek disabilitas akibat keluhan low back pain. Tinggi hak sepatu
tidak berhubungan dengan keluhan LBP, akan tetapi masa kerja pramuniaga
berhubungan dengan adanya keluhan low back pain ( p=0,000). [ CITATION
Bah17 \l 1033 ]

Studi ini juga mengungkapkan bahwa siswa yang memakai sepatu hak
tinggi selama 2 tahun atau lebih menderita sedikit sakit punggung bagian bawah
dan bahwa tinggi tumit meningkatkan insiden dan intensitas nyeri juga meningkat
[ CITATION Nad18 \l 1033 ].

Potongan dari atas yang di cut :

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang didunia, sehingga

begitu banyak lapangan kerja terbuka dan tentu saja akan membutuhkan tenaga

kerja. Wanita pun turut berperan serta dalam hal ini. Salah satu pekerjaan yang

banyak diminati oleh wanita sekarang ini adalah sales promotion girl (SPG) yang

banyak dijupai di departemen store, salah satunya adalah Matahari Departemen

Store yang merupakan perusahaan ritel yang menyediakan pakaian, aksesoris,

perlengkapan kecantikan dan pelengkapan rumah untuk konsumen [CITATION

PTM18 \l 1033 ].

Kehadiran SPG yang berfungsi sebagai presenter dari sebuah produk

dituntut memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi mengenai produk yang

dipromosikan, memiliki keterampilan yang baik dan penampilan fisik yang


40

menarik. Untuk membuat penampilan mereka lebih menarik, salah satunya adalah

dengan penggunaan sepatu high heels. [ CITATION Dew13 \l 1033 ].

Sepatu hak tinggi didefinisikan sebagai sepatu yang memiliki tumit yang lebih

tinggi dari jari kaki. Sepatu high heels ini membuat penggunanya terlihat lebih

menarik karna menonjolkan betis dan merubah postur sehingga gaya berjalan

lebih feminine. Namun penggunaan yang berkepanjangan dari sepatu ini dapat

menyebabkan banyak sekali efek negatif bagi kesehatan seperti nyeri kaki sebagai

akibat dari kelebihan berat badan pada jari kaki, pergelangan kaki terkilir, tendon

Achilles memendek dan hiper pronasi sendi pergelangan kaki, perubahan lain

dalam pola gaya berjalan seperti perubahan kecepatan berjalan dan osteoarthritis.

Semua efek di atas dapat secara signifikan meningkatkan rasa sakit,

ketidaknyamanan, kelelahan dan tingkat kecacatan terutama di tempat kerja

sementara nyeri punggung bawah adalah keluhan yang paling umum. [ CITATION

Rus12 \l 1033 ].

Postur tubuh memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sehari-

hari. Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan postural yang ideal

dalam tubuh manusia adalah sangat penting untuk fungsi muskuloskeletal yang

sehat. [ CITATION Pan \l 1033 ] Apabila ketidakseimbangan postural terjadi, hal

tersebut akan menimbulkan gangguan muskuloskeletal yang dapat mempengaruhi

sistem neuromusculoskeletal.

Menurut (Erlich)nyeri punggung bawah bukanlah penyakit atau entitas

diagnostik dalam bentuk apa pun. Istilah ini mengacu pada rasa sakit dari durasi

variabel di area anatomi yang begitu sering diderita sehingga telah menjadi

paradigma respons terhadap rangsangan eksternal dan internal.


41

Radiculopathy = Tulang cervical memiliki tujuh ruas tulang. Akar saraf

ketujuh dan keenam adalah yang paling sering terpengaruh dan mengalami rasa

sakit

When a disk herniates, it might put pressure on the nerves around it. This can
cause a lot of pain when that happens to be the sciatic nerve.

The sciatic nerve is the longest nerve in your body. It starts in your lower
back and splits to run through your hips, buttocks, legs, and feet on both sides.

Heritabilitas atau daya waris adalah besaran bagi pengaruh

keragaman genetik terhadap keragaman fenotipik dalam suatu populasi biologis.

QUESTION THAT MAY APPEAR

1. Apakah ada tanda dan gejala yang spesifik yang menandakan ini benar

benar low back pain akibat penggunaan high heels, bukan karna ada

penyakit lain?

2. Untuk mengakuratkan hasil penelitian, agaimana cara membuktikan kalau

responden menderita low back pain memang dari penggunaan high heels

bukan karna diagnose medis?

Anda mungkin juga menyukai