Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

M DENGAN NKB SMK BBLR, SEPSIS

DIRUANG PERINATOLOGI ATAS RSU KABUPATEN TANGERANG

Untuk Memenuhi Tugas Case Conference Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Herra Octaviany Ranti Puspita Dewi

Desti Herawati Basma Bonita

Tamara Nur Putri Nurhasanah

Jumia Asamsa A Cynthia Alya Tantiani

Ani Selfi Yulianti Rachmawati Dewi

Novi Fitriani Qisthi Qonia

Faruq Ainul Yaqin

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status kesehatan bayi merupakan salah satu indicator yang sensitive untuk
menilai kesehatan masyarakat di suatu negara. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014
menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 adalah
32 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs)
2015 adalah menurunkan AKB menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Di kota
Tangerang, AKB pada tahun 2017 tercatat 285 dari ……….Masa yang paling rentan
dari sepanjang kehidupan bayi adalah periode neonatal, dalam laporan World Health
Organization (WHO) dikemukakan bahwa terdapat empat juta kematian neonatus setiap
tahunnya, sepertiga dari penyebab kematian tersebut disebabkan oleh infeksi berat dan
seperempatnya atau sekitar satu jutanya karena sepsis neonatorum.
Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan yang belum dapat
ditanggulangi dalam pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. Sampai saaat ini, sepsis
neonatorum merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir.
Pada bulan pertama kehidupan, infeksi yang terjadi berhubungan dengan angka
kematian yang tinggi, yaitu 13%-15% (Hartanto et al, 2016).
Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai bakterimia
yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan (Pudjiadi et al, 2011).
Angka kejadian sepsis neonatal dinegara berkembang meningkat yaitu 1,8-18 per 100
kelahiran hidup, sedangkan pada negara maju sebanyak 4-5 per 1000 kelahiran hidup
(Wilar et al, 2016).
Kejadian sepsis dipengaruhi oleh berbagai factor seperti factor ibu (kelahiran
kurang bulan, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu), factor lingkungan, serta
yang paling penting factor dari neonates sendiri, seperti jenis kelamin, status kembar,
prosedur invasive, bayi kurang bulan dan berat badan lahir (Aminullah, 2008). factor
resiko terjadinya sepsis adalah bayi dengan jenis kelamin laki-laki, karena aktivitas pada
bayi laki-laki lebih tinggi dibandingkan bayi perempuan sehingga bayi laki-laki
memerlukan oksigen yang lebih banyak, karena jika oksigen kurang didalam tubuh
maka bakteri anaerob akan mudah berkembang. Status kembar juga merupakan salah
satu factor risiko, karena bayi kembar kemungkinan besar akan lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) dan prematuritas, sehingga akan berisiko mengalami sepsis
karena organ tubuhnya belum sempurna dan sistem imunnya yang menyebabkan mudah
terkena infeksi (Simbolong, 2006).
Factor lain yang paling banyak adalah berat badab lahir bayi, bayi yang lahir
dengan BBLR atau BBLL memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami masalah.
pada bayu BBLR terutama dengan prematuritas pematangan organ tubuhnya (hati, paru,
enzim, pencernaan, otak, daya pertahanan tubuh terhadap infeksi) belum sempurna,
maka bayi BBLR sering mengalami komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bayi
yang lahir dengan berat badan normal akan mengalami penurunan berat badan bayi
dapat terjadi setiap saat, karena biasanya aka nada masalah pada pemberian ASI, kurang
gatau tidak mampunya bayi menghisap ASI juga menjadi risiko mudahnya terkena
infeksi, hal ini disebabkan kurangnya nutrisi dan immunoglobulin yang didapat bayi
dari ASI. Pada BBLR pusat pengaturan pernafasan belum sempurna, otot pernafasan
dan tulang iga masih lemah mengakibatkan oksigen yang masuk ke otak kurang, jika
oksigen kurang maka kuman anaerob mudah berkembang yang menyebabkan
mudahnya terjadi infeksi (Kligeman, 2000). Pada bayi berat lahir amat renadah
(<1000g) kejadian sepsis terjadi sekitar 26/1000 kelahiran dan berbeda dengan bayi
berat lahir 1000-2000g yang angka kejadiannya antara 8-9/1000 kelahiran (Damanik,
2008).
Di negara berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat
mempunyai masalah yang berkaitan dengan sepsis. hal yang sama juga ditemukan di
negara maju pada bayi yang dirawat di unit perawatan intensif bayi baru lahir.
Disamping morbiditas, mortalitas yang tinggi ditemukan pula pada bayi baru lahir yang
menderita sepsis (Effendi & Indrasanto, 2008).
Berdasarkan perkiraan World Health Organitation (WHO) terdapat 98% dari 5
juta kematian pada neonatal terjadi di negara bekembang. Sedangkan angka kematian
neonatal di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup bayi baru lahir. Lebih
dari dua per tiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian
neonatal disebabkan infeksi seperti : sepsis, tetanus neonatorum, meningitis,
pneumonia, dan diare (Putra, 2012).
Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di
Indonesia adalah gangguan pernafasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%,
hipotermi 6,8%, kelainan darah atau icterus 6.6% dan lain-lain. Penyebab kematian bayi
7-28 hari adalah sepsis 20,5%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%,
prematuritas dan bayi berbat lahir rendah (BBLR) 12,7%, dan Respiratory Distress
Syndrome (RDS) 12,8%. Disamping tetanus neonatorum, case fatality rate yang tinggi
ditemukan pada sepsis neonatorum, hal ini terjadi karena banyak factor infeksi pada
masa perinatal yang belum dapat dicegah dan ditanggulangi. Angka kematian sepsis
neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang
sering timbul sebgai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang,
hipotermi, hiperrbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum (Depkes, 2007).
Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB) sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2012. Ini berarti di Indonesia, ditemukan kurang lebih 440 bayi yang
meninggal setiap harinya dan penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh masalah
neonatal seperti BBLR, asfiksia, diare, pneumonia, serta penyakit infeksi lainnya
(Kemenkes, 2014). Sedangkan menurut Graber, Toth, and Herting (2006) septicemia
adalah invasi akut mikrooganisme pada aliran darah yang menyebabkan timbulnya
demam, menggigil, takikardia, takpnea dan perubahan keadaan mental.
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(BIARININ DULU KOSONG MASIH NYARI DATA DARI DAERAH


TANGERANG, NANTI DIRAPIHIN LAGI PAS NGERJAIN BAB 5 YO, SANTUY
OCE MANTAAP)

B. Rumusan Masalah
Bayi ny. M masuk ruang Perina Atas diantar oleh bidan dari ruangan bersalin
dengan menggunakan incubator transport dan terpasang oksigen 0,5 lpm, dengan
keadaan umum sakit lemah.
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang muncul adalah
“bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien bayi Ny. M dengan kesehatan
NKB, SMK BBLR dan sepsis di ruang Perina Atas RSU Kabupaten Tangerang”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
untuk menjelaskan gambaran proses asuhan keperawatan pada bayi Ny. M dengan
masalah kesehatan NKB, SMK BBLR dan sepsis di ruang Perinatologi Atas RSU
Kabupaten Tangerang.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menggambarkan hasil pengkajian meliputi analisa data, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan keperawatan yang
dilakukan serta catatan perkembangan pada bayi Ny. M.
b. dapat menjelaskan rencana tindakan keperawatan dan implementasi pada bayi
Ny. M dengan masalah kesehatan NKB, SMK BBLR dan sepsis.
c. dapat mengevaluasi perkembangan kesehatan bayi Ny. M dengan kesehatan
NKB, SMK BBLR dan sepsis dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
D. Ruang Lingkup
Makalah ini adalah hasil pengkajian dari bayi Ny. M dengan NKB, SMK BBLR
dan sepsis di ruang Perinatologi Atas RSU Kabupaten Tangerang. Makalah ini
menyajikan tentang data hasil pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana
tindakan keperawatan, tindakan keperawatan yang dilakukan serta catatan
perkembangan pada bayi Ny. M.
E. Proses Pembuatan Makalah
Proses pembuatan makalah ini terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya :
1. Studi Kasus
Anggota kelompok menganalisa masalah yang dianggap unik di ruangan untuk
dijadikan tema diskusi kasus. mengumpulkan beberapa daftar tema dan
mendiskusikannya dengan Clinical Instructure.
2. Studi Literature
Anggota kelompok melakukan kajian pada literature atau textbook terkait teori
NKB, SMK BBLR dan sepsis .
3. Pengkajian Komprehensif
Anggota kelompok melakukan pengkajian menyeluruh meliputi riwayat bayi,
riwayat ibu, pengkajian fisik neonates/bayi, riwayat social seta pemeriksaan
diagnostic. selanjutnya, anggota kelompok membuat analisa data dan prioritas
masalah keperawatan.
4. Proses Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Anggota kelompok melakukan rencana intervensi yang telah direncanakan pada
klien bayi Ny. M yang telah didiskusikan.
5. Analisa Kasus
Anggota kelompok mendiskusikan adanya keterkaitan atau kesenjangan antara teori
dan praktik di lapangan terkait proses keperawatan, meliputi: pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
6. Penyimpulan
Anggota kelompok menyimpulkan hasil pembahasan masalah yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai