Anda di halaman 1dari 20

Projek strategi pembelajaran bahasa dan sastra indonesia

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

HAKIKAT BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA

NAMA MAHASISWA : WINDA HUTAGALUNG

NIM : 2181111020

DOSEN PENGAMPU : DR.MUTSYUHITO SOLIN,M.Pd.

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DESEMBER 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya, sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia.

Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu Trisnawati Hutagalung, M.Pd., Sekretaris jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Ibu Fitriani Lubis, M.Pd., Ka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
4. Bapak Dr.Mutsyuhito solin,M.Pd. dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalamanserta masih banyak kekurangan


dalam hasil laporan makalah yang kami buat ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga laporan makalah “Hakikat Belajar Mengajar Bahasa Indonesia “yang telah
kami buat ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember2019

Winda Hutagalung
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
D. Manfaat................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3


A. Pengertian Belajar….............................................................................................3
B. Tujuan Belajar……………………………...........................................................6
C. Ciri ciri Belajar…..................................................................................................7
D. Pengertian Mengajar………………......................................................................8
E. Tujuan Mengajar…………………........................................................................9
F. Tujuan Mengajar……………………………………………………………...…10
G. Model Model Dalam Mengajar………………………………………………....11
H. Metode Metode Dalam Mengajar……………………………………………....14
I. Ragam Strategi Pembelajaran Dan pengajaran………………………………....16
J. Perbedaan Dan Persamaan Belajar Mengajar………………………………..…18

BAB III PENUTUP.......................................................................................................19

A. Simpulan.............................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masih lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi tanpa menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya seperti
yang dikemukakan Wina Sanjaya: “Ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, tetapi miskin aplikasi”.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan, di mana


terjadinya proses belajar tidak terlepas dari proses mengajar. Kegiatan belajar sering dikaitkan
dengan mengajar, bahkan antara belajar dan mengajar digabungkan menjadi pembelajaran dan
sering juga disebut dengan proses belajar mengajar. Belajar pada pihak siswa, merupakan
tuntutan dasar bahkan dapat dikatakan sebagai dasar psikologis yang memungkinkan kegiatan
pedagogis dan didaktis untuk berjalan sebagaimana diharapkan. Maka guru harus memahami apa
hakekat dari belajar itu, apa yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, dan bagaimana proses
belajar itu berlangsung. Sehingga guru mampu merencanakan dan menyelenggarakan proses
belajar dan mengajar di dalam kelas.Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi
yang dinamis antara pendidik yang melaksanakan tugas mengajar dengan anak didik yang
melaksanakan kegiatan belajar. Proses interaksi ini sangat penting dalam kelangsungan proses
belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar pendidik menyampaikan suatu pesan
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan etika kepada para peserta didik melalui proses
interaksi.

Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul“ Hakikat


Belajar Mengajar Bahasa Indonesia” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakikat
dari belajar dan pembelajaran itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa saja tujuan dalam belajar?
3. Apa saja ciri-ciri dalam belajar?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam belajar?
5. Apa yang dimaksud dengan mengajar?
6. Apa saja tujuan dalam mengajar?
7. Apa saja model-model dalam mengajar?
8. Apa saja metode-metode dalam mengajar?
9. Ragam strategi pengajaran dan pembelajaran?
10. Bagaimana Perbedaan dan Persamaan belajar, mengajar, dan pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dalam belajar.
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dalam belajar.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam belajar.
5. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan mengajar.
6. Agar mengetahui apa saja tujuan dalam mengajar.
7. Agar mengetahui apa saja model-model dalam mengajar.
8. Mengetahui ragam strategi pengajaran dan pembelajaran.
9. Mengetahui bagaimana perbedaan dan persamaan belajar, mengajar, dan pembelajaran.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah Hakikat Belajar dan Mengajar dalam Bahasa
Indonesia iniadalah:
1. Bagi Pemakalah
Makalah ini dapat bermanfaat sebagai wadah untuk ilmu dan teori yang diperoleh
kelompok peyaji dari bangku perkuliahan. Dapat memahami konsep Hakikat Belajar dan
Mengajar Bahasa Indonesia.
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat mendorong para mahasiswa agar lebih mengetahui dan mampu
melaksanakankonsep dari Hakikat Belajar dan Mengajar Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang “belajar”.
Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini kita akan
berkenalan dengan beberapa perumusan saja, guna melengkapi dan memperluas pandangan kita
tentang belajar.Belajar adalah suatu kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar
bagaimana seharusnya belajar.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah
tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman,
Defenisi lain menyebutkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu, (Abdillah,
2002).
Dapat dilihat dalam arti luas, belajar adalah sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam arti sempit, belajar ialah sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian yang seutuhnya.
Belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan
nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa
raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

B. Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu
setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi
perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain
itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.
Menurut Sardiman (2003: 26-28), Jika dirangkum dan ditinjau secara umum, tujuan
belajar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan. Tujuan ini mempunyai pengaruh yang lebih besar perkembangan di
dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Pemahaman konsep dan keterampilan
Pemahaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Jadi
soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah
keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada
keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurysan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih
abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, penghayatan dan keterampilan berpikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal
penanaman nilai-nilai. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, peserta didik akan tumbuh kesadaran dan
kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Pencapaian belajar berarti akan menghasilkan, hasil
dari tujuan belajar,
C. Ciri-Ciri Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga Djamarah (2002:15)
mengemukakan ciri-ciri dalam belajar sebagai berikut:
1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

7. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan

(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).


8. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

9. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi

akibat interaksi dengan lingkungan.


10. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak
karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
D. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Sardiman (2003: 24-25), beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara
lain:
1. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
2. Belajar memerlukan proses dan pentahapan serta kematangan diri para siswa.
3. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi dari dalam atau
dasar kebutuhan atau kesadaran (intrinsic motivation), lain halnya belajar dengan karena
rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
4. Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat
keliru) dan conditioning atau pembiasaan.
5. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi
pelajaran.
6. Belajar dapat melakukan tiga cara, yaitu:
1) Diajar secara langsung
2) Kontrol, kontak, pengahayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara,
sopan santun, dll)
3) Pengenalan atau peniruan.
7. Belajar melalui praktek mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina
sikap, keterampilan, cara berpikir kritis, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
8. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar
yang bersangkutan.
9. Bahan pelajaran atau bahan ajar yang bermakna, lebih mudah dan menarik untuk
dipelajari.
10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta kesalahan siswa, banyak
membantu kelancara dan gairah belajar.
11. Proses belajar diubah ke dalam bentuk aneka ragan tugas, sehingga anak-anak melakukan
dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
E. Pengertian Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha menyampaikan pengetahuan pada anak
didik dan menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar.

Jadi, mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan
pengetahuan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.

Pengertian mengajar menurut para ahli, antara lain:


1. Biggs (1991) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam
pengertian, yasebagai berikut:
a. Pengertian kuantitatif, dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge,
yaitu penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau
tidaknya siswa, bukan tanggung jawab pengajar.
b. Pengertian institusional, yaitu mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills,
yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk
siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai
macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
c. Pengertian kualitatif, dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu
upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya
sendiri.
2. Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi,
menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.
3. Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah
proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan
kegiatan.
4. Menurut Sardiman (2003:45), Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak,
sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan
kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
5. Menurut Raka Joni (dalam Sardiman, 2003:54), Mengajar adalah menyediakan kondisi
optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa
perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

Dari definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses
belajar dan tujuan pengajaran tercapai. Tujuan mengajar adalah pengetahuan yang disampaikan
pendidik dapat dipahami peserta didik, agar dijadikannya perubahan tingkah laku terhadap
dirinya.
F. Tujuan Mengajar

Secara sederhana, mengajar bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan


melatih pola piker anak-anak didik dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengajar untuk Menyampaikan Ilmu

Dalam konteks pendidikan, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu
eksak dan noneksak. Ilmu eksak adalah ilmu yang membutuhkan logika, perhitungan, dan daya
analisis yang kuat, misalnya matematika, fisika, dan kimia. Ilmu eksak ini cenderung
memaksimalkan kerja otak kiri. Sebaliknya, ilmu noneksak adalah ilmu yang membutuhkan
teori, pemahaman, dan daya ingat yang kuat, misalnya ekonomi, seni, bahasa, dan sebagainya.
Berbeda dengan ilmu eksak, kinerja otak kanan sangat dibutuhkan oleh ilmu noneksak ini.

b. Mengajar untuk Melatih Pola Pikir

Dalam bukunya yang berjudul “Taxonomy of Effective Teaching”, Benjamin Bloom


membagi pola pikir anak didik menjadi 5 tingkatan. Kelima tingkatan pola pikir tersebut adalah
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan kreatif.

1. Pengetahuan, Pada tingkatan ini, guru mengajar dengan cara menyampaikan suatu fakta
kepada anak-anak didiknya. Guru hanya sebatas menyampaikan informasi saja kepada
mereka. Hasil akhir yang diharapkan adalah pengetahuan anak-anak didik menjadi
bertambah. Mereka yang semula tidak tahu mengenai suatu fakta menjadi tahu.
2. Pemahaman, Pada tingkat ini, guru mulai mengembangkan teknik mengajar kepada anak-
anak didiknya. Guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi juga merangsang
pola pikir mereka terhadap apa-apa yang diketahuinya. Misalnya, setelah mereka
mengetahui pengertian sisi, titik sudut, dan rusuk suatu kubus. Guru mencoba
memberikan pertanyaan mengenai banyaknya sisi, titik sudut, dan rusuk sebuah balok,
prisma, limas, tabung, dan bangun ruang yang lain.
3. Penerapan, Pada Tingkatan pola pikir ini, guru memberikan bentuk kegiatan kepada
anak-anak didiknya dalam proses belajar. Mereka secara langsung menerapkan segala
sesuatu yang telah dipelajarinya berdasarkan pengetahuan maupun pemahaman yang
dimilikinya.
4. Analisis, Pada tingkatan yang lebih jauh lagi, guru dapat menjelaskan berbagai
kemungkinan dan hubungan dalam suatu materi pembelajaran. Dalam tahap ini, guru
membuat anak-anak didik berpikir sendiri mengenai suatu permasalahan dan mengajak
mereka untuk membuat kesimpulan dari pemikiran mereka.
5. Kreatif, Tingkatan yang terakhir adalah pola pikir kreatif. Pada tingkat ini, guru tidak
hanya membuat anak-anak didik berpikir sendiri terhadap suatu permasalahan, tetapi juga
membuat mereka dapat menciptakan sebuah ide, konsep, gagasan, atau karya yang baru.
G. Model-Model Dalam Mengajar
Model dalam mengajar terdiri dari lima model, sebagai berikut:
1. Model Information Processing (Tahapan Pengolahan Informasi)

Model mengajar jenis ini berorientasi pada kecakapan siswa dalam memproses informasi
dan cara-cara mereka dapat memperbaiki kecakapan untuk menguasi informasi. Model mengajar
jenis ini bertujuan agar ranah cipta siswa dapat berfungsi dan berkembang seoptimal mungkin

2. Model Personal (Pengembangan Pribadi)

Rumpun model personal pada umumnya berorientasi pada pengembangan pribadi siswa
dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya.
Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat menolong siswa dalam mengembangkan
sendiri hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Siswa sebagai peserta didik juga dapat
menyadari dirinya sebagai seorang pribadi yang berkecakapan (capable) cukup untuk
berinteraksi dengan pihak luar sehingga tercipta pola hubungan inter-personal yang kondusif.

3. Model Sosial (Hubungan Bermasyarakat)

Model sosial adalah rumpun model mengajar yang menitikberatkan pada proses interaksi
antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Rumpun model ini lazim juga
disebut sebagai interactife model (model yang bersifat hubungan antar individu). Aplikasi model
social diprioritaskan untik mengembangkan kecakapan individu siswa dalam berhubungan
dengan orang lain atau masyarakat.

4. Model Behaviorial (Pengembangan Perilaku)


Rumpun model mengajar pengembangan perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori
perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktifitas mengajar menurut teori
ini, harus ditujukan pada perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa kearah yang sejalan
dengan harapan. Rumpun model mengajar behaviorial banyak dilandasi oleh asumsi empiris
bahwa segenap perilaku siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan dijabarkan
dalam bentuk perilaku-perilaku khusus. Perilaku khusus inilah yang menjadi tujuan belajar
siswa.

H. Metode-Metode Dalam Mengajar


Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif,
1989).Terdapat empat macam metode mengajar yang banyak digunakan pada setiap jenjang
pendidikan formal, yaitu:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara
monolog dan hubungan satu arah.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi. Metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi
kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar
memecahkan masalah (problem solving). Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk
memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam
(reflektife thinking).
3. Metode Demonstarasi
Demonstrasi dalam penyajian informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau
pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan
metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep
dan memperlihatkan cara melakukan proses melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.
4. Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran, diantaranya:
 Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
 Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
 Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
I. Ragam Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa

Stern (1975) mengemukakan adanya 10 jenis strategi yang turut mempengaruhi


keberhasilan pengajaran dan pembelajaran bahasa. Kesepuluhan strategi itu adalah:

1. Strategi perencanaan. Strategi perencanaan adalah gaya pembelajaran pribadi atau


strategi pembelajaran yang positif.
2. Strategi empatik, Strategi empatik adalah pendekatan yang penuh toleransi dan ramah
tamah terhadap bahasa sasaran.
3. Strategi aktif, Strategi aktif adalah pendekatan aktif terhadap tugas-tugas pembelajaran.
4. Strategi eksperimental, Strategi eksperimental adalah pendekatan metodis dan fleksibel
mengembangkan bahasa baru itu dalam suatu system yang teratur dan secara konstan
memperbaikinya.
5. Strategi formal, Strategi formal adalah kecakapan atau keterampilan teknis untuk
menangani suatu bahasa.
6. Strategi semantik, Strategi semantik adalah mencari-cari makna suatu kata, frasa, dll.
7. Strategi praktis, Strategi praktis adalah keinginan besar untuk mempraktekkan bahasa
yang sedang dipelajari.
8. Strategi komunikasi, Strategi komunikasi adalah keinginan untuk memakai bahasa yang
sedang dipelajari dalam komunikasi nyata.
9. Strategi Internalisasi, Strategi Internalisasi adalah mengembangkan bahasa kedua terus-
menerus sebagai suatu system acuan tersendiri dan belajar berpikir di dalamnya.
J. Perbedaan dan Persamaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajan
a. Perbedaan Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

NO
Aspek Belajar Mengajar Pembelajaran
.
1. Pengertian Semua aktivitas Adanya komunikasi Proses interaksi
mental atau psikis dari pendidik ke antara peserta
yang dilakukan oleh peserta didik sebagai didik dengan
seseorang di usaha menanamkan pendidik yang
lingkungan sekitarnya dan memberikan saling
sehingga informasi baik berkesinambungan
menimbulkan berupa pengetahuan yang disertai
perubahan tingkah juga keterampilan dengan adanya
laku yang tentunya kepada peserta didik perubahan tingkah
bersifat positif yang mengenai hal yang laku sebagai hasil
berbeda antara sebelumnya tidak dari pembelajaran.
sesudah belajar dan diketahui.
sebelum belajar.
Siswa/pelajar/peserta Guru/pengajar/ Guru-siswa,
didik/penerima pendidik/pemberi pendidik-peserta
informasi. informasi. didik, ataupun
pelaku-pelaku
2. Pelaku
lainnya yang
mendukung
terjadinya proses
pembelajaran.
Menerima,dan Membimbing, Interaksi antara
mengolah informasi menyampaikan pendidik,peserta
yang didapat, informasi dan didik dan
3. Jenis Kegiatan mengalami perubahan pengetahuan, lingkungan belajar
tingkah laku ke arah mendidik, dan lain- selama proses
positif yang lain. berlangsung
cenderung tetap.
Sebagai penerima Sebagai penggerak/ Sebagai sarana
informasi/yang Pembimbing/ prasarana kegiatan
4. Peran Pelaku
dibimbing. fasilitator belajar-mengajar.
/motivator.
b. Persamaan Belajar, Mengajar, Pembelajaran

Menurut Rosinda Nainggolan dalam blog Rossi, sebenarnya belajar, mengajar, dan


pembelajaran adalah saling berkaitan yang memiliki satu makna serta tujuan yang sama.
Kegiatan belajar, mengajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
antara satu dengan yang lain.

Mengajar adalah sebuah kegiatan yang memancing siswa untuk belajar, maka tidak akan
ada yang namanya belajar jika tidak ada tindakan mengajar. Kedua kegiatan ini saling berkaitan
dan bagian dari pembelajaran. Ketiganya sama-sama saling mendukung untuk perubahan tingkah
laku siswa ke arah yang positif serta mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa dan
berlangsung dalam satu waktu dan satu lingkungan yang sama.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya
belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga
akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen,
hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu
motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai
peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil
belajar dan pengalaman hidup yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. .

Belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dan keduanya tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan. Balajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap
(attitudes). Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi dan
mendukung guna meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata lain,
kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada siswa dan belajar
merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tersebut. 

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada pembaca khususnya kepada
peserta didik  bahwa belajar sangatlah penting untuk diri kita. Belajar juga harus dipahami bukan
hanya sekedar dimengerti. Belajar bukan hanya tuntunan tapi tuntutan. Belajar juga bukan hanya
kebutuhan tapi kewajiban. Dimana dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang
lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat mengembangkan bergam kemampuan dan sikap.
Sedangkan untuk para peserta didik, khususnya penulis sendiri menyarankan bahwa seorang
pendidik, menjadi fasilisator bagi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada pada
diri peserta didik dan merubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sadirman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Choto, Aan. 2010. Model dan Metode Pokok Mengajar. (online:
http://aanchoto.com/2010/06/model-dan-metode-pokok-mengajar/). Diakses pada tanggal
17-10 -2012.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo


Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Malyno, Jufry. 2012. Pengertian Mengajar Menurut Para Ahli. (online:


http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/pengertian-mengajar-menurut-para-ahli.html) .
diakses pada tanggal 17-10-2012.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung :
Angkasa.

Pagehyasa. 2010. Strategi dan Metode Mengajar. (online: http://www.psb-


psma.org/content/blog/strategi-metode-mengajar). Diakses pada tanggal 18-10-2012.
FOTO KERJA KELOMPOK
KRITERIA PENILAIAN

Dari Kelompok .... Untuk Kelompok .... Dosen Pengampu :Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd

Judul Materi : Kelas :

Penguasaan Penampilan Kekompakan


Nama Nilai
materi 40% 30% 30%

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuis
    Kuis
    Dokumen2 halaman
    Kuis
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Bab 4 Verba
    Rangkuman Bab 4 Verba
    Dokumen3 halaman
    Rangkuman Bab 4 Verba
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kebahasaan
    Kasus Kebahasaan
    Dokumen51 halaman
    Kasus Kebahasaan
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • V Metode Mengembangkan Kecepatan Membaca
    V Metode Mengembangkan Kecepatan Membaca
    Dokumen6 halaman
    V Metode Mengembangkan Kecepatan Membaca
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen2 halaman
    Diskusi
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • 4 Teknik Peningkatan Menyimak
    4 Teknik Peningkatan Menyimak
    Dokumen8 halaman
    4 Teknik Peningkatan Menyimak
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • IX Membaca Wacana
    IX Membaca Wacana
    Dokumen6 halaman
    IX Membaca Wacana
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • KARO
    KARO
    Dokumen4 halaman
    KARO
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Kriteria Penilaian Bahan Ajar
    Kriteria Penilaian Bahan Ajar
    Dokumen10 halaman
    Kriteria Penilaian Bahan Ajar
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • II Membaca Nyaring
    II Membaca Nyaring
    Dokumen6 halaman
    II Membaca Nyaring
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • TR 3 Etnis
    TR 3 Etnis
    Dokumen3 halaman
    TR 3 Etnis
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • 3 Menyimak Komprehensif
    3 Menyimak Komprehensif
    Dokumen12 halaman
    3 Menyimak Komprehensif
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • CJR FP 3
    CJR FP 3
    Dokumen23 halaman
    CJR FP 3
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • PP Tugas Rutin 1
    PP Tugas Rutin 1
    Dokumen10 halaman
    PP Tugas Rutin 1
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • CBR Sintaksis
    CBR Sintaksis
    Dokumen9 halaman
    CBR Sintaksis
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • CJR Sosiolinguistik
    CJR Sosiolinguistik
    Dokumen17 halaman
    CJR Sosiolinguistik
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Winda
    Winda
    Dokumen4 halaman
    Winda
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Ri FP 6
    Ri FP 6
    Dokumen12 halaman
    Ri FP 6
    Rosdian Chrstn Nainggolan
    Belum ada peringkat